Setelah selesai membantu zhahir. Zayn kembali ke ruang kerjanya dan Rania sudah tak ada disitu, lalu ia mencari Rania ke kamarnya dan betul, Rania tengah membereskan barang-barang yang hendak di bawa."Mas, dari mana?"tanya Rania seraya menoleh ke arah Zayn. Zayn terdiam tak menjawab pertanyaan Rania."Mas, kamu kenapa?"tanya Rania seraya menatap wajah Zayn."Kamu benar sayang, anak kita tidak seperti anak seusianya."ucap Zayn seraya duduk di pinggiran tempat tidur."Mas tadi membantu zhahir membereskan barang yang akan dia akan bawa, dan mas melihat semua barang hasil karyanya, dan itu bukan layaknya hasil karya anak seusianya."ucap Zayn dengan wajah terkejut."Dan kamu tahu sayang, dia melukis wajah mas, saat mas membereskan barang-barang nya sayang, dan hasilnya bagus sekali."sambung Zayn seraya menggenggam kedua tangannya Rania.Rania hanya terdiam mendengar semuanya, ia karena dia sudah tahu semua itu, dan ia sudah memberitahu suaminya namun, suaminya tidak menanggapi semuanya de
Setelah makan siang mereka semua berbincang di ruang keluarga."Bu, jadi rencananya kami akan merayakan ulang tahun zhahir disini. Aku ingin merayakan ulang tahun zhahir dengan berkumpul semua keluarga. Sekalian mengenalkan zhahir pada semua keluarga. Lagian zhahir kan belum pernah bertemu dengan semua keluarga kita."jelas Zayn yang membuka topik pembicaraan."Itu rencana yang bagus nak, nanti biar ayah yang mengundang semua keluarga kita, termasuk keluarga Rania juga."jawab ayahnya Zayn yang setuju dengan rencana Zayn."Ibu juga setuju, nanti biar ibu yang siapkan semua keperluan pestanya."ujar ibunya Zayn."Nak, kamu mau tema apa sayang?"tanya ibunya Zayn pada zhahir."Apa saja Oma."jawab zhahir seraya menoleh ke arah Omanya."Oh iya Bu, nanti sore rencananya kita akan ke rumah orang tuanya Rania, ya sekalian memberi tahu rencana ini."ucap Zayn seraya melirik Rania, Rania tersenyum."Aku ikut kan dad?"tanya Zhahir seraya menoleh ke arah Zayn."Tentu saja sayang, memangnya kamu nggak
Aku Rania saat ini statusku adalah seorang istri dari pengusaha ternama dia adalah Adam Zayn Irtiza.Aku sudah menikah hampir 8 bulan, tapi ya, aku belum dikaruniai seorang anak, karena awal pernikahan kita nggak berjalan dengan selayaknya suami istri.Itu karena aku menikah dengan jalan perjodohan. Namun sekarang aku dan suamiku sudah saling mencintai.Dan inilah kisahku di masa pasca pernikahan. Yang berawal di jodohkan aku berupaya untuk meyakinkan suamiku bahwa akulah Jodohmu.Memang tak mudah bagiku untuk meyakinkan dia bahwa "akulah Jodohmu".Apalagi saat dia tengah benar-benar jatuh hati pada seseorang yang sudah lebih dahulu mendapatkan hatinya.Tapi aku tak akan menyerah begitu saja, aku berusaha meyakinkan diri bahwa dia milikku, dia suami ku dan aku adalah istrinya yang resmi.Aku harus memperjuangkan dia untu
"Nggak Bu, dia kan istriku bukan pegawai ku. Kalau emang Rania mau ke kantor dia tinggal ke kantor, dia bebas mau kapan saja kesana, nggak mesti harus jadi pegawaiku. Kalau dia mau nemenin aku seharian di kantor juga aku nggak larang." Jelasnya karena dia nggak mau aku bekerja."Ibu, nggak usah khawatir. Aku pasti ganti sekretaris nya kok. Tapi nanti kalau aku sudah menemukan yang baru." Jelasnya pada ibunya."Aku selesai sarapan nya. Aku pergi dulu ya." Pamit Zayn pada orang tuanya, lalu ia melirik ku, aku pun mengantarnya sampai depan mobilnya."Nanti siang, kamu ke kantor ya, kita makan siang bersama." Pintanya padaku."Ya, nanti aku kesana." Jawabku."Aku pamit dulu ya, assalamualaikum." Pamit Zayn pada Rania."Waalaikum salam. Hati-hati jangan ngebut." Jawabku sambil mengingatkan Zayn untuk tidak ngebut.Zayn pun menoleh dan mengangg
Setelah mengirimkan pesan aku pergi menuju kantor karena Zayn sudah marah-marah karena aku telat datang.Sesampainya di kantor aku langsung menuju ke ruangan nya Zayn, dan disana aku melihat kejadian tak terduga."Mas, maaf aku…" ucapku yang langsung terdiam melihat apa yang terjadi di depanku."Maaf, aku ganggu ya.." ucapku sambil pergi meninggalkan ruangan Zayn.Aku pergi dengan rasa kesal dan menangis. Lalu Zayn pun langsung mengejarku."Rania, tunggu. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan." Ucapnya sambil mengejar ku."Rania." Ucapnya sambil memegang tanganku lalu menarikku."Rania, dengarkan penjelasanku, kamu jangan kaya anak kecil gini, emang kamu nggak malu apa liat banyak orang yang ngeliatin kita. Ayo masuk ke mobil nanti aku jelasin di mobil." Ucapnya sambil meminta ku masuk ke mobil.Di perjalanan ak
Kami pun selesai makan siang, dan menuju ke kantor Zayn, dan langsung ke ruangan kerja Zayn."Aku meeting dulu ya, kamu kalau mau tidur, tidur saja. Nanti selesai meeting kita pulang." Ucapnya sambil keluar ruang kerja nya dan menuju ke ruangan meeting.Sambil menunggu Zayn yang tengah meeting aku mainkan hp, dengan membuka situs-situs web dan baca-baca novel online.Hingga tak terasa aku tertidur, di meja kerja Zayn.POV Zayn"Theresia, siapkan file untuk bahan meeting nanti. Aku tunggu." Pintaku pada sekretaris pribadi."Baik pak, ini sudah siap, akan saya antarkan ke ruangan Bapak." Ucap Theresia.Tok...tok...tok…"Masuk." Ucapku"Ini pak, berkas yang bapak minta, untuk di pelajari." Ucap Theresia."Ya simpan saja di mejaku." Perintahku.
POV RaniaSetelah terbangun aku langsung melihat Zayn yang tengah tertidur di sofa."Aku ketiduran pasti lama sampai dia ketiduran di sofa." Ucapku"Mas, bangun." Ucapku sambil membangunkan Zayn."Eh, aku ketiduran ya. Jam berapa ini?" Tanyanya"Udah jam 7 sayang, maaf ya aku tadi ketiduran, kenapa kamu nggak bangunin aku sih, pasti ayah dan ibu khawatir, kita belum pulang." Ucapku"Ya abis kamu nyenyak banget tidurnya sampai aku nggak tega buat bangunin." Ucapnya seraya mencubit hidungku."Pulang yuk." Ajakku pada Zayn."Ya ayok, kita pulang." Jawabnya seraya mengacak-acak rambut ku."Ih, mas ini." UcapkuKami pun langsung pulang, tapi saat kita di parkiran tiba-tiba mataku jadi buram dan gelap, dan aku pun tak sadarkan diri.POV Zayn.
Setelah Zayn mengurus administrasi, kami langsung pulang ke rumah.Disana ayah dan ibu sudah khawatir karena kita terlambat pulang."Kalian dari mana saja, oulang terlambat, tapi nggak mengabari kami disini." Tanya Ibunya Zayn"Bu, tenang saja, menantumu kan pergi dengan suaminya, kenapa khawatir sih." Ucap Ayah mertua.Zayn langsung memeluk ibunya, seraya menangis bahagia."Bu, selamat ya. Ibu sebentar lagi akan jadi nenek." Ucap Zayn sambil memeluk ibunya dengan bahagia."Apa? Jadi menantuku…" Ucap ibunya Zayn sambil menuju ke arahku."Selamat ya sayang, akhirnya doa-doa kita terkabul." Ucapnya sambil memelukku seraya mencium kening ku.Betapa bahagianya mereka setelah mendengar kabar gembira ini. Begitupun aku sendiri. Aku masih tak percaya kalau aku sekarang tengah hamil."Sekarang, kam