"Beri aku nomor rekeningnya."Pak Glenn tersenyum. Dia bisa merasa lebih santai dengan sikap seperti ini."Jangan buru-buru. Setelah ganti rugi, pria bernama Jack ini harus menjadi penyambut pintu di dalam restoran selama seminggu dan berlutut di lantai sepanjang waktu untuk bersujud kepada semua orang yang masuk ke restoran untuk makan."Fandy yang hendak membuka aplikasi perbankan mengerutkan kening dan menatap Pak Glenn."Harus begini?"Jack dengan senang hati merentangkan tangannya."Aku nggak masalah. Karena sudah menghancurkan barang orang lain, tentu saja harus minta maaf."Jangan melihat Jack mengatakannya dengan begitu indah, mungkin dia akan membuat lebih banyak masalah setelah uang ditransfer. Lagi pula, dia memang sengaja mencoba mempermalukan Fandy, jadi mana mungkin dia mau berlutut untuk menyambut tamu?"Siapa pemilik toko ini?"Saat ini Fandy hanya bisa menyelesaikan masalah dari akarnya.Setelah mengamati Fandy dari ujung kepala sampai ujung kaki, Pak Glenn menunjukkan
Astaga! Pak Glenn sangat ketakutan sampai terus menelan ludahnya. Bahkan Mark pun berkata demikian. Asal usul Fandy benar-benar sulit untuk dipercaya."Baik, Tuan Muda Mark, aku mengerti."Saat ini Fandy berkata."Nggak perlu bertemu denganku lagi, masalah berakhir di sini."Pada saat Fandy mengakhiri panggilan, Pak Glenn sudah bermandikan keringat dan berlutut di lantai dengan ketakutan."Kak Fandy! Aku begitu buta sudah menyinggungmu, tolong ampuni aku! Aku pasti akan setia padamu. Aku ...."Fandy melambaikan tangannya."Aku nggak akan melakukan apa pun padamu. Lagi pula, tadi kamu sudah memberiku kesempatan. Aku akan bawa orangnya pergi."Jack yang mengikuti Fandy keluar terlihat sangat muram. Dia tidak menyangka Keluarga Westly yang sangat berkuasa di Kota Valencia dan keluarga peringkat kedua akan begitu takut pada Fandy."Jack, kamu bisa menggunakan cara ini untuk membuatku marah lagi, tapi ingat. Begitu aku menemukan ibumu, harga yang akan kamu bayar akan lebih besar."Fandy per
Sampai Sinta juga mengatakan ini? Fandy benar-benar mengira dia salah dengar. Bagaimanapun, Sinta adalah Wakil Ketua Aula Anora di Balai Tim Drag, tapi tidak bisa dapat tiket Pelelangan Goldilock."Kak Fandy, tiket Pelelangan Goldilock nggak pernah terjual. Semuanya diterbitkan sesuai kualifikasi dan diadakan setahun sekali, jadi nggak ada yang pernah menjual tiketnya. Setahuku, bahkan dengan tingkat Ketua Balai Tim Drag saja cuma ada segelintir orang yang layak."Setelah mendengarkan, akhirnya Fandy mengerti. Meskipun Sinta tidak mengatakannya dengan jelas, Tuan Rijunta yang baru saja menjadi Ketua Aula Urusan Eksternal tidak layak."Begitu rupanya."Sinta yang ada di ujung lain telepon masih merasa bersalah. Fandy hanya mengatakan itu, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Yang terpenting adalah Cincin Naga telah diambil oleh Alfred. Kalau tidak, bukanlah hal yang sulit untuk mendapatkan sebuah tiket.Setelah kehilangan Cincin Naga, sekarang yang masih mengakui Fandy adalah dia dan
Catherine memasang ekspresi aneh."Entah apa yang ingin kamu lakukan, tapi orang seperti ini pasti akan memblokir nomor asing. Jadi meski kuberikan padamu, nggak akan ada gunanya."Fandy agak lupa dengan masalah ini. Dia ragu sesaat sebelum menambahkan."Kalau begitu, bolehkah aku pakai ponselmu untuk meneleponnya?"Tidak disangka Catherine menyerahkan ponsel sambil memperingatkan."Nggak peduli apa yang kamu katakan, cepat minta maaf kalau dia marah dan jangan katakan apa-apa lagi.""Aku tahu."Catherine seperti ini karena ingin tahu tentang apa yang akan Fandy lakukan. Meskipun Irvan benar-benar marah padanya karena ini, itu tidak masalah karena kali ini berbeda dari yang terakhir kali. Terakhir kali adalah masalahnya sendiri, tetapi kali ini Fandy-lah yang memulainya. Nona pasti tidak akan ikut campur. Begitu Nona muncul, Irvan hanya bisa patuh.Setelah masuk ke kamar tidur kedua di lantai pertama, Fandy menggunakan ponsel Catherine untuk menghubungi ponsel Irvan yang berdering lama
Catherine duduk di sofa dengan linglung, sulit untuk menenangkan diri untuk waktu yang lama.Terakhir kali Irvan sendiri membawa orang ke rumah untuk mencari masalah dengan Fandy, tetapi akhirnya pergi. Catherine benar-benar mengira itu karena Fandy terlalu bodoh dan sama sekali tidak dianggap serius, itulah sebabnya dia diampuni.Sekarang setelah mendengarkan rekamannya, akhirnya Catherine mengerti alasannya.Sebenarnya Catherine sangat bingung sebelumnya. Irvan adalah orang yang perfeksionis. Meskipun suka bermain wanita, dia bukanlah orang bodoh. Kalau itu adalah orang yang bisa dia provokasi, orang tersebut pasti akan mati. Akan tetapi, Fandy bisa lolos."Terus kenapa Irvan begitu takut pada Fandy? Juga sampai memanggilnya dengan sopan?"Segala macam pertanyaan terus terjalin, membuat Catherine pusing. Dia sampai berpikir haruskah dia melaporkan informasi ini kepada Nona?Setelah berdebat dengan diri sendiri, Catherine memutuskan untuk tidak mengatakan apa pun. Kalau tidak memiliki
Dua hari berlalu begitu saja. Sekitar pukul 10 siang, sebuah pesawat mendarat di Kota Yujino. Tidak lama kemudian, Fandy memeluk Arnold di pintu keluar."Bocah, apa kamu khawatir aku punya sesuatu dengan Mia dan datang kemari untuk memata-matai kami?"Fandy meninju Arnold dan bersenda gurau dengannya begitu turun dari pesawat."Ayo pergi ke restoran, Mia sudah menunggu di sana."Pelelangan Goldilock dimulai pada malam hari, tentu saja Fandy punya waktu. Pada saat yang sama, dia juga ingin melihat apakah Mia sudah terbiasa setelah tiba di kota baru."Menurutmu terkadang langit cukup menarik. Nggak berlebihan untuk menyebut kehidupan Nana di Kota Valencia adalah neraka. Sejak kebetulan bertemu denganmu dan sekarang berada di Kota Yujino, bisa dikatakan semuanya telah berubah menjadi lebih baik."Di dalam mobil, Fandy bertanya dengan penasaran setelah mendengar ucapan Arnold."Apa maksudmu? Karir yang bagus atau lancar dalam percintaan?"Arnold mengacungkan dua jempol."Dua-duanya."Setel
Fandy tidak terkejut. Bagaimanapun, Alfred adalah Wakil Ketua Balai Tim Drag dan sekarang dia memiliki Cincin Naga serta menjadi Tuan Drag yang baru."Bagaimana kalau kamu nggak merasa bosan?"Dia mendengar Jack tertawa."Gampang saja. Aku baru saja datang ke Kota Valencia belum lama ini. Meskipun semua orang memanggilku Tuan Jack, nyatanya aku nggak punya banyak uang dan hidup juga sangat miskin. Aku cuma ingin tahu apa kamu bisa meminjamkan vila besar padaku untuk kutinggali? Aku ini nggak suka tinggal di bawah satu atap dengan orang lain, mengerti?"Ingin rumahku? Fandy berkata."Oke, aku akan memberitahumu kata sandinya. Hari ini kamu bisa tinggal di sana sampai kamu puas.""Haha, terima kasih, kak. Kalau begitu, aku nggak akan pergi ke Kota Yujino."Setelah mengakhiri panggilan, suasana hati Fandy sama sekali tidak terpengaruh. Jack merasa waktu masih lama dan dia bisa bermain perlahan. Nyatanya justru sebaliknya. Dengan kemampuan Kak Irana, bukanlah masalah besar untuk menemukan
Claire menyimpan tiket sebelum mengambil kopinya dan tersenyum."Masalah apa yang bisa terjadi? Kak Fandy, kamu berpikir terlalu banyak. Aku cukup mengembalikannya padanya. Ayo bersulang, semoga kamu berhasil mendapatkan Buah Air Mata di pelelangan ini."Setelah menyesap kopi, Fandy menerima panggilan dari Irvan."Kak Fandy, sudah sampai belum? Aku sedang dalam perjalanan.""Sudah, aku ada di Kafe Sauers.""Oke, aku akan segera menemuimu di sana."Setelah mengakhiri panggilan, seorang pria paruh baya tiba-tiba muncul di samping meja mereka."Nona Claire, kamu tahu sifat tuan mudaku. Masih ada waktu lima menit lagi, sebaiknya sekarang kamu ikut denganku."Sorot mata Claire menjadi panik. Dia pun buru-buru berdiri dan mengeluarkan tiket dari tasnya."Tolong bantu aku kembalikan pada Tuan Muda Johanes. Temanku sudah dapat tiketnya, di saat yang sama aku juga akan ingat budi baiknya. Kelak aku pasti akan menebusnya."Pria paruh baya itu tidak menjawab, melainkan mencibir."Claire, kenapa n
Setelah memeriksa tubuhnya, Erin memang bukanlah seorang seniman bela diri, melainkan hanya manusia biasa. Tentu saja semua keraguannya terhapus.Setelah Bunga Iblis Bermata Empat mekar, jangankan orang biasa, beberapa seniman bela diri akan tertarik dan menyentuhnya secara tidak sadar, jadi tidak perlu terlalu meragukannya.Ketika tiba di klinik pada pagi hari, suasana hati Imelda sudah pulih dan berpakaian cukup cantik. Selama tidak terlalu seksi, Fandy tidak akan mengganggu cara berpakaiannya."Bos, tadi malam dadaku terasa nyeri. Bagaimana kalau kamu memeriksanya?"Fandy bahkan tidak mengangkat kepalanya."Kamu nggak sakit! Lagi pula, saat pertama kali kita bertemu, kamu bukan tipe wanita yang suka menggoda, 'kan?"Imelda cemberut."Itu karena kamu begitu hebat! Nggak apa-apa kalau nggak ada masalah, tapi kalau ada masalah, guruku nggak akan peduli padaku. Bahkan, aku selalu ingin mencari pendukung untuk diriku sendiri."Sambil menyerahkan cangkir teh, Fandy berkata dengan santai.
Sebenarnya bagi Fandy, pengobatan bukanlah hal yang penting. Kuncinya adalah apakah Erin bisa menerimanya?"Aku memang bisa mengobati kamu! Tapi mungkin kamu nggak akan setuju."Erin menjadi cemas."Nyawa sudah dipertaruhkan. kamu seorang dokter dan aku seorang pasien. Apa yang nggak akan disetujui? Katakan saja!"Mau bagaimana lagi, Fandy hanya bisa menceritakan semuanya."Saat aku memeriksa denyut nadimu tadi, aku sudah tahu bahwa ada 65 bintik merah di tubuhmu yang disebabkan oleh jamur. Sekarang aku bisa menggunakan akupunktur untuk mengendalikan reproduksi jamur yang berkelanjutan dan memastikan nggak akan ada bintik merah baru yang muncul! Namun, aku harus menghilangkan 65 bintik merah itu satu per satu secara manual, kalau nggak, bukan hanya akan ada bercak-bercak merah besar di kulitmu yang nggak akan hilang, tetapi juga akan berdampak pada tubuhmu."Ah? Erin tercengang. Sudah ada enam puluh lima titik merah?Pada titik ini, dia juga mengerti rasa malu Fandy."Maksudku, di mana
"Bagaimana aku bisa menghilangkan kekhawatiranku? Adik, aku hanya minta keromantisan di ranjang, aku mohon turutilah aku."Pada titik ini, Irana masih belum menyerah pada tujuan sebenarnya dari perjalanannya dan terus menggunakan semua keterampilannya.Namun, pada saat kritis ini, bel pintu berbunyi. Fandy yang berusaha segala cara agar lepas dari cengkeraman Kak Irana, berlari menghampiri dengan tergesa-gesa. Begitu melihat tetangganya Erin, Fandy menjadi sangat gembira. Barusan memang seperti ambang hidup dan matinya."Erin, aku akan segera membukakan pintu untukmu!"Sambil berbalik, Fandy menatap Irana."Kak Irana, tetanggaku mungkin ada urusan denganku. Lain kali kita komunikasi lagi saja."Irana meliriknya lalu menghilang. Dia kenal Fandy. Ada kemungkinan besar Irana bisa menyelesaikannya sekaligus barusan. Sekarang sudah terganggu, kecil kemungkinan baginya untuk melakukan hal itu lagi. Jadi tidak ada gunanya untuk tetap tinggal.Ketika Erin masuk, wajahnya merah, seperti apel ma
Kalau tidak tahu kalau ini menyangkut perintah sang guru, bahkan gadis suka main-main seperti Kak Irana tidak akan bercanda. Fandy benar-benar mengira Kak Irana sedang menggodanya."Apa maksudmu? Tunangan?"Irana tampaknya tahu apa yang akan ditanyakan Fandy dan berkata sambil cemberut."Kamu beruntung sekali! Gurumu mengatur pertunanganmu dengan Fitri, pertunangan dengan Ratu Casella diatur oleh Keluarga Ilyas. Mengenai tunangan yang baru saja kusebutkan, itu diatur oleh ibu kandungmu. Apa kamu mengerti?"Fandy sangat marah."Sialan! Cukup! Apa aku ini pelacur? Mereka terus mengatur pertunanganku!"Kali ini tidak akan membicarakan yang diatur oleh pihak Guru, karena memang kerabat. Kenapa Keluarga Ilyas dan ibu kandungnya juga ikut mengatur?"Kalau begitu aku nggak yakin. Ngomong-ngomong, menurut Guru, tunanganmu kali ini sangat menakutkan. Dia terus bilang seseorang akan datang ke sana. Itulah maksudnya. Entah kapan akan muncul. Ngomong-ngomong, sebaiknya kamu bersiap dulu."Bersiapl
Sambil tersenyum canggung, Raysha menyingkirkan cermin riasnya.Sikapnya terhadap duniawi sebenarnya cukup baik, tidak pernah memiliki hubungan yang tidak pantas dengan pria kaya mana pun yang datang untuk membeli mobil. Hanya saja, di dunia ini ada sedikit orang yang seperti Fandy.Tak lama kemudian, Fandy tiba dan langsung ke pokok permasalahan tanpa banyak bicara."Aku jujur padamu, Raysha. Aku ingin membeli sesuatu dari Yandi dan aku butuh bantuanmu."Naning sudah menyangka hal ini dan Raysha memikirkannya sejenak lalu baru berbicara."Kak Fandy, bukannya aku nggak mau membantumu. Aku sudah menolak Yandi beberapa kali."Fandy bertanya sambil tersenyum."Kamu pasti punya perasaan terhadap Yandi, 'kan? Kalau nggak, kamu akan menghapus kontaknya setelah menolak Yandi."Raysha tidak membantahnya."Ya, aku punya perasaan padanya, tapi kalau kita mau menikah, kita harus realistis, 'kan? Yandi pria yang baik, tapi masalahnya dia hanya punya tempat pijat, bahkan nggak mampu membeli rumah b
Yandi mengerutkan kening."Kamu nggak paham apa kataku? Kamu masih saja menawar?"Kalau tiga tahun lalu, Yandi pasti cemas dan takut pihak lain akan mengingkari janjinya. Jangankan ratusan miliar, kalau puluhan miliar saja, Yandi tanpa ragu akan menjual barang itu.Namun saat itu, tidak ada seorang pun yang berminat. Dia tidak tahu nilai Teknik Pernapasan Gelap, apalagi keberadaan para seniman bela diri.Sekarang setelah mengetahuinya dan seseorang datang untuk menawar harga, Yandi tetap menolak untuk menjualnya, bahkan Yandi sering menyesali tipu daya takdir."Aku menawarkan sebuah gedung, kamu bisa menamainya apa pun yang kamu inginkan. Semua gedung di mana pun di Kota Hira juga bisa."Mana pun? Yandi hampir tertawa. Kenapa bisa bertemu dengan pria yang sok hebat ini?"Bagaimana kalau aku minta Gedung Abina?"Gedung Abina, sebuah gedung perkantoran di pusat Kota Hira, menghabiskan biaya ratusan miliar untuk membangunnya saat itu. Kini harganya meroket. Jika mau membeli semuanya, harg
"Kenapa kamu begitu marah pagi-pagi begini?"Imelda masih tampak marah."Bos, apa kamu nggak melihat bahwa toko di sebelah kita tiba-tiba berubah menjadi toko karangan bunga?"Toko karangan bunga? Fandy benar-benar tidak menyadarinya. Fandy baru ingat bahwa ada salon kecantikan di sebelahnya. Bisnisnya tidak begitu bagus dan tokonya akhirnya dijual. Kenapa sekarang menjadi toko karangan bunga?"Haha! Semoga rezekimu selalu lanjar. Mulai sekarang kita akan bertetangga. Mohon arahannya!"Pada saat ini, pria gemuk Almaz masuk sambil membawa amplop merah di tangannya, yang membuat Imelda sangat marah sehingga pergi ke ruang dalam."Toko karangan bunga itu milik pria gemuk ini!"Tidak seorang pun yang ingin toko perkakas pemakaman dibuka di sebelah rumahnya. Tidak heran Imelda begitu marah."Gemuk, apa maksudmu?"Almaz tersenyum."Nggak apa-apa. Aku mengundurkan diri dari Kuil Halka, jadi aku harus mencari nafkah, 'kan? Aku nggak bisa melakukan hal-hal lain, jadi aku membuka toko karangan b
Di dalam ruangan pribadi, Edrick sangat gugup. Edrick tidak pernah menyangka bahwa orang dari Bank Flag yang disebutkan Fandy sebenarnya adalah presiden Vinson yang sangat dihormati."Dokter Fandy, aku nggak sengaja menyembunyikan ini darimu."Setelah duduk, Vinson mulai tertawa. Jika mengacaukan suasana, dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya."Nggak apa-apa. Di mataku, status nggak penting karena mereka semua adalah pasien."Senyum Vinson melebar."Pantas saja Dokter Fandy sangat terampil di usianya yang masih muda. Hanya sedikit orang yang punya pemikiran seperti kamu saat ini."Sambil melambaikan tangannya, Fandy menatap Edrick."Perkenalkan ini temanku, Edrick. Dialah yang menghadapi kesulitan yang aku sebutkan sebelumnya. Kalau bisa, tolong bantu."Edrick bergegas datang untuk berjabat tangan, lalu mendengar Vinson berkata."Ini masalah kecil. Bagaimanapun juga, Dokter Fandy sudah menyelamatkan nyawaku. Kalau aku nggak bisa membantu, bukankah aku, Vinson, akan menjadi orang yang
Begitu kesimpulannya keluar, sebelum Andy membuka mulutnya, Charles sudah berbicara."Edrick, Edrick, lihatlah orang-orang yang telah kalian temui sekarang! Kalau pernyataan ini sampai ke telinga orang itu, haha, nggak akan ada lagi tempat bagimu di seluruh Kota Hira. Kalian harus tahu akibatnya."Edrick juga tercengang, bahkan mulai curiga apakah Fandy hanya mencoba sok hebat. Bagaimanapun, Vinson adalah tokoh yang sangat penting, perbedaan status mereka terlalu besar.Andy bahkan lebih terkejut lalu menatap Edrick dan berkata."Entah kamu menamparnya atau setelah malam ini, kamu akan masuk dalam daftar hitam Bank Flag. Tentukan pilihanmu."Andy hanya khawatir tidak dapat menemukan alasan untuk menghukum orang yang kurang ajar ini yang menginginkan pinjaman tapi berani mengabaikannya, direktur departemen kredit, tapi Fandy malah membantunya memikirkan sebuah alasan."Huh, Dokter Fandy, maafkan aku karena terlambat."Tepat ketika Edrick hendak menendang keduanya keluar tanpa ragu-ragu,