Share

Bab 489

Author: Celine
"Ya, Zelda, jangan meragukan Dokter Ardi. Dia selalu mencintaimu. Dia mungkin sedang merasa sedih akhir-akhir ini dan butuh waktu untuk menenangkan diri. Dia tidak sedang menghindarimu seperti yang kamu kira. Coba pikirkan, selain dirimu, siapa lagi yang begitu dipedulikan oleh Dokter Ardi? Kalau kamu terus meragukan Dokter Ardi seperti ini, itu sama saja kamu menyia-nyiakan rasa sayangnya padamu." Jessy merangkul bahu Zelda, lalu menghiburnya sambil mengajaknya pergi.

Namun, aku bisa melihat dengan jelas. Meskipun Jessy berusaha menghibur Zelda, kesedihan di mata gadis kecil itu tetap ada. Saat Zelda berbalik dan hendak pergi, dia melirikku. Air mata seakan mau menetes di wajahnya.

Ada apa?

Reaksi gadis itu hari ini sungguh tidak biasa. Mungkinkah perilaku Ardi tadi malam bukan hanya sekedar akting? Apakah Ardi benar-benar patah hati dan bertengkar dengan Zelda?

Sepertinya pertengkaran mereka kali ini cukup serius, gadis itu tampak benar-benar terluka.

Namun, semua itu bukan urusanku.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 765

    Ardi menatap ponselnya dengan ekspresi bingung, lalu membelalakkan matanya.Karena ini adalah pemberitahuan transfer uang.Aku mentransfer uang 20 juta untuknya."Sudah, sekarang kamu bisa pergi!" Aku menatapnya dengan tatapan tajam, lalu memerintahkan dengan nada tegas, "Kembali ke ruang perawatanmu, ganti perbanmu!"Ardi perlahan tersenyum. Dia menatapku dengan mata berbinar. "Sayang, ternyata kamu menilaiku setinggi ini. Kamu sampai mentransfer uang 20 juta untukku."Menilai tinggi apanya!Dia sendiri yang bersikeras menganggap dirinya sebagai penyedia layanan khusus. Jika begitu, aku akan menganggap dia sebagai penyedia layanan khusus, lalu mentransferkan sejumlah uang sebagai bayarannya.Aku menggertakkan gigi, sekali lagi memerintahkan, "Segera kembali ke ruang perawatanmu, ganti perbanmu!"Jika Ardi masih tidak pergi juga, aku sendiri yang akan bertindak. Aku akan mengusirnya keluar.Ardi saat ini merasa sangat senang, langsung mengambil ponselnya. Saat akan pergi, dia tiba-tiba

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 764

    Aku sedikit menoleh untuk melihat wajah Ardi.Wajah pria itu ada di sampingku. Bulu mata yang lebat terbentang di wajahnya dengan tenang, batang hidungnya lurus, sementara sudut bibir tipisnya sedikit terangkat, seolah sedang tersenyum.Begitu aku melihat bibirnya, aku langsung teringat kejadian tadi malam. Seketika, hatiku bergetar, sementara daun telingaku terasa panas.Rasa malu membuatku menoleh tanpa sadar. Seolah dengan tidak menatap wajahnya, aku tidak perlu mengingat kembali kejadian tadi malam.Namun, baru saja kepalaku berpaling, sebuah tangan sudah mendorongnya ke belakang dengan lembut.Aku tertegun sejenak, lalu baru menyadari bahwa Ardi sudah membuka matanya. "Selamat pagi, Sayang.""Selamat pagi." Aku agak panik, tetapi tetap menenangkan diri, lalu menjawab dengan kaku.Aku berpikir kalau aku bersikap lebih alami sedikit, aku bisa melupakan kejadian tadi malam.Mata Ardi sedikit menyipit. Dia tersenyum dengan malas dan menggoda. Mungkin karena baru bangun tidur, suaranya

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 763

    Otakku tidak bisa langsung mencerna. Aku hanya menatap wajah pria itu dengan bingung."Jangan lupa kalau suamimu ini juga seorang dokter. Tenang saja, aku tahu batasannya." Ardi jelas melihat kebingunganku, tetapi dia tidak menjelaskan.Namun, aku juga dengan cepat memahami apa maksudnya dengan mengatakan hanya membuatku rileks.Gelombang demi gelombang menghantam di tubuhku. Sentuhan lembut di bagian tubuh tertentu membuatku tanpa sadar menutup mata. Namun, gelombang sensasi terus bergejolak, hingga aku mengeluarkan suara bergetar rendah, "Hmm ...."Tubuhku akhirnya tak lagi terombang-ambing di lautan. Ombak perlahan membawaku kembali ke pantai. Aku terbaring diam di sana, merasakan getaran yang masih belum sepenuhnya reda dari tubuhku.Selimut tersibak sedikit, sementara Ardi muncul dari bawah selimut dengan sudut bibir yang masih sedikit berkilauan karena basahPria itu tersenyum dengan mata melengkung, lalu bertanya dengan nada lembut, "Sayang, bagaimana rasanya?"Seketika, rasa ma

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 762

    Aku tidak tahu harus bagaimana menanggapi Ardi.Sebenarnya, saat ini aku tenggelam dalam rasa bersalah yang dalam, tidak bisa menjawabnya.Ketika Ardi meneleponku waktu itu, dia sudah bertanya dua kali apakah aku akan pergi berkencan, tetapi aku membohonginya.Alasan aku membohonginya adalah karena aku tidak ingin Ardi salah paham tentang hubunganku dengan Steven. Aku tidak ingin dia berpikir macam-macam, lebih tidak ingin dia secara impulsif keluar dari rumah sakit untuk mencariku karena terlalu banyak berpikir.Namun, hasil akhirnya tetap sama, aku tetap membuatnya khawatir. Ardi meninggalkan rumah sakit dengan tubuhnya yang masih terluka, mengikutiku sepanjang jalan, lalu menyelamatkanku di saat kritis.Jika bukan karena Ardi, aku sekarang mungkin sudah tidak bernyawa."Hmm? Kenapa mulut kecilmu ini tidak berbicara?" Mungkin karena tidak mendengar tanggapanku, Ardi menunduk untuk menatapku.Mata hitamnya yang menunduk tampak penuh kelembutan, serta mengandung harapan.Aku tetap tida

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 761

    Permintaan ini terlalu mendadak sampai aku tidak bisa langsung bereaksi. Aku hanya merasa pipiku makin panas, tetapi aku tidak sanggup mengatakannya.Suaraku seperti nyamuk ketika berkata, "Kita sebentar lagi akan bercerai ....""Apa kamu masih ingin bercerai?" Gejolak emosi bergemuruh di mata Ardi. Lengannya menjepitku dengan erat seperti penjepit besi, membuat tekanan yang kuat menerpaku tanpa ampun.Dia mencium bibirku sekali lagi.Bibirku sudah mulai terasa sakit. Aku yang panik segera mengulurkan tangan untuk menghalangi bibirnya. Nada suaraku terdengar gugup dan malu, "Kita tidak akan bercerai, oke?""Panggil aku Sayang." Ardi tetap bersikeras dengan permintaan itu.Ada juga tambahan sedikit nada dominan dan otoriter dalam suaranya.Pipiku terasa panas. Aku menundukkan kepala, lalu memanggil dengan lirih dalam pelukannya, "Sayang."Ciuman Ardi kembali menghantamku. Dari sikap mendominasi dan ganas, menjadi lembut dan panjang. Pria itu mencium dengan penuh perhatian, sesekali mema

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 760

    Nyonya Lina akhirnya meninggalkan ruang perawatanku.Dia sepertinya tidak mendengar ketidakpuasan dan ketidaksabaran dalam nada suaraku. Nyonya Lina membereskan lauk dan bubur polos yang sama sekali tidak aku sentuh dalam diam, mengemasnya lagi, lalu berkata padaku sambil tersenyum, "Baiklah, kalau begitu Ibu pergi dulu. Aku tidak akan mengganggu istirahatmu."Kemudian, Nyonya Lina berpesan Ardi, "Ardi, terima kasih karena sudah menemani Raisa, tapi kamu sendiri juga harus memperhatikan lukamu. Kalau ada apa-apa, telepon Ibu saja. Ponsel Ibu selalu menyala setiap saat."Aku bahkan tidak ingin melirik Nyonya Lina sekali pun.Sebaliknya, Ardi yang mengantarnya pergi dengan ramah. "Ibu, akhir-akhir ini keadaannya sedang tidak aman, kamu juga harus berhati-hati."Ibu ….Ardi memang pandai menyanjung orang lain.Aku mengomentari dalam hati, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Ardi sepertinya menyadari bahwa aku tidak ingin membahas tentang Nyonya Lina. Setelah mengantarkan Nyonya Lina pergi, d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status