Home / Fantasi / Anak Haram Sang Kaisar / Bab 146 : Penculikan (Part 1)

Share

Bab 146 : Penculikan (Part 1)

Author: Bakpaokukus
last update Last Updated: 2025-12-19 16:48:21

Cassian menatap cincin itu untuk beberapa saat dan satu tangannya datang menjemput benda itu, ia apit dalam telunjuk dan ibu jari lalu ia dorong hingga memasuki telunjuk kirinya.

"Terimakasih Tuan, tidak Master. Aku akan menggunakannya saat diperlukan."

Runette mengangguk dan meletakkan tangannya di pundak Cassian pelan seraya memejamkan kedua matanya.

Gerakan itu membuat Cassian mengerti bahwa ia sudah bisa pergi dari tempat itu. Sebelum bergerak, Cassian mengangguk ringan dilanjutkan melangkah untuk menuruni tangga dengan bergegas.

Di lantai bawah, para Wizard telah berkumpul dengan jubah seragam mereka, wajah mereka berseri dan Cassian akhirnya terhenti untuk sesaat.

Pemuda yang tak asing melangkah ke depan dengan senyum yang teduh sambil berkata.

"Karena kau sudah bergabung, kita perlu untuk saling mengenal satu sama lain. Tadi kau sudah mendengar namaku. Aku Nu penyihir tingkat menengah." Nu memiliki rambut yang panjang dan dikuncir ke bawah, warnanya adalah abu-abu dengan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 151 : Tugas (Part 3)

    Tapak langkah datang dan mata Cassian Bergerak tipis-tipis, Lux menyeret tunik hitam putihnya seraya menunduk dengan dua tangan yang tertata rapi di depan."Yang mulia, Tuan Agnetto datang bersama orang-orang telah anda titipkan." "Bawa mereka masuk." Cassian menjawab dengan biasa dan mulutnya masih rajin terbuka karena menerima suapan kue coklat dari Cassandra.Lux segera pergi dan setelah menundukkan kepalanya lalu beberapa saat kembali dengan Agnetto yang hari ini mengenakan seragam hitam."Salam kepada bintang dan langit kekaisaran." cetus pria itu menyentuh dadanya penuh penghayatan. "Pangeran, saya telah membawa orang-orang itu setelah pelatihan-pelatihan yang sudah mereka jalani." Tapak lainnya datang dan yang satu ini lebih ramai, Halcy dan sembilan budak yang lain telah berdiri dengan penampilan yang jauh berbeda daripada saat mereka berada di Kalagor. Lalu Cassian tahu sesuatu yang lain yakni tanduk rusa milik Halcy anehnya hilang.Tidak mungkin dipotongkan? Mungkin sih

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 150 : Tugas (Part 2)

    Cassian menggosok rahangnya dan berpikir bahwa tidak ada alasan untuk permaisuri melakukan hal seperti itu. Mengirim anak-anak yang bahkan belum cukup umur untuk melihat investigasi sangat tidak fungsional dan jika itu hanya untuk sekedar pembelajaran atau pengalaman jelas bahwa permaisuri tidak akan sebaik itu. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Winter bersuara dan memecah renungan Cassian, ia menatap dengan mata merahnya yang bagai kristal darah. Sedangkan di sampingnya Tarzax mendengus, dahinya berkerut dan kakinya menyilang dengan kuat. Untuk sesaat Cassian ingin mengatakan sesuatu dan yang ia berikan hanya keheningan, ia melihat ke arah jendela kereta dan mereka sudah memasuki gerbang istana. "Bagaimana mereka akan melakukan penyelidikan?" Cassian bertanya, itu untuk winter, wajahnya kini perlahan-lahan keruh dan matanya memandang pada dimensi yang lain."Tenang saja, pasukan elite pasti dengan mudah melakukan ini. Hanya saja, ayah sedang keluar. Kejadian seperti ini saat pengu

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 149 : Tugas (Part 1)

    Winter hanya dapat menonton dan mengamati dari jauh ketika Cassian bertindak semakin agresif, dari belakang Cassian, Alectra bertemu pandang dengan dirinya dan tatapan itu melaju dengan dingin. Ketika beberapa pengawal kemudian datang mereka melapor bahwa salah seorang menemukan benda yang mungkin bisa dijadikan sebagai petunjuk, akhirnya ketegangan sedikit mereda."Kapten, kami menemukan sesuatu." Sebuah benda mengkilap berwarna emas berbentuk matahari pengawal itu bawa di atas telapak tangannya."Ini lencana milik Archduke Valkan. Di mana kalian menemukannya?" Lejandro menggait benda itu dengan sarung tangannya dan menyimpannya di dalam sapu tangan yang bersih."Di balik semak-semak." Langit tiba-tiba saja mendung dan warna awannya begitu gelap. Suara seseorang menyela dengan tapak langkah samar-samar."Lebih baik kumpulkan semua bukti terlebih dahulu dan bawa kembali ke istana. Untuk hal ini kita bisa meminta pasukan elite Kekaisaran untuk bekerja." ucap Alectra dengan tenang,

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 148 : Penculikan (Part 3)

    "Itu bukan ide yang buruk." Winter menjawab dan wajahnya tampak serius."Putar kereta, ikuti kereta yang tadi." Perintahnya pada kusir dan kusir itu dengan segera menarik tali kuda dan membiarkan langkah mereka memutar pelan. Cassian masih dalam pose yang sama dan kini matanya memandang wajah Winter yang tampak lebih serius, alisnya tajam dan matanya memandang ke luar jendela dengan dingin. Kereta kuda berjalan cukup lama dan Cassian mengeluarkan kepala dari jendela bertanya-tanya kemana tujuan kereta itu pergi."Apa yang mungkin terjadi?" Cassian bertanya pada dirinya sendiri namun suaranya cukup keras untuk Winter dengar dan pemuda itu ikut menimpali."Sesuatu yang serius, jika semua anak-anak kaisar ikut campur." Tak lama dan kereta-kereta itu tiba-tiba berhenti di sebuah jalan setapak dengan banyak gemuruh suara. Cassian dan Winter segera melangkah keluar dari kereta, langkah mereka pelan dan sepasang mata itu mendapati kerumunan yang ramai di tengah jalan adalah para perajuri

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 147 : Penculikan (Part 2)

    Dalam beberapa waktu dan Winter tak membuka mulutnya.Cassian meneguk ludahnya dan berpikir bahwa ia menyesal karena menanyakan hal itu. Ia tak mencari sesuatu seperti hubungan emosional antara saudara. Tapi jika ia bisa bersekutu dengan winter dan mendapatkan kepercayaannya. Itu akan sangat membantu untuk menggali beberapa informasi dari anggota keluarga yang lain.Cassian masih diam dan tak berucap, keheningan itu membuat bulu kuduknya berdiri dan tatapan Winter yang dingin serasa membuat niatnya beku. "Lupakan saja." Cassian menimpali dan menutup rasa canggung itu dengan hela napas lirih. Sebaliknya di hadapannya Winter membuat wajah yang semakin berlekuk seakan ingin mencetuskan sesuatu. Cassian semakin penasaran apa yang pemuda itu pikirkan."Jika dari fakta, ya kita adalah saudara. Bukankah sudah jelas? Kita punya ayah yang sama." Winter akhirnya menjawab meskipun dengan wajah yang sedikit masam. Mungkin ia merasa bahwa itu adalah omong kosong dan anehnya dia tetap meliba

  • Anak Haram Sang Kaisar    Bab 146 : Penculikan (Part 1)

    Cassian menatap cincin itu untuk beberapa saat dan satu tangannya datang menjemput benda itu, ia apit dalam telunjuk dan ibu jari lalu ia dorong hingga memasuki telunjuk kirinya. "Terimakasih Tuan, tidak Master. Aku akan menggunakannya saat diperlukan." Runette mengangguk dan meletakkan tangannya di pundak Cassian pelan seraya memejamkan kedua matanya. Gerakan itu membuat Cassian mengerti bahwa ia sudah bisa pergi dari tempat itu. Sebelum bergerak, Cassian mengangguk ringan dilanjutkan melangkah untuk menuruni tangga dengan bergegas. Di lantai bawah, para Wizard telah berkumpul dengan jubah seragam mereka, wajah mereka berseri dan Cassian akhirnya terhenti untuk sesaat. Pemuda yang tak asing melangkah ke depan dengan senyum yang teduh sambil berkata."Karena kau sudah bergabung, kita perlu untuk saling mengenal satu sama lain. Tadi kau sudah mendengar namaku. Aku Nu penyihir tingkat menengah." Nu memiliki rambut yang panjang dan dikuncir ke bawah, warnanya adalah abu-abu dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status