MasukKetiga wanita beronar sesaat. Pada saat ini, Tiara berkata, “Malam nanti aku nggak makan di sini. Aku mau cepat pulang untuk ngobrol sama Shane.”Naomi merasa penasaran. “Kamu mau ngobrol sama Shane?”“Emm, besok dia mau pergi dinas. Dengar-dengar, dia akan pergi selama bertahun-tahun. Selagi ada waktu malam ini, aku mau cari dia untuk ngobrol bentar.”Naomi merasa bingung. “Apa kamu nggak tahu Shane sudah pergi tadi sore?”Tiara terbengong sejenak. “Dia sudah pergi tadi sore?”Naomi mengangguk. “Emm, tadi siang dia dan Cella datang bersama untuk kasih hadiah pernikahan kepadaku. Katanya, dia nggak bisa pulang saat hari resepsi pernikahanku, makanya dia antar hadiah dulu.”“Aku ajak dia untuk makan siang bersama, tapi dia bilang dia nggak ada waktu. Katanya, sore hari tadi dia akan pergi bersama anggota regu. Aku kira kamu tahu, makanya aku nggak kasih tahu kamu.”Kening Tiara berkerut. “Tapi, dia bilang dia baru akan pergi besok!”Naomi terdiam.“Coba aku telepon buat tanyain dia.”Ti
Wajah Naomi seketika merona. “Aku mengerti, Mama. Apa pun yang kamu dan Papa lakukan, semuanya pasti demi kebaikanku.”Maria mengusap kepala Naomi dengan penuh kasih sayang. Dia seperti sedang mengusap Baby saja. “Yang patuh ya.”Hati Naomi terasa hangat. Dia bersandar di dalam pelukan Maria dengan tersenyum sembari menikmati keindahan dari cinta kasih ibu.Naomi sudah menjadi seorang ibu, tetapi dia malah bisa bagai anak kecil disayang oleh ibunya sendiri. Dia sungguh merasa bahagia.Di mata orang tua, selamanya dia adalah anak kecil. Setelah orang tua pergi nanti, kehidupan hanya tersisa jalan pulang saja.Tiara dan Camila mengetuk pintu, lalu memasuki ruangan. Naomi pun keluar dari pelukan Maria.Mereka saling menyapa, kemudian Maria berdiri dan berkata, “Kalian ngobrol dulu. Aku pergi lihat anak-anak.”Camila dan Tiara melihat bayangan punggung Maria, lalu berkata, “Kondisi Bibi Maria semakin membaik saja.”Naomi pun tersenyum bahagia. “Terima kasih atas perlindungan Tuhan. Tuhan m
Mata Edward dan Levon terbelalak. Apa Caden bermaksud untuk membocorkan rahasia mereka! Mereka berdua jelas dengan apa yang sudah mereka lakukan. Seandainya sampai ketahuan oleh ayah kandung mereka, mereka bisa membayangkan akibatnya!Satunya menangis sembari memanggil, “Den ….”Satunya lagi terbengong melongo sembari “berlutut". Dia merasa kesal, tetapi tidak bisa melampiaskannya!Jika Caden menelepon, sepertinya mereka berdua akan berlutut di aula leluhur selama tiga hari!Raut wajah Edward dan Levon berubah muram. “Caden, apa kita bukan sahabat? Mengkhianati sahabat sendiri itu orang picik!”Caden tidak marah ataupun kesal. Dia juga tidak merasa malu sama sekali. “Aku beri kalian waktu tiga detik untuk memilih, satu, dua ….”“Aku pilih temani kamu main kartu!”“Aku juga pilih untuk main kartu bersamamu! Bagaimanapun, kita itu sahabat, kita mesti senasib sepenanggungan!”Caden menggigit bibirnya. “Batalkan kencan kalian, lalu temani aku untuk main kartu.”Edward dan Levin merasa gusa
Belakangan ini Caden tidak menyentuh Naomi! Dia sudah menahan dirinya dalam waktu yang begitu lama demi menunggu bermesraan di malam lamaran. Alhasil, ayah mertuanya malah memberi tahu Caden bahwa dia mesti pisah rumah dengan Naomi!Jadi, untuk apa Caden menahan diri dan memendamnya selama ini?Selain itu, masih ada satu bulan lebih dari hari pernikahan! Itu berarti Caden mesti pisah rumah dengan Naomi selama satu bulan lebih, kenapa tidak langsung membunuh Caden saja?Kening Caden berkerut. Pada saat ini, wajahnya penuh dengan ekspresi muram!“Pftz!” Dylan yang tidak bisa menahan tawanya itu langsung tertawa keras.Caden diam-diam menendangnya, lalu memasang raut wajah memelas. Dia menatap Joseph sembari bertanya, “Papa, siapa yang menetapkan peraturan itu? Aku nggak pernah mendengarnya.”Joseph tahu Caden pasti tidak bersedia untuk pisah rumah dengan Naomi. Hanya saja, dia pun berkata, “Ini sudah peraturan dari leluhur. Kamu nggak pernah mengalaminya. Wajar kalau kamu nggak tahu.”Us
Cella kembali ke restoran dengan rasa bingung. Dia sengaja mengamati tatapan Shane. Mungkin karena tidak pernah berhubungan sebelumnya, dia pun tidak menemukan kilauan cahaya di dalam tatapan Shane? Hanya saja, dia merasa Shane cukup tampan! Kelima indranya kelihatan proporsional. Dia memiliki wibawa sopan, bersih, dan gentleman.Shane bertanya, “Ada apa?”Cella mengalihkan pemikirannya. “Pak Shane, menurutmu, bagaimana cara menghidupkan hati seseorang yang sudah mati?”Shane membalas dengan sangat serius. Dia bagai seorang guru yang sedang menjawab pertanyaan dari muridnya saja. “Tergantung bagaimana matinya?”Cella berpikir sejenak, lalu berkata, “Alasannya banyak sekali, mungkin yang paling utama karena masalah asmara.”Shane menatap Cella dengan ragu. Cella menjelaskan, “Aku lagi bahas diri aku sendiri.”Shane terdiam beberapa saat. “Aku juga nggak jelas, tapi aku merasa berhubung terluka karena masalah perasaan, seharusnya bisa dihidupkan lagi dengan memulai hubungan baru.”Cella
Usai mendengar, Cella mengerutkan keningnya. “Tapi kamu juga korban.”Shane berkata, “Kamu itu cewek. Kamu yang lebih dirugikan.” Saat berbicara, Shane melihat ke luar jendela sekilas. Tampak orang tuanya sedang melihat kemari dengan penasaran. Shane berterus terang dengan Cella, “Kamu tahu masalah aku dengan Tiara. Orang tuaku terus mencemaskanku akan menutup diri dan takut aku akan hidup sendirian sampai tua nanti. Mereka terus berharap aku bisa mencari wanita.”“Makanya saat mereka melihat kamu turun dari mobilku, mereka langsung tertarik sama kamu. Mereka mengajakmu untuk makan bersama juga demi lebih memahamimu. Mereka ingin mencoba untuk menjodohkan kita.”“Kamu nggak usah pikirin mereka. Kalau kamu merasa nggak leluasa, kamu bisa pergi. Aku akan jelaskan kepada mereka nanti. Nggak apa-apa, kok.”Cella juga melirik ke luar sekilas. Dia dapat merasakan tatapan penuh harapan dari mata orang tua Shane. Dia pun bertanya, “Kalau aku makan bersama kalian, apa kamu akan merasa risi?”T







