Share

43. Melahirkan di kamar mandi

Lelaki yang berambut gondrong itu duduk termenung di bangku kantin. Pandangannya kosong, wajahnya begitu kusut, seakan sedang memikirkan sesuatu yang berat. Wanita yang ia cintai, pergi begitu saja. Tanpa ia tahu kemana? Dan bagaimana kabarnya saat ini. Berkali-kali Didu, memohon kepada teman-teman di kantornya, menanyakan dimana keberadaan Mei, dimana Mei dimutasi? Namun tidak ada yang memberitahukannya. Didu juga sampai nekat bertanya pada Arle, namun yang di dapat adalah bogeman kembali dari Arle. Didu juga bertanya pada kepala personalia di kantor. Namun lagi-lagi hanya diam yang ia dapatkan.

"Ngelamun terus!" celetuk Ratna, teman sekelas Didu. Ratna ikut duduk di samping Didu. Lelaki itu menoleh dan tersenyum miris. Lalu membuang kembali pandangannya.

"Nih, buat lo. Biar ga kayak mayat idup!" Ratna memberikan plastik bening, berisikan gado-gado dan sebotol po***i sweat dingin.

"Makasih Na!" Didu mengambil bungkusan yang diberikan Ratna.

"Janda lu, be

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status