Share

Bab 4

Author: Daffa Adzriel
"Tolong Dokter Felix menolong ayahku, aku rela mengorbankan semuanya!"

Hugo menjadi cemas. Ayahnya sehat atau tidak, bagi keluarga ini adalah dua situasi yang berbeda. Apalagi sebagai putranya, wajib melakukan apa pun deminya.

"Ya sudahlah. Awalnya ayahmu nggak bisa bertahan sampai besok pagi. Karena aku sudah datang, kalian masih ada satu pilihan. Aku bisa memperpanjang waktunya sebulan, setuju atau nggak, kalian bahas dulu."

Sebelum Hugo berbicara, pria tua yang di tempat tidur tiba-tiba berkata, tapi karena sesak, jadi perkataannya tidak terdengar jelas.

"Aku ... aku mau."

Melihat situasi ini, Hugo tentu saja setuju karena hidup nyaman selama sebulan lebih baik daripada meninggal.

Tak ada yang memperhatikan kalau Claire sudah keluar dari kamar, bahkan menunjukkan ekspresi ragu sambil memegang ponsel. Sebenarnya dia juga ingat dengan nomor yang dikatakan Fandy tadi siang. Bukan dia sengaja ingatin, melainkan dia memiliki ingatan yang baik.

"Kakek, aku rela melakukan apa pun demimu."

Claire berbalik untuk mengeluarkan ponsel, lalu keluar dari kamar dengan sikap tegas.

Di sebuah komunitas di Kota Valencia, Fandy melihat vila tiga lantai di depannya dan merasa sangat emosional. Sudah tiga tahun lamanya dia tidak bertemu paman Wildan.

Saat itu dia telah menjadi sahabat bagi ayahnya sejak kecil. Selain tidak memiliki hubungan darah, dia bahkan lebih dekat dari saudara kandung.

Saat hendak membunyikan bel pintu, ponselnya berdering.

"Halo!"

"Akulah yang mengeluarkan Kartu Kehidupan pada siang hari. Namaku Claire. Pertama, aku minta maaf padamu, lalu bisakah kamu datang dan menemui kakekku? Dia benar-benar muntah darah."

Haha, tidak akan menyerah sampai benar-benar terpojokkan.

"Aku mengerti, kirim mobil untuk menjemputku. Aku ada di Vila No. 6 di Komunitas Lorina."

"Oke, itu, masih ada dokter genius di sini. Katanya dia bisa memperpanjang umur kakekku satu bulan lagi."

Fandy berkata dengan santai.

"Suruh dia pergi. Kalau dia melakukan itu, itu akan membuat kakekmu nggak perlu diobati lagi."

Pada titik ini, panggilan diakhiri dan sebuah panggilan terdengar.

"Fandy?"

Setelah mendongak, seorang pria paruh baya menatapnya dengan tidak percaya di halaman vila.

"Paman Wildan, sudah nggak ketemu selama tiga tahun. Kamu terlihat semakin muda saja."

Dalam sekejap, pupil mata pria paruh baya itu bergetar. Dia tidak menyangka ternyata itu adalah putra sahabatnya.

"Terima kasih atas berkah langit, kalian telah mendengar permohonanku."

Wildan bergegas keluar dan memeluk Fandy dengan erat.

Setelah mengenang masa lalu sebentar, keduanya memasuki rumah.

"Istriku! Putriku! Lihat siapa yang datang!"

Di atas sofa ruang tamu vila, seorang wanita sedang berbaring miring sambil menonton TV. Dia berpakaian sangat tipis dan kakinya yang jenjang hampir memenuhi seluruh sofa.

"Ah! Bajingan, lihat apa kamu!?"

Setelah menatap mata Fandy dan menyadari itu adalah pria asing, wanita itu berteriak sebelum bergegas ke atas.

"Suamiku, dasar kamu ini. Putrimu telah dilihat oleh orang lain. Lagi pula, siapa dia?"

Mana mungkin Fandy tidak kenal dengan dua wanita di ruangan itu? Salah satunya adalah istri Wildan yang bernama Wanda dan yang lainnya adalah putri kesayangannya, Chaesa.

"Omong kosong apa itu!? Apa dia nggak pakai baju? Lagi pula, terus kenapa kalau melihatnya telanjang? Ini Fandy, bukan orang luar."

Fandy? Wanda melihatnya dan akhirnya teringat.

"Kamu Fandy?"

Tidak disangka pada saat berikutnya, raut wajahnya berubah menjadi jelek.

"Nggak bisa bertahan hidup di luar, jadi kamu berencana untuk mengandalkan kami setelah kembali?"

Fandy tahu apa yang maksud Wanda. Setelah orang tuanya meninggal, dia tidak berniat menjalankan perusahaan dan perusahaan itu dibagi ke para kerabatnya. Kemudian, dia bertemu dengan gurunya dan cukup beruntung untuk memberikan semua emas senilai 20 miliar yang ditinggalkan orang tuanya kepada Wildan.

Konyol sekali wanita ini tidak tahu apakah sekarang Fandy masih peduli dengan uang?

"Diam! Pergi dan sajikan makanannya. Akhirnya Fandy telah kembali. Kami berdua akan minum. Kalau kamu berani bicara lebih banyak, percaya atau nggak aku akan menamparmu?"

Melihat suaminya marah, Wanda hanya bisa pergi ke dapur.

Wildan tersenyum bahagia sambil berjalan ke arah meja makan.

"Baguslah kamu sudah kembali. Kalau bukan karena dukungan finansialmu, perusahaan paman nggak akan berkembang sampai saat ini, jadi setengah dari perusahaan ini adalah milikmu. Selain itu, ayahmu dan aku telah membuat janji pertunangan sebelumnya. Carilah waktu dan menikah dengan Chaesa-ku."

Sebelum Fandy bisa menolak, Chaesa yang sudah berganti pakaian muncul.

"Nggak mungkin! Ayah, kamu menyuruhku menikah dengannya? Benar-benar nggak mungkin!"

Harus dikatakan Chaesa cantik dan memiliki sosok yang baik, hanya saja kebencian di wajahnya membuat orang agak tidak nyaman.

"Aku sudah mengatur semuanya, apa kamu berhak membuat keputusan?"

Chaesa hampir menangis.

"Nggak! Sebelumnya kamu juga bilang kalau dia telah bekerja sebagai dokter klinik di sebuah desa selama tiga tahun terakhir. Bagaimana dia bisa layak untukku? Meskipun dia memberi keluarga kita puluhan miliar emas sebelumnya, terus apa? Kalau itu ada di tangannya, pasti sudah lama hilang. Nggak bisakah kita membayarnya kembali 20 miliar padanya?"

Melihat Wildan berdiri, Wanda yang baru saja meletakkan sepiring makanan buru-buru menghentikannya.

"Suamiku, tenanglah. Intinya adalah ini terlalu mendadak. Kamu harus memberi waktu pada putrimu untuk mencernanya. Begini, mereka bisa berteman dulu selama tiga bulan sebelum menikah."

Fandy juga berbicara.

"Paman Wildan, menurutku bibi benar. Pernikahan adalah peristiwa seumur hidup dan kedua belah pihak harus bahagia."

Fandy sangat mengenal Wildan dan dia sangat setia. Kalau berbicara, dia sulit untuk menariknya kembali. Lebih baik redakan suasananya dulu, lalu dilanjutkan dengan mencari kesempatan untuk mengatakan kalau mereka tidak cocok.

Chaesa yang menerima isyarat dari mata ibunya memahami sesuatu dan menjadi santai.

"Ayah, maaf, ini terlalu mendadak."

Wildan benar-benar merasa jauh lebih nyaman.

"Oke, kalau begitu tiga bulan lagi. Pernikahan akan diadakan dalam tiga bulan."

Setelah makanan disajikan, Wanda tersenyum manis.

"Nak, anggap saja tempat ini sebagai rumahmu sendiri. Apa lagi yang kamu bicarakan? Itu terlalu asing."

Chaesa membencinya.

"Bu, dia datang dengan tangan kosong."

Fandy mengabaikan kerja sama ibu dan putrinya. Dia datang hanya untuk menemui Wildan dan tidak ada hubungannya dengan orang lain. Saat itu dia tahu pasangan ibu dan anak ini adalah wanita yang sangat sombong.

"Paman Wildan, aku akan bersulang untukmu."

Setelah menghentikan Wildan yang hendak memaki lagi, Fandy mengangkat cangkirnya.

"Fandy, bisakah kamu memberitahuku dengan jelas sekarang apa pekerjaanmu? Tiga tahun lalu ketika kamu pergi, kamu bilang kamu akan menjadi dokter klinik di desa dan nomor teleponmu diubah. Tahukah kamu betapa cemasnya aku? Pak Hendro telah tiada, jadi akulah ayahmu. Jangan sungkan untuk memberitahuku kalau ada masalah."

Untungnya meskipun perusahaan menjadi lebih besar dan kuat dalam tiga tahun, setidaknya Wildan sama sekali tidak berubah yang merupakan satu-satunya kepuasan Fandy.

"Suamiku, kamu terlalu khawatir. Fandy sangat cakap, mana mungkin dia membutuhkan bantuan dari keluarga kita?"

Wanda sangat pandai menyela, yaitu sekarang dia tidak ingin Fandy datang dan makan gratis. Masalah terbesarnya adalah mengembalikan 20 miliar yang dia miliki saat itu tidak akan bisa mengurangi keuntungan saat ini. Kesenjangannya terlalu besar.

"Benar, ayah. Kak Fandy adalah orang yang luar biasa dan dia nggak membutuhkan kita."

Tepat ketika Fandy hendak berbicara, pengasuhnya masuk.

"Pak Wildan, sebuah Rolls-Royce Phantom keluar dan berkata sedang menunggu Tuan Fandy."

Rolls-Royce Phantom? Tidak banyak mobil mewah seperti itu di Kota Valencia.

Saat berikutnya, suara Fandy terdengar.

"Itu datang menjemputku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
pitono
jadi malas bacax simpanannya ilang balik ke awal lagi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 774

    "Nggak ada urutan. Kalian berempat bisa mendiagnosis pada saat yang sama, kriteria khususnya adalah siapa yang bisa membuat pasien pulih dengan baik. Ini benar-benar adil, jangan khawatir."Penyakit yang diderita pasien itu pasti sangat sulit diobati, jadi sudah bisa menduga kenapa Sandoro berada dalam kondisi pikiran seperti itu setelah mendengar bahwa dokter genius seperti Mario diundang ke sini.Saat Fandy kembali ke rumah, waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi. Setelah penampilannya pulih, Fandy masuk dan melihat Imelda yang menunggunya telah melemparkan dirinya ke dalam pelukannya."Kak! Hiks, maafkan aku!"Fandy tersenyum lalu menghiburnya."Sudahlah, bukankah kamu sudah nggak apa-apa? Lain kali, apa pun yang terjadi, kamu harus mengatakan yang sebenarnya."Sambil menyeka air matanya, ketakutan melintas di mata Imelda."Bukan begitu. Dia selalu ada di sampingku saat itu. Aku nggak berani mengatakan yang sebenarnya."Saat berbicara tentang ini, Fandy juga menjadi serius."Siapa y

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 773

    Dengan bimbingan staf, Fandy memasuki sebuah ruangan yang di mana sudah ada beberapa orang. Selain Kakak Tertua Keluarga Ilyas dan Ardi, ada dua orang yang mengenakan topeng.Tepat setelah duduk, Kakak Tertua Keluarga Ilyas tiba-tiba menatap Fandy."Apa kita pernah bertemu di suatu tempat sebelumnya?"Fandy terkejut. Bagaimana kesadaran orang ini bisa begitu mengerikan?"Benarkah? Aku nggak ingat."Tanpa berkata apa-apa lagi, Kakak Tertua Keluarga Ilyas menutup matanya dan mulai beristirahat lagi.Sekitar sepuluh menit kemudian, seorang pria tua masuk bersama seorang pria paruh baya yang jelek."Panggil saja aku, Sandoro. Aku orang yang bertanggung jawab atas Pelelangan Goldilock ini."Dia mengulurkan tangan kanannya sambil memperkenalkan dirinya."Orang di sebelahmu adalah pemiliknya, Kero."Setelah mengatakan itu, Sandoro langsung ke pokok permasalahan."Pemilik ingin tahu, dokter genius mana yang bisa kamu undang?"Kakak Tertua dari Keluarga Ilyas berbicara lebih dulu."Tetua Tertin

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 772

    Nada suara Almaz disertai dengan sedikit senyuman."Jangan khawatir, aku sudah mengatur agar seseorang mengambilnya, Bunga Iblis Bermata Empat milikmu juga akan dibawa."Almaz tampaknya tidak dapat diandalkan hampir sepanjang waktu, tapi masih cukup pandai pada saat-saat kritis.Benda-benda yang muncul kemudian juga sungguh aneh. Bahkan Fandy belum pernah mendengar beberapa di antaranya. Namun, dari intensitas penawaran di lokasi, bisa diketahui bahwa semuanya adalah barang bagus.Kakak Tertua Keluarga Ilyas tidak bergerak dari awal hingga akhir, hanya memejamkan mata untuk beristirahat.Beberapa jam berlalu dan ekspresi juru lelang menjadi serius."Sekarang, akan muncul barang terakhir, yang juga merupakan akhir dari Pelelangan Goldilock ini."Seorang wanita cantik datang ke panggung sambil memegang nampan yang ditutup kaca. Melalui itu, orang-orang bisa melihat dengan jelas bahwa ada tulang yang aneh di dalamnya.Fandy tidak bersemangat, karena sudah merasakannya saat datang ke sini,

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 771

    Di bawah kain merah itu ada sebuah sangkar, di dalamnya berdiri seseorang. Meskipun mengenakan kerudung dan hanya matanya yang terlihat, Fandy langsung mengenalinya. Wanita ini adalah Imelda."Jangan gegabah, pikirkan tentang Sekte Langit Hebat."Pada saat ini, suara Almaz terdengar, membuat Fandy dengan cepat tenang. Memang benar-benar tidak realistis untuk ingin merenggut orang dengan paksa. Sebagai sekte nomor satu di Negara Limas, kekuatan Sekte Langit Hebat memang tidak diragukan lagi."Pewaris Sekte Gagina, yang bisa ditundukkan pada Alam Penyempurnaan dan di atasnya. Pemiliknya membutuhkan uang dan salah satu dari tiga barang agar memenuhi syarat untuk dilelang.""Ketiga benda itu adalah Batu Darah, Bunga Iblis Bermata Empat dan Rumput Pemikat.""Bisa dimulai sekarang."Fandy menarik napas lega, tidak menyangka bahwa Casella berpura-pura menjadi Erin dan secara tidak sengaja memberinya Bunga Iblis Bermata Empat, yang ternyata berguna saat ini.Di Pelelangan Goldilock, tidak perl

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 770

    "Suatu hari nanti, aku akan bertemu dengannya lagi."Hari demi hari berlalu, Helen masih belum memberikan jawaban. Fandy pun tidak mendesaknya. Hal semacam ini tidak bisa dilakukan terburu-buru.Ketulusan hati untuk membantu atau tidak, sebenarnya itu adalah dua konsep yang berbeda.Sepanjang hari, Fandy tidak membuka klinik, tapi bersembunyi di sebuah hotel kecil, karena Pelelangan Goldilock di malam hari adalah prioritas utama dan tidak ada hal lain yang dapat menandinginya.Setelah melihat waktunya hampir habis, Fandy mengenakan topeng misterius. Benda ini tidak memerlukan ritual atau pelatihan apa pun, Fandy bisa menyesuaikannya sesuka hati setelah memakainya.Akhirnya Fandy berhenti di depan seorang pria setengah baya yang tampak lemah lembut, lalu berjalan menuju tempat pelelangan.Ada sebuah desa ratusan kilometer jauhnya dari Kota Hira, ada juga vila liburan di dekatnya, tempat Pelelangan Goldilock diadakan.Tidak seperti Pelelangan Goldilock, meskipun aula di sini megah, tidak

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 769

    Setelah melihat mata Fandy, wajah cantik Mytha memerah, tahu bahwa ini adalah sebuah kesalahpahaman."Dokter Fandy, aku ingin kamu menguji paru-paru aku lebih dulu. Siapa tahu cocok dengan kakekku."Fandy merasa malu, barusan benar-benar salah paham. Selama film-film dari Negara Alza punya dampak yang sangat dalam pada otak, pria mana pun mungkin akan berpikiran liar dalam situasi ini."Kalaupun cocok, apa yang akan dipikirkan kakekmu saat sadar nanti?"Melihat kakeknya yang terbaring di tempat tidur, wajah Mytha penuh dengan rasa sayang. Ya, begitu sayang."Dia sudah merawatku selama bertahun-tahun. Sudah waktunya untuk membalas budi! Lakukan saja, aku akan mengurus yang lainnya."Setelah melihat ini, Fandy berdiri dan menghentikan Mytha yang hendak melepas bajunya."Baiklah, aku bisa memastikannya dengan merasakan denyut nadimu. Nggak perlu jarum perak."Setelah beberapa saat, mata Fandy berbinar."Paru-parumu sangat cocok dengan paru-paru kakekmu! Yang terpenting, kedua paru-parumu

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 768

    Pada saat ini, Mytha masuk."Dokter Fandy."Setelah melihat-lihat sekeliling, Fandy bertanya."Kamu menyelesaikan masalahku?"Fandy sudah tahu semuanya dari tatapan mata wanita ini."Ini hanya bantuan sepele saja. Aku kebetulan kenal. Aku ingin mengirim orang yang menjebakmu ke sini juga, tapi sayangnya nggak bisa. Maafkan aku."Fandy tersenyum."Itu sudah cukup bagus. Kali ini kamu sudah membantuku, jadi aku berutang budi padamu."Jika sebelumnya, Fandy tidak akan peduli sama sekali, tapi sekarang Fandy punya identitas lain, seorang yang setingkat jenderal di markas pusat. Semakin dalam keterlibatannya dan semakin lama waktu yang dibutuhkan, semakin buruk jadinya, jadi bantuan Mytha menjadi sangat penting."Nggak apa-apa, Dokter Fandy. Kalau kamu bersedia merawat kakekku, aku akan banyak berutang budi padamu. Bagaimana aku bisa membiarkanmu berutang budi padaku?"Sambil berdiri, Fandy berkata dengan serius."Ada penyebabnya, apa yang kakekmu lakukan di Negara Limas sepadan dengan bant

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 767

    "Kenapa? Kamu pikir kamu siapa? Kamu bisa bertemu Jenderal Perang Hario hanya dengan kartu identitas ini? Jangan bercanda!"Saat pria paruh baya itu mengeluh, Barry sudah mengambil identitasnya. Matanya langsung melotot dan memberi hormat."Jenderal!"Setelah melihat hal itu, pria paruh baya itu segera menyambarnya, tangannya mulai gemetar dan memberi hormat dengan tergesa-gesa, lalu dengan hormat mengembalikan kartu identitas itu dengan kedua tangannya."Jenderal, aku salah!"Orang ini ternyata adalah Jenderal Naga, eksistensi setingkat jenderal perang, gelarnya jauh lebih tinggi dari mereka."Beritahukan pada Jenderal Perang Hario. Aku akan pergi bersama kalian. Jangan khawatir, aku nggak akan mempersulit kalian."Hampir segera setelah Fandy dibawa ke mobil untuk pergi, Mytha tiba. Setelah melihat hal itu, Mytha tidak keluar dari mobil, saat ini raut wajahnya menjadi sangat suram lalu mengatakan sesuatu dengan nada suara yang dingin."Pulang! Secepat mungkin, aku ingin tahu apa yang

  • Aku yang Hebat Ditolak Nikah?   Bab 766

    "Lihatlah manusia kertas ini. Bukankah mereka tampak seperti nyata? Apa toko-toko lain juga punya kualitas yang sama?"Di toko karangan bunga, ada selusin patung kertas berdiri. Walace menatapnya dengan tertegun.Karena manusia kertas itu tampak hidup. Beberapa di antara mereka mengerjap ke arahnya, beberapa bahkan melangkah. Bahkan di siang bolong dengan banyak orang di luar, Walace masih merasakan kulit kepalanya kesemutan.Walace hendak melarikan diri, tapi dihalangi oleh tiga manusia kertas. Pada saat ini, suara Almaz terngiang di telinganya."Kamu ketakutan sekali dengan permainanku. Kirimi aku uang tunai satu miliar besok, atau aku akan mengirim manusia kertas ini ke rumahmu untuk bermain denganmu setiap hari!"Walace terus menelan ludahnya, akhirnya mengerti bahwa pria gendut ini jelas bukan seseorang yang mampu dirinya lawan. Pria gendut ini sudah melampaui kategori seorang seniman bela diri. Entah manusia kertas yang dilihatnya saat ini benar-benar hidup atau ilusi, Walace ber

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status