Share

Part 2 - Death Claw

Penulis: mzbk1411story
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-01 09:38:26

Sekarang waktunya pulang sekolah, di Sekolah Menengah Atas 1 Nusa (SMANSA), anak dari Malika yang bernama Sumelika dirundungi oleh para teman-temannya di gudang sekolah. Sumelika Prameswari adalah remaja perempuan cantik dan sangat modern yang periang, ia juga cukup pintar, akan tetapi Sumelika sangat pelit dalam memberikan jawaban-jawaban ke teman-temannya, hingga beberapa orang yang sangat pemalas merundunginya. Rundungan fisik dan verbal ia terima, hal ini sudah biasa menurutnya, ia tak melawan, tetapi jika ada suatu rundungan yang sudah melewati batasannya, maka ia akan murka. 

"Heh, Lik! Lo ini ya, jadi orang pelit banget! Tadi kita cuman minta jawaban matematika malah kagak dikasih! Padahal cuman 1 nomor doang, dasar lo!" bentak Fanny, remaja perempuan dengan rambut dikepang. 

"Tau nih, gara-gara lo ya, kita dimarahin habis-habisan sama bu Beti!" teriak Kevin, penuh dengan luapan emosi. Kevin ialah remaja lelaki yang sangat tampan, dirinya kerap berpenampilan hits mengikuti model era sekarang, tak jarang banyak siswi perempuan yang mengejar-ngejarnya. Meski wajahnya tampan, tetapi hatinya bengis, tak berguna memang. 

"Woy, inget kalo lo pelit, kuburan lo auto sempit!" Fanny, melotot kepada Sumelika.

Sumelika hanya tertunduk, tak menganggap cacian dari Fanny dan Kevin. Ia tak peduli temannya mencacinya, mereka berdua hanya membicarakan omong kosong. Mereka bagaikan seorang anak kecil, jika dilawan akan membalas, jika dibiarkan terus melakukannya sampai puas. 

Tak ada gunanya jika Sumelika memberikan jawaban hasil pemikirannya kepada mereka, toh siapa mereka? Mikir? Tidak! Membantu? Tidak! Merundungi? Iya! Mereka hanyalah manusia yang datang di saat ada butuhnya saja, ia tak sudi memberikan jawabannya kepada mereka, kecuali kepada sahabat-sahabatnya. Kepada sahabatnya ia selalu memberikan jawaban, karena sahabatnya selalu membantunya dan ikut berpikir. Nah mereka? Mereka hanyalah ingin mendapatkan jawaban untuk mendapatkan nilai dari guru dari hasil pemikiran Sumelika yang terkuras, sudah itu saja. Tak tahu diri bukan?

Sumelika tak takut dengan mereka, sekarang yang ia pedulikan hanyalah kebahagiaan kedua orang tuanya, sahabatnya dan dirinya sendiri. Di saat mereka berdua sedang mencaci maki sekaligus mencela Sumelika, Sumelika malah asyik-asyikan menghapal rumus kimia di otaknya. Memang, Sumelika sangat menyukai pelajaran kimia, sekarang dia sedang persiapan untuk mengikuti olimpiade kimia yang akan dilaksanakan besok di kota Bandung. 

"Woy, ngemeng lu! Kagak usah diem aja, jangan-jangan lu bisu ya! Atau lu ini kagak bisa denger?" maki Kevin, sang mulut setan. 

"Hahaha, takut? Bilang, Karyawan!" Fanny, menambahkan makian dari Kevin. 

"Huuu, ortunya kagak bisa didik anak kali ye, makannya jadi penakut plus pelit kaya gini anaknya, ck! Hahaha!" Kevin semakin membabi buta, amarah mulai menyelimuti pikiran dari Sumelika yang kedua orang tuanya mulai dihina di depannya secara langsung. 

Sumelika mengepalkan tangannya, ia marah, sangat marah!

"Sekarang mending kita kunciin dia di sini, biar tau rasa. Nanti Ibu sama bapaknye nangis-nangis, hahaha." Fanny.

"Ayoo! Hahaha!"

"Tunggu lo berdua!" 

Sekarang kesabaran Sumelika habis, kepalan tangan yang ia tahan, seketika muncul bulu yang sangat lebat, dan kuku yang tajam bagaikan pisau. Sekarang kedua tangan Sumelika menjadi tangan serigala! Sontak, Kevin dan Fanny kaget setengah mati, mereka ketakutan. Mereka berdua mencoba untuk keluar dari gudang, akan tetapi pintu gudang malah tertutup secara sendirinya dengan cukup kencang. 

Brakkk!

"Lo berdua ya, kurang ngajar! Didiemin makin ngelunjak! Lo pada boleh ngehina gue! Tapi jangan orang tua gue, kalo lo berdua tetep nekat, gue bakalan buat kalian berdua nyesel sekarang juga!!" 

"Auuuuu!" Entah mengapa, tiba-tiba saja dengan refleks Sumelika mengaung layaknya seekor serigala, hal itu membuat Fanny dan Kevin semakin ketakutan sekaligus bergemetar hebat. 

Sumelika mencakar mereka berdua dengan cakaran maut serigala. 

Srett!

Sret!

Srett!

Srett!

Sumelika mencakar tangan Fanny dan Kevin bertubi-tubi sampai-sampai tangan mereka berdarah-darah karena cakaran Sumelika. Sumelika tak menyangka ia mendapat kekuatan super yang bisa melukai orang yang menindasnya seperti ini, ini terjadi secara mendadak dan sangat tiba-tiba. Sumelika berusaha untuk tenang, tenang dan tenang. Lalu ia mulai memarahi Fanny beserta Kevin agar mereka berdua bisa jera, dan tidak akan merundungi Sumelika dan kedua orang tuanya lagi. Fanny dan Kevin terlihat menangis histeris di sana, memalukan!

"Jangan main-main lagi ya! Kalau kalian berdua main-main lagi sama gue, habis riwayat lo berdua!" Sumelika melotot. sebari merauk telapak tangan mereka berdua. 

"Gue bisa ngelakuin apa aja yang lebih parah dari ini! Paham?" ancam Sumelika, hingga mereka berdua pipis di celana karena sangking ketakutannya. 

"A-Ampun! Ampun." Cakap Kevin yang sangat ketakutan dengan kemurkaan Sumelika. 

"Maaf ..." ucap Fanny, sebari menangis kesakitan. 

Darah terus mengucur,  beberapa lama kemudian mereka berdua malah pingsan dengan kondisi kedua tangan yang bersimbah darah. 

Sumelika melawan para teman-temannya sampai kulit tangan mereka semua berdarah dan harus segera dilarikan ke rumah sakit.  Entah bagaimana ceritanya ia bisa mempunyai kekuatan super seperti ini, hal ini sangat aneh baginya, sangat-sangat aneh! Setelah pergi dari sana, tangan Sumelika berubah menjadi tangan manusia normal kembali. 

Malam pun tiba, sang purnacandra menerangi cakrawala menggantikan sang surya, tampak bintang-bintang menerangi cakrawala juga, menambahkan penerangan pula di malam hari yang sangat gelap nan sepi. Di rumah keluarga Sumelika yang berada di perumahan Majalengka Asri, Malika dan Sumedh berkumpul di ruang keluarga, menonton acara talk show yang bernuansa komedi. Di sana, Malika membicarakan rencana kepergiannya selama beberapa hari ke Desa Tengkorak untuk memeriksa kondisi kesehatan manusia serigala kepada sang suami, yaitu Sumedh. Sumedh adalah seorang guru IPA di SMPN 1 Nusa, jaraknya hanya beberapa langkah dari sekolah Malika yaitu SMAN 1 Nusa. 

"Hah? Jangan deh, Sayang. Nanti kalau kamu kenapa-kenapa gimana? Kan bahaya! Apalagi kamu enggak mengira kah, kalau itu cuman modus penipuan? Soalnya setauku manusia serigala cuman ada di film-film doang, di dunia nyata enggak ada tuh." Duga Sumedh, dugaan Sumedh sama seperti dugaan Suster Anna dan Suster Amalia yang khawatir di rumah sakit tadi siang. 

"Hmm, ayolah, Suamiku. Jangan berpikiran aneh-aneh. Sebelum aku memutuskan untuk pergi ke sana, aku juga udah mikirin soal ini kok supaya aku yakin. Lagian kalau aku di sana, misalkan mati atau kenapa-kenapa, aku ikhlas dan pasrah kepada Sang Kuasa, karena niatku ke sana baik, hanya untuk membantu saja." Tutur Malika, yang lagi-lagi menjelaskannya kepada orang yang tak mempercayainya. 

"Kalau benar, pasti manusia serigala itu manusia yang kena penyakit dan sangat butuh pertolongan rumah sakit, lalu alasan Ibu tadi memanggil Dokter karena mereka yang tak bisa menjangkau rumah sakit."

"Kamu tau kan Desa Tengkorak? Ternyata Desa Tengkorak bertepatan dengan tempat panti asuhanku, jadi aku bisa mampir dulu ke bu Aminah dan mas Galang, hehe." Ucap Malika, lagi. Demi membujuk Sumedh untuk menyetujuinya ke Desa Tengkorak. 

"Kalau gitu, yaudahdeh, Sayang. Semangat buat kamu."

"Makasih ya, Yang."

Akhirnya Sumedh mengizinkan istrinya pergi ke Desa Tengkorak. Malika sangat bahagia mempunyai suami yang sangat pengertian seperti Sumedh. Setelah mendapatkan izin, tiba-tiba saja Sumelika datang dan bercerita kepada kedua orang tuanya, kalau tadi di sekolah tangannya berubah menjadi tangan serigala untuk melawan teman-temannya. Alih-alih khawatir, Sumedh dan Malika malah terkekeh dan menganggap itu sebagai lelucon yang biasa disebut prank oleh anak jaman sekarang. 

"Hahahahaha!" kekeh Sumedh sebari memegang perutnya.

"Ya ampun, Mel! Mel! Ada-ada aja kamu, kamu pikir orang tua seperti kita ini bisa diprank aja? Hadeh, enggak bisa atuh, karena tua-tua begimi, kami tetap hits, hahaha."

"Mah, Pah, Sumelika enggak ngeprank kok, beneran deh." Ujar Sumelika, yang agak sedikit kesal.

"Aduh, Mel. Mana ada ya kamu punya kekuatan super jadi serigala, paling-paling cuman ngehalu, haha." Malika, yang tak henti-hentinya tertawa.

Sumelika akhirnya kembali ke kamarnya untuk melanjutkan menghapal rumus-rumus kimia, daripada semakin kesal.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Anathema: Back to the Past    EPILOG

    Keesokan harinya, Sumelika melihat hari ini yang begitu cerah, nampaknya ia akan pulang ke masa depan hari ini juga. Setelah sholat tahajud, Sumelika membereskan barang-barangnya dan dimasukan ke dalam tas ransel. Sudah begitu banyak yang kenangan yang terukir di masa lampau, banyak pembelajaran yang ia dapatkan dari kedatangannya kemari. Sumelika belajar bahwasanya kita harus berhati-hati dalam segala perbuatan, karena siapa tahu perbuatan biadab yang sekarang kita lakukan akan menjadi sebuah kutukan yang menimpa generasi yang akan datang. Sumelika juga belajar, bahwa kita harus senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Dengan tak ada teknologi, membuatnya susah melakukan apapun tapi dengan mudahnya orang di zaman dulu bisa hidup tanpa adanya teknologi.Sumelika sangat berat pergi dari Desa Tengkorak, dia harus rela berpisah dengan bu Iis, Romi sampai Rindu. Ketiga orang itu benar-benar membantu dirinya di masa lampau sampai semua misinya berhasil, wal

  • Anathema: Back to the Past    Part 120 - Ending of Adventure

    Kebahagiaan merundungi Sumelika dan semua kawan-kawannya, tak sangka akhirnya misi yang selama ini mereka perjuangkan untuk menghentikan kutukan di masa lalu ternyata berhasil. Saudara-saudara Tono menyesal karena telah mengikuti apapun yang dikatakan oleh Tono, padahal sudah jelas Tono sesat dan perbuatannya sangat merugikan."Maafkan kami ya, Sumelika, Hamalia ... kami dari kecil sudah dididik oleh kak Tono sampai-sampai kami tak tahu yang mana yang benar dan mana yang salah, bahkan kami sangat gila dengan harta dan kekayaan duniawi yang fana." Johan selaku perwakilan dari saudara-saudara Tono meminta maaf ke hadapan Sumelika dan yang lainnya."Iya, tidak apa-apa, Pak. Yang penting kutukan dari ratu serigala sudah berhasil dihentikan, mulai hari ini tak ada lagi kutukan yang akan menimpa keturunan berikut-berikutnya. Dan pastinya pun semuanya normal, mudah-mudahan seperti ini terus. Oh iya, Pak, saya berpesan supaya berhati-hati dalam berperilaku karena j

  • Anathema: Back to the Past    Part 119 - Mission Complate!

    Saat Tono akan melepaskan peluru dari senapan, tiba-tiba ..."Tonoooo!!!" terdengar suara teriakan seorang perempuan dengan nada yang sangat tinggi, suara perempuan itu terdegar serak sekaligus berganda-ganda, suaranya ini berbeda dari siluman yang biasa ditemui di misi petualangan Sumelika kemarin, suaranya memiliki 10 kali lipat yang membuat seseorang yang mendengarnya bergidik ketakutan.Datanglah sesosok perempuan cantik bergaun hitam yang menggunakan mahkota serigala, dia datang bersama dengan 2 manusia serigala berwarna ungu yang membawa tameng dan pedang. Dia adalah Ratu Iravati, ratunya para serigala."Kurang ngajar!"Sreet!Ratu Iravati mencakar wajah Tono sampai wajah Tono berdarah, ia membalas Tono atas perilaku tak pantas yang dilakukan oleh Tono kepada para serigala-serigala di hutan kawasan Desa Tengkorak, ditambah lagi Tono sudah mencuri harta karun milik kerajaan serigala, Ratu Iravati sangat marah dan sangat murka kepada Tono

  • Anathema: Back to the Past    Part 118 - Sumelika's Last Mission(3)

    Tono membuka pintu goa emas serigala, seketika dari dalam keluarlah cahaya yang terpancar dari emas, permata dan berlian. Cahayanya begitu terang sampai-sampai menerangi hutan Desa Tengkorak, Tono tersenyum licik, ia sebentar lagi akan mendapatkan tujuannya yang selama ini ia incar. Tono memandangi semua harta karun yang ada di sana, dalam hatinya ia ingin membawa semua harta karun itu ke gudang emasnya. "Hahaha! Akhirnya, saya bisa mendapatkan tujuan saya yang sudah saya pendam selama bertahun-tahun! Hahaha! Sekarang tak ada lagi yang mampu menghalangi jalan saya lagi, tak ada yang mampu menghalangi jalan saya untuk menjadi orang yang paling kaya raya! Hahaha!"Mendengar Tono yang mengatakan hal-hal yang tak pantas, serigala-serigala penjaga goa emas serigala berdatangan dari dalam goa itu, mereka semua menyerang Tono dan juga semua saudara-saudaranya. Tono punya segala cara untuk menghalau badai yang menerpa dirinya sewaktu-waktu, sewaktu di alam naaglok Tono

  • Anathema: Back to the Past    Part 117 - Sumelika's Last Mission(2)

    DOOORRRR!Suara tembakan terlepas dari senapan. Suaranya terdengar dan bergema di telinga, mereka semua kaget tapi mereka berusaha untuk tenang dan tidak panik. Mereka tetap bersembunyi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ternyata oh ternyata sumber suara itu berasal dari senapan besar milik Tono dan para saudara-saudaranya yang sudah tiba di goa emas serigala, mereka semua datang dengan menggunakan baju besi dan membawa banyak sekali senjata dimulai dari sniper, senapan besar, pedang, samurai, pisau dan benda-benda tajam yang lainnya. Mereka melakukan ini demi bisa mendapatkan harta karun manusia serigala yang tersimpan di goa emas serigala."Itu Kak Tono!" ucap Hamalia memberitahukan soal kedatangan Tono kepada Sumelika dan yang lainnya.Mereka semua bersiap untuk membuat Tono dan semua saudara-saudaranya terkepung.Sesuai dengan aba-aba dari Sumelika mereka semua pun pergi mengepung Tono dari segala arah sampai-sampai Tono lagi semua

  • Anathema: Back to the Past    Part 116 - Sumelika's Last Mission(1)

    Keesokan harinya, pagi baru yang sangat ceria menyambut Desa Tengkorak. Pagi itu entah mengapa Sumalika sangat senang dan bersemangat tapi di hati terdalamnya ia merasakan ketakutan seperti ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Tak hanya perasaan takut, Sumelika pun merasakan cemas dan gelisah. Ia sepertinya akan berpisah jauh dari orang-orang yang ia kenal di masa lampau, seperti dengan Rindu, Romi, bu Iis, Hamalia, Bani sampai abang-abang tukang nasi goreng yang biasanya menjadi andalannya untuk menambah nafsu makan di masa lampau.Setelah sarapan, mendadak Sumelika dikejutkan dengan kedatangan Hamalia dan Bani, mereka berdua baru saja pulang dari rumah setelah kemarin. Saat mereka sampai, mereka berdua langsung mencari-cari keberadaan Sumelika. Sumelika yang mengetahuinya langsung menemui Hamalia dan Bani."Sumelika! Gawat, Mell!" ucap Hamalia, dengan nada penuh ketakutan dan kepanikan yang luar biasa."Ada apa i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status