Share

Bab 748

Author: Erlina
Tiga hari kemudian, Naomi dan Caden baru meninggalkan pulau. Mereka tinggal di pulau selama 1 minggu.

Begitu sampai di rumah sakit, Caden ditelepon Andrew. Ekspresi Caden menjadi muram setelah dia mendengar ucapan Andrew. Caden berucap, "Oke, nanti kita baru bicara lagi saat bertemu."

Setelah mengakhiri panggilan telepon, Caden terdiam sejenak seraya mengernyit. Dia menenangkan diri terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar.

Naomi sedang berbincang dengan anak-anak. Mereka merindukan satu sama lain karena tidak bertemu selama 1 minggu.

Braden yang berbaring di tempat tidur tersenyum. Rayden tetap terlihat tenang, tetapi dia memandang Naomi dengan mata berbinar-binar. Jayden bermanja-manja di pelukan Naomi. Hayden berdiri di samping Naomi sambil menceritakan hal-hal menarik selama beberapa hari ini dengan antusias.

Caden menghampiri mereka dan berpesan dengan tenang, "Kalian temani Mama. Aku mau pergi ke kantor."

Naomi bertanya, "Ada masalah di kantor?"

Caden menyahut, "Ada kerjaan yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
erna trikoriani
jangan jangan Samuel orang misterius n Camila dibunuh Samuel
goodnovel comment avatar
Fatiya Dila
semakin lama semakin dikit
goodnovel comment avatar
Zalma Ibu'e Rahma Nieot
tambahin dong kak updatnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1961

    Curah hujan cukup tinggi di musim panas. Langit juga cepat gelap. Hujan seringkali mengguyur tanpa aba-aba.Selesai Naomi dan Caden makan malam di Kediaman Keluarga Hermanto, mereka pun bergegas membawa anak-anak untuk pulang.Di dalam kamar, Camila berkata pada Dylan, “Kenapa kamu lucu sekali? Kamu malah bantu Baby untuk selesaikan tugasnya!”Dylan terbengong sejenak. “Apa Naomi menyadarinya?”Camila menggigit bibirnya tanda dia mengiakan.Hati Dylan terasa penat. “Gimana dia bisa menyadarinya? Jelas-jelas aku tulis dengan tangan kiri!”Camila menjulingkan bola matanya. “Kamu itu ayah angkatnya Baby. Kamu malah ajari dia bermain curang! Bukannya kamu lagi ajari yang nggak-nggak sama dia!”Dylan merasa sangat tidak berdaya. “Aku juga kehabisan akal. Apa kamu tahu betapa sulitnya bagi Baby untuk menyelesaikan tiga lembar tugas itu?”“Bukan, lebih tepatnya bukan Baby, melainkan aku! Tiga lembar, lho! Astaga, jangankan tiga lembar per hari, sepertinya selembar per tiga hari juga nggak aka

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1960

    Sepertinya Sirius bisa merasakan Baby sedang mendekat, dia pun lebih gembira daripada Naomi!”Padahal Naomi masih belum bersuara, Sirius duluan menjerit. Kemudian, dia pun langsung menendang kuat kakinya sembari tertawa.Camila berkata, “Coba kamu lihat betapa Sirius menyukai Baby. Aku berani bertaruh, setelah dia tumbuh besar nanti, setiap harinya pasti akan selalu mengikuti Baby ke mana-mana.”Naomi memeluk Baby, lalu bertanya dengan tersenyum, “Setelah adik kecil dewasa nanti, apa kamu bersedia biarkan dia main bersamamu?”Baby terus mengangguk. “Tentu saja bersedia. Aku akan belikan tali yang paling cantik buat dia. Aku akan ikat dia untuk berlari bersamaku.”Selesai mendengar, Naomi merasa canggung hingga ujung bibirnya berkedut. Namun, Naomi malah kelihatan tenang. Dia berkata dengan tersenyum, “Semalam saat Dylan menceritakan kisah sebelum tidur kepada Baby, Baby tiba-tiba kepikiran ingin membelikan kandang anjing untuk Sirius. Dia bahkan mau beli yang warna pink dengan gambar k

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1959

    Pelayan Keluarga Hermanto berbicara dengan suara kecil, “Baby benar-benar kesayangan Keluarga Pangestu! Coba lihat tatapan Pak Caden dan beberapa abangnya, astaga, betapa manjanya! Sepertinya barang siapa yang menikahi Baby, dia pun akan merasa sangat beruntung!”Ada yang berbicara, “Apa yakin itu beruntung? Bukannya orang yang menikahi Baby mesti hidup waspada setiap harinya?”“Selain Pak Caden, Baby masih punya beberapa kakak lagi. Mereka semua sangat menyukai adik mereka. Sepertinya begitu Baby meneteskan air mata, kakak-kakaknya akan segera maju untuk menghancurkan rumahnya!”“Meneteskan air mata? Coba saja bikin dia merasa sedih! Sepertinya Keluarga Caden akan langsung marah! Haih, dengan kalian berbicara seperti ini, sekarang aku mulai khawatir dengan calon suaminya ….”Naomi sudah berjalan ke sisi Camila dan Tiara. Dia duluan bermain dengan anak kecil, lalu duduk untuk memeriksa denyut nadi Camila.Camila bertanya padanya, “Apa masalah sudah diselesaikan?”Naomi mengangguk. “Sem

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1958

    “Kelak aku akan datang untuk mengunjungimu lagi. Aku akan mengunjungimu dengan status seorang junior.”Kakek Pertama adalah mantan orang terkaya, sedangkan Caden adalah orang terkaya pada saat ini. Sangatlah wajar kalau Caden mengunjungi Kakek Pertama.Kakek Pertama mengangguk lagi. “Seperti itu saja.”Naomi baru saja selesai dari kesibukannya, dia pun pulang bersama anak-anak. Mereka mengobrol beberapa saat di dalam kamar pasien, kemudian Kakek Pertama pun menyuruh mereka untuk pergi.Saat perjalanan pulang, Braden terus menatap Caden. Dia tahu Kakek Pertama pasti mengatakan rahasia di gunung kepada Caden! Braden juga ingin mengetahuinya. Hanya saja, berhubung ada Naomi di sini, Braden malah tidak berkesempatan untuk bertanya lagi.Naomi sama sekali tidak mengetahui ada rahasia di dalam pegunungan. Dia pun bertanya pada Caden, “Pimpinan Kota Jawhar bahkan ke rumah sakit untuk menjenguk Kakek Pertama. Kelak, dia pasti akan melindungi Kakek Pertama, ‘kan?”Caden mengangguk. “Tentu saja.

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1957

    Caden merasa sangat penasaran.Kening Kakek Pertama berkerut. “Braden sangat pintar. Sebelum dia turun gunung, dia pun sudah menyadari ada yang aneh. Dia juga pernah diam-diam bertanya padaku, tapi aku nggak beri tahu dia.”“Aku nggak mengatakannya juga demi kebaikannya. Dia masih begitu kecil. Kami nggak tega dia memikul misi yang begitu besar! Bukan karena dia pintar dan berbakat, itu berarti dia boleh dikorbankan!”“Ditambah lagi, meskipun dia pintar dan berbakat, dia juga hanya seorang anak kecil. Anak kecil seharusnya melewati hari-hari tanpa beban pikiran. Jadi, kami sebagai senior mesti menanggungnya ….”Kakek Pertama menghela napas sembari berbicara, “Kami bisa pura-pura meninggal karena ada alasan masing-masing. Hanya saja, kami bisa berkumpul di sana karena ada tugas massal. Pada periode awal pembangunan negara, negara sudah mendirikan sangat banyak departemen rahasia yang nggak diketahui orang luar ….”Kakek Pertama berkata dengan perlahan. Raut wajah Caden pun terlihat sema

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1956

    Tentu saja Morawa tidak bersedia!Braden berkata, “Video kosongnya brankas emas bukan hanya ada di tanganku saja, ada juga di tangan orang lain. Kalau sampai video itu tersebar luas, kamu pasti nggak akan bisa melarikan diri lagi!”“Jadi, waktu yang disisakan untukmu nggak banyak lagi. Daripada kamu habiskan waktumu untuk negosiasi sama aku, lebih baik kamu pikirkan cara untuk mengambil uang dan melarikan diri?”Morawa menggertakkan giginya, lalu mengajukan persyaratan, “Aku mau uang tunai!”Braden membalas, “Mau uang tunai boleh-boleh saja, diskon 70% lagi!”Morawa terdiam membisu.Harga memang ditekan dengan sangat rendah, tetapi Morawa tidak memiliki pilihan lain. Pada akhirnya, dia pun setuju!Setelah berhasil mengatasi Morawa, Braden segera menggunakan identitas “Braxton" untuk menghubungi pemegang saham lainnya.Bahkan, Morawa saja sudah bersedia menjual saham di tangannya dengan harga rendah, apalagi mereka! Bagi mereka, hal yang paling urgensi sekarang adalah mengambil uang dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status