Pagi itu, di dalam ruang utama Klan Ling, suasana terasa canggung. Ling Zhen, pemuda berusia 16 tahun, duduk dengan sikap tenang namun raut wajahnya menyiratkan perasaan yang tak terungkapkan. Di depannya, ayahnya, Kepala Klan Ling, sedang berbicara dengan beberapa tetua klan.
"Aku rasa sudah saatnya Zhen mengikuti ujian Klan," kata Kepala Klan Ling dengan suara yang tegas. Zhen menatap ayahnya, dan meskipun dia tidak berkata apa-apa, hatinya dipenuhi kekhawatiran. Ujian itu adalah batu ujian untuk menentukan siapa yang akan menjadi penerus klan. Ayahnya ingin Zhen memenangkan ujian itu, namun Zhen tahu betul bahwa di balik keinginan itu, ada banyak harapan yang tidak diungkapkan. "Zhen, kamu sudah cukup dewasa untuk ujian ini. Aku yakin kamu bisa melakukannya," lanjut Kepala Klan Ling, mengabaikan tatapan Zhen. Zhen mengangguk pelan. "Ya, Ayah." Tapi di dalam hatinya, Zhen merasa ada yang tidak beres. Di dunia ini, kultivasi bukanlah hal yang mudah, terutama jika seseorang terlahir dengan bakat luar biasa, seperti dirinya. Di luar ruang utama, di halaman belakang Zhen berjalan keluar menuju halaman, menghirup udara pagi yang segar. Di sana, dua sahabatnya menunggu. Mereka adalah Ying dan Xian, yang selalu menjadi tempat curhat Zhen. "Zhen, kamu kelihatan gelisah," kata Ying dengan nada khawatir. "Ada masalah dengan ujian?" Zhen menghela napas dan duduk di salah satu batu besar. "Aku merasa ada yang aneh. Ayah ingin aku menang, tapi... ada sesuatu yang terasa janggal." Xian, yang biasanya lebih banyak diam, akhirnya berkata, "Apa kamu yakin? Mungkin itu hanya perasaanmu saja." Zhen menoleh pada Xian. "Aku tahu aku bisa menghadapinya, tapi... aku merasa mereka ingin lebih dari itu." "Tapi, kamu kan terlahir dengan bakat luar biasa, Zhen," kata Ying mencoba meyakinkan. "Pasti kamu akan menang." Zhen tersenyum tipis. "Bakatku mungkin luar biasa, tapi ada rahasia besar yang tak bisa mereka ketahui." Keduanya terdiam. "Apa maksudmu?" tanya Xian penasaran. Zhen menatap langit biru. "Aku... aku menguasai tujuh elemen legendaris. Tapi itu adalah rahasia besar yang hanya aku yang tahu." "Apa?!" Ying hampir terjatuh dari batu tempat duduknya. "Tujuh elemen? Itu... itu mustahil!" Zhen hanya tersenyum, namun senyum itu tampak menyimpan banyak beban. "Itulah yang akan aku hadapi. Jika mereka tahu, semua bisa berubah." --- Di ruang kultivasi Klan Ling Saat Zhen memasuki ruang kultivasi, suasana terasa hening. Di dalam ruang itu terdapat sebuah altar besar yang dipenuhi dengan batu kristal dan simbol-simbol misterius. Zhen mengangkat tangan, dan tiba-tiba aliran energi mengalir melalui tubuhnya. Suasana di sekitar seketika berubah, dan dia mulai merasakan perubahan dalam dirinya. "BOOOM!" Energi yang luar biasa meledak dalam dirinya, seolah tubuhnya mengeras dan meluas. Zhen merasakan setiap elemen dalam tubuhnya bergerak lebih bebas. Angin, api, air, tanah, petir, cahaya, dan gelap—semua mengalir dengan sempurna, mengalir seperti aliran sungai yang tak terbendung. "BOOOM!" Tingkat pertama kultivasi mulai terbangun, dan Zhen merasakan kekuatan baru merasuki tubuhnya. Meskipun dia sudah menguasai tujuh elemen legendaris, ini adalah saat pertama kalinya dia benar-benar menggunakan kekuatan itu dalam ujian dirinya sendiri. Zhen menutup matanya sejenak, merenungkan perjalanan panjang yang akan dia tempuh. "Jika aku bisa menguasai ini, aku bisa melindungi semua orang yang aku cintai," bisiknya. --- Zhen baru saja melangkah ke tingkat pertama kultivasi, tetapi dia tahu bahwa untuk mencapai puncak, dia harus melewati banyak hal. Dalam sistem kultivasi, ada 12 tingkatan, dan setiap tingkatan memiliki 9 sub-tingkatan. Setiap sub-tingkatan adalah jalan yang harus dilalui dengan tekad dan latihan keras. Di luar ruangan, Ying dan Xian berdiri menunggu. Mereka tahu perjalanan Zhen masih panjang. "Kita akan mendukungmu, Zhen," kata Ying dengan semangat. Zhen tersenyum, "Terima kasih, Ying. Tanpa kalian, aku mungkin sudah jatuh. Tapi aku harus terus maju." Tiba-tiba, suara Kepala Klan Ling terdengar dari pintu. "Zhen, waktunya tiba. Ujian Klan sudah dimulai." Dengan tekad bulat, Zhen mengangguk. "Aku siap, Ayah." Dia melangkah keluar, siap menghadapi ujian yang akan menentukan nasibnya—dan rahasia besar yang ada dalam tubuhnya. **** Zhen melangkah keluar dan berdiri di hadapan ayahnya, yang sudah menunggu di luar ruangan. Kepala Klan Ling menatapnya dengan tatapan serius. "Kamu tahu apa yang harus dilakukan. Jangan kecewakan klan kita." Zhen mengangguk. Namun, dalam hatinya, dia tahu bahwa ujian ini lebih dari sekadar ujian kekuatan. Itu adalah ujian untuk menentukan masa depan seluruh Klan Ling. Namun sebelum dia pergi, Zhen memikirkan tingkatan kultivasi yang sedang dia jalani. Dalam sistem ini, ada 12 tingkatan kultivasi utama, dan setiap tingkatan terbagi lagi menjadi 9 sub-tingkatan yang harus dilewati dengan latihan dan meditasi yang intens. Setiap kali seorang kultivator naik ke sub-tingkatan baru, mereka akan merasakan perubahan besar dalam tubuh mereka—baik dalam kekuatan fisik, energi spiritual, atau bahkan kemampuan mengendalikan elemen. Untuk mencapai tingkat kultivasi yang lebih tinggi, seorang kultivator harus menyempurnakan elemen yang mereka kuasai dan menguasai lebih banyak keterampilan. Dari tingkat pertama, seorang kultivator dapat mulai merasakan dunia spiritual yang lebih luas, sementara tingkatan yang lebih tinggi akan membuka kekuatan yang jauh lebih besar—mungkin lebih dari yang dapat dibayangkan oleh Zhen. "Untuk naik ke tingkatan berikutnya, kamu harus melewati titik kritis," kata ayahnya. "Titik di mana tubuh dan jiwamu teruji, dan saat itulah kamu akan mengetahui sejauh mana kekuatanmu sebenarnya." Zhen mendengarkan dengan cermat. Tingkatan pertama adalah Pemula, tempat seorang kultivator mengasah dasar mereka. Ketika mereka mencapai tingkat kedua yaitu Pembina, mereka mulai dapat mengendalikan lebih banyak elemen dan meningkatkan aliran energi spiritual mereka. Setiap sub-tingkatan dalam setiap tingkatan memberi mereka kemampuan baru untuk mengatasi tantangan yang semakin berat. "Aku akan melakukannya, Ayah," Zhen berkata penuh tekad, meskipun dia tahu dia harus berhadapan dengan lebih banyak rintangan yang belum dia bayangkan. --- Tingkatan Kultivasi Tingkat 1: Pemula – Dimulai dari dasar, belajar mengendalikan energi spiritual dasar dan elemen pertama. Sub-Tingkatan: 1-9, setiap sub-tingkatan membawa pengendalian yang lebih baik. Tingkat 2: Pembina – Mengendalikan lebih banyak elemen, mulai menggabungkan elemen yang berbeda. Sub-Tingkatan: 1-9, memulai proses penyempurnaan elemen. Tingkat 3: Penghubung – Penghubungan energi spiritual dengan dunia luar, meningkatkan pemahaman tentang alam semesta. Sub-Tingkatan: 1-9, pemahaman yang lebih dalam tentang aliran energi. Tingkat 4: Penjaga – Menguasai bentuk fisik dan spiritual, melindungi diri dari bahaya besar. Sub-Tingkatan: 1-9, meningkatkan kekuatan tubuh dan mental. Tingkat 5: Pengendali – Penguasaan penuh atas elemen dan dunia spiritual, dapat mengendalikan alam sekitarnya. Sub-Tingkatan: 1-9, kemampuan kontrol energi dan elemen yang lebih besar. Tingkat 6: Penakluk – Kemampuan untuk menghadapi musuh yang lebih kuat dan mengendalikan wilayah yang lebih luas. Sub-Tingkatan: 1-9, semakin mendalam penguasaan kekuatan elemen. Tingkat 7: Penguasa – Menguasai dunia spiritual, bisa mengubah aturan alam dan fisika. Sub-Tingkatan: 1-9, semakin besar kuasa yang diberikan kepada kultivator. Tingkat 8: Dewa – Sebuah puncak yang sangat jarang dicapai, memungkinkan pengendalian kekuatan alam dan energi kosmik. Sub-Tingkatan: 1-9, hampir mencapai kedudukan abadi. Tingkat 9: Abadi – Seorang kultivator yang telah menguasai dunia spiritual dan alam semesta, hidup tanpa batasan waktu. Sub-Tingkatan: 1-9, kedudukan legendaris dan pengendalian penuh terhadap dunia. Tingkat 10-12: Makhluk Legendaris – Setelah mencapai kedudukan abadi, seorang kultivator dapat melampaui batas mereka dan menjadi makhluk legendaris, memiliki kekuatan yang melampaui alam semesta. --- Zhen menatap langit, bertekad untuk mencapai puncak dan mengungkap rahasia kekuatan dalam dirinya.Zhen melangkah keluar dari Kota Kabut Hitam, meninggalkan jejak perjalanannya yang penuh dengan pertempuran dan pengalaman berharga. Dengan poin kontribusi yang ia kumpulkan, ia telah mendapatkan berbagai sumber daya yang memperkuat kemampuan alkemis dan kultivasinya. Namun, perjalanan ini belum berakhir—justru semakin mendekati puncaknya.Langit Ketiga masih menyimpan banyak misteri. Kota-kota besar, sekte-sekte kuno, dan kekuatan tersembunyi yang belum pernah ia temui menantinya. Namun, satu hal yang paling menarik perhatiannya adalah Kota Suci Alkemis, tempat para alkemis terbaik berkumpul dan tempat legenda tentang Pil Keabadian berasal.Bersama Bai Yue, yang kini selalu berada di sisinya, Zhen menatap cakrawala yang luas.> Bai Yue: "Langit Ketiga begitu luas… Apakah kau siap menaklukkannya?"Zhen (tersenyum tipis): "Aku harus. Tidak ada jalan mundur."---Sementara itu, di dalam Kota Suci Alkemis, para tetua agung sedang membahas peristiwa besar yang akan datang. Ramalan Surgawi
Di bawah sinar bulan yang pucat, Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri dalam kepungan bandit. Sekitar dua puluh orang bersenjata mengepung mereka, dengan Bai Tu—pemimpin mereka—berdiri di tengah, menatap Zhen dengan tatapan penuh rasa percaya diri.> Bai Tu (tertawa kecil): "Aku sudah lama mendengar namamu, Zhen. Kau benar-benar bodoh telah datang ke tempat ini tanpa persiapan."Zhen tetap tenang, memegang Pedang Petir Surgawi dengan erat.> Zhen: "Kau yakin aku tidak datang dengan persiapan?"Bai Tu menyeringai, lalu melambaikan tangannya.> Bai Tu: "Hancurkan mereka!"Para bandit langsung melompat ke depan dengan senjata terangkat.Zhen mengaktifkan Teknik Langkah Petir, tubuhnya berubah menjadi kilatan cahaya biru. Dalam sekejap, ia muncul di belakang salah satu bandit dan menebasnya dengan cepat.Srekk!Darah menyembur saat salah satu bandit jatuh tanpa sempat menyadari apa yang terjadi.> Wen Ling (melompat mundur): "Mereka bukan lawan sembarangan!"Bai Yue mengangkat tangannya, me
Angin pagi bertiup lembut saat Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berjalan melewati gerbang sekte, memulai perjalanan mereka menuju Lembah Hitam.Lembah Hitam terletak ratusan kilometer dari Sekte Langit Ketiga, di perbatasan wilayah yang dikuasai oleh kelompok bandit terkenal—Serigala Hitam.> Bai Yue (menatap peta): "Jika kita terus berjalan tanpa henti, kita bisa mencapai lembah dalam dua hari."Zhen mengangguk.> Zhen: "Kita tidak tahu seberapa kuat bandit-bandit di sana. Kita harus tetap waspada."Wen Ling tampak sedikit gelisah.> Wen Ling: "Aku mendengar rumor bahwa pemimpin mereka, Bai Tu, dulunya adalah seorang murid dari sekte besar, tapi diusir karena membunuh rekan-rekannya sendiri."Zhen mengangkat alis.> Zhen: "Kalau benar begitu, berarti dia bukan musuh sembarangan."Bai Yue menghela napas.> Bai Yue: "Kita akan mengetahuinya begitu sampai di sana."Tanpa membuang waktu, mereka melanjutkan perjalanan.---Di tengah perjalanan, mereka harus melewati sebuah wilayah bernama Huta
Langit di atas Kota Kabut Hitam masih dipenuhi sisa-sisa energi pertempuran. Puing-puing bangunan berserakan, dan beberapa tempat masih dipenuhi asap hitam. Namun, meskipun kota ini baru saja mengalami serangan besar, mereka berhasil bertahan.Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri di tengah reruntuhan, napas mereka masih terengah-engah setelah pertarungan sengit melawan Mo Jian.> Wen Ling (menghela napas): "Dia berhasil kabur... tapi setidaknya kita sudah menghancurkan pasukan iblisnya."Zhen tidak menjawab. Tatapannya masih tajam menatap titik di mana Mo Jian menghilang. Perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.> Zhen (dalam hati): "Orang sepertinya tidak akan menyerah begitu saja. Ini pasti belum selesai..."Suara langkah kaki mendekat.Dari sudut jalan, pasukan penjaga kota yang tersisa mulai berdatangan. Salah satu dari mereka adalah seorang pria paruh baya dengan jubah berwarna hitam dan lambang Kota Kabut Hitam di dadanya.> Pria itu: "Aku Jenderal Hu Wei. Siapa kalian? Dan bagai
Kota Kabut Hitam masih bergema dengan suara pertempuran. Api berkobar di beberapa sudut, dan mayat-mayat berserakan di jalanan. Paviliun Iblis Merah telah membawa kehancuran besar, dan sekarang Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling harus menghadapi pemimpinnya—Mo Jian.Mo Jian berdiri dengan santai di tengah reruntuhan, jubah ungunya berkibar ditiup angin malam. Tatapannya dingin, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.> Mo Jian: "Kalian benar-benar berani melawanku? Bahkan tiga orang pun tidak cukup untuk menjatuhkanku."SWOOSH!Tiba-tiba, Bai Yue menghilang dari pandangan! Dalam sekejap, ia sudah muncul di belakang Mo Jian, pedangnya meluncur dengan kecepatan luar biasa!> Bai Yue: "Tebasan Langit Es!"ZRAAAAK!Sebuah gelombang energi es menerjang tubuh Mo Jian, membekukan udara di sekitarnya. Jalanan di bawah kaki mereka berubah menjadi lapisan es, dan suhu turun drastis.Namun, Mo Jian hanya terkekeh.> Mo Jian: "Menarik... tapi tidak cukup."CRACK!Ia
Zhen, Wen Ling, dan Shen Lao akhirnya meninggalkan reruntuhan Lembah Kegelapan. Mereka melintasi jalur berbatu yang dipenuhi kabut tebal, menuju kembali ke Kota Kabut Hitam. Akar Roh Suci kini berada di tangan Zhen, dan ia tahu bahwa benda ini bisa menjadi harapan terakhir kota yang hampir hancur karena kutukan Bai Yun.> Zhen (dalam hati): "Semoga kita tidak terlambat..."Namun, saat mereka mendekati gerbang kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan. Darah menggenang di jalanan, mayat-mayat para penjaga berserakan di tanah, dan bangunan utama kota tampak terbakar.> Wen Ling: "Tidak… apa yang terjadi di sini?! Baru beberapa hari kita pergi, tapi kota ini sudah jadi seperti neraka!"Shen Lao menghela napas panjang, tatapannya kelam.> Shen Lao: "Sepertinya kita sudah kedatangan tamu tak diundang..."Di tengah kota yang hancur, terlihat sekelompok orang berbaju hitam dengan lambang mata merah di dada mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, mengelilingi seorang pria tua y