Home / Romansa / Ambil Saja Suamiku / 36. Tak Bisa Menolak

Share

36. Tak Bisa Menolak

Author: dtyas
last update Last Updated: 2025-05-10 20:40:16

Irwan bukan sakit, tapi ia baru tidur menjelang subuh. Menghabiskan waktu mereguk kembali nikmat bercinta dengan kakak iparnya. Bukan dia yang minta, tapi Sherin yang menggoda. Saat Luna ingin menunaikan kewajiban, malah ditolak karena tidak berhasrat.

Sama halnya dengan Sherin, mengeluh tidak bisa tidur. Saat Bik Ela datang ia sedang terlelap di sofa.

“Neng Sherin Sakit?”

Sherin menguap dan meregangkan otot tubuhnya. “Semalam nggak bisa tidur Bik.”

“Oh, pasti jagain ibu ya?”

“Nggak juga, emang nggak bisa tidur aja. Ibu masih di kamar ya?”

“Saya baru datang.” Bik Ela langsung ke ruang binatu untuk mencuci pakaian kotor yang menumpuk karena sudah dua hari tidak ada yang mengurus. Mendapati motor Irwan masih terparkir, artinya pria itu masih di rumah.

“Neng, ada pakaian kotor nggak? Bawa sekalian, biar bibi cuci.”

“Nggak ada, udah saya tumpuk di situ. Nggak tahu kalau Luna, kemarin dia baru pulang,” sahut Sherin saat melewati ruang binatu.

Sherin menuju kamar LUna, mengetuk pintunya. Ti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ambil Saja Suamiku   100. Pertemuan Keluarga

    “Gimana Bu?” tanya Luna memeluk lengan ibunya.Ibu masih menatap sekeliling ruangan, dari sorot matanya tidak menunjukan ketidaksukaan. Sore ini Ardan mengajak Luna dan keluarganya melihat hunian yang akan disewa atau dibeli Ibu Salamah.“Bagus, ibu suka di sini.”Luna langsung memeluk ibunya. Rumah lama akan dikontrakan atau dijual. Mereka akan memulai kehidupan baru di tempat yang baru. Rasanya ibu sudah tidak punya muka kalau masih tinggal di rumah lama mereka. Apa yang sudah terjadi pada Luna dan Sherin tentu saja masih menyisakan luka dan gosip yang seakan tidak berkesudahan. Apalagi sekarang Sherin sedang hamil dan akan menikah dengan mantan adik iparnya.Sherin dan Beni ikut serta, hanya saya berada di beranda. Beni asyik berlarian di area kosong dekat pagar dan Sherin mengawasinya.“Tapi harganya bagaimana, khawatir tabungan ibu tidak cukup. Rumah lama walaupun dijual mana mungkin bisa langsung laku.”“Jangan pikirkan itu, yang penting kalian nyaman di sini. Kita bisa selesaik

  • Ambil Saja Suamiku   99. Trauma Masa Lalu

    “Duduk sini!”Sadam menepuk sisi sofa di sampingnya saat Luna keluar dari kamar sudah mandi dan memakai kaos serta celana miliknya. Tentu saja kedodoran. Meski ingin sekali terbahak, tapi ditahan karena wajah Luna yang cemberut.“Ngapain juga ke sini. Ibu pasti marah kalau tau kita berdua saja di sini.”“Janji aku nggak akan macam-macam,” seru Sadam lalu merangkul bahu Luna. “Mau nonton apa?” Sudah memegang remote dan memilih tayangan TV streaming.“Jangan yang horor nanti aku takut tidur sendiri.”“Wah, horor aja deh.”“Kayaknya aku pulang, taksi masih banyak kok.” Luna sudah berdiri, Sadam terkekeh lalu menarik pelan tangan wanita itu agar kembali duduk. Drama romantis film yang dipilih Sadam.“Besok masuk kerja, ngapain malah nonton. Nanti kesiangan gimana?”“Nggak akan,” seru Sadam.Jika Luna fokus dengan layar televisi menyimak jalan cerita film, berbeda dengan Sadam. Sibuk memandang Luna dari samping dan mendekatnya wajah dan menempelkan bibirnya di pipi Luna yang terasa halus.

  • Ambil Saja Suamiku   98. Satu Macam Saja

    “Sherin kenapa?” tanya Luna.“Dia mau menikah dengan Irwan.”Sadam tidak heran dan Ratna tidak terkejut. Ardan tidak ragu membicarakan Sherin dengan Luna padahal ada Ratna dan Sadam di sana. Toh mereka akan menjadi keluarga.“Om sudah tahu?” tanya Luna lagi.“Sudah, tadi siang Sherin sampaikan langsung denganku. Dia khawatir hak asuh Beni aku ambil.”“Lo nggak pa-pa, Lun?” Ratna membuka suaranya.“Kenapa gimana?”“Ya, ini kakak lo mau nikah sama mantan lo. Terlepas lo sama Sadam sudah dekat dan ada rencana menikah, tapi mantan suami akan jadi ipar lo.”“Tidak masalah, mereka memang harus menikah dan aku tidak ada urusan lagi dengan Irwan.”“Oke, masalah perasaan Luna sudah clear. Masalah Beni pun beres karena aku tidak akan ambil hak asuh. Aku dan Sherin sepakat untuk membuat Beni nyaman. Dia bebas ingin tinggal denganku atau Sherin.”“Hm. Ibu ingin pindah, tapi aku belum cari. Sebaiknya ibu pindah sebelum Sherin menikah.”“Ya sudah, biar aku yang urus masalah itu,” ujar Ardan lagi.“

  • Ambil Saja Suamiku   97. Cemburu (2)

    “Pesan apa?” tanya Sadam karena sejak tadi Luna hanya membolak-balik buku menu, tapi tidak menentukan pilihan. Rasanya Sadam ingin merutuk pada Meli, karena ulahnya sikap Luna pun dingin.Tidak hilang akal, Sadam berpindah duduk di samping Luna. Merangkul bahu wanita itu dan mencium rambut lalu ke pipi. Refleks Luna terkejut lalu menoleh, bahkan mendorong pelan tubuh Sadam.Kalau bukan berada di tempat umum, rasanya Sadam ingin langsung memeluk dan mendekap Luna. Membuat wanita itu berteriak minta dilepaskan.“Pak, sanaan.” Luna kembali mendorong dada Sadam. “Kok mesum sih.”“Gemes sama kamu.”Rasanya ingin marah, bukan pada Luna. Belum berhasil menaklukan sepenuhnya perasaan wanita ini, malah ada masalah.“Mau makan apa, dari tadi Cuma dibolak balik aja. Kalau nggak ada pilihan kita pindah tempat lain.”Luna mencebik lalu menunjuk salah satu menu. Sadam memanggil pelayanan, menyampaikan pesanan Luna juga miliknya. Tangan Luna sudah berada dalam genggaman Sadam bahkan berkali-kali dic

  • Ambil Saja Suamiku   96. Cemburu

    “Aku tunggu di sana. Awas jangan macam-macam.”Ardan terkekeh lalu mengusap kepala Ratna. “Tidak sayang, untuk apa aku macam-macam. Percaya padaku.”“Aku percaya kamu, tapi tidak pada Sherin,” ujar Ratna.Sebenarnya Ratna dan Ardan tidak ada janji temu untuk makan siang, tapi Sherin mengajak Ardan untuk bertemu. Tidak nyaman menemui mantan istrinya sendirian, Ardan pun izin pada Ratna dan mengajak ikut serta meski tidak duduk bersama. Ratna akan menunggu di meja berbeda. Membiarkan Ardan dan Sherin bicara, entah masalah apa.Ratna mencebik melihat Ardan menatapnya sambil tersenyum bahkan menyangga wajah dengan kedua tangan.“Lebay,” ucap Ratna dan Ardan terkekeh sambil memberikan cium jauh dengan bibirnya.Ratna memanggil pelayan dan menyebutkan pesanan, perutnya sudah lapar sudah waktunya makan siang. Padahal di kantor juga ada masalah, Sadam didatangi mantan istrinya. Nyatanya Ardan pun sama, dihubungi mantan istri untuk bertemu. Meski penasaran apa Sadam bisa membujuk Luna dan hubu

  • Ambil Saja Suamiku   95. Menyelesaikan Masalah

    “Harusnya kamu tidak usah ikut campur, aku bisa selesaikan.” Sadam menuju kursi kerja dan menghempaskan tubuhnya di sana. Meli sudah pergi, itu pun terpaksa karena diusir dan disinggung oleh Ratna.“Kelamaan. Ngapain juga dia kemari sih.”Sadam mengedikkan bahu. “Tadi pagi aku dan Luna bertemu dia waktu sarapan.”“Luna ketemu Meli?”Sadam mengangguk.“Udah jelasin siapa Meli?”“Ya … sudah, tapi singkat saja. Mana mungkin aku cerita detail, butuh waktu lama dan itu masa lalu. Aku malas bahas dan ingat kembali.”“Terus mau apa Meli kesini, bilang apa dia?”“Masalah anak,” sahut Sadam tenang dan santai. Meraih tablet di atas meja dan mengaktifkan layarnya. Berbeda dengan Ratna yang gusar karena tahu jelas bagaimana kisah Sadam dan mantan istrinya dulu.“Maksudnya anak siapa, jangan bilang kalian punya anak.”“Entah anak siapa, tapi Meli bilang itu anakku.” Sadam menggeser layar tablet membuka laporan yang masuk melalui email.“Test DNA, lo harus tes DNA dan jangan percaya gitu aja. Gue c

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status