Home / Rumah Tangga / Amnesia / 3, Tidak! Dia Bukan Putriku

Share

3, Tidak! Dia Bukan Putriku

Author: Relaxaaaid
last update Last Updated: 2022-01-31 09:03:10

Bab 3, Tidak! Dia Bukan Putriku. ]

Malam ini makan malam di keluarga Ali terkesan dingin, karena semua orang hanya diam dan memakan makanan mereka, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Tidak seperti biasanya, kini mereka semua merasa canggung dengan Keyla.

Dulu sebelum Keyla mengalami kecelakaan dan akhirnya koma yang berujung dengan Amnesia. Dia adalah perempuan yang ceria dan cerewet, usil tidak pernah bisa diam, tapi kini ia menjadi kebalikannya.

Keyla yang sekarang berbeda bagi semua orang, tidak lagi ada Keyla yang cerewet, Keyla yang blak-blak'kan jika berbicara, Keyla yang jahil.

Kini hanya ada Keyla yang pendiam, tidak banyak bicara. Tidak ada senyuman di wajahnya, hanya ada wajah datar dan terkesan dingin.

"Aku sudah selesai, aku mau ke kamar." kata Keyla datar lalu bangkit dari kursinya.

"Biar Aku antar." Ali pun ikut bangkit dari kursinya.

Keyla memandang Ali dengan tatapan datar tanpa ekspresi, "tidak perlu aku tau di mana letak kamarku." katanya dingin dan berlalu dari ruang makan meninggalkan semua orang.

"Mama ... Lea malam ini tidur sama Mama ya," pinta Azalea mengikuti langkah kaki Keyla.

Keyla tidak menghiraukannya dan terus berjalan menuju lantai atas kamarnya. Tidak mempedulikan Azalea yang sedari tadi mengoceh, hingga akhirnya ia sampai di kamar.

Keyla mendudukkan dirinya di ujung ranjang memperhatikan Azalea yang berusaha naik ke atas ranjang tanpa ada niatan untuk membantunya. Hingga akhirnya Azalea berhasil naik dan hendak memeluk Keyla, tapi sayangnya Keyla menepis tangan Azalea membuat Azalea terjatuh dan untungnya masih di atas ranjang.

"Pergi!" katanya datar dan dingin.

"Tidak mau Lea 'kan mau tidur sama Mama malam ini." kata Azalea setelah ia sudah berhasil kembali duduk di kasur dengan benar.

"Tidak! Pergi sekarang dari sini!" kata Keyla mengusir Azalea dari kamarnya. Saat ini ia hanya ingin sendiri tanpa ada gangguan dari siapapun, sekalipun itu Azalea -yang katanya anaknya- 

"Aku ingin bersama Mama ... hiks Mama jahat." kata Azalea menangis sesegukan.

"PERGI DARI SINI! DASAR ANAK CENGENG!" Bentak Keyla pada Azalea.

Azalea mundur ke ujung kasur, ia takut melihat Ibunya membentaknya. Ia menagis sesegukan membuat Keyla semakin geram. Entah mengapa Keyla merasa dadanya sesak saat melihat Azalea menangis, tapi saat ini yang ia butuhkan hanya sendiri.

***

"Uhuk ... uhuk ... " Ali yang sedang makan pun tersedak saat mendengar teriakan Keyla dari lantai atas. Dengan buru-buru ia langsung bangkit dari kursinya dan berlari ke lantai atas.

"Ada apa?" tanya Ali panik, ia mendekati Azalea yang berada di kasur yang menangis terisak.

"Bawa dia pergi dari sini." kata Keyla datar.

Ali menggendong Azalea, "apa yang terjadi Keyla? Lea ingin tidur denganmu."

Keyla menatap Ali tajam, "aku tidak suka dia ada di sini. Dia dari tadi tidak bisa diam, cerewet." kata Keyla tak kalah tajam dari tatapan matanya. 

'Heh bukannya dulu Keyla juga cerewet? Tapi sayang dia tidak mengingat hal itu.'

"Keyla aku tau kamu Amnesia dan tidak mengingatnya, tapi bisakah kamu bersikap lembut pada Lea."

"Tidak!"

"Dia putrimu, Keyla. Putri kita."

"Tidak. Dia bukan putriku!"

"Keyla ada apa denganmu, sayang. Tadi kamu bersikap lembut pada Lea?" tanya Ali bingung.

"Kamu pikir aku bisa menerima ini dengan mudah, hah!" kata Keyla dengan nada sinis.

Ali terdiam menatap Keyla sendu, ia heran akan perubahan Keyla. Tadi ia bisa bersikap lembut pada Azalea bahkan mau menggendongnya, tapi kenapa sekarang malah tidak mau jika Azalea tidur bersamanya.

"Kamu pikir ini mudah, bayangkan jika kamu yang menjadi aku. Kamu terbangun di rumah sakit, kamu tidak mengenal dirimu sendiri, lalu tiba-tiba seorang pria mengaku bahwa ia adalah suamimu, dan lagi ia membawa anak kecil yang katanya itu anakmu. Bagaimana kamu bisa menerima itu semua padahal kamu tidak mengenal mereka hah!" bentak Keyla saskastik.

"Belum lagi saat kamu pulang kamu di kejutkan dengan orang yang yang tidak kamu kenal mengaku sebagai saudara, sahabat. Mereka membicarakan hal yang tak kamu mengerti sama sekali, semua orang mengaku mengenalku, tapi nyatanya aku tidak mengenal mereka sama sekali. Apa yang akan kamu lakukan?" kata Keyla panjang lebar, itu adalah ucapan terpanjang Keyla selama ia sadar dari tidur panjangnya, koma.

"Keyla --- "

"Stop!! Dan pergi dari kamar ini!" teriak Keyla menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

Ali menatap Keyla nanar lalu keluar dari kamar dengan menggendong Azalea yang ketakutan di dekapannya. Ia tau apa yang Keyla rasakan pasti sulit menerima kenyataan ini.

Keyla menjatuhkan dirinya di ranjang, ia tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya. Ia merasa bahwa semua ini salah, tidak seharusnya ia berada di rumah ini dan tinggal bersama mereka yang tidak ia kenal sama sekali.

[ Keyla Achazia ]

Aku tidak tau kenapa aku begitu mudah percaya dengan Ali, dan mau di bawa pulang ke rumahnya. Aku kira semua ini akan mudah, aku bisa menerima Ali dan Azalea. Tapi setelah tadi siang aku bertemu banyak orang asing yang mengaku sebagai sahabat dan saudaraku, aku merasa ini salah. Salah karena tidak seharusnya aku percaya begitu saja pada Ali, dan mau pulang ke rumahnya dengan mudah.

Aku mengacak-ngacak rambutku frustasi, lalu merebahkan diriku di ranjang. Aku hanya ingin sendiri, tapi tadi Azalea menggangguku. Aku tidak suka dia, dia sangat cerewet dan manja.

Kupikir tadi aku akan bisa menerima Azalea, karena tadi saat perjalanan pulang ia hanye duduk diam di pangkuanku, tapi nyatanya dia sangat cerewet. Aku tidak mungkin punya anak seperti dia.

Walaupun dadaku rasanya sesak saat melihat ia menangis. Tapi aku tidak boleh luluh pada anak kecil itu, aku tidak boleh kasihan melihat air matanya. Aku harus mencari tahu jati diriku yang sesungguhnya.

Aku mengemas baju-bajuku ke dalam koper, lalu keluar dari kamar. Aku sudah memutuskan untuk pergi dari rumah ini, mencaritahu siapa diriku yang sesungguhnya. Aku tidak akan percaya pada mereka lagi.

Aku turun ke lantai bawah dengan membawa koper ku.

"Nyonya ... nyonya mau ke mana?" tanya salah satu pelayan berlari menghampiriku.

Tapi aku tidak memperdulikan mereka dan terus berjalan menuju pintu utama rumah ini.

[ Aliando Scott Clifford ]

"Maaf Tuan ... Nyonya sepertinya akan pergi, tadi saya lihat Nyonya membawa koper keluar dari kamarnya Tuan." kata salah satu pelayan seraya menunduk.

"Jaga Lea, aku akan melihat Keyla." kataku pada pelayan itu, ia hanya mengangguk.

Aku bangkit mengecup kening Azalea yang sudah tertidur lalu berlari keluar kamar dan turun ke bawah, aku bisa melihat Keyla yang berjalan menuju pintu utama. Apa lagi ini Tuhan?

Tidak! Keyla tidak boleh pergi dari rumah ini. Aku berlari mengejarnya dan langsung memeluknya dari belakang. Aku bisa merasakan tubuh Keyla yang menegang saat aku memeluknya.

"Ku mohon jangan pergi." bisikku padanya.

Keyla hanya diam tidak menjawab ucapnku, tapi ia berusaha melepas pelukanku. Aku tidak akan melepaskannya, "apa mau mu? Jangan tinggalkan aku, Sayang."

"Aku tidak bisa di sini dan tinggal bersama orang-orang yang tidak aku kenal!" katanya datar dan dingin sama seperti biasanya.

Aku menghela nafas panjang. "Baiklah, ayo ikut aku." Aku melepaskan pelukanku dan menarik tangannya keluar rumah.

Dia tidak memberontak saat aku menarik tangannya dan menyuruhnya masuk ke mobil, dia hanya diam dan menurut. Aku akan mengajaknya ke Apartemen, jika ia tidak mau tinggal di rumah ini lebih baik ia tinggal di Apartemenku 'kan?

"Ini Apartemen siapa?" tanyanya membuka suara saat kami sudah sampai di Apartemen.

"Apartemenku. Maafkan aku, aku benar-benar tidak tau jika mereka semua akan datang ke rumah." kataku menyesal. Jika aku tau mereka tadi akan melakukan penyambutan konyol itu aku pasti sudah mencegah mereka.

"Hn." jawabnya hanya bergumam tidak jelas.

"Kamu bisa tinggal di sini, jika tak ingin tinggal di rumah."

"Hn."

Aku mendengus, ke mana Keyla-ku yang dulu? Keyla yang cerewet. Bukan Keyla yang dingin dan datar seperti ini.

TBC

Sorry for typo !!

Thanks for reading !!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Amnesia   Last Bonus

    [ Bonus Part 10 ][ Azalea Achazia Clifford ]Akhirnya aku resmi menjadi seorang istri seorang Alixander Gilbert di umurku yang baru 18 tahun. Umur yang terlalu muda untuk menikah, tapi aku tidak menyesal.Sungguh, walaupun aku belum mencintai Om Alixander sepenuh hati  tapi aku akan berusaha untuk mencintainya sepenuh hatiku.Sebelumnya aku sudah mengatakan padanya, bahwa aku tidak ingin punya anak dulu karena aku masih kuliah. Dan Om Alixander setuju, dia pun tidak memaksaku untuk cepat melahirkan anaknya.Di malam pernikahan kami, tidak ada yang kami lakukan selain hanya tidur bersama. Yah, walaupun kami saling memeluk, tapi hanya itu.Aku tau perjuangannya untuk menahan diri agar tidak menyentuhku karena janjinya yang tidak akan membuatku hamil karena aku ingin menyelesaikan kuliahku.Tapi apakah dia berpikir bahwa dia juga tidak akan menyentuh ku selama aku masih kuliah?Maksudku, ayolah ini jaman sudah maju, b

  • Amnesia   Bonus Part 9

    [ Bonus Part 9 ][ Alixander Gilbert ]Aku menggenggam tangan kanan Azalea sembari tersenyum menyambut tamu undangan yang hadir di acara pernikahan kami berdua. Ya, kalian tidak salah membaca. Hari ini aku dan Azalea resmi menjadi pasangan suami istri.Walaupun pernikahan kami tidak terlalu mewah nan megah seperti yang aku inginkan pada awalnya, tapi tidak masalah yang terpenting adalah Azalea kini sudah resmi menjadi istriku.Berbeda dengan aku yang memasang wajah bahagia dan senyuman lebar, maka Azalea hanya tersenyum terpaksa. Aku tau bahwa Azalea belum sepenuhnya mencintaiku, walaupun sudah mulai mencintaiku. Tapi tidak perlu khawatir soal itu karena aku akan membuat Azalea mencintaiku sepenuhnya."Selamat yah, sayang ... Kami bahagia atas pernikahan kalian." itu ucapan dari keluargaku.Tentu saja mereka sangat senang karena aku akhirnya menikah juga, karena di umurku yang sudah tidak muda lagi ini, mereka takut tidak ada yang mau

  • Amnesia   Bonus Part 8

    [ Bonus Part 8 ][ Azalea Achazia Clifford ]"Aku mencintaimu, Azalea Achazia Clifford."Deg deg deg ...Jantungku langsung maraton tidak jelas saat mendengar perkataan Om Alixander.Aku mundur saat Om Alixander melangkah mendekati diriku dan menggenggam ke dua tanganku."Aku serius, aku mencintaimu.""Tapi--""Aku tau perkenalan kita terlalu singkat untuk berkata cinta, tapi aku bukan remaja yang tidak bisa mengartikan perasaanku padamu. Aku tidak mau kehilangan kamu, mungkin kamu belum mencintaiku, tapi aku yakin kamu dapat mencintaiku, seperti aku yang mencintaimu." kata Om Alixander memotong ucapanku.Aku menunduk dan melepaskan genggaman tangannya. "Maaf aku tidak mencintaimu.""Bukan tidak, tapi belum." ralat Om Alixander."Aku pulang dulu, besok aku akan datang ke rumahmu bersama keluargaku, aku harap kamu dandan yang cantik. Dan memasang senyuman manis mu." lanjutnya lalu meninggalk

  • Amnesia   Bonus Part 7

    [ Bonus Part 7 ][ Normal ]Alixander mengulum senyuman saat melihat Azalea duduk sembari makan di depannya dengan pipi yang merona merah, bahkan sampai ke telinga. Rupanya gadis itu masih malu karena kejadian beberapa menit yang lalu saat gadis itu minta di ambilkan handuk olehnya.Walaupun Alixander belum mengenal Azalea cukup lama, tapi dia merasa seperti sudah mengenal Azalea cukup lama. Hatinya menghangat dan berdebar debar saat bersama Azalea, seperti remaja memang. Tapi itulah yang Alixander rasakan, jatuh cinta memang semenggelikan itu. Tidak peduli bahwa yang merasakannya adalah pria berumur seperti Alixander.Selesai makan malam, Azalea memilih masuk ke dalam kamarnya dan tidak mempedulikan Alixander. Namun sebelum menutup pintu kamarnya, Azalea berkata. "Kalau sudah selesai makan silahkan kamu pulang, tidak baik pria malam malam berada di tempat seorang gadis."Alixander tersenyum, ia mengendikkan bahunya acuh lalu kembali meng

  • Amnesia   Bonus Part 6

    [ Bonus Part 6 ][ Azalea Achazia Clifford ]Setelah hampir seminggu aku di rawat di rumah sakit, akhirnya kini aku sudah boleh pulang oleh Dokter.Selama hampir seminggu itu pula, Om Alixander terus saja menemaniku. Aku tidak tau apakah dia tidak ada kerjaan karena selalu bersamaku, hal itu tentu saja membuatku tidak enak.Sudah berkali kali aku menyuruhnya pergi, namun ia pergi untuk kembali. Maksudku, ia pergi hanya sebentar membeli makanan, lalu kembali lagi ke ruanganku."Sudah siap?" tanya Om Alixander."Om, kenapa baik sih sama aku ... Nanti aku bisa salah paham loh sama kebaikan Om ini."Om Alixander malah tersenyum, hal yang baru ku sadari jika senyumannya sangat mempesona."Salah paham bagaimana?" tanyanya pura pura tidak tau, tapi aku yakin dia jelas sudah tau maksudku."Aku bisa pulang sendiri." kataku mengalihkan pembicaraan."Bagaimana caranya? Jalan kaki?" tanyanya."Masih banyak taksi dan ojek online." balasku kesal.

  • Amnesia   Bonus Part 5

    [ Bonus Part 5. ][ Normal ]"Kakak, apa yang kakak lakukan?"Abby yang baru saja keluar kamar mandi setelah membersihkan diri dan ganti pakaian baru pun kebingungan melihat kakaknya yang tengah menangis sembari memeluk Alixander.Mendengar suara Abby, sontak Azalea langsung menghentikan tangisnya dan melepaskan pelukannya pada pria yang dia kira adalah Ayahnya."Loh ini bukan mimpi?" tanya Azalea bingung.Pria di hadapannya itu menggelengkan kepalanya dengan senyuman kaku. "Tidak, ini bukan mimpi.""Kamu---"Azelea menghentikan ucapannya, ia menunjuk Alixander dengan ragu."Perkenalkan  aku Alixander Gilbert ... " kata Alixander.Azalea menelan ludahnya susah payah, ia lalu menatap Abby untuk meminta penjelasan.Abby pun mendekat ke arah Azalea dan berkata. "Om Ali yang bantuin kita kak, aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan kakak kalau tidak ada Om Ali.""Om A-ali?" tanya Az

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status