"Yaelah, kirain ada apa. Eh tau-taunya kalian berdua mau minta maaf toh." Sumelika, tertawa kecil melihat Fanny dan Rani yang begitu konyol.
"Maafin ya, Mel. Kita nyesel banget udah bully lo di sekolah, kita janji deh kagak akan bully lo lagi. Sekarang kita mau tobat-tobat, nggak mau bully-bullyan lagi deh." Rani, menyesali perbuatannya.
"Iya, Mel. Maafin kita berdua ya, plissss! Kita harap lo maafin kita berdua." Fanny.
"Ini tulus kan minta maafnya? Nggak gara-gara kejebak di masa lalu?" tanya Sumelika, dia menggoda Fanny dan Rani.
"Tulus dongg, Mel." Fanny.
"Yaudah, gue maafin. Tapi kalian harus janji, jangan bully siapapun mulai dari sekarang, mau itu anak baru kek, senior kek, junior kek, pokoknya jangan, paham?"
"Iya, kita janji, Mel."
"Ayo sini peluk!" Sumelika, tersenyum ramah.
Mereka berdua memeluk Sumelika dengan erat sebagai bukti bahwa mereka sudah baikan dan menjadi teman baik.
"Alhamdulilah, jadi ini s
Malam tiba, suasana di rumah Iis yang berada di tengah hutan sangat ramai. Padahal kemarin rumah itu sangat kosong bagaikan rumah mati yang sudah tak dihuni lagi selama bertahun-tahun, tapi dalam sehari rumah itu menjadi ramai dan penuh dengan kehidupan. Para orang banyak dari masa Sumelika yaitu tahun 2015, tidur di dapur, gudang, ruang keluarga sampai ruang tamu. Sementara itu, Sumelika, Irene, Aisyah, Arsela, Sabrina, Fanny, Rani, Rindu, Desti dan Tania berada di 1 kamar yang sama. Mereka semua ada yang tertidur di ranjang bahkan lantai, terpaksa mereka seperti ini demi misi terakhir Sumelika tercapai. Ranjang kayu Sumelika berada di dekat jendela yang ditutupi gorden, dengan itu Sumelika bisa melihat keadaan luar dan melihat goa serigala dari kejauhan meski sedikit buram.Di dalam 1 kamar terlihat begitu ramai sekali, Desti dan Tania yang melihat kondisi begitu stabil membuat mereka berdua lebih tenang, mereka berdua melupakan sakitnya karena melihat keramaian seperti ini
Di pagi hari yang cerah ini, Irene dan Arsela sedang memikirkan cara supaya semuanya bisa kembali ke masa depan. Kebanyakan orang-orang di sana sangat panik dan ketakutan jika mereka sampai tidak bisa kembali lagi ke masa depan karena semua kehidupan mereka ada di sana. Sumelika dan kawan-kawannya mengajak Irene dan Arsela berdiskusi di tukang nasi goreng sebari menikmati sajian nasi goreng berbumbu kasar dan menggugah selera. Sumelika berusaha tenang dan tidak memikirkan hilangnya kompas waktu miliknya."Salah satu cara supaya kita bisa pergi dari masa lampau adalah menggunakan kompas waktu yang diberikan oleh Sri, kuntilanak hitam waktu itu. Tapi sayangnya, kompas waktunya nggak ada, Kak, nggak tau kemana!" ucap Sumelika diiringi nada kepanikan."Eh, tenang, Mel. Kamu nggak perlu panik kaya gini, apapun yang bakalan menimpa kamu, pasti kita ada bersama kamu. Dan lagian pasti ada solusi dari semua permasalahan ini, kamu tenang aja, Sumelika." Arsela menenangkan Sumeli
Mereka sampai di sebuah pohon beringin yang besar bagaikan sebuah marcusuar, di batang pohon beringin itu terukir sebuah ukiran jam, portal waktu, sampai angka-angka yang bervariasi jumlahnya. Ada angka tahun 1900, 1600, 1400, 1000, 1800, sampai 2020. Ini adalah hal-hal tentang penjelajahan waktu yang tak sengaja dilihat oleh Irene kemarin saat menuju ke rumah bu Iis.Di tengah pepohonan itu pula ada jendela dan pintu yang terpampang, pohon ini lebih mirip dengan rumah pohon yang ada di cerita dongeng. Mereka semua kagum melihat rumah pohon ini, mereka memutuskan untuk masuk ke dalam rumah pohon siapa tahu mereka mendapatkan informasi yang lebih tentang penjelajahan-penjelajahan waktu."Rin, apa lo sebelumnya kagak tau ada rumah pohon di sini?" tanya Sumelika."Nggak tau, Mel. Ya, kamu tau sendirikan dulu Ibu aku gimana, hehe. Ibuku ngelarang aku main di daerah hutan kaya gini, bolehnya main di kota. Karena percaya nggak percaya kalau kita main di hutan se
"Alam peri? Tapi di mana letak alam peri?" tanya Sumelika kepada Selena."Aku lupa dan ini yang aku maksudkan supaya kalian mencarinya sendiri. Yang pasti alam peri ada di sekitar sini ... dimana ada bunga yang bercahaya dan berwarna-warni disertai dengan kunang-kunang yang berterbangan, di situ ada sebuah gerbang kecil berbalut emas. Kalian masuk saja dan kalian langsung berada di alam peri ...""Alam peri di sana dipimpin oleh seorang ratu yang bernama ratu peri Aurora, seorang ratu peri yang memiliki gabungan antara kekuatan duyung dan angsa. Selan itu, di alam peri juga diisi dengan peri yang bermacam-macam sampai kurcaci. Kalian bisa mendapatkan box teleportasi waktu di bawah pohon yang bercahaya berwarna-warni di tengah muara madu." Jelas Selena."Itu saja yang bisa aku sampaikan, aku bisa memberikan peta alam peri saja kepada kalian."Crengg!Di tangan Sumelika mendadak ada sebuah peta dengan lembaran kertas berwarna ungu, bau dari kertas in
Pagi ini sangat cerah, mudah-mudahan malam nanti akan cerah juga supaya Sumelika dan kawan-kawannya bisa melakukan penjelajahan hutan untuk menemukan gerbang alam peri di hutan. Sumelika dan kawan-kawannya menyiapkan santapan sarapan bagi para orang banyak kembali, mereka semua merasa heran dengan Fanny dan Rani yang dari pagi batang hidungnya tidak kelihatan sama sekali. Mereka sudah mencari-carinya di penjuru rumah, tapi mereka tak ada. Setelah sarapan nanti rencananya Sumelika, Aisyah dan Rindu akan mencari Fanny dan Rani ke hutan Desa Tengkorak.Menu yang disajikan mereka hari ini adalah nasi uduk, tempe goreng, ayam goreng, sambal matah yang disegarkan oleh lalapan seperti mentimun, daun kol sampai daun seledri.Hari ini Sumelika sarapan begitu banyak pula minum air dari tangki di dapur, Sumelika saat itu sangat lapar dan begitu haus. Tak disangka Sumelika meminum sebuah racun dari siluman kadal raksasa saat itu juga. Entah apa nantinya yang akan terjadi den
Ketika melihat badai salju, Irene dan Arsela bersiap mencari Sumelika, Aisyah dan Rindu. Mereka berdua sudah mempunyai firasat yang sangat buruk sekali kepada Sumelika dan kawan-kawannya. Sekarang hutan Desa Tengkorak dan sekitarnya sudah dipenuhi oleh butiran-butiran salju seperti negara sub-tropis. Di tengah badai salju, Irene dan Arsela menengok kesana-kemari mencari keberadaan Sumelika, Aisyah dan Rindu."Kak, badai semakin kencang! Takutnya mereka tidur dan lama-lama mereka terkubur salju-salju ini!" tutur Arsela."Mungkin mereka nggak jauh dari dekat goa serigala, karena mereka baru aja kan berangkatnya!" Irene."Iya, Kak. Ayo kita cepat-cepat cari mereka sampai ketemu!"Setelah beberapa lama mencari Sumelika, Aisyah dan Rindu tanpa henti, mereka akhirnya menemukannya tapi mereka hanya menemukan Aisyah dan Rindu yang sedang tertidur dengan sangat pulas di butiran salju. Mereka berdua langsung menggendong Aisyah dan Rindu, dan segera dibawa ke
Irene membawa Fanny dan Rani pergi ke rumah dengan diam-diam melalui pintu belakang. Arsela melanjutkan misinya untuk membebaskan Sumelika dari cengkraman jahat Tono. Di ruang tamu, Tono sedang merokok sebari memperhatikan Sumelika dalam wujud manusia serigala putih. Arsela sangat kesal dengan Tono, dia adalah pria licik berhati batu. Baru kali ini Arsela menemukan orang seperti Tono, dulu dalam misinya Arsela tidak pernah menemukan orang yang jahat sekali. Mungkin ini jaman dahulu, dimana norma dan nilai belum kental di masyarakat.Arsela terus berpikir bagaimana caranya supaya Sumelika bisa bebas, Arsela memiliki sebuah ide, Arsela mencoba mengecoh perhatian Tono dengan melemparkan guci emas milik Tono yang terpajang di dekatnya ke arah yang sangat jauh.Pranggg!Tono langsung mengarahkan singgasananya ke tempat jatuhnya guci emas kesayangannya itu."Ahhh! Gucikuuu!" Tono, begitu nestapa karena gucinya pecah, tapi dia tidak mempunyai rasa hati sed
Sekarang Irene, Fanny dan Rani tak tahu harus singgah dimana. Mereka tak mempunyai rumah untuk disinggahi, terpaksa Irene, Fanny dan Rani kembali ke rumah Tono. Diam-diam mereka bertiga mengisi salah satu paviliun yang benar-benar semuanya ditutupi salju. Ini saja satu-satunya harapan mereka bertiga untuk bertahan hidup di masa lampau. Di dalam paviliun itu syukurlah ada makanan dan sebuah api unggun, sekarang mereka tak merasakan kedinginan lagi.Di sisi yang lain, Arsela dan Sumelika bersembunyi di gudang lantai atas yang dipenuhi dengan benda-benda yang besar seperti lemari bekas, meja bekas, kursi, bunga replika dan lain sebagainya. Sumelika sekarang sedang memakan bekal makanan yang diberikan oleh Irene waktu tadi pagi. Karena Sumelika memasukan 3 bungkus nasi, Arsela pun bisa ikut makan. Mereka benar-benar kelaparan terutama Sumelika."Tenang, Mel. Aisyah sama Rindu udah Kakak dan Kak Irene bawa ke kamar. Mungkin sekarang mereka berdua lagi istirahat juga bareng