Share

Bab 461

Penulis: Celine
"Apa maksudmu? Raisa, apa kamu ingin mengingkari janjimu?" Ekspresi ibu mertuaku tiba-tiba berubah, sedikit amarah terpancar di matanya.

"Jangan khawatir, aku tidak akan batal bayar uang ini. Aku sudah berjanji akan mengembalikannya, jadi aku pasti akan melakukannya." Aku segera meyakinkannya, tetapi kemudian mengganti topik pembicaraan. "Tapi, uang ini ditransfer dari rekening Ardi ke rekeningku. Logikanya, aku seharusnya mengembalikannya ke rekeningnya, bukan ke rekeningmu, Nyonya Yuliana."

Satu triliun bukanlah jumlah yang kecil.

Bagaimana mungkin uang sebesar itu ditransfer ke orang lain dengan begitu mudahnya?

Lagipula, Ardi memberiku uang ini untuk membeli kebebasanku, menghalangiku menikah dan jatuh cinta sepanjang hidupku, selain itu dia juga memaksakan kehendaknya padaku. Kalau aku mentransfer uang itu ke rekening ibu mertuaku sekarang, bagaimana kalau Ardi nanti tidak mau mengakuinya?

Aku harus siap dengan segala konsekuensi yang bisa terjadi kelak.

Ibu mertuaku mengerutkan k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ira Zamzuri
raisa nya gak cerdas jaman teknologi maju masih oon kalau dia cerdas hrs nya hub ardi sebagai pemilik harta tsb yg sah jadi jln ceritanya masih berbelit belit raisa terjerumus di perasaan terus logikanya gak jln
goodnovel comment avatar
Bundanya Khaliza
ke 2 mertua terlalu ikut campur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 743

    "Tapi aku tidak mengambil kuncimu, Raisa. Kemarin pagi kamu mengantar Ardi ke rumah sakit, sementara polisi memeriksa situasi di TKP. Kemudian, aku pulang ke sini. Aku menyuruh mereka untuk tidak menutup pintunya. Aku tinggal di sini untuk membereskan rumahmu, juga memasakkan makanan untukmu. Aku menunggumu pulang untuk makan hari ini." Dalam senyuman Nyonya Lina, nada sanjungan itu makin terasa.Ini malah membuatku tidak nyaman.Orang yang selalu tampak kuat di depanku, tiba-tiba mulai menyanjungku. Perasaan ini benar-benar aneh.Terlebih lagi, Nyonya Lina ternyata memasak untukku, bahkan menungguku pulang untuk makan.Ini pertama kalinya sepanjang sejarah.Keantusiasan ini bukan saja tidak membuatku terharu, tetapi malah menimbulkan kegelisahan dan kejengkelan yang sulit dikatakan di hatiku.Sebelumnya dia selalu bersikap tidak baik padaku. Kenapa dia tiba-tiba mulai mencoba menyenangkanku?Apakah dia ingin memperbaiki hubungan denganku, atau ingin terus mendapatkan keuntungan melalu

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 742

    Aku segera mundur selangkah, sementara tanganku yang lain sudah mengambil semprotan merica untuk pertahanan diri dari dalam tas.Namun, tepat saat akan menyemprotkannya, aku mendengar suara yang tidak asing, "Raisa, kamu sudah pulang?"Ketika mengangkat kepala, wajah Nyonya Lina yang tersenyum antusias dan hangat tampak di bawah lampu yang terang.Aku tertegun. Di ujung lain telepon, Ardi jelas merasa lega, "Oh, ternyata Ibu.""Ya, tidak apa-apa. Aku tutup dulu teleponnya." Aku segera tersadar, langsung menutup telepon dengan cepat.Aku tidak boleh membiarkan Ardi dan Nyonya Lina berkomunikasi.Kedua orang ini, yang satu ingin menyenangkan ibu mertuanya, sementara yang satu ingin membujuk menantunya. Intinya mereka memiliki tujuan yang sama. Jika mereka berbicara, aku yang akan menjadi korban.Sudah sangat mengejutkan bahwa Nyonya Lina muncul di apartemenku. Yang lebih mengejutkan lagi, dia mengenakan celemekku, sementara tangannya masih memegang sendok sup.Dia jelas baru selesai meny

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 741

    "Aku peduli padamu, hanya mengkhawatirkan tubuhmu. Sebenarnya, kamu memiliki hak untuk memutuskan apakah kamu akan mempertahankannya atau ...."Suara Ardi terdengar rendah, lembut, serta hangat. Dari kata-katanya aku tidak mendengar sedikit pun nada menyalahkan atau memaksa. Yang aku dengar hanyalah penghormatan, pengertian, serta toleransi.Dia mencintai anak ini hanya karena dia adalah anak kami.Ardi mencintaiku, jadi dia memberiku penghormatan dan pengertian. Dia memberikan hak ini sepenuhnya padaku, membiarkanku memutuskan apakah aku menginginkan anak ini atau tidak. Ardi sama sekali tidak memaksaku.Bahkan pria itu tidak menggunakan anak ini untuk mengikatku.Ardi mendukungku memiliki pekerjaanku sendiri, mengejar impianku sendiri, serta memberikan toleransi yang begitu besar.Hanya saja, aku juga mendengar nada keraguan dan keengganan dalam suaranya.Sebenarnya dalam hatinya, Ardi berharap aku akan mempertahankan anak ini. Bagaimanapun juga, ini bukan hanya anakku, tetapi juga a

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 740

    Jantungku berdetak kencang, sementara aku menatap wajah tersenyum Ardi dengan tertegun. Jari-jariku mengendur, membuat sendok di tanganku terjatuh ke meja dengan bunyi dentingan.Kenapa tiba-tiba Ardi menyebutkan tentang ibu hamil?Apakah Ardi sudah mengetahui sesuatu?Namun, Ardi seperti memahami kepanikanku. Dia menggenggam erat tanganku, lalu berkata dengan suara rendah, "Maaf, Sayang, aku kelepasan bicara."Kelepasan bicara?Jadi, maksudnya dia sudah lama mengetahui kalau aku sedang hamil?Keterkejutan di hatiku menjadi makin berat, napasku menjadi makin cepat. Aku menelan makanan di mulut dengan susah payah, lalu akhirnya menanyakan pertanyaan itu dengan berat, "Kamu ... sudah mengetahuinya?""Ya, aku tahu." Ardi mengangguk.Kali ini, aku bahkan tidak perlu menanyakan bagaimana dia bisa mengetahuinya, atau kapan dia tahu.Ardi langsung memberiku jawaban, "Pagi hari saat mengambil laporan pemeriksaan untukmu, aku melihat angka tertentu di dalamnya. Saat itu aku sudah tahu kalau kam

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 739

    Saat melihat Ardi yang seperti ini, aku hanya tersenyum simpul, seolah tidak melihat tatapan khawatir dan gelisahnya tadi.Aku juga mengulurkan tangan, mengambil sendok lainnya, lalu memberikannya kepada Ardi. "Ayo kita makan bersama."Setelah seseorang mengalami bahaya, makan adalah cara penghiburan yang baik. Namun, aku tidak bisa makan sendiri, membiarkan Ardi hanya melihat saja.Lagi pula, aku juga sudah lama tidak makan bersama Ardi.Ardi terdiam sejenak, menerima sendok, lalu tersenyum dengan lebih bahagia. "Aku tahu kalau orang yang paling disayang istriku adalah aku. Kalau ada makanan enak, kamu akan selalu membaginya denganku.""Siapa yang menyayangimu? Jangan menyanjung diri sendiri." Aku masih tidak terbiasa dengan gaya Ardi yang menyombongkan diri sendiri ini. Aku tidak bisa menahan diri untuk memotongnya, "Makanan yang kamu bawa ini terlalu banyak, aku tidak bisa menghabiskannya.""Tidak peduli apa pun alasannya, setidaknya aku bisa makan bersama istriku." Ardi duduk di sa

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 738

    Di hatiku muncul perasaan hangat.Ketika melihat sepasang mata Ardi yang tersenyum, hawa dingin dan ketakutan yang tadinya memenuhi setiap sudut tubuhku seakan menghilang, diusir oleh senyuman dan kehangatan ini.Bagaimana ini? Sekarang aku malah ingin menciumnya.Ardi terkena tusukan pisau, hingga terbaring di tempat tidur tanpa mampu mengurus dirinya sendiri. Namun, pria ini ternyata masih ingat bahwa aku belum makan, berlarian ke sini di tengah malam untuk mengantarkan makanan."Kamu sama sekali tidak mendengarkan. Aku sudah dewasa, bukan anak kecil. Kalau lapar aku bisa mencari makanan sendiri." Namun, aku menahan doronganku, mengerutkan kening sambil melanjutkan memarahi Ardi, "Lagi pula, kalau kamu khawatir aku kelaparan, kamu cukup memesankan makanan untukku saja. Kenapa kamu repot-repot datang sendiri?"Kenapa repot-repot datang sendiri? Kondisi tubuh Ardi sekarang masih membutuhkannya untuk lebih banyak beristirahat.Ardi sama sekali tidak marah karena aku menegurnya. Sebalikn

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status