Share

Bab 6 kejutan menggembirakan part 3

Setelah Zayn mengurus administrasi, kami langsung pulang ke rumah.

Disana ayah dan ibu sudah khawatir karena kita terlambat pulang.

"Kalian dari mana saja, oulang terlambat, tapi nggak mengabari kami disini." Tanya Ibunya Zayn

"Bu, tenang saja, menantumu kan pergi dengan suaminya, kenapa khawatir sih." Ucap Ayah mertua.

Zayn langsung memeluk ibunya, seraya menangis bahagia.

"Bu, selamat ya. Ibu sebentar lagi akan jadi nenek." Ucap Zayn sambil memeluk ibunya dengan bahagia.

"Apa? Jadi menantuku…" Ucap ibunya Zayn sambil menuju ke arahku.

"Selamat ya sayang, akhirnya doa-doa kita terkabul." Ucapnya sambil memelukku seraya mencium kening ku.

Betapa bahagianya mereka setelah mendengar kabar gembira ini. Begitupun aku sendiri. Aku masih tak percaya kalau aku sekarang tengah hamil.

"Sekarang, kamu istirahat ya, langsung tidur. Zayn, jaga istri mu baik-baik." Pesan ibunya Zayn.

Zayn pun mengantarkan ku ke kamar seraya menuntun ku.

Setelah sampai di kamar.

"Sekarang kamu tidur ya, kalau butuh apa-apa bilang saja, aku mandi dulu ya." Ucapnya sambil menyuruhku tidur dan menyelimuti tubuh ku.

Tok...tok..tok..

Aku pun bangkit dari tempat tidur dan membukakan pintu.

"Ibu." Sapaku.

"Ini ibu bawakan makanan, pasti kamu belum makan malam kan, kamu makan disini saja. Jangan dulu turun." Pesan ibu mertuaku.

"Oh ya mana Zayn?" Tanya Ibunya

"Mas Zayn sedang di kamar mandi bu." Jawabku.

" Oh ya sudah, ibu turun dulu ya, mau menyiapkan makanan untuk ayah mertua mu.

"Selamat malam Sayang." Pamit ibu seraya mencium keningku.

"Siapa sayang?" Tanya Zayn.

"Oh, ini ibu mengantarkan makanan untuk kita makan sama-sama. Kata ibu aku nggak boleh turun dulu, jadi makan disini saja.'' jelasku pada Zayn.

" Oh ya, ayok sini kita makan. Mau aku suapin." Ucapnya seraya mangajakku duduk di sebelahmya. 

" Nggak usah, aku masih bisa makan sendiri kok." Jawabku sambil duduk disampingnya.

Kami pun makan bersama di kamar. Setelah selesai makan kami pun bergegas tidur.

"Ini minumlah." Perintah Zayn sambil menyodorkan vitamin untukku, dan aku langsung meminum vitamin yang diberikan Zayn.

"Sekarang kita tidur ya, sini aku peluk tidurnya." Ajaknya tidur.

Kami pun tertidur, aku pun tidur dengan kepala dialaskan tangan nya.

Pagi harinya seperti biasa aku selalu bangun awal untuk menyiapkan sarapan.

Dan saat aku menuju dapur. Ibu sudah ada di dapur dan tengah memasak.

"Nak, kamu kok udah bangun. Mau ngapain sayang." Tanya Ibu mertuaku.

"Ya, aku mau masak Bu, buat sarapan, kan biasanya aku masak jam segini untuk siapin sarapan." Jawabku 

"Udah, mulai sekarang biar ibu saja yang masak, kamu duduk saja disini." Perintah Ibu mertuaku.

"Tapi, Bu?" Ucapku

"Tidak ada tapi-tapi, sekarang kamu duduk disini, kamu nggak ingat apa kata dokter kemarin, kamu harus banyak istirahat di usia kandungan sekarang." Jelas Ibu mertuaku.

Dan akupun tak punya pilihan lain selain menurut pada ibu.

"Baiklah Bu, tapi izinkan aku untuk membantu ibu, apa saja." Ucapku dengan memohon pada ibu.

"Baiklah kalau kamu memaksa, kamu potong sayuran saja ya." Pinta Ibu mertuaku.

Aku pun langsung memotong sayuran yang di suruh ibu. Setelah itu aku memotong buah untuk sarapan.

"Bu, aku sudah selesai, aku siapkan semuanya di meja makan ya Bu." Ucapku.

"Ya, tapi jangan bawa yang berat-berat ya, cukup bawa yang ringan saja." Perintah Ibu mertuaku.

Aku pun menyiapkan makanan di meja makan. 

"Loh, kok kamu udah disini saja, kenapa nggak diam di kamar, aku cari-cari ternyata disini." Ucap Zayn.

"Kan aku sudah bilang, kamu jangan kecapean, kenapa masih bekerja kaya gini." Ucapnya dengan nada yang serius.

"Aku nggak capek kok, aku dari tadi nggak ngapa-ngapain, aku cuma nemenin ibu saja, orang dari tadi ibu melarang ku untuk bekerja." Jelasku pada Zayn.

"Ya, kan Bu?" Tanyaku pada ibu.

"Ya sayang. Kamu tenang saja." Jelasnya pada Zayn.

Kami pun sarapan bersama.

"Aku pergi dulu ya, oh ya nanti kamu nggak usah nganterin aku makanan. Kamu istirahat saja di kamar." Perintah Zayn.

" Iya aku mau diam saja di kamar, demi anak kita kan." Ucapku agar Zayn tenang.

Zayn pun pergi ke kantor. Setelah Zayn pergi, aku pun langsung menuju dapur.

"Kamu mau ngapain, udah sana ke kamar istirahat." Pinta Ibu mertuaku.

"Iya Bu, aku ke kamar dulu." Ucapku dengan murung.

Perlahan aku menuju kamar.

"Sampai kapan aku terus diam dikamar jaya gini, tanpa melakukan apa-apa."

" Nggak mungkin kan aku harus diam terus selama aku hamil." Gerutu ku.

"Mas, sudah sampai apa belum ya." 

"Kalau aku telepon bakal ganggu nggak ya." Tanyaku pada diri sendiri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status