"Aku sudah membalas budi Jessy. Sekarang saatnya bagiku untuk menyelesaikan urusan dengan Keluarga Lucadris."Saat semua orang gembira, kata-kata Fandy membuat ekspresi mereka semua membeku."Kak Fandy, kamu. Apa maumu?"Jessy bingung, Hebert juga cemas."Aku nggak melakukan apa-apa. Aku nggak akan menyinggung siapa pun kecuali mereka menyinggungku. Ervin, 'kan? Seseorang dari Keluarga Lucadris kalian diam-diam menyerang aku, menyewa sekelompok orang untuk menghinaku. Selain itu, ada yang merekam dengan ponselnya. Kalian yang mau mengeluarkan orang itu atau aku sendiri saja? Kamu pilih!"Sebelumnya, siapa pun yang berani berbicara dengan Ervin, kepala keluarga terkaya, seperti ini akan celaka. Sekarang setelah Fandy berbicara, perasaannya tentu saja berbeda.Selain itu, Fandy dengan mudah menyembuhkan penyakit yang bahkan Felix tidak berdaya melawannya. Apakah ada hal lain yang bisa dikatakan tentang hubungan dan status dokter ajaib ini?Setidaknya untuk pria tangguh seperti Ervin, jel
Saat itu hampir pukul enam sore. Fandy sedang duduk di halaman, tapi Tuan Rijunta tiba-tiba masuk."Kenapa kamu datang ke sini?"Saat melihat Fandy lagi, ekspresi hormat di wajah Tuan Rijunta tidak berubah sama sekali. Seperti Sinta, satu-satunya Tuan Drag dalam benaknya adalah yang ada di depannya, tidak ada orang lain yang memenuhi syarat."Kak Fandy, kamu akhirnya memintaku melakukan sesuatu, jadi tentu saja aku harus datang untuk melapor secara langsung."Memang, setelah Sinta pergi, jika Fandy ingin menyelidiki sesuatu, bisa menggunakan Tuan Rijunta saja. Fandy tidak menyangka Tuan Rijunta akan datang ke sini secara langsung."Kamu perhatian sekali, silakan duduk."Setelah duduk, Tuan Rijunta berbicara secara langsung."Heijo yang kamu minta aku selidiki itu menjadi tetua termuda dari Sekte Benji di usia muda. Gurunya juga salah satu tetua terkuat dan tertua dari Sekte Benji."Sekte Benji? Ekspresi Fandy tidak berubah saat bergumam.Ada juga seorang guru tua yang abadi. Ini agak m
Saat melihat Fandy, mata Jevinca berbinar."Hehe! Kamu datang tepat waktu, Fandy. Mobilku mogok, aku baru saja menelepon Arnold. Nggak disangka kamu yang datang.""Mobilnya mogok?" tanya Fandy."Kamu mau kembali ke ibu kota provinsi?""Ya, malam ini keponakanku ulang tahun, jadi aku harus pulang. Bagaimana denganmu?""Aku juga pergi ke ibu kota provinsi."Setelah mendengar ini, Jevinca tidak sungkan lagi."Bagus sekali. Beri aku tumpangan. Aku akan meminta Arnold untuk mengirim seseorang untuk mengambil mobil itu untuk diperbaiki, jadi nggak akan membuang-buang waktuku.""Ya."Keduanya berangkat bersama-sama. Jevinca terus-menerus melihat ke arah Fandy, membuat Fandy merasa agak malu."Apa ada bunga di wajahku?"Sambil menggelengkan kepalanya, Jevinca menjadi serius."Apa kamu tahu nilai buku rahasia seni bela diri yang kamu berikan padaku?"Ternyata seperti itu. Fandy pun tersenyum."Nggak penting berharga atau nggak, yang penting kamu suka."Jevinca tersenyum."Kamu benar-benar tahu
Pada titik ini, Fandy merasa ada sesuatu yang salah. Saat hendak mengatakan sesuatu, sebuah kecelakaan terjadi.Bummm!Terdengar suara keras, keempat pintu truk terlempar keluar. Pada saat yang sama, kacanya juga pecah di tempat. Sopir terhantam oleh kekuatan besar dari kaca depan dan terlempar mundur lebih dari sepuluh meter hingga tidak bisa berdiri.Ada darah mengalir dari sudut mulutnya, yang menandakan bahwa dirinya terluka, tapi masih saja tersenyum."Haha, kamu memang pantas menjadi murid dari Master Medis. Kamu memang sama dengan Master Medis yang menguasai ilmu pengobatan dan bela diri."Fandy keluar dari mobil dan hanya melihat ke arah sopir. Serangan tadi tidak lemah, tapi sopir hanya terluka ringan. Mungkin sudah mencapai ranah Kaisar Bela Diri."Kamu menggunakan Kartu Kehidupan hanya untuk membunuh guruku? Ini benar-benar membuatku tahu, aku juga heran dengan perilaku kalian yang nggak tahu diri!"Sopir itu menjilati darah di sudut mulutnya dengan lidahnya, senyumnya pun m
"Kamu memang pandai bicara, mari kita lihat apakah kamu bisa keluar dari sini hidup-hidup atau nggak!"Pepatah mengatakan orang yang menyerang lebih awal akan mendapatkan keuntungan! Fandy sudah pernah merasakan kekuatan Jeka, jadi dia tidak mungkin akan diam saja.Fandy tiba-tiba mengangkat tangannya ke arah langit dengan momentum yang besar. Langit yang pada awalnya cerah tiba-tiba menggelap pada saat ini, bahkan supir yang sudah berlari jauh dan bersembunyi di dalam sebuah rumah merasa kebingungan pada saat ini."Astaga, apakah anak ini sudah berlatih sejak berada di dalam kandungan? Serangan pembukanya bahkan bisa membunuhku ribuan kali!"Duar!Terdengar suara guntur yang keras, lima petir yang setebal pilar menyambar ke bawah. Petir ini benar-benar terlihat sangat menyeramkan."Lima Petir Besar!"Ini adalah jurus terkuat Fandy saat ini, biasanya tidak ada musuh yang pantas membuatnya mengeluarkan jurus ini. Tapi hari ini Jeka berhasil melakukannya.Segera terdengar suara gemuruh y
Seniman bela diri dari Negara Limas telah diwariskan sejak lama. Dengan adanya sistem baru, tidak ada gelar khusus untuk seniman bela diri di bawah Raja Seni Bela Diri, mereka semua disebut seniman bela diri. Dimulai dari Raja Seni Bela Diri, seseorang baru dianggap telah memasuki lingkaran ini dan bisa mendapatkan sedikit rasa hormat.Terdapat beberapa ranah di atas Raja Seni Bela yang berada di luar jangkauan orang biasa, seperti Kaisar Bela Diri, Dewa Bela Diri dan Suci Bela Diri. Sedangkan Fandy adalah orang yang berada di ranah Suci Bela Diri.Terdapat banyak orang yang tidak memiliki harapan untuk menjadi Suci Bela Diri seumur hidup mereka. Tapi Fandy bisa mencapai ranah ini di usia yang muda, semua orang tidak ada yang akan percaya jika Fandy bukan orang jenius!Jadi supir tiba-tiba merasa sangat senang saat melihat Fandy yang sedang berusaha untuk berdiri di tengah reruntuhan tembok.Supir ini hanya berada di ranah Kaisar Bela Diri, jiwanya bergetar saat memikirkan dia akan seg
Hanya saja suara seruling tiba-tiba berubah pada saat ini. Jeka sangat terkejut saat merasakan sebuah kekuatan tak kasat mata sedang menyerang tubuhnya.Saat Fandy menoleh ke arah Jeka, Fandy melihat Jeka sudah tergeletak di tanah dengan posisi yang aneh, karena lengan dan kakinya bengkok dengan sangat berlebihan.Terdapat ketakutan di kedua mata Jeka, mulutnya bahkan masih bergerak."Ke ... kenapa kamu bisa datang? Kenapa?"Setelah aura Jeka menghilang, Fandy sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Tubuhnya segera terjatuh ke belakang, tapi Fandy mencium sebuah aroma yang wangi dan tubuhnya segera ditopang oleh seseorang."Fandy, kemampuanmu nggak buruk juga."Fandy hanya tersenyum saat melihat wajah cantik di depannya, lalu jatuh pingsan.Wanita ini adalah kakak seperguruan ketiga Fandy yang bernama Eva Suis, yang menempati peringkat ketiga dalam aspek kekuatan di antara 9 orang. Fandy mengetahui tentangnya. Hari ini adalah pertama kalinya Fandy melihat Eva bertindak, tidak disangka s
Sebenarnya sejak awal Fandy sudah menganggap 9 kakak seperguruannya sebagai wanitanya sendiri. Tapi dia adalah seorang pria yang berprinsip, jadi godaan saat ini benar-benar telah mencapai titik ekstrem.Eva telah melepaskan pakaiannya. Meskipun dia masih mengenakan pakaian dalam, bentuk tubuhnya tetap terpampang dengan sempurna.Tidak ada sedikit pun daging yang tidak berguna di tubuhnya. Bagian yang seharusnya montok benar-benar montok. Apalagi wajahnya yang cantik yang akan membuat pria mana pun jatuh cinta padanya.Hanya saja Fandy adalah orang yang berprinsip, dia hanya bisa menahan keinginan untuk menekan wanita ini di atas tempat tidurnya."Kak Eva, masalah pertunanganku masih belum diselesaikan."Eva yang terlihat tersipu tentu saja terlihat lebih menggoda."Tapi aku bukanlah orang yang cuma bicara saat minta bantuan orang lain. Aku juga nggak punya hal apa pun yang bisa dikasih padamu, jadi aku cuma bisa memberikan tubuhku padamu. Tenang saja, kita nggak perlu kasih tahu hal i
Sambil tersenyum canggung, Raysha menyingkirkan cermin riasnya.Sikapnya terhadap duniawi sebenarnya cukup baik, tidak pernah memiliki hubungan yang tidak pantas dengan pria kaya mana pun yang datang untuk membeli mobil. Hanya saja, di dunia ini ada sedikit orang yang seperti Fandy.Tak lama kemudian, Fandy tiba dan langsung ke pokok permasalahan tanpa banyak bicara."Aku jujur padamu, Raysha. Aku ingin membeli sesuatu dari Yandi dan aku butuh bantuanmu."Naning sudah menyangka hal ini dan Raysha memikirkannya sejenak lalu baru berbicara."Kak Fandy, bukannya aku nggak mau membantumu. Aku sudah menolak Yandi beberapa kali."Fandy bertanya sambil tersenyum."Kamu pasti punya perasaan terhadap Yandi, 'kan? Kalau nggak, kamu akan menghapus kontaknya setelah menolak Yandi."Raysha tidak membantahnya."Ya, aku punya perasaan padanya, tapi kalau kita mau menikah, kita harus realistis, 'kan? Yandi pria yang baik, tapi masalahnya dia hanya punya tempat pijat, bahkan nggak mampu membeli rumah b
Yandi mengerutkan kening."Kamu nggak paham apa kataku? Kamu masih saja menawar?"Kalau tiga tahun lalu, Yandi pasti cemas dan takut pihak lain akan mengingkari janjinya. Jangankan ratusan miliar, kalau puluhan miliar saja, Yandi tanpa ragu akan menjual barang itu.Namun saat itu, tidak ada seorang pun yang berminat. Dia tidak tahu nilai Teknik Pernapasan Gelap, apalagi keberadaan para seniman bela diri.Sekarang setelah mengetahuinya dan seseorang datang untuk menawar harga, Yandi tetap menolak untuk menjualnya, bahkan Yandi sering menyesali tipu daya takdir."Aku menawarkan sebuah gedung, kamu bisa menamainya apa pun yang kamu inginkan. Semua gedung di mana pun di Kota Hira juga bisa."Mana pun? Yandi hampir tertawa. Kenapa bisa bertemu dengan pria yang sok hebat ini?"Bagaimana kalau aku minta Gedung Abina?"Gedung Abina, sebuah gedung perkantoran di pusat Kota Hira, menghabiskan biaya ratusan miliar untuk membangunnya saat itu. Kini harganya meroket. Jika mau membeli semuanya, harg
"Kenapa kamu begitu marah pagi-pagi begini?"Imelda masih tampak marah."Bos, apa kamu nggak melihat bahwa toko di sebelah kita tiba-tiba berubah menjadi toko karangan bunga?"Toko karangan bunga? Fandy benar-benar tidak menyadarinya. Fandy baru ingat bahwa ada salon kecantikan di sebelahnya. Bisnisnya tidak begitu bagus dan tokonya akhirnya dijual. Kenapa sekarang menjadi toko karangan bunga?"Haha! Semoga rezekimu selalu lanjar. Mulai sekarang kita akan bertetangga. Mohon arahannya!"Pada saat ini, pria gemuk Almaz masuk sambil membawa amplop merah di tangannya, yang membuat Imelda sangat marah sehingga pergi ke ruang dalam."Toko karangan bunga itu milik pria gemuk ini!"Tidak seorang pun yang ingin toko perkakas pemakaman dibuka di sebelah rumahnya. Tidak heran Imelda begitu marah."Gemuk, apa maksudmu?"Almaz tersenyum."Nggak apa-apa. Aku mengundurkan diri dari Kuil Halka, jadi aku harus mencari nafkah, 'kan? Aku nggak bisa melakukan hal-hal lain, jadi aku membuka toko karangan b
Di dalam ruangan pribadi, Edrick sangat gugup. Edrick tidak pernah menyangka bahwa orang dari Bank Flag yang disebutkan Fandy sebenarnya adalah presiden Vinson yang sangat dihormati."Dokter Fandy, aku nggak sengaja menyembunyikan ini darimu."Setelah duduk, Vinson mulai tertawa. Jika mengacaukan suasana, dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya."Nggak apa-apa. Di mataku, status nggak penting karena mereka semua adalah pasien."Senyum Vinson melebar."Pantas saja Dokter Fandy sangat terampil di usianya yang masih muda. Hanya sedikit orang yang punya pemikiran seperti kamu saat ini."Sambil melambaikan tangannya, Fandy menatap Edrick."Perkenalkan ini temanku, Edrick. Dialah yang menghadapi kesulitan yang aku sebutkan sebelumnya. Kalau bisa, tolong bantu."Edrick bergegas datang untuk berjabat tangan, lalu mendengar Vinson berkata."Ini masalah kecil. Bagaimanapun juga, Dokter Fandy sudah menyelamatkan nyawaku. Kalau aku nggak bisa membantu, bukankah aku, Vinson, akan menjadi orang yang
Begitu kesimpulannya keluar, sebelum Andy membuka mulutnya, Charles sudah berbicara."Edrick, Edrick, lihatlah orang-orang yang telah kalian temui sekarang! Kalau pernyataan ini sampai ke telinga orang itu, haha, nggak akan ada lagi tempat bagimu di seluruh Kota Hira. Kalian harus tahu akibatnya."Edrick juga tercengang, bahkan mulai curiga apakah Fandy hanya mencoba sok hebat. Bagaimanapun, Vinson adalah tokoh yang sangat penting, perbedaan status mereka terlalu besar.Andy bahkan lebih terkejut lalu menatap Edrick dan berkata."Entah kamu menamparnya atau setelah malam ini, kamu akan masuk dalam daftar hitam Bank Flag. Tentukan pilihanmu."Andy hanya khawatir tidak dapat menemukan alasan untuk menghukum orang yang kurang ajar ini yang menginginkan pinjaman tapi berani mengabaikannya, direktur departemen kredit, tapi Fandy malah membantunya memikirkan sebuah alasan."Huh, Dokter Fandy, maafkan aku karena terlambat."Tepat ketika Edrick hendak menendang keduanya keluar tanpa ragu-ragu,
Di ruang pribadi lainnya, Fandy telah tiba, di dalam ruangan hanya ada dia dan Edrick."Jangan khawatir, mobil yang ditumpanginya ditabrak dari belakang, jadi butuh waktu yang lama."Fandy mengatakan sejujurnya. Ketika keluar dari lift, Vinson menelepon untuk meminta maaf dan juga mengirim video pendek kecelakaan mobil, karena takut Fandy akan marah.Mengemudi memang seperti ini. Entah seberapa hebat kemampuan mengemudi, apa bisa menjamin bahwa orang lain tidak akan menabrak?Mengingat status Fandy sebagai pemegang kartu premium, kalaupun Vinson punya keberanian sepuluh kali lipat, Vinson tidak akan berani menentangnya."Nggak apa-apa. Dia tamu, jadi wajar saja kalau terlambat. Aku benar-benar minta maaf merepotkanmu kali ini, Fandy."Edrick punya sifat yang baik. Saat menginginkan sesuatu, sikapnya sudah sesuai. Kalau terlambat saja tidak bisa menerimanya, apa gunanya bicara lebih lanjut?"Apa perusahaanmu ada kesenjangan pendanaan yang besar saat ini? Berapa banyak uang yang ingin ka
"Edrick?"Seorang pria paruh baya dengan perut buncit langsung memanggil saat melihat Edrick."Paman Charles makan di sini juga?"Karena mempertimbangkan hubungannya, Edrick memanggilnya sambil tersenyum, tapi sebenarnya sangat jijik dengan hal ini.Charles pada awalnya adalah seorang veteran di perusahaan mereka. Setelah ayah Edrick meninggal dunia, Charles mulai mengambil alih perusahaan. Edrick segera mengetahui apa yang dilakukan Charles diam-diam. Jika dibiarkan begitu saja, cepat atau lambat perusahaan akan hancur, jadi Edrick dengan tegas memecatnya.Terkadang sangat sulit untuk menggambarkan pengaturan dari Tuhan. Karena salah satu keponakan Charles sukses, tentu saja Charles juga tidak akan berbuat buruk. Selama ada kesempatan, Charles pasti akan menekan perusahaan Edrick.Saat berjalan mendekat, ada sedikit rasa jijik pada senyum di wajah Charles."Kita sudah berselisih, kenapa repot-repot menyapaku dengan sopan?"Edrick masih terus tersenyum."Apa pun yang terjadi, kamu adal
Seseorang masuk ke Klinik Helty."Kenapa?"Imelda pergi menemui pria itu dan merasa ada yang tidak beres segera setelah bertanya. Pandangan pria itu menjelajahi sekujur tubuhnya tanpa rasa takut. Kalau saja tidak yakin apakah dirinya mengenakan pakaian, Imelda pasti ingin menutup matanya dengan lengannya."Gendut! Apa kamu gila? Apa yang kamu lihat? Keluar!"Imelda bukanlah orang yang blak-blakan. Sekalipun pria gendut di hadapannya itu benar-benar gila, Imelda pasti tidak akan bersikap sopan karena itu sungguh keterlaluan."Uhuk, uhuk!"Pria itu berdeham lalu mengalihkan pandangan."Apa Fandy ada di sini? Aku kakaknya!"Kakak? Imelda tertegun sejenak, lalu segera tenang kembali."Oh, ternyata kakak bos, silakan masuk."Beberapa saat berikutnya, suara Fandy terdengar."Bukan!"Fandy yang baru saja keluar dari kamar mandi sangat marah ketika mendengar ini. Ketika melihat lagi, Fandy mendapati bahwa itu adalah Pengawas dari Kuil Halka. Tentu saja Fandy menjadi semakin kesal."Fandy, aku
Setelah berpura-pura berpikir sejenak, Fandy berkata."Aku pernah merawat seorang karyawan bank, jadi kami berteman baik. Namun, aku nggak yakin jabatan apa yang dipegangnya di bank, entah bisa membantu atau nggak."Dalam sekejap, mata Helen berbinar."Benarkah?"Seketika, Helen merasa tidak enak hati."Bagaimana aku bisa merepotkanmu untuk menggunakan bantuanmu demi urusan keluarga kita? Nggak terlalu pantas, jadi anggap saja aku nggak mengatakan apa-apa."Fandy berkata sambil tersenyum."Banyak yang bilang tetangga yang akur itu seperti keluarga. Kami juga punya Erin. Sudah takdir kita bisa hidup bersama. Kalau ada kesulitan, aku pasti akan membantu semampuku. Kenapa harus sungkan? Aku akan menelepon dan bertanya besok. Kalau memungkinkan, aku akan menghubungi Edrick secara langsung."Fandy sudah mengatakan seperti ini, bagaimana mungkin Helen menolaknya? Selain itu, perusahaan benar-benar kehabisan pilihan. Fandy juga bukan orang luar. Meskipun mereka tidak bersama dalam waktu yang