Share

4. Melarikan diri

Author: Vicka Villya
last update Last Updated: 2024-03-05 20:25:00

Beberapa hari ini Andrea tinggal di rumah sahabatnya, Sarah. Hari ini ia akan mengambil ijazah dan mulai mencari pekerjaan agar tidak menumpang hidup di rumah Sarah. Meski sahabatnya itu selalu menerima keberadaanya tetapi Andrea tidak ingin menyusahkannya. Sarah pun mengantarnya ke kampus dan akan kembali menjemputnya.

Setelah mendapatkan ijazahnya, Andrea pun memutuskan untuk pulang. Baru beberapa langkah keluar dari ruang administrasi, Andrea merasa pusing dan mual. Ia pun bergegas ke toilet dan tak sengaja bertabrakan dengan seseorang yang baru saja kembali dari toilet. 

‘Di-dia ada di sini? Untuk apa? Mencariku?’ 

Andrea merasa tegang. Rasa pusing dan ingin muntah pun seketika lenyap. Andrea merasa takut dan ingin bersembunyi tetapi pria itu berhenti lalu ia menjawab panggilan telepon hingga tak sengaja Andrea mencuri dengar.

“Aku tidak mau tahu, kalian harus menemukan gadis itu. Aku yakin saat ini dia tengah mengandung. Aku ingin kalian menemukannya dan membuatnya keguguran, jika dia melawan … habisi saja. Jangan meninggalkan jejak!” ucap Elov dengan penuh penekanan.

Andrea berpegangan di dinding. Ini lebih mengerikan daripada diusir oleh ayahnya. Ia tidak pernah menyangka Elov akan semengerikan ini. Tubuh Andrea semakin lunglai, fakta ia akan dihabisi karena berhasil mengandung benih aktor tampan dengan sejuta pesona dan mata indah tetapi menyimpan kejahatan dalam jeratnya itu membuat tubuh Andrea lemas dan tak bertenaga lagi. 

“A-aku harus segera pergi dari sini sebelum dia sendiri yang menemukanku. Aku tidak bersalah, dia yang bersalah padaku tetapi mengapa aku yang harus dihabisi?”

Andrea mencoba menguatkan dirinya dan bergegas pergi melewati jalan yang berbeda dengan Elov. Ia harus sampai lebih dulu di gerbang kampus dan mendapatkan taksi sebelum lelaki itu mengenalinya dan hari ini juga ia dan janin yang ia kandung akan berpindah alam.

****

Andrea menatap rumahnya yang kini bukan lagi tempat untuk pulang. Tak tahu harus ke mana justru mengantarnya sampai di depan rumah mewah yang dulunya tempat ia bernaung dan tumbuh besar di sana. Air matanya tumpah mengingat jika sekarang ia sudah tak lagi diinginkan di rumah ini. 

Belum lagi kabar yang ia dengar jika Damian dan Lusiana akan mengadakan pertunangan. Secepat itu, ayahnya bahkan lupa jika ada anak yang membutuhkannya saat ini.

Damian, lelaki itu … meskipun mereka tidak pernah saling mengutarakan perasaan tetapi mereka cukup dekat dan Andrea pernah menyimpan rasa untuknya.

Wajah cantik itu semakin muram, semua harus ia ikhlaskan. Hidupnya harus terus berjalan, ada bayi yang harus ia lindungi dan sayangi.

‘Aku akan pergi. Pergi sejauh mungkin tanpa ada yang mengenaliku dan anak ini. Dia terlalu egois karena hanya menginginkan aku dan dia saja hidup bersama. Aku menerima takdir ini walaupun sulit. Aku harus pergi.’ Andrea membatin.

“Kita ke bandara, Pak,” ucap Andrea pada sopir taksi yang masih setia menemaninya.

Andrea masih memiliki sisa tabungan yang bisa menopang hidupnya untuk beberapa bulan ke depan. Di tempat yang baru nanti ia akan mencari pekerjaan, setidaknya ia bisa bertahan hidup dan merasa aman dari lelaki yang hendak membunuhnya. Pergi sejauh mungkin hingga ia sendiri tak akan ingat jalan untuk kembali.

Lagi pula siapa yang akan menantikan dirinya kembali. Akan lebih baik mengambil langkah ini dan menghilang hingga semua orang menganggapnya telah mati.

‘Apa aku perlu mengubah identitasku dan membuat seolah-olah aku telah tiada? Bukankah seperti ini akan membuat aktor itu berhenti mencariku? Tetapi aku harus bagaimana?’ 

Andrea mencoba mencari cara, dalam kebingungannya sebuah panggilan masuk dari Sarah membuatnya tersentak. Ia bahkan tidak pamit pada sahabatnya dengan baik. Ia hanya mengambil barang-barangnya tanpa meninggalkan sebuah pesan karena saat ia pulang ke rumah Sarah, sahabatnya itu masih berada di kampus dan mungkin mencarinya juga karena tak kunjung bertemu.

Satu helaan napas berat keluar dari mulut Andrea. Ia hanya akan mengirim pesan pada Sarah, tak sanggup mendengar suara sahabatnya itu.

[Maaf Sarah, aku tidak pamit dengan benar padamu. Aku dalam masalah besar dan harus pergi sejauh mungkin. Aku bukan buronan polisi, kok. Aku sengaja tidak memberitahu kamu ke mana aku akan pergi karena aku tidak ingin kamu terlibat jika orang itu sampai nyasar padamu. Nanti aku akan menghubungimu lagi]

Andrea mematikan ponselnya. Ia tidak ingin seseorang mengganggunya. Ia juga tidak ingin terlacak. Wartawan yang dulu ia ambil identitasnya untuk bisa masuk ke kamar Elov dengan bantuan tim Elov pun pasti sudah mendapat ancaman dari mereka. Ia benar-benar dalam bahaya sekarang dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri adalah dengan pergi sejauh mungkin.

****

Beberapa hari ini media sosial, media cetak dan para pemburu berita dihebohkan dengan trending topic yang mengatakan jika aktor dari luar negeri yang sangat popular itu akan mengambil beberapa adegan dalam film terbarunya di negara ini. Semua berbondong-bondong mendapatkan kesempatan mewawancarai atau bahkan sekadar mendapatkan gambar yang bagus untuk dimuat dalam berita mereka.

Tak terkecuali dengan wanita yang saat ini mengenakan kacamata baca sambil mengamati berita teratas hari ini dari meja kerjanya. Ia menghembuskan napas dengan satu tangan memegangi dadanya. Beberapa kali ia memijat pelipisnya berharap satu proyek ini tak akan diberikan padanya.

Namun sayang beribu sayang, sepertinya takdir tak berpihak padanya dan kematian selalu ingin menemuinya. Ia tidak bisa membantah saat tugas berat yang sumpah demi apapun tak ingin ia kerjakan akhirnya dilimpahkan ke pundaknya. 

“Aku merasa deja vu dengan tugas ini. Hah … setelah enam tahun berlalu dan aku terus bersembunyi darinya, kini aku sendiri yang harus mencari berita tentangnya dan maksimal harus bisa mengambil sedikit waktu untuk mewawancarai dia. Setelah enam tahun? Mengapa harus bertemu lagi?”

Rasanya Andrea ingin mati saja saat ini atau setidaknya sekarat selama aktor tampan pemilik bola mata biru didominasi abu-abu itu berada di negara ini agar tugasnya diganti oleh rekannya yang lain.

Enam tahun telah berlalu sejak Andrea meninggalkan negaranya dan memutus segala kontak dengan orang terdekatnya termasuk Sarah untuk menghindari Elov Graff, namun takdir seakan sedang mengajaknya bercanda karena orang yang justru harus hilang dari kehidupannya itu harus ia temui dengan sendirinya.

“Aku harus bagaimana?!” pekik Andrea tertahan. Ia membuka kacamatanya lalu menghembuskan napas dengan kasar. Ia memutar-mutar kurisnya sambil memikirkan solusi untuk masalah antara hidup dan matinya ini.

“Eh tunggu dulu … bukankah semua orang mengira aku telah tiada? Enam tahun yang lalu pesawat yang seharusnya aku tumpangi mengalami kecelakaan dan tak ada penumpang yang selamat. Aku bahkan melihat namaku sendiri berada dalam daftar penumpang hari itu. Seharusnya jika si berengsek itu sudah mengetahui siapa wanita yang mengandung benihnya maka dia pasti mengira aku sudah tiada dan tidak akan mengenaliku. Ya, sepertinya ini tidak begitu susah. Aku hanya perlu sedikit mengubah penampilan ….”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 97

    Kehebohan terjadi, Andrea masih memegang pipinya yang memerah karena tamparan tak terduga. Si kembar bahkan tak sempat siaga, beruntung Andrea bisa memeluk Luvina dengan sekuat tenaga.Di sisi lain, Lusiana yang melihat itu semakin bersemangat. Dia tidak menyangka, selain dirinya di sini ternyata ada lagi yang tidak menyukai Andrea. Diam-diam Lusiana mulai mengaktifkan kamera ponselnya, tetapi dia sadar sejak tadi ternyata sudah banyak ponsel yang merekam sejak kejadian dia mengatakan Andrea memiliki anak haram.'Astaga ... hari ini aku benar-benar terberkati. Puas rasanya melihat Kak Rea dipermalukan,' Lusiana membatin."Aku sudah lama ingin memberikan tamparan di wajahmu yang sok polos itu," ucap Serena dengan begitu angkuh. Dia berkata lagi, "Kamu dan kedua anak harammu ini tidak layak berada di sini. Aku nggak tahu apa yang dilihat keluarga Graff dari wanita sepertimu, tetapi karena kedatanganmu semua menjadi kacau. Dasar tidak tahu malu"Andrea hendak bicara namun sebelum dia me

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 96

    Andrea melepaskan pelukannya pada sosok yang selama ini selalu ada untuknya dan juga anak-anaknya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya pelariannya saat itu jika dia tidak bertemu dengan Alvons. Padahal Alvons hanyalah sahabat mendiang ibunya, tetapi lelaki ini sangat berjasa padanya lebih dari seorang ayah. Dibandingkan keluarga kandung, Alvons menyayanginya dan juga anak-anak dengan begitu berlebihan. Seandainya saja dia tidak bertemu lagi dengan Elov saat itu, mungkin dia tidak akan berada di sini dan masih bahagia dengan kehidupannya yang sebelumnya."Paman hanya pulang, Rea. Kau dan anak-anak bisa mengunjungiku kapanpun yang kalian inginkan. Kamu sudah memutuskan untuk menetap dan hidup bersama pria itu, aku nggak bisa memaksa kamu untuk ikut. Lagi pula, anak-anak sudah mengetahui siapa ayah mereka, pasti akan cukup berat untukmu memisahkan mereka. Paman tahu anak-anakmu terkadang berkata mereka nggak masalah tanpa ayahnya, tetapi siapa yang tahu kedepannya."Alvons ber

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 95

    "Kau tak apa-apa?"Geez membeku di tempat. Dia mengingat suara ini, bahkan sangat ingat karena dia terus menyimpannya dalam hati.Tatapan Geez lansung tertuju pada lelaki yang baru saja menahan tubuhnya. Benar saja, sosok itu ada di depannya."T–tidak. Aku tidak apa-apa. Terima kasih," ucap Geez dengan gugup.Ayden menatapnya dengan sedikit heran. Dia seperti mengenal sosok wanita di hadapannya ini tetapi dia lupa di mana mereka pernah bertemu."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Ayden.Geez menipiskan bibirnya, dia senang jika ada sedikit ingatan tentangnya di benak Ayden walaupun lelaki ini tidak mengenalinya.Belum sempat Geez menjelaskan, dari belakang ibunya berlari mengejarnya. Kali ini dia punya alasan untuk berlari selain karena dia malu akibat perjodohannya yang gagal bersama Elov.Tanpa perhitungan sama sekali Geez segera berlari dan dia menarik paksa tangan Ayden untuk ikut dengannya. Ayden yang dibawa pergi oleh wanita ini menjadi bingung. Dia juga masih melihat

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 94

    Langkah Morgan begitu berat mendekati Elov dan Brandon, dia ingin mendengar semua kejelasan tentang yang terjadi malam ini di acara yang sengaja dibuatnya untuk menunjukkan kedekatannya bersama keluarga Graff. Di sini juga nantinya dia yang akan memilih siapa yang berhak mendapatkan proyek besar ini, tetapi dia justru mendapatkan pengkhianatan sebelum dia sempat melepaskan proyek tersebut pada keluarga Graff. "Aku sangat tersanjung sekali mendengar berita hari ini. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi, Tuan Brandon? Brandon tahu itu adalah sebuah sindiran, dia juga seharusnya memperingati Elov untuk menyingkirkan Harry pada acara ini sebab mereka sedang berebut untuk mendapatkan proyek besar kota Clove yang akan dipilih langsung oleh Tuan Morgan. Brandon tersenyum tipis, dia membalas tatapan Morgan yang begitu sinis padanya dengan lembut dan matanya tampak memperlihatkan jika dia tak mudah diintimidasi. "Sepertinya sudah saatnya yang tua mengalah untuk kebahagiaan anak mud

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 93

    Elov baru saja sampai di kediaman Alvons, tidak tenang hatinya karena sudah dua hari dia tidak mendapatkan kabar tentang Andrea sedikitpun, bahkan orang-orang yang disebar oleh Brandon untuk mencari Andrea juga kedua anaknya sama sekali tidak membuahkan hasil. Terpaksa Elov datang ke negara ini dan langsung menuju ke rumah Alvons, tetapi ternyata usahanya sia-sia. Dia bersama Finn sama sekali tidak menemukan jejak Andrea di sana, bahkan Alvons sendiri tidak berada di rumahnya. "Tolonglah, aku sedang mencari Andrea," pinta Elov pada kepala pelayan di rumah itu. "Nona Andrea tidak pernah pulang lagi setelah Anda menjemputnya tempo hari. Seharusnya Anda yang tahu di mana keberadaannya. Tuan juga sedang tidak berada di rumah, sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri," ucap kepala pelayan tersebut, wajahnya terlihat datar hingga Elov tidak ingin bertanya banyak hal lagi. Tidak menemukan apa yang dia cari di negara ini akhirnya Elov memilih untuk pulang. Dia juga sudah memeriksa pene

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 92

    "Bagaimana perasaanmu terhadap Elov? Bertahan atau pergi?"Ruangan yang sepi itu menjadi saksi dimana untuk pertama kalinya Andrea merasa ragu dengan perasaannya sendiri. Jika selama ini dia selalu melangkah tanpa banyak berpikir, maka kali ini dia merasa dilema dan tak tahu harus mengambil keputusan seperti apa."Kamu bingung? Jika sikapmu seperti ini maka bisa Paman katakan jika cintamu sudah tumbuh untuk lelaki itu. Bukan begitu, Rea?"Kepala Andrea semakin tertunduk, dia menatap lantai yang begitu bersinar entah mencari apa di bawah sana.Tak mudah baginya untuk mengakui jika dia menginginkan Elov saat ini dan juga akan sulit baginya jika dia mengatakan dia ingin berpisah dari lelaki itu. Sungguh, hubungan yang baru mereka mulai ini sudah mulai tertanam di hati Andrea.Diamnya Andrea menjadi tolak ukur bagi Alvons jika keponakannya ini memang benar sudah mencintai Elov. Mungkin dia belum menyadari bagaimana perasaannya terhadap pria itu tetapi sikapnya sudah menunjukkan segalanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status