Sentuhan Panas Adik Iparku

Sentuhan Panas Adik Iparku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-11-08
Oleh:  SelindinaOngoing
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
6Bab
9Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sejak menikah, Nessa hidup dalam kesepian. Statusnya sebagai istri, tapi tubuhnya tak pernah benar-benar dimiliki. Ia masih perawan belum pernah tersentuh oleh suaminya sendiri. Hingga kehadiran Bima, adik sang suami, mengguncang dinding kesetiaannya. Sentuhan pertama itu menjadi awal dari hubungan terlarang yang mengubah segalanya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1.Malam pertama Tanpa Sentuhan

"Mas, mau kemana? Kenapa pakai setelan kantor?"

Nessa menatap suaminya dengan begitu heran, padahal ia sudah melepas gaun pengantinnya dan menggantinya dengan lingerie putih berbahan satin yang menonjolkan lekuk tubuhnya.

"Ah… iya, malam ini Mas ada meeting penting,” jawab Reino, nadanya tergesa, kemejanya belum sempat ia rapikan sambil melirik jam di pergelangan tangan.

“Tapi… ini kan malam pertama kita.”

Suara Nessa merendah, matanya bergetar menahan kecewa. “Apa Mas nggak bisa minta izin, walau sebentar?”

Reino terhenti sejenak. Helaan napasnya terdengar pelan, tapi langkahnya tetap seakan ingin pergi. Sementara Nessa berdiri mematung, merasakan dada yang perlahan menghangat oleh rasa tidak diprioritaskan.

Reino menatap wajah Nessa, lalu mengusap pucuk rambut Nessa dengan lembut. Nessa menyandarkan kepalanya pada lengan Reino, sesekali mengusap dada bidang milik Reino berharap bisa sedikit membangkitkan gairah Reino, namun Reino malah menyingkirkan tangan Nessa.

''Maaf sayang, tapi metting ini nggak bisa aku lewatkan karena ini proyek yang sangat besar, lusa aku janji akan bawa kamu honeymoon ke Itali,'' sanggah Reino yang langsung meraih tas kantornya.

Nessa hanya terdiam, raut wajahnya tidak bisa disembunyikan kalau ia teramat kecewa. Malam pertama yang seharusnya hangat dan membahagiakan justru berubah menjadi malam yang sunyi untuk sebuah awal pernikahan.

Setelah Reino pergi, Nessa berjalan mengelilingi kamar Reino. Foto-foto yang terpajang didinding tak lepas dari pandangannya, namun tiba-tiba tatapannya berubah menjadi penuh tanya saat ia menemukan sebuah benda yang berhasil membuatnya terheran-heran.

''Ini kan rattel toy, mainan yang biasa buat bayi? Buat apa Mas Reino beli mainan ini?'' gumam Nessa yang tampak memperhatikan mainan tersebut.

Nessa mempotret mainan bayi itu lalu mengirimkannya pada Reino melalui pesan singkat. Ia duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong, hatinya terasa hampa dan sunyi,  ditambah rasa penasaran mengenai mainan bayi yang tergeletak di meja rias.

Wajahanya tampak kesal, terlihat ingin marah namun ia hanya seorang diri di rumah, tak ada yang bisa dijadikan pelampiasan amarahnya.

Dengan langkah kesal, Nessa meninggalkan kamar. Ia menuruni lorong menuju dapur, berharap menemukan sesuatu yang bisa sedikit meredakan pikirannya, sekadar mencari makanan untuk mengganjal perut.

''Sepertinya semangkuk ramen, bisa membuat moodku jadi lebih membaik,'' gumam Nessa yang kini sudah berada di dapur.

Nessa menyalakan kompor, merebus air ke dalam panci kecil. Aroma bumbu ramen menguar menusuk rongga hidung, hingga membuatnya tak bisa menahan rasa ingin bersin.

Nessa membuka laci lemari yang ada di dapur, untuk mencari sendok juga  garpu. Namun, sekali lagi ia dibuat tercengang ketika ia menemukan sendok kecil berbahan silikon yang biasa dipakai untuk bayi.

''Tadi rattel toy, sekarang sendok bayi sebenarnya punya siapa sih?'' gumam Nessa, wajahnya tampak kesal lantaran terlalu banyak teka-teka di dalam rumah Reino.

Ia teringat saat pertama kali bertemu Reino, di perusahaan milik ayahnya. Nessa jatuh cinta pada pandangan pertama, ia juga merasa semua kriteria pria idamannya ada pada Reino.

Tujuh bulan Nessa menjalin hubungan dengan Reino, ia ingat betul berapa kali ia dan Reino menghabiskan waktu bersama, semua bisa terhitung dengan jari. Reino selalu sibuk dengan pekerjannya bahkan hingga kini saat malam pertama, Reino lebih mengutamakan pekerjaan.

Lantas temuan benda-benda itu menimbulkan pikiran negatif. Nessa mulai berprasangka buruk, menerka-nerka dengan segala tuduhan yang terbesit dihatinya.

''Pesanku ternyata belum di balas juga, aku kira setelah menikah akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan Mas Reino. Ternyata sama saja,'' gumam Nessa, meletakan semangkuk ramen yang baru saja selesai dimasak.

Malam pertamanya hanya ditemani semangkuk ramen, tangannya aktif memainkan ponsel melihat-lihat foto pernikahnnya dengan Reino. ia juga melihat foto kedua orang tuanya, dimana rasa rindu itu hadir saat melihat dua wajah kedua orang tua yang selama ini selalu bersamanya.

Tapi malam ini ia berada jauh, tak lagi tinggal dengan kedua orang tuanya dan memutuskan untuk tinggal  berdua di rumah peninggalan orang tua Reino.

''Ayah, mamah... kangen banget rasanya jauh dari kalian, rumah ini sepi aku sendiri di rumah ini, Mah,'' gumam Nessa, dengan mata yang tampak berkaca-kaca.

Nessa lantas mencari kontak mamahnya dan berniat akan menelponnya, ''Jangan-jangan.... aduh Nessa kamu bodoh! Nanti yang ada mereka khawatir.''

Berkali-kali Nessa memukul keningnya, merutuki kebodohannya. Ia pun mengurungkan niatnya dan meletakan kembali ponselnya.

Ceklek....

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka,Nessa spontan bangkit dari kursinya dan bergegas hendak melihat siapa yang baru saja membuka pintu. Ia juga mengambil gagang sapu untuk bekal senjata darurat, takut jika ternyata orang jahat yang datang masuk.

Perlahan ia melangkah ke arah ruang tamu yang begitu gelap, langkah kakinya semakin pelan ketika melihat seorang pria memakai jaket jeans, tengah berdiri hendak menutup pintu.

Tanpa aba-aba, Nessa langsung menghujani pria misterius itu dengan gagang sapu yang kebetulan berada di dekatnya.

Bugh! Bugh!

“Rasakan ini! Berani-beraninya kamu asal masuk rumah orang, siapa kamu?!” bentaknya, napas tersengal penuh emosi.

Ia memukuli punggung pria itu berkali-kali, memanfaatkan seluruh tenaga yang masih tersisa. Pria itu sempat terhuyung, namun bukannya kabur, ia justru menoleh cepat.

Dalam satu gerakan, tangannya menangkap gagang sapu itu dan menepisnya hingga terlepas dari genggaman Nessa. Sapu itu terpelanting ke lantai, berputar beberapa kali sebelum berhenti.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Selindina
ayo ramaikan
2025-11-20 12:00:58
0
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status