Beranda / Romansa / Angelina's Revenge / 7. Mengakui Kekalahan

Share

7. Mengakui Kekalahan

Penulis: Elpit
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-07 12:02:56

Pagi itu agensi diramaikan dengan kabar pertarungan rekan satu tim, Angelina dan Alex. Bahkan kabar itu sudah sampai di telinga Max. Pria yang sudah melewati masa pemulihan itu pun pergi menemui Alex di ruang medis.

“Apa kau gila? Kau bertarung dengan Angelina? Apa yang kau pikirkan? Dasar tidak waras!” Max langsung menyerang Alex dengan beberapa pertanyaan serta makian di ujung kalimatnya. “Dan satu lagi, kau kalah, memalukan!” sinis Max.

“Cih! Kau tidak sadar kau lebih memalukan? Kau diselamatkan oleh seorang gadis!” balas Alex tak kalah sinis.

“Itu berbeda! Itu murni kecelakaan, sedangkan kau? Apa yang kau untungkan dari bertarung dengan seorang wanita, dan itu juga rekanmu sendiri. Kau tahu? Kau memperlambat kinerja kita, seharusnya kita sudah bisa kembali bekerja hari ini!” Max terus mengomel.

“Diam! Kau sangat berisik! Aku hanya menguji kemampuannya saja, apa salahnya?” balas Alex malas.

“Menguji kemampuan?” Max menuntut penjelasan.

“Aku seorang kapten, aku harus memastikan kemampuan anggotaku agar bisa mengambil keputusan yang tepat pada pertarungan sebenarnya. Siapa yang menyangka Angelina semakin hebat, di luar ekspektasiku, dia berhasil mengalahkan aku. Tapi tidak masalah, aku puas melihat peningkatan Angelina.” Terpaksa Alex menjelaskan demikian agar Max tidak bertanya-tanya lagi.

“Ck, kau kapten tapi kalah melawan anggota yang dipimpin,” sindir Max sinis.

“Apa salahnya? Kapten juga manusia dan tentu punya kelemahan!” Alex berkata dengan nada tinggi. Ia sangat kesal karena sejak masuk, Max terus saja mengomel tiada henti, membuatnya tidak bisa istirahat dengan tenang.

“Ya, ya, terserah kau saja!” Max akhirnya diam, tidak lagi bertanya ini dan itu.

Max dan Alex menatap ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka dari luar.

Angelina muncul dari balik pintu. Ia datang untuk menjenguk Alex.

“Bagaimana keadaanmu?” tanya Angelina saat sampai di samping pembaringan Alex.

“Aku baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” balas Alex dengan sombongnya, padahal jelas-jelas Angelina memberikan pukulan telak pada bagian perutnya semalam.

Angelina tersenyum tipis sedikit sinis. “Oh! Syukurlah kalau begitu.”

“Kau sudah lebih baik, Max?” Angelina beralih bertanya pada Max.

“Aku sudah sepenuhnya baik. Jika pria menyebalkan ini tidak berulah, seharusnya kita sudah bisa berangkat bekerja lagi,” balas Max kembali menyindir sambil melirik pada Alex.

Alex mencibir pelan mendengar ucapan Max yang terdengar menyebalkan baginya.

“Belum ada yang mengantar sarapanmu? Biar aku ambilkan sebentar,” ujar Angelina yang ditujukan pada Alex.

“Max, bisa tolong kau ambilkan sarapanku? Ada yang ingin aku bicarakan dengan Angelina sebentar. Kau kembali lagi ke sini karena ada yang ingin aku bahas dengan kalian nanti.” Alex lebih dulu memberikan perintah pada Max sebelum Angelina pergi.

“Aku? Cih! Kau sakit saja masih suka memerintah. Ya, ya, baiklah!” Meski mengomel, Max tetap melakukan perintah Alex, meninggalkan sang kapten berdua saja dengan Angelina.

“Apa belum cukup yang kita bicarakan semalam? Bukankah kau bilang akan melepaskanku jika aku menang? Apa kau tidak bisa menerima kekalahanmu?” Angelina langsung berbicara demikian setelah Max pergi.

“Aku bukan pecundang yang tidak menerima kekalahan, tapi aku juga bukan seorang pengecut yang tidak bisa berbuat apa-apa. Aku mengaku telah kalah, tapi akan ada saatnya aku menang,” balas Alex penuh percaya diri.

“Sebenarnya apa yang kau inginkan?” tanya Angelina merasa tidak nyaman jika situasi ini terus terjadi karena ia masih harus menjadi rekan satu tim dalam misi.

“Dirimu!”

“Apa?”

Jawaban singkat yang diucapkan Alex membuat Angelina terkejut sekaligus menimbulkan banyak pertanyaan yang seketika bersarang di benaknya.

Untuk sesaat Alex terdiam dan merasa sedikit terkejut karena jawaban yang ia ucapkan, ditambah lagi pertanyaan Angelina dengan nada terkejut, semakin membuat Alex merasa telah salah bicara. Atau bisa dikatakan pria itu mengatakan hal yang tidak seharusnya ia katakan.

Untuk sesaat Alex tidak bisa mengendalikan ekspresi herannya pada diri sendiri. Namun setelahnya, Alex kembali menguasai dirinya dan kembali seperti Alex yang biasa terlihat—tenang.

“Ya! Aku ingin dirimu pergi dari agensi ini!” Karena sudah keceplosan dengan jawaban sebelumnya, terpaksa Alex menjawab demikian agar Angelina tidak berpikir macam-macam tentang dirinya.

“Kau gila? Apa hakmu memintaku pergi dari sini? Apakah ini tempatmu? Apakah kau bosnya? Itu tidak akan pernah aku lakukan sebelum aku mencapai tujuanku!” Angelina langsung meledak-ledak. Entah mengapa emosinya jadi tidak stabil jika ada orang yang menghalangi rencananya dalam mencapai tujuan.

Alex tertawa jahat, ia puas mendengar jawaban Angelina, terutama di ujung kalimatnya.

“Ternyata benar dugaanku. Kau punya tujuan lain masuk ke agensi ini, benar?”

Seketika Angelina mematung. Ia baru menyadari bahwa sudah kelepasan bicara. Itu semua karena Alex yang memancing emosinya, kini Angelina sangat kesal karena Alex telah mengetahui sisi lain dari dirinya yang selama ini sekuat tenaga ia sembunyikan.

“Kau boleh berpendapat apa pun tentangku, tapi kau tidak bisa menganggap pendapatmu itu seratus persen benar karena kau salah menduga!”

Meskipun Angelina tahu Alex tidak sebodoh itu dan tentu saja cerdas untuk mencerna kata-kata yang ia ucapkan tadi, tapi Angelina tidak mau mengakui bahwa dugaan Alex benar. Ia masih berusaha mempertahankan identitas aslinya serta menyembunyikan tujuan aslinya berada di tempat itu.

“Benarkah? Jadi aku salah?” Alex sengaja menelan kalimatnya untuk menegaskan bahwa ia sebenarnya sudah benar menebak.

Angelina membuang muka sinisnya. “Ya, kau salah!”

Angelina terkejut ketika tiba-tiba saja Alex meraih pergelangan tangannya dan menariknya kuat. Dengan sekali gerakan pasti, Angelina terhuyung jatuh dan hampir menimpa tubuh Alex jika tangannya tidak sigap menopang tubuhnya sendiri. Kini jarak keduanya sangat dekat, dengan posisi Angelina mengambang di atas tubuh Alex yang terbaring.

Tidak hanya itu, satu tangan Alex tiba-tiba meraih pinggang ramping Angelina hingga gadis itu lagi-lagi hampir jatuh menimpa tubuh Alex, tapi Angelina tidak membiarkan itu terjadi. Gadis itu meronta dan melakukan perlawanan.

“Apa yang kau lakukan? Orang akan salah paham jika melihat kita, Alex!” pekik Angelina dengan suara tertahan.

“Memangnya apa yang kau pikirkan?” Seringai bermain di bibir Alex.

Angelina semakin tidak nyaman dengan perlakuan Alex yang dirasa tidak wajar. “Lepaskan aku, Alex!”

Bukannya melepaskan, Alex justru mengeratkan tangannya di pinggang Angelina dan semakin menariknya mendekat. “Teruslah menghindar dariku, tapi kau harus ingat satu hal, akulah yang akan menang. Suatu hari kau yang akan buka mulut sendiri!” ucap Alex dengan senyum miring.

Seperti yang baru saja kau lakukan. Alex melanjutkan bicaranya di dalam hati.

Tiba-tiba saja seseorang memutar knop pintu lalu masuk tanpa permisi dan menyaksikan adegan yang bisa menimbulkan kesalahpahaman.

“Apa yang sedang kalian lakukan?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Angelina's Revenge   30. Misi Terakhir

    Alex dan Max kembali ke markas dan menemui Antonio untuk membicarakan tentang pengunduran diri.“Aku sudah tau. Tuan Wilson memang sudah merencanakan ini sejak lama. Jadi sekaranglah waktunya?” Antonio menanggapi pengunduran diri Alex dan Max.“Tuan, terima kasih karena Anda telah merawatku dengan sangat baik, aku sangat berutang budi, aku bahkan belum bisa membalasnya sedikit pun dan sekarang aku sudah harus pergi,” kata Alex pelan.Antonio menggeleng. "Kau sudah menjadi anak yang sangat berbakti padaku, Alex. Aku tidak menyesal meskipun sekarang kau harus pergi dari sini. Aku tau apa yang aku lakukan, sejujurnya semua telah terencana, jadi aku tau hal ini akan terjadi cepat atau lambat," ujar Antonio sambil menepuk pundak pria yang telah dirawatnya sejak masih bayi. "Baiklah, aku sudah menyetujui pengunduran diri kalian, sekarang kalian pergi kerjakan apa yang sudah menjadi kewajiban kalian," lanjutnya."Sebelum pergi, aku ingin memastikan satu hal, apakah Angelina ada di sini?" ta

  • Angelina's Revenge   29. Hadiah Besar

    “Angelina, tunggu!” Max memanggil tapi Angelina tak menghiraukan.Max mempercepat langkah lalu menarik salah satu lengan Angelina. “Angelina, berhenti! Malam begitu larut, kau mau ke mana?”“Bukan urusanmu, lepaskan!” Angelina mengibaskan tangannya agar genggaman Max terlepas tapi tidak berhasil.“Tidak akan! Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri, aku akan menemanimu, Angelina.”“Max, tolonglah, sekali ini saja aku mohon jangan ganggu aku, aku ingin sendiri.” Angelina memohon dengan suara yang lebih rendah dan ia pun menundukkan kepalanya. “Tidak! Aku akan mendampingimu. Aku tahu kau dan Alex sama-sama terpukul mendengar fakta ini, di saat kalian seharusnya sudah bersama. Kalian sama-sama butuh didampingi.” Max tetap tidak meloloskan permintaan gadis itu.Seketika Angelina mendongak ketika mendengar satu kalimat yang menggelitiknya. “Apa maksudmu?”“Angelina, Alex menyukaimu, dia sudah mengakuinya. Dan kau, meskipun kau tidak menyatakannya tapi aku tahu kau menyukai Alex, iya ‘ka

  • Angelina's Revenge   28. Memori Pahit

    Setelah Alex keluar membawa Angelina, Wilson meminta keterangan pada Max mengenai tindakan Angelina yang hampir merenggut nyawanya.Max menjelaskan secara singkat karena memang ia pun tidak tahu detail kejadian yang menimpa kedua orang tua Angelina, sebab Angelina sangat tertutup untuk urusan itu. Ia hanya tahu Angelina ingin membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya.Wilson cukup pintar untuk menggabungkan kejadian tadi dan informasi dari Max, apalagi Angelina semoga menyebut nama Viktor, Wilson semakin yakin ada kesalahpahaman.Wilson sangat tahu siapa Viktor dan bagaimana perangainya, untuk itu ia meminta Max menghubungi Angelina untuk membahas hal ini sampai semuanya jelas. Wilson juga mengatakan jika Angelina yakin bahwa ia dan Viktor orang yang sama, maka ia siap mati di tangan Angelina agar gadis itu puas.Max menyampaikan informasi itu pada Angelina dan tentu saja Angelina sangat bersemangat untuk kembali ke ruang rawat Wilson.Tak butuh waktu lama, Angelina sampai d

  • Angelina's Revenge   27. Gagal

    Alex kembali ke rumah sakit setelah selesai mengerjakan urusannya. Bukan urusan pekerjaan, tapi urusan perasaan. Alex pergi membeli bunga. Entah mengapa ia sangat ingin menyatakan perasaannya pada Angelina.Max benar, gadis seperti Angelina sangat jarang ditemui dan ia harus bergerak cepat jika tidak ingin kehilangan kesempatan.Alex menyimpan bunganya di mobil milik Wilson, karena jika ia menyimpan di mobil milik timnya ia yakin Max akan menggodanya habis-habisan. Alex ingin menciptakan momen yang tepat sehingga bunga itu masih ia simpan untuk saat ini.Sampai di depan ruang rawat Wilson, Alex melihat Max tertidur dan tidak ada Angelina di sekitar tempat itu.Alex membangunkan Max dengan kasar karena sudah dibalut emosi. Lagi-lagi Alex memaki kecerobohan Max.“Bodoh! Di mana Angelina?” tanyanya meski ia yakin Max tidak tahu jawabnya. Ia yakin Angelina mengambil kesempatan untuk pergi ketika Max terlelap.Max tidak menjawab, ia mengedarkan pandangan lalu memaki diri sendiri ketika tid

  • Angelina's Revenge   26. Aksi Balas Dendam

    Angelina berpikir ia akan terbentur pintu, lalu Chris akan menyerangnya tanpa ampun kemudian ia akan tamat. Namun, ternyata pintu terbuka tepat ketika Chris menghantam dada Angelina. Tubuhnya yang hampir limbung dengan sigap ditahan oleh Alex.Menyadari Angelina yang sudah kepayahan, Max segera maju menyerang Chris dan Sony menggantikan Angelina.Alex memapah Angelina untuk sedikit menjauh dari ruangan lalu meminta gadis itu duduk terlebih dahulu sementara ia bersama Max akan mengurus Chris dan Sony.“Kau meninggalkannya sendiri?” tanya Max heran mengapa Alex ikut bertarung. Dia pikir Alex akan segera membawa gadis itu ke rumah sakit.“Kita harus mengurus mereka secepatnya,” balas Alex.Max tidak menanggapi, kembali fokus pada musuh. Max melawan Sony sedangkan Alex melawan Chris.“Baguslah kebusukanmu terungkap secepat ini. Tuan Wilson tidak butuh sampah sepertimu!” Alex berseru lalu detik berikutnya ia melakukan serangan bertubi-tubi untuk melumpuhkan Chris.Begitu pula Max melakukan

  • Angelina's Revenge   25. Cuci Tangan

    Alex mengingat-ingat percakapannya dengan Angelina di telepon tadi, dan ia menemukan sebuah kemungkinan saat mengingat Angelina mendebat perintahnya. Pria itu menyadari tekad Angelina sangatlah kuat, ketika sudah memutuskan maka akan terus maju tanpa peduli rintangan.Menyadari itu, Alex segera mengeluarkan alat pelacak yang dibekali Antonio, berusaha menemukan posisi Angelina. Kemudian dia membuka alat pelacak milik Wilson untuk memastikan titik koordinat keberadaan Angelina dan Chris apakah sama.“Sial!”Umpatan Alex berhasil menarik perhatian Max.“Ada apa?” tanya Max gusar.“Sudah kuduga, Angelina diam-diam mengikuti Chris,” jelas Alex dengan gigi bergemeretak.“Beri tahu aku titik koordinatnya, aku akan segera ke sana,” kata Max tergesa.“Aku sudah mengirimnya ke ponselmu, pergilah, aku harus memberitahu Tuan Wilson sebelum pergi. Aku segera menyusul.” Alex melangkah cepat ke ruang rawat Wilson setelah menyelesaikan kalimatnya.Max pun segera bergerak cepat, ia tidak ingin Angelin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status