Share

Bab 7 kejadian tak terduga

Siang hari aku merasa bosan dan memutuskan untuk menelpon Zayn.

"Halo sayang, kamu lagi sibuk?" Sapaku di telpon.

" Nggak, ada apa?" Tanyanya dengan singkat.

"Aku jenuh sayang. Mas, nanti pulang bawain aku pizza ya, tiba-tiba aku pengen banget pizza." Pintaku pada Zayn.

"Ya, nanti aku bawain." Jawab Zayn.

"Tapi aku mau nya sekarang." Pintaku

"Tapi akan aku masih kerja, atau aku pesankan saja nanti biar kurir yang kirim kesana." Jelasnya 

"Ya udah deh, nggak usah kalau mas nggak bisa. Aku nggak maksa." Ucapku seraya menutup panggilan telefon.

"Ya sudah deh, aku lebih baik tidur saja." Aku pun menutup badanku dengan selimut.

Saat aku hendak tertidur, tiba-tiba ada suara ketukan pintu.

Tok...tok..tok

Aku pun langsung membuka pintu.

"Kamu, lagi ngapain?aku ketuk-ketuk pintu dari tadi." Ucap Zayn.

"Aku ketiduran, abis jenuh mau ngapain." Jawabku dengan singkat.

"Bukannya tadi mas bilang nggak bisa kesini." Ucapku

"Nggak, kata siapa aku sibuk. Ini pizza nya. Bukannya kamu mau makan pizza." Tawar nya seraya menyodorkan pizza pesanan ku tadi.

"Pizza? Emang kapan aku minta?" Tanyaku

"Bukannya tadi kamu nelpon minta dibeliin pizza?" Ucapnya.

"Oh ya, aku tadi memang minta pizza, tapi sekarang udah nggak mau, sekarang aku maunya ice cream." Ucapku sambil tersenyum kecil.

"Terus pizza ini?" Tanyanya

"Pizza ini mas yang makan saja. Aku ingin mas yang habiskan pizza ini depan aku, ya kan sayang." Pintaku

"Apa?jadi kamu ngerjain aku ya? Aku udah nyempetin beliin ini, tapi malah nggak di terima pizza nya." Ucapnya sambil cetus.

Tiba-tiba air mata menetes di pipi ku. Entah kenapa, hatiku jadi begitu sensitif. 

"Kenapa kamu nangis, ada yang sakit?" Ucapnya dengan rasa khawatir.

"Gapapa, kok aku merasa sakit hati ya, saat mas ngomong keras gitu." Jawabku sambil mengusap air mataku

"Aku nggak ngomong keras, emang sih, aku rada kesel tapi aku nggak marahin kamu kok?" Ucapnya sambil merasa bersalah.

"Ya sudah, maaf tadi aku agak keras ngomong nya. Jadi mau beli ice cream nya?" Tanyanya.

"Jadi, aku mau makan ice cream nya tapi di taman bermain." Pintaku dengan nada manja.

"Ya sudah, ayo ganti baju sana, kita ke taman." Ucapnya

"Aku udah siap." Ucapku seraya berdiri di depan nya.

"Kamu nggak akan ganti baju?" Tanyanya

"Emang kenapa dengan baju ini?" Tanyaku

"Ya gapapa sih, ya udah ayo." Ajaknya.

Kami pun pergi ke minimarket untuk membeli ice cream dan langsung menuju taman bermain sesuai yang aku inginkan.

"Mas, emang mas nggak akan ke kantor lagi?" Tanyaku

"Ya mau, sebentar lagi. Kalau sudah nganterin kamu pulang." Jawabnya sambil makan ice cream.

"Mas, aku boleh nggak ikut ke kantor, aku jenuh diam terus di kamar, boleh kan ya?" Pintaku sambil memohon pada Zayn.

"Ya boleh, tapi janji jangan ganggu aku kerja, trus nanti disana kamu duduk saja." Perintah Zayn.

"Oke." Jawabku seraya tangan ku menyimbolkan ok.

Kami pun berangkat ke kantor Zayn.

Saat kami masuk ruangan Zayn, alangkah kagetnya karena ada Theresia yang sedang dalam ruangan Zayn.

"Kamu? Sedang apa di ruangan saya? Saya kan sudah bilang jangan pernah ada yang masuk ruangan saya tanpa izin saya. Kenapa kamu ada di ruangan saya?" Tanya Zayn dengan nada marah pada Theresia.

"A..anu pak, tadi saya…" jawab Theresia yang tengah gugup, Zayn langsung membuka laptop nya dan memeriksa cctv.

Alangkah kagetnya Zayn. Saat dia melihat cctv.

"Oh, jadi selama ini yang membocorkan info tentang perusahaan saya itu kamu. Kamu ngapain buka-buka laptop dan apa yang sedang kamu cari?" Tanya Zayn dengan nada marah dan kesal.

Lalu Zayn menelpon sekuriti dan polisi untuk memeriksa Theresia.

"Sekuriti, masuk keruangan saya sekarang!!" Perintah Zayn.

Aku hanya diam melihat semua kejadian yang terjadi di kantor. Dan aku tak sengaja melihat bagian belakang tubuh Theresia.

Lalu aku dengan sigap memeriksa Theresia, dan aku kaget ternyata Theresia menyimpan foto Zayn.

"Apa ini? Apa yang akan kamu lakukan dengan foto suami saya?" Tanyaku dengan nada kesal.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status