AMALIA, Kesetiaanku Diragukan

AMALIA, Kesetiaanku Diragukan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-08-13
Oleh:  Rumi Cr Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
7Bab
12Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Bukannya menyapa saat melihatku bersama dr.Hilmy. Mas Ghizra justru menyimpulkan aku telah mengkhianati pernikahan kami. Karena itulah, dia menikahi perempuan yang menyukainya. Perempuan itu, adalah Syaiba saudara angkatku. Perih sekali sampai air mataku enggan keluar lagi. Penantianku 6th serasa sia-sia ketika berdiri di hadapan ayah dari putraku itu. N0 pelakor, istri tegar, berpendirian kuat. -Amalia Uzhma, tidak mengetahui jika suami dari sahabat adalah juga suaminya. -Nusyaiba Fahria, merasakan kebahagian tak terkira saat pria yang dicintainya akhirnya bersedia menikahinya. -Ghizra Arsyad, seorang pria yang dipegang adalah ucapannya. Aku tidak bisa meninggalkan Syaiba pun tidak mungkin membiarkan Amalia. Karena keduanya adalah istriku. -Hilmy Sulaiman, Izinkan aku menjadi asbab kebahagiaanmu, Amalia.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Suamiku Menikahi Sahabatku 

Amalia turun dari taksi bandara tepat di depan pintu gerbang rumah maditeran. Senyum mengembang saat tangannya meraih gagang kait pintu gerbang tersebut, digeser sedikit untuknya masuk ke halaman rumah.

"Assalamualaikum!" Amalia mengucap salam begitu melewati pintu masuk keluarga Santosa.

"Waalaikumsalam," jawaban lembut dari wanita yang sangat dirindukan dari ruang tengah. Amalia bergegas menemui nyonya keluarga Santosa tersebut.

"Mama!" seru Amalia merentangkan tangannya, menubruk Sinta untu mendapatkan  pelukan hangatnya.

"Alia, masyaallah kangen sekali mama padamu, Nak." Sinta memeluk erat Amalia seraya mengelus bahunya.

"Oiya, rumah kok sepi. Kanzu mana?" tanya Amalia.

"Tadi dijemput Syaiba berdua suaminya.  Sekalian periksa kandungan, katanya tadi." 

Sinta menggandeng Amalia berjalan ke arah sofa untuk duduk melanjutkan perbincangan mereka.

"Masyaa Allah dah isi rupanya ya, hebat-hebat ...  keren," kelakar Amalia diganjar tepukan di lengannya oleh Sinta.

"Alhamdulillah langsung isi, hari ini jadwal pemeriksaan keduanya. Harus cek rutin, karena sempat pendarahan."

"Masuk tiga bulan berarti ya, Ma?" Sinta menganggukkan kepala membenarkan pernyataan Amalia.

"Eh iya, itu Kanzu bisa lengket kayak prangko lho sama Ghizra, suami Syaiba," terang Sinta kemudian. Amalia mengernyit, karena nama itu tidaklah asing baginya.

"Ghi-Ghizra?"

"Oiya, mama lupa. Kamu belum kenal 'kan, dengan suami Syaiba. Heran juga itu Papamu, rencana awal mereka hanya sekedar ijab saja tiga bulan yang lalu itu. Ealah, mendadak sekalian bikin resepsi juga."

"Oh, begitu rencananya, Ma," Amalia meledek Sinta dengan lirikannya.

"Iyalah, mama dan Syaiba maunya resepsi ada kamu jadi pendamping pengantinnya, siapa tahu segera tertular dapat pasangan."

Amalia hanya tersenyum tipis menanggapi kalimat terakhir Sinta. Padahal Sinta tahu, bahkan mungkin seluruh anggota Santosa. Alasan Amalia enggan membuka diri menjalin hubungan dengan pria.

"Maaf, Alia ... mama tidak ada maksud apa-apa, Kanzu sudah lima tahun. Secara hukum, wanita tidak diberi nafkah lahir-batin selama tiga bulan boleh mengajukan cerai bukan? Pernikahan kalian pun tidak tercatat. Kamu masih muda, jangan menyia-nyiakan hidup demi seseorang yang entah di belahan bumi mana keberadaannya."

"Alia tahu Ma, mungkin belum maksimal juga upaya Alia mencarinya selama ini," balas Amalia.

"Kalau dia memang ada rasa tanggung jawab. Pasti sudah lama kalian bertemu kemudian hidup bersama. Nyatanya apa, tidak ada upaya dia mencarimu." Sinta menghela napasnya. Entah berapa kali dia menolak keinginan pria baik untuk memperistri Amalia. "Antara Syaiba dan kamu tidak ada yang kami bedakan. Ayahmu pasti menginginkan kebahagiaan untukmu, Nak." Sinta kembali mengeratkan rengkuhan putri sahabat suaminya itu.

Amalia terharu dengan perhatian dan kasih sayang keluarga Santosa kepadanya, namun untuk menikah bukan perkara yang mudah buatnya. 

KTP Amalia tertulis belum menikah. Namun, nyatanya dirinya sampai saat ini masih status istri orang. Dirinya tidak memiliki buku nikah, karena enam tahun lalu hanya sebatas nikah agama yang dilaksanakan.

Memang benar, dirinya bisa beranggapan sudah bercerai karena hampir enam tahun tidak bersua dengan pria yang telah menghalalinya itu. Namun, hati kecilnya masih berharap untuk bersua dengan suaminya.

"Semoga setelah selesaikan program SM3T, kami bisa bersua Ma," jawab Amalia pada akhirnya.

"Kalau takdir memintamu melupakannya bagaimana? Bukan, tidak mungkin dia sudah berkeluarga saat ini 'kan?"

"Andai demikian, Alia akan minta jatuhkan talak darinya." Amalia terhela napasnya, kemudian mengulas senyum di bibir, hingga nampak lesung pipi kanannya, "Lagian, selesai program ini. Masuk PPG. Selama mengikuti program kami dilarang menikah, hehehe...." elak Amalia lagi.

"Mamanya Hilmy sering nanyain kamu Alia, berharap kamu mau menjadi menantu dalam keluarganya," sela Sinta lagi.

"Alia yakin, begitu tahu kebenarannya, akan mundur alon-alon Mama berikut mas Hilmynya."

"Walaupun mama enggak seakrab  dengan neneknya Hilmy. Mama yakin, calon mertuamu itu sebijaksana ibunya."

"Ahay, calon mertua. Jangan terlalu optimis Mama Sinta." Dengan gemas Amalia mengeratkan pelukan di pinggang Sinta. "Aku istirahat di kamar mana nih, Ma?" tanya Amalia melepaskan pelukannya.

"Sementara di kamar tamu dulu ya, sebenarnya semua barangmu masih rapi tersusun di kamar kalian. Syaiba melarang kami menyentuh barang-barangmu," terang Sinta.

Dulu kamar Syaiba dan Amalia bersebelahan. Syaiba yang meminta papanya menjebol dinding pembatas, sehingga menjadi satu ruangan dengan dua pintu masuk pada akhirnya. 

🌻🌻🌻🌻🌻

Amalia menggeliat saat terdengar samar pintu kamar diketuk, sekilas memperhatikan ponselnya tertera pukul 14.10 di sana. Hampir sejam dirinya tadi terlelap karena lelah perjalanan.

"Kakak, Kakak Alia!" 

Suara itu amat Amalia rindukan. Bergegas dia menuju pintu untuk membukanya. Nampak bocah tampan, berkulit putih bersih tertawa gembira menyambutnya.

"Kanzu!" pekik Amalia langsung berjongkok memeluk erat balita itu.

"Ulu-ulu bahagianya," ledek Syaiba yang berada di belakang Kanzu. Amalia mendongak mengacungkan jempol pada sahabatnya itu.

"Eh, aku cuci muka dulu ya, biar PD berjabat tangan dengan si Mamas." Amalia berdiri, menuntun Kanzu masuk ke kamar diikuti Syaiba. 

"Orang dianya lanjut ke kantor kok, kita cuma diturunkan depan pagar tadi." 

"Ya enggak apalah, biar seger juga ini badan. Tak sekalian mandi saja kalau gitu," sahut Amalia mengeluarkan handuk beserta baju gantinya.

"Ya sudah, kami tunggu di taman ya, Alia."

🌻🌻🌻

"Bagaimana perasaanmu sekarang Syaiba. Sebentar lagi akan menjadi seorang ibu?" tanya Amalia seraya mengelus perut Sabrina yang masih rata.

"Bahagia sekali, serasa dapat keajaiban. Tapi, ya itu ... harus hati-hati. Sempat mengalami pendarahan di awal kehamilan. Alhamdulillah jalan 11 minggu sekarang."

Tin tin tin

Terdengar suara deru mesin mobil berhenti setelahnya. Kanzu yang asyik bermain pasir, bergegas berdiri lalu berlari menyambut seseorang yang keluar dari mobil fortuner hitam itu.

"Itu Ayah Kanzu dah pulang," ucap Syaiba memberitahu.

"Ayah?" tanya Amalia.

"Iya, aku yang menyuruhnya memanggil mas Ghizra ayah, sementara aku bunda. Kamu enggak keberatan, 'kan?,"

Amalia bergeming, entah mengapa jantungnya berdetak dengan kencang. Debaran yang lama tidak ia rasakan tetiba muncul kembali.

"Lengkap deh, ada Mama-Papa, Ayah-Bunda, Mbok dan Kakak. Ntar kalau mas Hilmy resmi jadi suamimu, Kanzu manggilnya Daddy saja," 

"Ayah, itu kak Alia. Kakaknya Kanzu. Cantik 'kan?" Kanzu menarik tangan suami Syaiba.

Amalia tertegun tak percaya dengan penglihatannya. Pria yang ditarik Kanzu ke bangku tempatnya duduk bersama Syaiba adalah ayah Kanzu Al Ghifari, Ghizra Arsyad.

Next ....

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
7 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status