Tuan CEO, Pernikahan Kita Hanya Sandiwara!

Tuan CEO, Pernikahan Kita Hanya Sandiwara!

last updateLast Updated : 2025-09-30
By:  AininOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
4views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Salah mencintai gadis dan menikahi yang lain membuat mereka akhirnya bersandiwara, itu adalah pernikahan yang terjadi antara Devano Herdian dan Aluna Varetta. Bahkan mereka terus bersandiwara, sampai suatu hari Aluna hamil karena Devano sempat hampir depresi karena merasa dikhianati oleh Amanda, pulang mabuk dan dengan sengaja memaksa Aluna hingga mereka akhirnya bercinta. *** "Putra kita sudah hampir bersekolah, Aluna, kamu tidak pernah hamil lagi, ya?" Aluna menatap suaminya yang baru bertanya lalu tersenyum pelan. "Aku rutin minum obat kontrasepsi selama ini karena bagiku cukup hanya satu, kasihan dia nanti kalau misalnya hubungan sandiwara ini ketahuan. Dia akan sedih kalau tahu cinta orang tuanya selama ini ternyata palsu." Devano terkejut mendengar ucapan istrinya. Pernikahan Sandiwara, dia baru ingat dengan hal itu. Dia pikir hubungan mereka sudah berjalan dengan lebih baik, tanpa sandiwara. Namun nyatanya, sandiwara ini tetap terjadi. Pantas saja, Aluna sama sekali tak pernah mau merepotkan dan menuntut banyak padanya.

View More

Chapter 1

Pernikahan Sandiwara

"Kita menjadi suami istri karena perjodohan masa lalu sialan ini! Lalu ayahmu memaksa kita menikah, begitupun kedua orang tuaku. Aku tidak sepenuhnya menerima pernikahan ini tapi kalau mau menjalaninya dengan baik juga tidak masalah. Dengan satu cara," ucap seorang pria di malam pertama pernikahan mereka.

Gadis yang sudah menjadi istrinya itu mengangkat pandangan, menatapnya dengan wajah lelah setelah seharian melakukan pesta.

"Apa caranya, Devan?"

"Kita bisa melakukan pernikahan Sandiwara, aku tidak mau nama baikku rusak, nanti orang tuaku malu dan merasa bersalah. Kita bisa menjalani pernikahan sandiwara, selamanya, karena aku tidak mencintaimu sama sekali."

Aluna menarik napasnya pelan lalu bangkit. Dia menatap wajah suaminya, seorang CEO ternama di kota mereka dan tempatnya bekerja dan kini harus terjebak pernikahan dengannya. Devano Herdian, nama asli pria ini.

"Tidak ada tenggat waktu?"

Devano menatapnya. "Tidak, Amanda sudah memutuskan untuk menikah dengan pria lain dan meninggalkanku karena aku harus terjebak pernikahan denganmu. Dia adalah cinta pertamaku, dia tidak akan bahagia dengan orang lain yang menjadi suaminya saat ini begitu juga denganku dan kamu. Jadi, nikmati saja menjadi istriku, hanya saja jangan pernah menganggap kamu istriku sepenuhnya."

Aluna hanya bisa diam mendengar ucapan pria yang sudah menjadi suaminya itu. Meskipun termasuk hal yang mengagetkan, tapi Aluna memang tak bisa berharap banyak pada pernikahan mereka ini. Mereka dinikahkan karena permintaan orang tua, dia bahkan tak memiliki perasaan sama sekali pada pria ini tapi dia harus tetap melakukannya karena mereka dijodohkan.

Devano terlihat mengambil selimut dari dalam lemari lalu berjalan ke arah ranjang dan duduk di sana. Aluna hanya bisa menarik napasnya, tak tahu harus melakukan apa karena kamar ini adalah kamar milik Devano. Andaikan saja dia di rumahnya pasti akan lebih mudah, tapi dia juga baru lulus satu Minggu lalu tapi Ibunya sudah menikahkannya dengan Devano yang selama ini adalah gurunya di pesantren.

"Kamu bebas mau tidur di mana saja, di ranjang atau di mana pun terserah. Yang penting kamu nyaman tapi aku berharap di hadapan orang tua kita, jangan pernah tunjukkan kalau aku tidak menerimamu. Paham?"

Aluna mengangguk saja lalu berjalan ke arah ranjang itu karena merasa lelah.

"Pakai selimut yang ini, kita tidak usah satu selimut."

Setelah mengatakan itu, Devano berbaring memunggunginya dan tidur begitu saja. Aluna hanya bisa duduk di sana, menarik selimut dan berbaring terlentang memandang langit-langit ruangan. Semua ini terlalu cepat tapi dia sudah mengenal Devano selama bertahun-tahun. Dia juga sudah pernah mengetahui kalau mereka akan dijodohkan tapi menganggap kalau itu mungkin hanya sebuah gurauan.

Siapa yang menduga semuanya malah menjadi kenyataan saat ini? Aluna tak di terima oleh suaminya karena Devano mengira kalau bukan Aluna gadis yang akan dijodohkan dengannya, ada seorang gadis lagi yang lebih dekat dengan keluarganya dulu tapi ternyata hanya dia saja yang mengira kalau gadis itu akan menjadi istrinya.

Amanda Veretta, cinta pertama Devano, dia salah mencintai orang karena tak mengetahui selama ini gadis yang dijodohkan dengannya siapa, dia juga tidak begitu peduli karena lebih memikirkan perasaannya. Makanya saat mengetahui kalau Aluna yang menjadi istrinya, kekecewaan begitu besar terasa di hatinya, sehingga membuat Devano harus merasakan sakit hati seperti ini.

"Sandiwara, sampai kapan? Aku tidak tahu bagaimana cara bersandiwara. Ya Tuhan, jika memang ada jalan lain segera pisahkan kami."

Aluna menatap punggung suaminya, CEO yang dia kenal baik di perusahaan selama ini sudah jadi suaminya dan sikapnya berubah begitu besar. Mereka tak diberikan pilihan, dinikahkan begitu saja karena perjanjian bertahun-tahun lalu. Aluna harusnya bukan di sini, dia juga sudah sempat menolak tapi perjodohan itu sudah tak bisa diubah, makanya sekarang dia hanya bisa menerima kenyataan menjadi istri yang tak diinginkan.

***

Aluna membukakan pintu rumah, menyambut kedatangan Devano yang baru pulang dari jogging. Mereka ada di mansion besar milik Devano yang selama ini tinggal sendiri di sini, setelah tadi pagi bangun mereka sudah pindah ke sini setelah dari rumah orang tua Devano . Sekarang barang-barang mereka juga masih sedikit berantakan, Aluna sedang mengemasnya dengan baik supaya merasa nyaman.

"Tadi aku sudah memasak," ucap Aluna saat melihat pria itu hanya diam saja dan membuka jam tangan untuk diletakkan di meja. "Kau mau makan di rumah atau di mana juga terserah, kita hanya berdua jadi mau sandiwara atau tidak juga bebas."

Aluna masih kesulitan dalam urusan bersandiwara ini, tapi sebagai seorang istri sandiwara dan orang yang peka dia sudah pernah melihat kemarahan besar yang dilakukan Devano. Dia tak mau menimbulkan masalah dan menciptakan kemarahan itu, makanya hanya bisa menuruti apa saja yang Devano inginkan.

"Masak apa?"

Aluna berjalan ke belakang mengikuti pria yang menjadi suaminya itu. "Tadi pagi Mommy memberikan bahan-bahan untuk sarapan pagi ini. Habis pernikahan semalam juga membuat Mommy dan Daddy makan dari masakan luar, jadi aku diberikan bahan makanan yang bisa dimasak saja. Aku buat olahan udang dan spaghetti, karena Mommy bilang kalau kau suka sekali makan makanan seperti ini," ujar Aluna membuat Devano terdiam.

Dia memandang makanan yang ada di hadapannya, sebelum mengambil piring dan mengisinya sendiri dengan makanan itu. Saat dia mulai makan, dia sempat berhenti mengunyah ketika merasakan makanan ini enak.

"Kau yang masak sendiri?"

Aluna mengangguk pelan. "Kurang enak ya? Aku sudah lama tidak memasak jadi kalau rasanya kurang ya maaf. Aku sudah berusaha membuatnya sesuai seleraku tadi, jadi mungkin berbeda dengan lidahmu," ucapnya dengan wajah tenang.

Devano menatap wajah gadis yang dia nikahi semalam itu, dibalik ketenangannya ada sifat dewasa dan keturunan bangsawan yang terpancar dengan begitu baik di dalam dirinya.

Ya, Aluna itu cantik, yang membuat Devano tak bisa menerimanya adalah karena dia bukan Amanda.

"Eh, tidak usah dimakan, Devan." Aluna menahan tangan Devano yang sudah akan menyuapkan lagi makanan itu ke mulutnya. "Bukankah tidak enak? Jadi tidak usah dipaksa."

Devano menatap Aluna lalu melepaskan tangan gadis itu dari sendoknya. "Aku tidak ada bilang kalau tidak enak," ucapnya sambil menyuap makanan itu. "Setidaknya bisa aku makan, tidak seburuk itu."

Aluna menghela napas pelan, lalu mengangguk saja. Dia mengambil duduk di depan Devano, membuat pria itu menatapnya hingga Aluna bangkit lagi.

"Oh ya, maaf, aku akan makan di kursi halaman belakang."

Devano terdiam, belum sempat mencegah tapi Aluna sudah berjalan meninggalkannya sambil membawa piring. Pria itu menghela napas berat, tak tahu harus melakukan apa karena kenapa dia harus menikah dengan gadis itu bukan dengan gadis yang dia inginkan?

Wajahnya terlihat kusut, dia belum bisa menerima kenyataan kalau saat ini sudah menjadi suami. Meskipun di hadapan orang-orang mungkin dia adalah suami yang jahat, tapi mungkin dia tidak akan seperti ini jika yang dinikahi adalah Amanda.

Mengusap wajahnya sendiri, Devano bingung. "Bagaimana pernikahan ini kedepannya? Apa aku harus terima?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status