Share

5. Sebuah pertemuan

Penulis: Vicka Villya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-05 20:25:45

Andrea kembali teringat saat ia kembali mual saat berada di bandara. Tubuhnya lemas karena ia sendiri belum makan selain satu lembar roti di rumah Sarah. Tak sadar sudah lama berada di kamar mandi, ia ternyata telah ketinggalan pesawatnya.

Untuk penerbangan selanjutnya ia harus menunggu sekitar tiga jam. Berada di bandara pun tidak begitu aman menurutnya. Pulang ke rumah Sarah pun bukan pilihan.

Dengan tubuh lemas ia terpaksa berjalan ke arah food court yang ada di bandara. Ia perlu mengisi tenaganya. 

Saat sedang menikmati makanannya, seorang pria dengan setelan jas berwarna navy datang menghampirinya. Andrea langsung tegang, ia berpikir mungkin saja pria ini adalah orang suruhan Elov. Ingin lari tetapi pria itu justru menanyakan ibunya.

“Anda mengenal Ibu saya?” 

Pria itu mengangguk. Matanya melirik ke arah koper Andrea. “Kamu akan pergi?”

Andrea mengangguk lemah. Pria itu sepertinya paham apa yang terjadi dengannya. “Pergilah ke negara di mana ibumu berasal. Dia memiliki satu rumah sederhana yang sudah lama aku jaga. Jika membutuhkan sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungiku.”

Sebuah senyuman terbit di bibir Andrea. Mungkin ini sudah jalannya. Di saat seperti ini ia bertemu dengan malaikat penolongnya. Semua berkat ibunya.

‘Sekarang kita punya tujuan, Nak. Aku tahu, kehadiranmu di rahimku tidak akan pernah sia-sia. Kamu bukan aib, aku mencintaimu,’ ucap Andrea dalam hati.

****

“Lulu, jangan berlarian, Nak!” 

Gadis kecil berusia lima tahun dengan manik mata sebiru langit cerah itu terus saja berlarian, ia dan anak lelaki kecil dengan mata biru keabu-abuan terus saja saling meledek.

“Levin, kamu jagain adik kamu. Jangan ikut berlarian sepertinya. Kita sedang berada di tempat ramai, tolong tenang sebentar,” tegur wanita dengan rambut panjang sebahu, sengaja dibuat ikal di bagian ujungnya hingga menambah kesan manisnya. 

Andrea menghela napas. Satu senyuman ia lengkungkan melihat polah kedua anak kembarnya yang persis seperti pria itu. Lima tahun yang lalu, berjuang seorang diri tanpa satu pun keluarga yang mendampinginya ia berhasil melahirkan dan membesarkan kedua anaknya tanpa kekurangan satu pun.

Ponselnya terus saja berdering sedangkan ia sedang mengantre untuk mendapatkan popcorn. Mau tidak mau ia harus menjawab panggilan tersebut dengan harapan anak lelakinya akan menjaga sang adik.

Luvina terus berlari, ia berpikir Levin masih meladeninya tetapi ternyata Levin tidak berada di dekatnya karena tadi saudara kembarnya itu tak sengaja melihat beberapa orang berpakaian rapi dan serba hitam. Ia berdecak kagum sampai lupa pada adiknya.

Menyadari sang kakak tidak berada di dekatnya membuat Luvina ketakutan. Ia mulai panik dan tak sengaja menabrak seseorang yang sedang sibuk bicara di telepon.

“Maaf, Tuan. Lulu tidak sengaja,” ucapnya hampir menangis.

Pria itu membuka kacamatanya lalu berjongkok melihat sosok kecil yang sedang meringis di kakinya. 

“Are you okay?” 

Luvina mengangguk lalu menggeleng. “Aku kehilangan Mama dan kakakku. Aku takut, Paman.”

Elov mengusap kepala Luvina dan tiba-tiba saja ia merasakan desiran aneh di hatinya. Ia tidak mengerti tetapi menyentuh anak kecil ini membuat tubuhnya bereaksi aneh.

“Baiklah, ayo kita cari mereka. Kamu tadi datang dari arah mana?” 

Luvina menunjuk tempat di mana tadi ia bersama kakaknya. Elov membawanya ke dalam gendongan sambil terus mencari jawaban atas apa yang tengah ia rasakan.

Andrea baru saja mengakhiri panggilan teleponnya, ia menghampiri Levin yang terlihat gugup. “Di mana adikmu?” 

Kepala Levin tertunduk dalam, persis seperti Andrea saat dalam keadaan takut. “Maaf Mama, aku tidak menjaga adik dengan benar. Dia hilang!”

Mata Andrea terbuka lebar. Dadanya terasa sesak, bagaimana bisa anaknya hilang. Dia masih sangat kecil dan harus mencarinya ke mana. Ia juga tidak bisa menyalahkan putranya karena Levin masih terlalu kecil untuk diberi tugas tersebut.

“Sekarang kamu tenang, kita cari Lulu bersama-sama,” ucap Andrea, ia memberikan senyuman untuk putranya yang ia tahu pasti sedang merasa bersalah.

Tangan mungil itu menggenggam tangan hangat Andrea. Keduanya berjalan sesuai arah yang ditunjuk Levin. Seharusnya Luvina belum terlalu jauh dengan kaki kecilnya itu.

Dari arah berlawanan Luvina yang merasa nyaman berada di dalam gendongan Elov juga terus memindai seluruh tempat, berharap bisa melihat sosok ibunya atau kakaknya.

“Ma, itu Lulu …!” pekik Levin. Bocah lelaki itu melepaskan genggamannya dari Andrea kemudian ia berlari ke arah Luvina. 

Tubuh Andrea kaku. Bagaikan disambar petir di siang bolong, saat ini ia melihat putrinya berada dalam gendongan Elov Graff, ayahnya.

Matanya tak sengaja beradu tatap dengan Elov, konsentrasi Andrea buyar, ingatan malam itu kembali berputar bak film di benaknya. Sekarang, mana mungkin ia bisa menghindar. Ia hanya bisa berharap semoga Elov tidak mengenalinya dan juga kedua anaknya.

Luvina turun dari gendongan Elov, ia berlari memeluk Levin. “Maaf Kak, aku nakal,” bisiknya.

Levin melepaskan pelukan. “Lain kali jangan seperti ini, Mama dan aku sangat cemas,” ucapnya begitu bijak.

Elov terpaku. Dua anak kecil di hadapannya ini membuat ia terdiam, apalagi bocah lelaki yang sangat sangat mirip dengan dirinya. Elov tidak bisa berbohong, bocah lelaki itu jelas meniru wajahnya diperkuat dengan warna bola mata mereka yang sama persis. Warna langka yang tidak sembarang orang dapat memilikinya.

Menyadari Elov mulai mengenali kedua anaknya, Andrea bergegas mendekat. Ia harus melindungi kedua anaknya, ia tidak mau Elov sampai mengenali mereka dan berujung dihabisi. 

Rasa trauma itu masih begitu melekat.

Mengapa juga kedua anaknya itu mengambil semua yang ada pada Elov sedangkan ia yang mengandung dan melahirkan mereka hanya mendapat hikmahnya saja? Belum lagi Levin, anak itu duplikat Elov Graff, siapapun akan langsung mengatakan jika mereka adalah pasangan Ayah dan Anak.

“Mama …,” panggil Luvina. Ia bergegas masuk ke dalam dekapan Andrea.

“Lulu, kamu baik-baik saja, Nak?” tanya Andrea, ia memilih mendekap erat tubuh Luvina untuk menyembunyikan ketakutannya.

“Um.” Luvina mengangguk, ia kemudian melepaskan pelukannya. “Paman itu telah menolongku, Ma,” tunjuknya pada Elov.

Manik mata Andrea bertemu dengan manik mata indah milik Elov. Andai ia tidak tahu sepak terjang lelaki itu, Andrea pasti akan kembali memuji ketampanannya. 

“Te-terima kasih, Tuan. Maaf sudah merepotkan Anda,” ucap Andrea, ia ingin segera pergi dari hadapan Elov.

Elov pun terkesiap. “Ah, oh ya. Tidak apa-apa. Dia anak yang manis, Nyonya,” jawab Elov tergagap, ia mengalihkan pandangannya pada bocah lelaki yang terus saja mencuri perhatiannya.

“Lulu, ucapkan terima kasih pada Paman itu sebelum kita pergi.”

Walau ia ketakutan luar biasa, tetapi Andrea tetap menanamkan kebiasaan baik pada kedua anaknya dengan tidak melupakan ucapan terima kasih pada siapapun yang sudah membantu mereka.

Luvina berjalan mendekat ke arah Elov, dengan satu tangannya ia memberi kode pada lelaki itu untuk berjongkok menyesuaikan tinggi badan mereka. Elov yang tidak biasa diperintah ini justru dibuat takluk oleh gadis kecil yang tak tahu jika di belakangnya sang ibu sedang ketar-ketir.

Satu kecupan di pipi Elov Luvina hadiahkan sebagai ucapan terima kasih. Elov memegangi pipinya yang terasa hangat dan lagi-lagi desiran aneh itu mengganggu hatinya.

“Terima kasih, Paman. Lulu pamit dulu ya,” ucapnya kemudian ia berbalik dan menggenggam tangan Andrea bersama Levin.

Demi menjaga sopan santun, Andrea tetap mengangguk sebelum meninggalkan Elov yang masih berjongkok sambil menatap tiga punggung yang perlahan menjauhinya.

‘Siapa mereka? Mengapa kedua bocah itu begitu mirip denganku. Apakah mereka adalah ….’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 97

    Kehebohan terjadi, Andrea masih memegang pipinya yang memerah karena tamparan tak terduga. Si kembar bahkan tak sempat siaga, beruntung Andrea bisa memeluk Luvina dengan sekuat tenaga.Di sisi lain, Lusiana yang melihat itu semakin bersemangat. Dia tidak menyangka, selain dirinya di sini ternyata ada lagi yang tidak menyukai Andrea. Diam-diam Lusiana mulai mengaktifkan kamera ponselnya, tetapi dia sadar sejak tadi ternyata sudah banyak ponsel yang merekam sejak kejadian dia mengatakan Andrea memiliki anak haram.'Astaga ... hari ini aku benar-benar terberkati. Puas rasanya melihat Kak Rea dipermalukan,' Lusiana membatin."Aku sudah lama ingin memberikan tamparan di wajahmu yang sok polos itu," ucap Serena dengan begitu angkuh. Dia berkata lagi, "Kamu dan kedua anak harammu ini tidak layak berada di sini. Aku nggak tahu apa yang dilihat keluarga Graff dari wanita sepertimu, tetapi karena kedatanganmu semua menjadi kacau. Dasar tidak tahu malu"Andrea hendak bicara namun sebelum dia me

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 96

    Andrea melepaskan pelukannya pada sosok yang selama ini selalu ada untuknya dan juga anak-anaknya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya pelariannya saat itu jika dia tidak bertemu dengan Alvons. Padahal Alvons hanyalah sahabat mendiang ibunya, tetapi lelaki ini sangat berjasa padanya lebih dari seorang ayah. Dibandingkan keluarga kandung, Alvons menyayanginya dan juga anak-anak dengan begitu berlebihan. Seandainya saja dia tidak bertemu lagi dengan Elov saat itu, mungkin dia tidak akan berada di sini dan masih bahagia dengan kehidupannya yang sebelumnya."Paman hanya pulang, Rea. Kau dan anak-anak bisa mengunjungiku kapanpun yang kalian inginkan. Kamu sudah memutuskan untuk menetap dan hidup bersama pria itu, aku nggak bisa memaksa kamu untuk ikut. Lagi pula, anak-anak sudah mengetahui siapa ayah mereka, pasti akan cukup berat untukmu memisahkan mereka. Paman tahu anak-anakmu terkadang berkata mereka nggak masalah tanpa ayahnya, tetapi siapa yang tahu kedepannya."Alvons ber

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 95

    "Kau tak apa-apa?"Geez membeku di tempat. Dia mengingat suara ini, bahkan sangat ingat karena dia terus menyimpannya dalam hati.Tatapan Geez lansung tertuju pada lelaki yang baru saja menahan tubuhnya. Benar saja, sosok itu ada di depannya."T–tidak. Aku tidak apa-apa. Terima kasih," ucap Geez dengan gugup.Ayden menatapnya dengan sedikit heran. Dia seperti mengenal sosok wanita di hadapannya ini tetapi dia lupa di mana mereka pernah bertemu."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Ayden.Geez menipiskan bibirnya, dia senang jika ada sedikit ingatan tentangnya di benak Ayden walaupun lelaki ini tidak mengenalinya.Belum sempat Geez menjelaskan, dari belakang ibunya berlari mengejarnya. Kali ini dia punya alasan untuk berlari selain karena dia malu akibat perjodohannya yang gagal bersama Elov.Tanpa perhitungan sama sekali Geez segera berlari dan dia menarik paksa tangan Ayden untuk ikut dengannya. Ayden yang dibawa pergi oleh wanita ini menjadi bingung. Dia juga masih melihat

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 94

    Langkah Morgan begitu berat mendekati Elov dan Brandon, dia ingin mendengar semua kejelasan tentang yang terjadi malam ini di acara yang sengaja dibuatnya untuk menunjukkan kedekatannya bersama keluarga Graff. Di sini juga nantinya dia yang akan memilih siapa yang berhak mendapatkan proyek besar ini, tetapi dia justru mendapatkan pengkhianatan sebelum dia sempat melepaskan proyek tersebut pada keluarga Graff. "Aku sangat tersanjung sekali mendengar berita hari ini. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi, Tuan Brandon? Brandon tahu itu adalah sebuah sindiran, dia juga seharusnya memperingati Elov untuk menyingkirkan Harry pada acara ini sebab mereka sedang berebut untuk mendapatkan proyek besar kota Clove yang akan dipilih langsung oleh Tuan Morgan. Brandon tersenyum tipis, dia membalas tatapan Morgan yang begitu sinis padanya dengan lembut dan matanya tampak memperlihatkan jika dia tak mudah diintimidasi. "Sepertinya sudah saatnya yang tua mengalah untuk kebahagiaan anak mud

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 93

    Elov baru saja sampai di kediaman Alvons, tidak tenang hatinya karena sudah dua hari dia tidak mendapatkan kabar tentang Andrea sedikitpun, bahkan orang-orang yang disebar oleh Brandon untuk mencari Andrea juga kedua anaknya sama sekali tidak membuahkan hasil. Terpaksa Elov datang ke negara ini dan langsung menuju ke rumah Alvons, tetapi ternyata usahanya sia-sia. Dia bersama Finn sama sekali tidak menemukan jejak Andrea di sana, bahkan Alvons sendiri tidak berada di rumahnya. "Tolonglah, aku sedang mencari Andrea," pinta Elov pada kepala pelayan di rumah itu. "Nona Andrea tidak pernah pulang lagi setelah Anda menjemputnya tempo hari. Seharusnya Anda yang tahu di mana keberadaannya. Tuan juga sedang tidak berada di rumah, sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri," ucap kepala pelayan tersebut, wajahnya terlihat datar hingga Elov tidak ingin bertanya banyak hal lagi. Tidak menemukan apa yang dia cari di negara ini akhirnya Elov memilih untuk pulang. Dia juga sudah memeriksa pene

  • Anak Kembar Milik Aktor Tampan   Bab 92

    "Bagaimana perasaanmu terhadap Elov? Bertahan atau pergi?"Ruangan yang sepi itu menjadi saksi dimana untuk pertama kalinya Andrea merasa ragu dengan perasaannya sendiri. Jika selama ini dia selalu melangkah tanpa banyak berpikir, maka kali ini dia merasa dilema dan tak tahu harus mengambil keputusan seperti apa."Kamu bingung? Jika sikapmu seperti ini maka bisa Paman katakan jika cintamu sudah tumbuh untuk lelaki itu. Bukan begitu, Rea?"Kepala Andrea semakin tertunduk, dia menatap lantai yang begitu bersinar entah mencari apa di bawah sana.Tak mudah baginya untuk mengakui jika dia menginginkan Elov saat ini dan juga akan sulit baginya jika dia mengatakan dia ingin berpisah dari lelaki itu. Sungguh, hubungan yang baru mereka mulai ini sudah mulai tertanam di hati Andrea.Diamnya Andrea menjadi tolak ukur bagi Alvons jika keponakannya ini memang benar sudah mencintai Elov. Mungkin dia belum menyadari bagaimana perasaannya terhadap pria itu tetapi sikapnya sudah menunjukkan segalanya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status