Share

27. Luluh 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-15 14:45:51

'Nyes' rasanya menapaki lagi kota ini. Kota sejuta kenangan. Tempat pelariannya setelah kehilangan keluarga. Kota tempat dirinya juga hancur dan akhirnya meninggalkan kota itu.

Manggala memandang punggung Kiara. Dia tahu apa yang dirasakan istrinya. Sedikit banyak, pasti sedang teringat Narendra.

"Ki, kita makan dulu," panggil Manggala setelah pesanan datang.

đź–¤LSđź–¤

Setibanya di rumah April, acara akad nikah sudah dimulai. April tampak cantik dalam balutan kebaya putih dan suaminya tampak gagah dengan beskap warna yang sama.

Kiara dan Manggala berdiri di teras rumah, di belakang para tamu, tak ingin mengganggu prosei akad nikah. Namun salah satu temannya yang duduk di depan menoleh dan memekik kecil. "Kiara! Ya ampun!"

Wanita itu langsung berdiri dan menghampiri.

"Nisa."

Pelukan hangat menyambut Kiara. Teman-teman lain pun menoleh dan bergiliran memeluk. Suasana di belakang sedikit riuh, penuh kehangatan. Arsha yang digendong Manggala tampak bingung melihat ibunya diserbu beberapa or
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
nada perempuan UUD, bikin ilang aja tuh si nada to bikin bunting tanpa disentuh gala dan ketauan, selamatkan gala dari tikus got model nada ini, tikus binatang pengerat kalau nada perempuan pengeret, hampir sama kan
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
Manggala np masih aja km urusin tu nada sich...dah tau model kek apa tp msh aja..
goodnovel comment avatar
sasri
wadeeehh dasar nada...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku di Antara Kalian    31. Luahan Hati 3

    Nafas Manggala seolah berhenti sesaat. Kalimat Kiara menusuk tepat di ulu hatinya. Ketenangan Kiara saat bicara, menunjukkan sudah sekuat apa hatinya. Justru ketegaran itu yang membuat Manggala khawatir."Kamu benar-benar ikhlas?" Manggala terus menguji dengan pertanyaan.Kiara tersenyum samar sambil duduk di tepi kasur. "Di dunia ini, bisa dihitung perempuan yang ikhlas dimadu. Ukuran keikhlasan seseorang hanya Alloh yang tahu. Kalau aku, aku cukup tahu diri dengan posisiku sekarang ini." Ucapan itu cukup menyentil hati Manggala. Kiara masih menunduk menata isi hati. Dia pun tidak bisa pergi kalau Manggala tidak melepaskannya. Dia tidak ingin melukai hati Pak Gatot dan Bu Puri yang sudah sudi menerimanya dan Arsha. Menikahkannya dengan Manggala, meski berakhir begini.Andai dia tidak melakukan kesalahan, mungkin tidak akan selemah ini. Bukankah selama kuliah dia juga berusaha berjuang sendiri. Meski ada bantuan dari Narendra."Maafkan aku, Ki. Aku sudah menyakiti kamu. Selama ini ak

  • Aku di Antara Kalian    30. Luahan Hati 2

    Narendra ini ramah, terlihat kalem, tapi dia pemberontak. Berbeda dengan Manggala yang dingin, tak banyak bicara, tapi lebih penurut. Kalau tidak, mana mungkin dia bersedia menikahi Kiara yang sudah dihamili kakaknya. Meski di awal tetap ada perang batin, ego yang sampai sekarang terkadang mendominasi."Aku ke kantor dulu. Nanti kalau ke Surabaya, akan kucari alamat ini.""Ya. Semoga Husein ini tahu keberadaan kakakmu."Manggala mengangguk lantas bangkit dan pergi. Sedangkan Pak Gatot masih duduk termenung. Hingga Bu Puri masuk membawakan wedah jahe lalu berdiri di belakang sang suami dan memijat pundaknya. Tidak ada percakapan di antara mereka. Diam terbawa pemikiran masing-masing.đź–¤LSđź–¤Baru saja Manggala duduk di ruang kantornya, ponsel berpendar. Ada panggilan masuk dari Hanan yang mengabarkan kalau ada seseorang yang siap take over lahan yang ditawarkan sejak sebulan lalu."Tapi orangnya ingin bertemu langsung denganmu, Bro. Kapan kamu bisa datang ke Surabaya untuk ketemuan." S

  • Aku di Antara Kalian    29. Luahan Hati 1

    AKU DI ANTARA KALIAN- Luahan Hati "Kita langsung pulang saja. Maaf kalau nggak bisa mengantarmu mampir ke rumah April walaupun sebentar. Lain kali ku antar lagi ke sini. Ayah barusan menelepon. Ada yang perlu kami bahas." Manggala bicara pada Kiara saat sang istri keluar dari kamar mandi."Ya, nggak apa-apa, Mas," jawab Kiara tanpa menunjukkan rasa kecewa. Juga tanpa pernah bertanya ada apa, meski dalam hati terkadang ingin tahu. Seperti istri pada umumnya yang sibuk, yang 'kepoin' kegiatan suaminya. Tapi Kiara hanya menunggu sampai Manggala sendiri yang bercerita.Diambilnya ponsel untuk mengirim pesan pada April kalau dirinya tidak jadi mampir.Hari ini April longgar karena besok baru acara ngunduh mantu di rumah suaminya. Tapi sayangnya tidak jadi bertemu. Setelah itu Kiara ganti baju, rambutnya belum kering karena dibasuh menjelang subuh tadi.Sepuluh menit kemudian Arsha bangun. Kiara hanya menyeka anaknya memakai air hangat, karena hawa masih sangat dingin. Mandinya nanti saja

  • Aku di Antara Kalian    28. Luluh 3

    Dan perdebatan selesai. Kiara juga tidak ingin tahu apa masalah antara suami dan madunya. Uang ternyata cukup ampuh menyelesaikan perselisihan mereka. Manggala mengajak mampir di Lippo Plaza. "Kamu mau beli sesuatu. Baju, tas, sepatu?" tanya Manggala saat mereka melangkah di koridor mall.Kiara heran. Kenapa Manggala begitu baik. Hal di luar kebiasaan membuat Kiara mengkhawatirkan ada sesuatu di belakangnya. "Nggak, Mas," jawab Kiara."Beli saja, mumpung di sini.""Nggak usah, terima kasih.""Kita akan menginap. Kamu nggak bawa baju ganti, kan?""Menginap?" Kiara kaget. Manggala mengangguk."Untuk apa menginap, Mas?""Aku capek kalau langsung nyetir pulang. Kita menginap di Songgoriti. Besok baru pulang."Kiara akhirnya diam. Dia memang tidak pernah membantah suaminya dalam hal apapun. Bahkan ketika jiwanya terasa tersayat-sayat di saat Manggala menginginkan berhubungan. Dia tetap meladeni, bukan karena terpaksa. Tapi Manggala seolah memperlakukan dirinya seperti wanita bayaran. T

  • Aku di Antara Kalian    27. Luluh 2

    'Nyes' rasanya menapaki lagi kota ini. Kota sejuta kenangan. Tempat pelariannya setelah kehilangan keluarga. Kota tempat dirinya juga hancur dan akhirnya meninggalkan kota itu.Manggala memandang punggung Kiara. Dia tahu apa yang dirasakan istrinya. Sedikit banyak, pasti sedang teringat Narendra."Ki, kita makan dulu," panggil Manggala setelah pesanan datang.đź–¤LSđź–¤Setibanya di rumah April, acara akad nikah sudah dimulai. April tampak cantik dalam balutan kebaya putih dan suaminya tampak gagah dengan beskap warna yang sama. Kiara dan Manggala berdiri di teras rumah, di belakang para tamu, tak ingin mengganggu prosei akad nikah. Namun salah satu temannya yang duduk di depan menoleh dan memekik kecil. "Kiara! Ya ampun!"Wanita itu langsung berdiri dan menghampiri."Nisa."Pelukan hangat menyambut Kiara. Teman-teman lain pun menoleh dan bergiliran memeluk. Suasana di belakang sedikit riuh, penuh kehangatan. Arsha yang digendong Manggala tampak bingung melihat ibunya diserbu beberapa or

  • Aku di Antara Kalian    26. Luluh 1

    AKU DI ANTARA KALIAN- Luluh"Kita sarapan dulu atau nanti saja?" tanya Manggala ketika mobil sudah menapak di jalan raya."Kalau Mas lapar, kita bisa sarapan sekarang.""Nanti saja sarapan di Ngantang.""Oke."Perjalanan menuju Malang ditemani udara pagi yang sejuk. Di dalam mobil, playlist lagu kesukaan Manggala mengalun dengan volume pelan.Sepanjang jalan, Kiara sibuk menjawab pertanyaan Arsha. Apapun yang dilihatnya mengundang rasa ingin tahu. Manggala kadang terkekeh mendengar Arsha yang bicaranya belum begitu jelas. Hingga anak itu tertidur setelah separuh perjalanan.Ponsel Manggala menyala. Nada kembali menelepon. Ia tidak segera mengangkat hanya menatap layar beberapa detik, lalu membiarkannya mati sendiri. Beberapa saat kemudian, panggilan kembali masuk. Dibiarkan. Lalu menelepon lagi. Kali ini Manggala menjawabnya. Jika tetap diabaikan, Nada tidak akan berhenti. "Halo, Na," ujarnya pelan, dengan nada tak terlalu antusias."Mas, kamu beneran nggak datang? Sesibuk apa, sih?

  • Aku di Antara Kalian    25. Pertemuan Tak Terduga 3

    "Dua bulan sebelum menikah, dia selingkuh dengan teman kerjanya. Aku fokus kerja sama ngurus ibu. Ibu kuajak ke Surabaya sekarang. Rumah di Madiun ditempati adik.""Semoga dapat pengganti yang lebih baik lagi, Mas.""Nggak ada yang setulus kakakmu.""Pasti ada. Mas Fathan hanya belum bertemu saja.""Berapa nomer telponmu. Sewaktu-waktu aku mampir ke sini, kita bisa bertemu. Aku ingin kenal juga dengan suamimu." Fathan mengeluarkan ponsel dan mencatat nomer yang disebutkan Kiara."Sebenarnya Mas Fathan kenal kok sama suamiku.""Manggala, kan? Aku tahu dia, tapi dia belum tentu mengenalku, Dek. Mereka orang kaya." Fathan tersenyum. Kiara membalas dengan tersenyum samar.Kiara menunggu Fathan mendoakan istri dan mertuanya. Setelah itu masih sempat berbincang sejenak sebelum berpisah. Fathan mengeluarkan dompet dan mengambil sejumlah uang. "Ini buat jajan Arsha." Diletakkan uang digenggaman bocah kecil itu."Mas, kok repot-repot.""Nggak apa-apa. Aku ngasih Arsha buat beli jajan dan main

  • Aku di Antara Kalian    24. Pertemuan Tak Terduga 2

    Dua bersaudara yang begitu baik di mata orang-orang. Warga tidak mengerti dengan sisi lain kehidupan mereka. Tidak tahu kalau Arsha sebenarnya anak dari Narendra. Mereka juga tidak tahu tentang Manggala. Jika pernikahan diam-diamnya terbongkar, apa yang orang-orang pikirkan?Lalu bagaimana dengan Narendra? Kepergiannya tanpa jejak itu pasti ada alasan kuat dibaliknya.Cerita Bidan Sujati membuat dada Kiara kembali nyeri. Narendra memang baik, meski kadang tak sejalan dengan pemikiran ayahnya. Dia juga tidak pernah membuat Kiara kecewa, kecuali kepergiannya itu. Sebab rasa nyaman, diperhatikan, dipedulikan, tidak dibiarkan merasa sendiri, yang membuat Kiara rela memberikan segalanya. Namun dosa itu menyebabkan ia berakhir begini.Setelah malam kejadian di apartemen, Narendra mengkhawatirkannya. "Kita akan menikah. Kamu jangan khawatir. Maaf dengan kekhilafan tadi. Aku nggak akan ninggalin kamu." Itu kata-kata menenangkan dari Narendra ketika hendak mengantarkan Kiara kembali ke kosan.

  • Aku di Antara Kalian    23. Pertemuan Tak Terduga 1

    AKU DI ANTARA KALIAN - Pertemuan Tak TerdugaManggala memandangi leher istrinya yang tampak menggoda. Kiara menyentuh kalungnya, karena itu yang disangka Kiara sedang diperhatikan oleh suaminya. "Aku menghargai pemberianmu. Makanya kupakai. Makasih banyak." Senyum terbit di bibir Kiara."Ya." Manggala kian merapat. Napasnya terasa hangat di wajah Kiara karena mereka begitu dekat. Tanpa terduga, pria itu menyentuh bibir Kiara dengan bibirnya. Mengecup perlahan. Membuat jantung Kiara berdentam hebat. Tubuhnya menegang karena kaget. Itu ciuman pertama sejak mereka menikah. Manggala tidak pernah menyentuh area wajahnya.Manggala belum pernah memperlakukannya seperti itu. Entah dengan yang di sana. Lalu apa yang membuat suaminya berubah sekarang?Tapi Manggala tetap tidak banyak bicara. Sepertinya ada ego yang masih dipertahankannya. Hanya ciuman tadi yang berbeda. Setelah semuanya selesai, Manggala menarik selimut. Sedangkan Kiara beranjak ke kamar mandi."Kamu sudah mendapatkan yang kam

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status