LOGINKetika mendengar itu, hatiku tergerak.Ya, sikap ibu mertuaku sebelumnya selalu sangat tegas.Dia tidak menyukaiku sejak awal, tidak ingin aku menjadi menantunya. Dalam tiga tahun pernikahanku dengan Ardi, ibu mertuaku selalu merasa tidak puas denganku. Bahkan setelah aku mengajukan cerai, ibu mertuaku malah terus mendesak, takut aku akan berubah pikiran.Waktu terakhir kali Ardi mengumumkan hubungan pernikahan kami, ibu mertuaku masih bertengkar hebat dengan Ardi. Dia begitu marah sampai pergi dengan membanting pintu.Baru pada saat itulah aku tahu bahwa ibu mertuaku sudah lebih dulu mencarikan calon pasangan untuk Ardi. Dia berencana menunggu Ardi menyelesaikan urusan perceraian sebelum menyuruhnya untuk menghadiri kencan buta.Sikap ibu mertuaku selalu sangat tegas. Dia tidak ingin membiarkanku dan Ardi bersama.Namun, sekarang dia datang mengantarkan makanan untukku. Apa maksudnya?Aku menatap ibu mertuaku dengan heran.Ardi mengangkat alisnya, lalu menunjukkan ekspresi setengah te
Itu adalah suara ibu mertuaku.Aku tidak menyangka bahwa ibu mertuaku juga datang untuk menjengukku. Dia bahkan datang bersama Nyonya Lina.Mereka masih sama seperti biasa. Begitu masuk ke ruang perawatan, mereka langsung bertengkar tanpa henti.Nyonya Lina yang membawa kotak makan langsung mendengus. "Apa kamu pikir aku tidak tahu kalau aku harus diam di ruang perawatan? Aku mengkhawatirkan anakku, jadi suaraku sedikit keras."Begitu masuk, Nyonya Lina langsung meletakkan kotak makan di meja, lalu buru-buru memeriksa kondisiku. "Bagaimana kondisimu? Apa kamu masih merasa sakit?"Setelah berkata demikian, mata Nyonya Lina memerah. Dia menarik tanganku, sementara suaranya penuh isakan, "Raisa, aku benar-benar minta maaf padamu. Setiap kali, aku mengatakan kalau aku pasti akan menjagamu dengan baik, tapi setiap kali juga aku tidak bisa melindungimu. Beberapa hari lalu kamu hampir ditusuk Suna itu, kemarin kamu juga dibohongi dan diculik. Aku memang sudah tua, penglihatanku juga makin bur
Ardi melangkah lebih dekat ke arahku, menarik tanganku, lalu menasihati dengan serius, "Raisa, jangan terlalu dekat dengan Steven itu, dia bukan orang baik. Dia juga tidak benar-benar menyukaimu. Dia mendekatimu karena memiliki tujuan. Kamu harus berhati-hati."Sebenarnya yang Ardi katakan semuanya benar, tetapi dalam mimpi aku sangat keras kepala.Aku bahkan tidak menunggu dia selesai berbicara, langsung memotongnya, menyalahkannya dengan penuh amarah, "Pak Ardi, meskipun kamu ingin berbohong, seharusnya kamu membuat alasan yang masuk akal. Kebohongan ini sungguh buruk, aku sampai merasa malu untukmu."Wajah Ardi menampakkan keterkejutan, lalu dia mengernyitkan kening. "Raisa, aku tidak membohongimu, yang aku katakan semuanya benar. Steven memang memiliki motif tersembunyi. Kamu harus berhati-hati dengannya. Dia sangat berbahaya."Aku tidak ingin mendengarkannya lagi. Aku mendengus dingin, lalu langsung berbalik pergi. Sosok Ardi masih berdiri di tempatnya, tampak sangat murung."Rais
Sejak Steven menarikku masuk ke dalam vila kecil yang suram dan terpencil ini, aku sudah merasa ada yang tidak beres. Jadi, aku segera membuka ponselku.Ketika berbicara dengan Steven, aku mengandalkan ingatanku untuk membuka WhatsApp, lalu mengirimkan pesan ke Ardi.Aku tentu saja tidak bisa mengirimkan pesan karena aku tidak punya kemampuan mengetik tanpa melihat. Jadi, aku langsung memilih untuk mengirimkan rekaman suara.Aku berpikir jika Ardi mendengar rekaman pertama, dia pasti bisa menebak bahwa aku dalam bahaya, serta membutuhkan pertolongannya. Aku juga percaya Ardi akan segera mengambil tindakan.Namun, Ardi membutuhkan ahli teknis untuk melacak lokasiku, juga membutuhkan waktu untuk bisa datang ke sini.Oleh karena itu, aku berusaha mengulur waktu dengan berbicara panjang lebar dengan Steven.Namun, sepertinya itu tidak berlangsung cukup lama. Aku tidak menyangka pria pendek gemuk itu akan begitu cepat menyadari gerakanku."Ah! Dasar bajingan!" Pria pendek gemuk itu merebut
"Aku tidak akan ikut denganmu. Aku bahkan tidak tahu kamu ini manusia atau hantu. Bagaimana mungkin aku akan ikut denganmu?" Nada suaraku sangat dingin, tidak menyembunyikan kebencian dan kemarahanku padanya."Wanita bajingan, sudah cukup! Adikku ini sudah sangat baik padamu. Awalnya Ayah kami memerintahkannya mendekatimu untuk menyelidiki dan mengawasimu. Kali ini Ayah kami langsung memerintahkan untuk membunuhmu. Adikku yang bodoh ini tidak tega, jadi mengambil risiko dihukum untuk memberimu kesempatan hidup!" Pria pendek gemuk yang dipanggil Kak Anton itu sepertinya tidak tahan lagi. Dia langsung menendangku.Anton menatapku dengan mata kecilnya yang seperti manik-manik. "Jangan berpikir hanya kamu yang meninggalkan kehidupanmu kalau pergi ke luar negeri. Adikku juga akan meninggalkan kehidupannya. Kamu seharusnya bersyukur sudah bertemu dengan pria yang romantis seperti dia!""Apakah Tommy adalah ayahmu?" Aku menerima tendangan itu tanpa bersuara. Tiba-tiba aku mengangkat kepala un
Steven masih duduk di kursi pengemudi. Wajahnya penuh kesedihan, seolah mengalami pukulan besar. Seluruh tubuhnya memancarkan aura keputusasaan.Begitu aku menatapnya, dia seperti merasakan sesuatu, lalu mengangkat kepala untuk menatapku juga.Sepasang mata indahnya yang dalam kembali menyala dengan cahaya harapan. "Raisa, apa kamu berubah pikiran? Belum terlambat bagimu untuk mundur sekarang. Aku masih bisa menyelamatkan nyawamu. Kamu bisa bersamaku, hidup dengan baik di dunia ini.""Semua sudah di sampai tahap ini, tapi kamu masih tidak menyerah? Sudahlah, Steven, aku sudah memberimu kesempatan karena dulu kamu pernah menerima hukuman untukku, juga memohon dengan sangat. Kamu tahu sendiri, kalau Ayah sudah memberikan perintah hukuman mati, wanita ini harus mati!" Pria pendek gemuk itu menghentikan langkah Steven.Nada suaranya penuh ejekan, "Jangan membuat keributan lagi. Dia tidak menyukaimu, tidak ada harapan untukmu.""Tidak, Kak Anton, Raisa tidak menolakku. Dia tidak pernah meng







