Hari di mana seharusnya Andrea mewawancarai Elov Graff—aktor yang sangat popular itu justru berujung petaka karena ia justru diperlakukan dengan buruk dan bahkan diperkosa tanpa tahu kesalahannya. Puncak petaka itu datang saat sebuah lamaran datang untuk Andrea tetapi justru ia menyatakan dirinya hamil. Andrea diusir dari rumah, ayahnya tidak peduli lagi padanya hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi sejauh mungkin. Enam tahun berlalu, Andrea kembali dihadapkan pada awal mula kehancuran dirinya. Ia harus mewawancarai aktor yang sama, Elov Graff. Belum sampai di hari wawancara, Andrea harus kembali berada di ambang hidup dan mati saat ia kehilangan putrinya yang justru datang dalam gendongan pria itu. Andrea ketakutan, wajah kedua anaknya sangatlah mendominasi wajah Elov. Akankah Elov mengenali kedua anak itu? Andrea sangat takut jika seandainya Elov akan melukai kedua anaknya. Haruskah ia kembali pergi jauh?
View More“Apa-apaan ini Tuan El–”
Air mata Andrea tumpah membasahi pipinya. Ia tidak tahu apa kesalahannya hingga mendapat perlakuan sekejam ini.
Tadinya, Andrea hanya ingin mewawancarai seorang aktor untuk sebuah artikel dari majalah tempat dirinya magang saat ini.
Elov Graff, aktor tampan yang sudah mendulang begitu banyak piagam penghargaan selama hampir lima tahun berkarier di industri perfilman ini, yang akan menjadi narasumbernya.
Ketika Elov muncul di kamar hotel tempat mereka janjian untuk bertemu, Andrea sempat terpesona. Meskipun sang aktor hanya mengenakan kaos oblong putih dibalut dengan blazer hitam serta celana jeans hitam, pria itu tetap terlihat maskulin.
Dia memang sangat tampan dan mapan, hanya melihat ia berjalan saja dunia para wanita yang ada di sekitarnya seakan berhenti berputar.
Namun, pikiran Andrea tentang Elov berubah total ketika pria itu justru tiba-tiba menamparnya.
“Sakit? Itu belum seberapa dibandingkan perbuatan kamu padaku! Aku tidak menyangka saking inginnya kamu memanjat ranjangku dan menjadi kekasihku kamu nekat menyebar fitnah di sosial media.” Elov membuang napas pendek dan menyeringai dengan suara pelan, “Dasar murahan!”
Andrea kini tahu, Elov salah paham padanya. Ia sudah mendengar berita itu, ia sendiri sangat tidak terima karena sedikit banyak postingan di sosial media itu mempengaruhi karier Elov.
“Anda salah paham, Tuan. Saya –”
“Diam, Wanita Jalang!” umpat Elov.
Andrea gemetar, saat ini wajah Elov seakan siap membinasakannya. Akankah ia berakhir di sini? Ia hanya seorang mahasiswi yang sedang magang di sebuah perusahaan penerbitan dan ditugaskan membuat artikel tentang selebriti papan atas untuk mendapatkan nilai A sebelum masa magangnya berakhir.
Elov memegangi kepalanya. Sebenarnya sebelum datang ke hotel tadi sore ia sempat menghabiskan beberapa botol wine. Bukan sebuah kebiasaan, hanya saja ada masalah yang lebih besar dari postingan di sosial media itu melandanya. Alhasil minuman beralkohol itu menjadi pelampiasan.
Begitu banyak amarah yang bercampur dengan rasa pusing dari minuman itu membuat pandangan Elov mengabur. Ia meringis memegangi kepalanya.
Andrea yang melihat itu langsung panik namun lega dalam waktu yang bersamaan, karena dengan begitu, Andrea bisa pergi dari kamar hotel ini.
“Tuan, apa Anda sedang sakit? Kalau begitu, kita tunda saja wawancaranya. Aku permisi dulu,” ucap Andrea, cepat-cepat ia beranjak dari sana.
Namun, tangannya lebihi dulu dicekal Elov lalu lelaki itu menghempaskannya ke sofa. Andrea meringis, ia kembali menangis saat melihat Elov memegangi kepalanya sambil mengerang kesakitan.
“Jangan pikir kamu bisa lari semudah itu sebelum aku membalas semua perbuatanmu!” desis Elov.
Elov menatap wanita di hadapannya. Dalam pandangan buramnya, Elov meyakini wanita di hadapannya ini adalah Celine, kekasihnya. Ia mengusap kedua matanya berharap ia hanya berhalusinasi, tetapi ia kembali menemukan Celine di sana.
Elov menjauhkan tangan dari kepalanya. Namun, alkohol benar-benar telah menguasainya dan melihat kekasihnya ada di sana membuat gejolak dari dalam dirinya meningkat.
“Jalang sialan! Aku akan membuatmu membayar semua pengkhianatan ini!” umpat Elov.
Andrea ketakutan saat Elov terus memaksa menciumnya bahkan menyentuh setiap inci tubuhnya. Ia berusaha melawan tetapi tenaganya terlalu lemah untuk membebaskan diri dari kungkungan Elov.
“Tolong, jangan, Tuan. Saya mohon jangan perlakukan saya seperti ini. Saya tidak melakukan kesalahan apa pun. Jika Anda merasa saya mengganggu Anda dengan wawancara ini maka saya akan pamit pulang. Saya juga tidak akan mengatakan apa pun pada siapa pun –”
Satu tamparan kembali mendarat di pipi Andrea. Elov tidak peduli dengan ucapan gadis malang itu, yang ia tahu ia harus menuntaskan segalanya, demi membalas dendam dan melampiaskan amarahnya.
Pakaian Andrea telah berhasil ditanggalkan secara paksa. Keduanya bahkan sudah berada di atas ranjang dengan Elov yang sudah menindihnya.
Teriakan Andrea yang terdengar begitu kesakitan menggema di kamar hotel itu.
Elov sempat menghentikan apa yang ia lakukan pada Andrea selama sesaat. Teriakan wanita itu membuatnya dilema, tetapi ia tidak peduli. Elov meneruskan kembali keinginannya.
Elov masih sempat mendengar suara lirih yang memintanya untuk berhenti meski tak dipungkiri gadis di bawah kungkungannya ini mendesah menikmati setiap sentuhan yang ia berikan. Namun melihat gadis yang ia gagahi ini adalah kekasihnya yang berkhianat, Elov tidak peduli.
Hingga setengah jam berlalu, Elov terkapar dan langsung tertidur di samping Andrea. Gadis malang yang tak lagi gadis itu menangis dan berusaha turun dari ranjang lalu memakai pakaiannya yang tak layak pakai. Ia terpaksa mencuri blazer Elov untuk menutupi tubuhnya.
Dengan keadaan menyedihkan ia berjalan tertatih keluar dari kamar sambil sesekali merintih kesakitan terutama pada area kewanitaannya. Ia bahkan menebalkan muka saat orang-orang yang berlalu-lalang di hotel mulai menggunjingnya sebab pakaian yang ia kenakan kini benar-benar mirip seperti jalang yang baru saja digarap habis oleh pria yang menyewanya.
‘Aku tidak berharga lagi,’ isak Andrea dalam hati.
***
Elov memegangi kepalanya yang terasa pusing, ia terpaksa membuka matanya karena asistennya terus saja mengguncang tubuhnya dengan keras.
“Ada apa, Finn?” tanya Elov dengan suara serak.
“Ada apa? Apa yang Anda lakukan, Tuan? Siapa yang baru saja Anda perkosa?” pekik Finn yang sedari tadi tak sabar ingin memarahi Elov.
Lelaki itu belum sadar sepenuhnya namun karena pekikan Finn ia pun terperanjat. “Perkosa?” ulangnya, kemudian ia melihat tubuhnya dan juga menyibak selimut, memperlihatkan noda darah di tempat tidurnya. “Oh, sial!”
Walaupun masih marah, Finn tetap membantu Elov mengenakan pakaiannya. Elov sedang mengingat peristiwa beberapa jam sebelumnya. Ia kemudian menatap Finn sambil menyeringai.
Samar-samar diingatan Elov mulai terbayang adegan semalam, bagaimana ia merudapaksa seorang gadis. Terlihat sorot penuh kepuasan dari manik biru didominasi abu-abu itu.
“Aku sudah memberikan pelajaran pada wanita yang sudah merusak reputasiku. Juga pada Celine yang sudah mengkhianatiku,” ucap Elov dengan bangga.
Finn yang mendengarnya justru terkejut. Ia mengusap wajahnya dengan kasar.
“Apa yang Anda katakan?” Kembali Finn memekik. “Wanita mana? Apa Anda sedang mabuk? Saya belum membawa wanita itu karena dia tadi berusaha kabur dan melompat dari mobil hingga tubuhnya luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit. Sedangkan Celine, dia bahkan sedang melakukan pemotretan di luar kota. Oh astaga!”
Elov menaikkan satu alisnya. Meski samar-samar ia ingat jika semalam yang ada di kamar ini adalah wanita yang sudah merusak reputasinya lalu tak lama kemudian berganti dengan kehadiran Celine. Mengingat itu kepala Elov kembali terasa pusing.
Finn membuang napas pendek. “Hancur sudah. Jika wanita semalam membeberkan masalah ini pada awak media maka karier Anda akan semakin hancur. Sekali lagi aku katakan, dia bukan wanita yang Anda maksud juga bukan Celine kekasih Anda. Jika dia Celine, tentu saja saat ini dia masih berada di sini, bukan?”
Elov jelas terbelalak kaget. Membenarkan apa yang baru saja Finn katakan.
Kalau begitu, siapa wanita yang ia tiduri semalam?
“Cari wanita itu. Dia pasti berada di sekitar sini. Periksa CCTV dan segera temukan dia.”
Andrea melepaskan pelukannya pada sosok yang selama ini selalu ada untuknya dan juga anak-anaknya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya pelariannya saat itu jika dia tidak bertemu dengan Alvons. Padahal Alvons hanyalah sahabat mendiang ibunya, tetapi lelaki ini sangat berjasa padanya lebih dari seorang ayah. Dibandingkan keluarga kandung, Alvons menyayanginya dan juga anak-anak dengan begitu berlebihan. Seandainya saja dia tidak bertemu lagi dengan Elov saat itu, mungkin dia tidak akan berada di sini dan masih bahagia dengan kehidupannya yang sebelumnya."Paman hanya pulang, Rea. Kau dan anak-anak bisa mengunjungiku kapanpun yang kalian inginkan. Kamu sudah memutuskan untuk menetap dan hidup bersama pria itu, aku nggak bisa memaksa kamu untuk ikut. Lagi pula, anak-anak sudah mengetahui siapa ayah mereka, pasti akan cukup berat untukmu memisahkan mereka. Paman tahu anak-anakmu terkadang berkata mereka nggak masalah tanpa ayahnya, tetapi siapa yang tahu kedepannya."Alvons ber
"Kau tak apa-apa?"Geez membeku di tempat. Dia mengingat suara ini, bahkan sangat ingat karena dia terus menyimpannya dalam hati.Tatapan Geez lansung tertuju pada lelaki yang baru saja menahan tubuhnya. Benar saja, sosok itu ada di depannya."T–tidak. Aku tidak apa-apa. Terima kasih," ucap Geez dengan gugup.Ayden menatapnya dengan sedikit heran. Dia seperti mengenal sosok wanita di hadapannya ini tetapi dia lupa di mana mereka pernah bertemu."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Ayden.Geez menipiskan bibirnya, dia senang jika ada sedikit ingatan tentangnya di benak Ayden walaupun lelaki ini tidak mengenalinya.Belum sempat Geez menjelaskan, dari belakang ibunya berlari mengejarnya. Kali ini dia punya alasan untuk berlari selain karena dia malu akibat perjodohannya yang gagal bersama Elov.Tanpa perhitungan sama sekali Geez segera berlari dan dia menarik paksa tangan Ayden untuk ikut dengannya. Ayden yang dibawa pergi oleh wanita ini menjadi bingung. Dia juga masih melihat
Langkah Morgan begitu berat mendekati Elov dan Brandon, dia ingin mendengar semua kejelasan tentang yang terjadi malam ini di acara yang sengaja dibuatnya untuk menunjukkan kedekatannya bersama keluarga Graff. Di sini juga nantinya dia yang akan memilih siapa yang berhak mendapatkan proyek besar ini, tetapi dia justru mendapatkan pengkhianatan sebelum dia sempat melepaskan proyek tersebut pada keluarga Graff. "Aku sangat tersanjung sekali mendengar berita hari ini. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi, Tuan Brandon? Brandon tahu itu adalah sebuah sindiran, dia juga seharusnya memperingati Elov untuk menyingkirkan Harry pada acara ini sebab mereka sedang berebut untuk mendapatkan proyek besar kota Clove yang akan dipilih langsung oleh Tuan Morgan. Brandon tersenyum tipis, dia membalas tatapan Morgan yang begitu sinis padanya dengan lembut dan matanya tampak memperlihatkan jika dia tak mudah diintimidasi. "Sepertinya sudah saatnya yang tua mengalah untuk kebahagiaan anak mud
Elov baru saja sampai di kediaman Alvons, tidak tenang hatinya karena sudah dua hari dia tidak mendapatkan kabar tentang Andrea sedikitpun, bahkan orang-orang yang disebar oleh Brandon untuk mencari Andrea juga kedua anaknya sama sekali tidak membuahkan hasil. Terpaksa Elov datang ke negara ini dan langsung menuju ke rumah Alvons, tetapi ternyata usahanya sia-sia. Dia bersama Finn sama sekali tidak menemukan jejak Andrea di sana, bahkan Alvons sendiri tidak berada di rumahnya. "Tolonglah, aku sedang mencari Andrea," pinta Elov pada kepala pelayan di rumah itu. "Nona Andrea tidak pernah pulang lagi setelah Anda menjemputnya tempo hari. Seharusnya Anda yang tahu di mana keberadaannya. Tuan juga sedang tidak berada di rumah, sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri," ucap kepala pelayan tersebut, wajahnya terlihat datar hingga Elov tidak ingin bertanya banyak hal lagi. Tidak menemukan apa yang dia cari di negara ini akhirnya Elov memilih untuk pulang. Dia juga sudah memeriksa pene
"Bagaimana perasaanmu terhadap Elov? Bertahan atau pergi?"Ruangan yang sepi itu menjadi saksi dimana untuk pertama kalinya Andrea merasa ragu dengan perasaannya sendiri. Jika selama ini dia selalu melangkah tanpa banyak berpikir, maka kali ini dia merasa dilema dan tak tahu harus mengambil keputusan seperti apa."Kamu bingung? Jika sikapmu seperti ini maka bisa Paman katakan jika cintamu sudah tumbuh untuk lelaki itu. Bukan begitu, Rea?"Kepala Andrea semakin tertunduk, dia menatap lantai yang begitu bersinar entah mencari apa di bawah sana.Tak mudah baginya untuk mengakui jika dia menginginkan Elov saat ini dan juga akan sulit baginya jika dia mengatakan dia ingin berpisah dari lelaki itu. Sungguh, hubungan yang baru mereka mulai ini sudah mulai tertanam di hati Andrea.Diamnya Andrea menjadi tolak ukur bagi Alvons jika keponakannya ini memang benar sudah mencintai Elov. Mungkin dia belum menyadari bagaimana perasaannya terhadap pria itu tetapi sikapnya sudah menunjukkan segalanya.
Elov merasa frustrasi, dia yakin sekali Andrea tidak diculik seperti sebelumnya melainkan ini ada campur tangan Alvons. Sekarang dia harus bagaimana? Andrea dan kedua anaknya sudah tidak lagi bersamanya. Belum juga mendaftarkan pernikahan tetapi masalah yang harus mereka hadapi begitu banyak."Semua ini karena Mommy!"Reyna tentu tidak terima mendengar tudingan Elov tersebut. Dia masih merasa benar dengan sikapnya yang tidak menerima Andrea. Meksipun dia tahu lelaki tadi adalah paman Andrea yang menurut Elov bukanlah orang sembarangan, tetapi tetap saja dia tidak akan pernah merestui hubungan mereka."Mom, kalau Mommy bisa lebih membuka hati lagi kepada Andrea semuanya pasti tidak akan terjadi. Sekarang bagaimana, aku yakin sekali jika Andrea dibawa pergi oleh orang-orang Paman Alvons. Anak-anak juga dibawa olehnya, aku sudah tidak memiliki siapapun di sisiku!" Reyna berdecak sebal. "Bagaimana bisa kamu mengatakan itu sedangkan kamu masih memiliki Mommy dan Daddy? Jika dia ingin mem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments