Suasana hati Amora membaik, ia bahkan bersenandung saking senangnya. Hal itu tidak terlepas dari penjelasan Xavier padanya. Sepertinya karena melihat Amora berada dalam suasana hati buruk, Xavier pun menjelaskan alasan mengapa dirinya tidak kembali ke kamar semalam. Itu terjadi karena Hoia yang ia tugaskan untuk mengawasi kota tersebut, melaporkan sesuatu yang mencurigakan. Karena itulah, Xavier harus ke luar dari penginapan dan memeriksa hingga fajar menyingsing. Karena itulah, Amora sendiri secara alami meminta maaf karena sikap tidak sopannya yang mungkin saja menyinggung perasaan Xavier. Ternyata Xavier tidak memikirkan apa yang dikatakan oleh Amora. Karena bagi Xavier, keberadaan Amora di sisinya sudah cukup. Xavier hanya perlu membiarkan waktu memberikan jawaban atas keraguan yang dirasakan oleh Amora.
Setelah mengikuti permintaan Amora yang jelas di luar kebiasaan, contohnya meminta untuk disuapi, Xavier pun membawa Amora ke luar dari penginapan untuk menikmati keindah
Kini penginapan sudah kembali tenang. Para tamu sebagian besar memilih untuk meninggalkan penginapan karena melihat jika kondisi pemilik penginapan sedang tidak baik. Hanya tersisa Amora dan Xavier di sana. Amora terlihat berusaha untuk menenangkan sang nenek yang memang terus saja menangis, hingga belum menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjai. Sebenarnya, Amora tidak ingin ikut campur mengenai masalah yang tengah dihadapi oleh sang nenek. Masalah yang tengah Amora hadapi juga sudah terlalu rumit dan sulit untuk ia hadapi. Namun, Amora tahu jika dirinya tidak boleh bertindak jahat. Setidaknya, Amora harus tetap berada di sana untuk menenangkan sang nenek dan menunggu cucunya kembali.“Nenek istirahat saja. Kita akan tetap di sini dan terjaga hingga cucu Nenek kembali,” ucap Amora pada nenek yang sudah terlihat tenang.Xavier sendiri duduk di kursi yang terdapat di kamar pemilik penginapan dengan tenang. Ia hanya mengamati apa yang tengah dilakukan oleh
“Apa yang terjadi?” tanya Amora.“Ini lebih berbahaya dari apa yang aku bayangkan. Kau harus kembali ke penginapan,” ucap Xavier menggandeng tangan Amora.Namun Amora menahan tangan Xavier. “Tidak bisa, kalau kita kembali, waktu akan terbuang. Itu akan semakin berbahaya bagi para gadis yang dikurung di sana.”Xavier menghela napas. Apa yang dikatakan oleh Amora memang benar adanya. Jika benar siluman terlibat dalam hal ini, sudah dipastikan jika situasi akan lebih berbahaya daripada yang sudah ia perkirakan sebelumnya. Ia pun menunduk dan mencium leher Amora, untuk memunculkan pola indah pada leher jenjang istrinya itu. Xavier memang sengaja mengaktifkan tanda itu untuk melindungi Amora. Gerakan tiba-tiba Xavier tersebut membuat Amora terkejut. Saat Xavier menjauhkan wajahnya dari leher Amora, ia pun mengecup kening Amora sembari bergumam, “Semoga keselamatan senantiasa menyertaimu.”Benar, Xavier memberikan
“Tuan, kini beberapa dari siluman yang kita jadikan sebagai pengawas di desa-desa dan kota-kota, tiba-tiba mati diserang sosok misterius. Tidak ada jejak atau petunjuk yang mengarah pada penyebab hal itu, Tuan,” ucap Blax memberikan laporan pada Xavion yang baru selesai memberikan berkat pada air yang akan menjadi obat bagi rakyat kekaisaran Bonaro.“Tidak perlu mencarinya. Itu adalah ulah Xavier,” ucap Xavion membuat Blax membeku.Sorot mata Blax berubah dalam sekian detik, sebelum kembali normal. Mungkin bagi siluman atau manusia biasa, hal itu pasti akan luput dari pandangan mereka. Namun, hal itu berbeda dari Xavion. Ia memiliki kekuatan yang begitu besar. Entah itu kekuatan yang memang sudah diketahui oleh para bawahannya dan para pengikut setia di kekaisaran Bonaro ini, atau kekuatan yang masih tersembunyi dengan apik. Xavion mendengkus pelan. Dalam sekejap, ia sudah mencekik Blax dengan penuh amarah. “Kau sudah melepaskan kesempatan
Xavion terlihat bersantai di kursi singgasana Kaisar. Sementara Gilbert sendiri berdiri di samping singgasananya dengan netra yang terlihat menyorot kosong. Tidak hanya Gilbert saja yang terlihat memiliki pandangan kosong, semua orang yang memiliki kedudukan tinggi di kekaisaran Bonaro, tampak memiliki pandangan serupa. Seakan-akan, ada orang yang memang memiliki kendali terhadap apa yang mereka pikirkan. Xavion pun menatap Blax, Whein, Salsa, dan Megan yang memang sudah melakukan perintah yang ia berikan dengan baik. “Kalian berhasil melaksanakan perintahku dengan benar,” ucap Xavion.“Terima kasih, Tuan,” ucap keempatnya sembari menundukkan kepala mereka, tanda jika mereka memberikan hormat pada Xavion. Dalam hal kesetiaan, menunjukkan hormat adalah hal terpenting. Karena itulah, keempatnya selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa mereka selalu menghormati Xavion sebagai pemimpin mereka. Setidaknya, itu yang terlihat. Karena siapa pun tentu saja tidak
Amora berusaha untuk menghindari Xavier. Rasanya ia begitu malu karena tadi malam menghabiskan malam yang panas tanpa merasa terpaksa sama sekali. Benar, Amora terlalu larut dalam sentuhan manis dan nuansa yang menghanyutkan. Ia tidak bisa menolak saat Xavier sudah jelas-jelas mengatakan jika ia ingin melakukan hal lebih daripada tidur bersama malam itu. Saat ini, Amora berpura-pura tertidur, berharap jika Xavier bangun dan pergi tanpa mempedulikan dirinya. Ia berharap jika Xavier segera pergi, karena saat ini Amora merasa tidak nyaman. Tubuhnya terasa lengket dan pegal. Rasanya ingin segera membersihkan diri dengan berendam di dalam kolam yang penuh air hangat dan aroma terapi. Pasti itu akan membuat tubuh Amora kembali rileks dan nyaman.“Kalau begitu, mari berendam bersama.”Amora seketika membuka matanya saat mendengar suara Xavier. Apalagi, ucapan Xavier menyambung dengan apa yang sebelumnya Amora katakan. Ia pun berbalik, dan melihat Xavier y
“Kau harus masuk,” ucap Lilith menyadarkan Amora dari lamunannya.Setelah pembicaraannya dengan Xavier tadi pagi, Amora memang lebih sering terlarut dalam dunianya sendiri. Ia tidak bisa melupakan raut wajah, nada bicara, hingga sorot mata Xavier ketika dirinya menjawab pertanyaan Amora mengenai kebenaran dari sosok Xavion. Amora pun bisa menarik kesimpulan, jika sebenarnya Xavion bukanlah sosok Amagl Agung yang sebenarnya. Karena Xavier jelas-jelas berkata jika Xavion telah mencuri posisi yang seharusnya menjadi miliknya. Itu berarti, seharusnya Xavier yang menjadi Amagl Agung dan menjaga kekaisaran. Memang benar seluruh kaum Amagl memiliki tugas yang sama, yang tak lain adalah menjaga keseimbangan dunia. Namun, hanya satu orang Amagl yang berhak mendapatkan gelar Amagl Agung. Ialah yang nantinya akan bertugas sebagai pemimpin kaum Amagl dan memastikan jika portal pengubung dunia manusia serta dunia Savyrh tetap berada dalam kondisi baik.Karena pada dasar
“Pakai jubahmu dengan benar,” ucap Xavier sembari memakaikan jubah pada Amora.Pagi-pagi sekali, Xavier dan seluruh pengikutnya sudah bersiap untuk melakukan perjalanan. Ternyata, Xavier akan membawa semua orang untuk berpindah tempat ke markas baru yang selama ini ternyata sudah dipersiapkan oleh Xavier dan Penyihir Putih. Setelah kejadian di mana Amora terganggu oleh mimpi buruknya, Xavier ternyata lebih menunjukkan perhatiannya pada Amora. Seperti saat ini saja, setelah memakaikan jubah, Xavier menggenggam tangan Amora dengan erat dan membawanya untuk melangkah pergi bersama menuju desa. Ternyata orang-orang juga sudah bersiap untuk pergi. Kali ini, karena kekuatan Xavier sudah meningkat pesat, Xavier akan membawa semua orang berpindah dengan cepat menggunakan portal yang terhubung ke markas baru mereka.“Apa kalian sudah siap?” tanya Xavier.“Kami sudah siap, Tuan,” jawab semua orang dengan kompak.Xavier pun
“Kau akan pergi ke mana?” tanya Amora pada Lilith yang tampaknya akan ke luar dari gua.Meskipun kini mereka sudah berpindah ke markas baru yang jelas lebih aman dan tersembunyi, tetapi Xavier ternyata masih saja harus ke luar dari tempat tersebut untuk mengurus sesuatu yang tidak bisa dikatakan pada Amora. Karena kini Amora sudah berbaikan dengan Lilith, jadi Amora bisa menghabiskan waktu dengannya dengan nyaman. Karena kali ini Xavier lagi-lagi sibuk dengan kegiatannya di luar desa, jadi Amora rasa tidak ada salahnya jika menghabiskan waktu dengan Lilith. Karena dirinya memang hanya bisa menghabiskan waktu dengan Lilith, karena yang lainnya disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing. Mendengar apa yang ditanyakan oleh Amora, Lilith menghentikan langkahnya dan bertanya balik, “Memangnya kenapa?”Kini Amora dan Lilith berhadapan di dekat lorong gua. Amora pun menjawab, “Bukankah Xavier meminta kita untuk lebih berhati-hati? Itu artiny