"Hei bangun"
Aku mulai membuka mataku saat merasa seseorang menepuk-nepuk pipiku, saat aku membuka mataku aku langsung terkejut saat melihat wajah Calvin di dapan wajahku.
Yaampun, Calvin kenapaa ganteng banget yah pagi ini, mukannya mirip kaya aktor-aktor drama Korea.
"Fuhhhh.... Fuhhhh..." Aku langsung tersadar saat Calvin kembali meniup-niup wajahku.
"Bangun solat subuh dulu" Bisikan Calvin di telingaku, suaranya terdengar begitu lembut, membuat jantungku berdebar.
Aku segera berdiri dari tempat tidur kemudian pergi ke kamar mandi, aku memperhatikan wajahku di cermin, pipiku sudah memerah pasti ini gara-gara Calvin, untung ajah Calvin gatau kalau pipi aku udah merah gara-gara ngeliat muka dia dari deket kalau dia tau bisa malu aku.
"Jihan cepetan" Teriak Calvin dari balik pintu, aku segera mengambil hudu sesuai den
"Jihan bangun!?" Aku sudah mendengar suara ini lebih dari 5kali, tapi aku masih malas untuk membukakan mataku. "Jihannn ayo bangunnn" "Bentar bang, aku masih ngantuk" Jawabku yang masih memejamkan mataku, dan menutup tubuhku kembali dengan selimut. "Ok" Aku kira Calvin akan membiarkan aku kembali tidur tapi nyatanya aku malah merasakan tubuh ku melayang di udara, saat aku membuka mataku ternyata Calvin sudah menggendongku. "BANG CALVIN MAU NGAPAIN" teriakku sambil memberontak, Calvin Sama sekali tidak ngejawab pertanyaan aku. Calvin langsung menurunkan ku saat berada di dalam kamar mandi, aku semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuh ku, udah tau dingin pake di bawa ke kamar mandi, bisa jadi es batu. "Sekarang kamu ambil whudu aku tunggu di luar, cepet yah gausah banyak omong" Titahnya&nbs
Pagi ini terasa begitu aneh, karena aku terus mendengar gosip tentang Calvin, hampir semuah murid berpikir kalau istri dari Calvin itu cika. Tapi sepertinya Chika memang belum tau kalau dia di gosip kan punya hubungan dengan Calvin, buktinya dia terlihat biasa saja seakan-akan tidak mendengar gosip itu . Kalau aku sih baik-baik ajah karena aku tau kalau gosip itu salah besar, bahkan mereka bilang kalau mereka liat Calvin dan Chika pergi ke caffe kemarin malam, aku hanya bisa tertawa, aku rasa mereka harus periksa mata deh. Aku sedikit kesal sih waktu denger mereka bilang kalau Calvin sama Cika cocok, yang satu soleha yang satu soleh, tapi udah lah itu kan pendapat mereka . Beda lagi dengan cinta dia terlihat begitu kesal saat mendengar gosip ini, bahkan cinta sampai berdebat gara-gara gosip ini. "Cinta gue kebelakang dulu ya" Kata aku seraya berdiri. "Iyahh" Jawabann
Aku terus melirik kearah jam tangan yang aku pakai, ini sudah jam 8 malam tapi jihan belum pulang juga, aku sudah mencoba menghubungi Jihan tapi handphone nya ga aktif. Apa Jihan marah, gara-gara aku marahin dia, padahal aku sama sekali gak bermaksud bicara kasar seperti tadi, aku hanya tidak suka melihat prilaku jihan yang terkesan kasar. Dan Jihan selalu saja beranggapan kalau aku menyukai Chika, padahal tidak ada sedikitpun rasa suka atau cinta terhadap Chika, lagi pula chika itu sepupu aku masa sih aku suka sama sepupuku sendiri. Aku jadi mengingat awal mulai aku menyukai Jihan, terkesan aneh namun membuatku semakin menyukainya. Jujur sajah aku sangat mencitai jihan, dari awal bunda memperkenalkan jihan padaku. Bunda memang sudah memiliki beberapa perempuan untuk di jodohkan dengan ku, dan bunda juga memberikan beberapa p
"Berhenti??" "Berhenti menyukai pak Calvin, gua tau ko kalau elu tuh suka kan sama pak Calvin" "Hahahaha... Gamungkin" Kataku dengan tawa yang begitu aneh Mana mungkin aku suka sama Calvin itu benar-benar mustahil, aku hanya merasa kesal saja dengan sikap mereka yang selalu menjodoh-jodohkan Calvin dengan chika, dan ini namanya bukan cemburu tapi aku cuma merasa risi ajah. "Gak mungkin dari mananya, gua bisa liat elu keliatan cemburu banget waktu ngeliat pak Calvin lagi ngobrol sama chika" "Apaan sih lu, yang ada elu tuh yang seharusnya berhenti" Kataku seraya memukul tangang satria "Gua di suruh berhenti apaa sih" "Berhenti beriskap kaya bocah" "Umur gue udah 17 tahun kali, jadi bukan bocah lagi"elaknya "Umur memang udah tua, tapi kelakuannya
hari ini aku benar-benar badmood bahkan untuk berbicara pun rasanya malas, dan tidak bersemangat padahal aku sudah mencoba untuk bersikap baik-baik saja namun ini sangat sulit untukku, banyak sekali kekhawatiran yang aku pikirkan sekarang. "Eh udah kali bengong nya, sekarang waktunya pulang" Ucap cinta seraya menepuk pundak ku "Cinta gimana kalau hubungan gue sama bang Calvin berhenti sampai disini" Ujarku tiba-tiba Entah kenapa aku takut jika harus berpisah dengan Calvin, kekhawatiran yang aku pikirkan adalah bagaimana jika Calvin memutuskan hubungan ini dan dia gamau jadi suami aku lagi, aku benar-benar takut jika harus kehilangan Calvin. Aku terus memikirkan ini, aku rasa hubungan kita sudah di ujung tanduk, apalagi melihat konfilk yang terjadi semalam. "Yaa jangan dong, nanti elu jadi janda muda lagi, sekarang lebih baik elu bicarakan baik-baik sam
Pagi ini aku sedang sibuk membersihkan rumah, udah lama banget rasanya aku gak bersih-bersih karena sibuk sekolah, biasanya aku cuma nyapu sama ngepel ajah, tapi karena hari ini aku libur jadi sekalian bersih-bersih semuahnya. Sementara Calvin dia masih tidur, setelah solat subuh Calvin memutuskan untuk tidur lagi, aku rasa Calvin itu seorang yang pemalas lihat saja sekarang, liburan nya hanya diisi dengan tidur gaada aktivitas lain. Aku kira Calvin itu mirip dengan laki-laki yang sering aku lihat di drama Korea atau di novel-novel, itu loh laki-laki yang memiliki sifat dingin, datar, dan romantis, cool, keren. Eh tapi nyatanya dia sangat jauh berbeda dari dugaanku, sifat nya yang random kadang-kadang bikin aku bingung dan lucu juga. "Meongg-meongg" Aku menoleh kearah suara itu dan ternyata moli, aku tersenyum kearahnya dan kemudian langsung meng
Aku sudah berada di tempat yang paling aku hindari selama ini, rasanya baru kemarin aku pergi ke tempat ini dan sekarang aku kembali lagi kesini. "Ayok keluar kamu mau diem ajah disitu?" Tanya Calvin yang sudah membukakan pintu mobil. Calvin mengukur kan tangannya aku pun tersenyum kemudian menerima ukuran tangan Calvin, Kami berjalan menuju rumah tempat keluarga ku berkumpul, aku gatau apa ini masih bisa di sebut sebagai keluarga. "Ini tempat apa?" Tanya Calvin "Ini rumah nenek aku" "Oh gitu, apa Keluarga kamu selalu mengadakan acara seperti ini" "Iyah" Jawabku "Wah berarti keluarga kamu seru banget yah?" Aku hanya tersenyum sebagai jawabannya. Keluarga ku memang selalu mengadakan acara kumpul-kumpul seperti ini, tapi bukan untuk seru-seruan atau sekedar kumpul untuk menjag
Aku membuka mataku secara perlahan, menatap ke sekeliling, aku merasa aneh saat melihat tempat ini. samar-samar aku mendengar suara yang tidak asing untuku, aku segera menoleh kearah suara ternyata itu Calvin dan bunda. seperti nya mereka sedang membicarakan hal serius. "Bang Calvin" Panggil ku dengan suara yang begitu lemas. Saat mendangar itu mereka segera menghampiriku, aku bisa lihat senyum dari bunda dan Calvin Aku masih belum ingat tentang kejadian sebelumnya, bahkan aku bingung kenapa bisa ada disini. "Sayang kamu baik-baik ajah kan" Tanya bunda dengan suara yang terdengar khawatir. "Aku baik-baik ajah ko bunda"jawabku dengan senyuman tentunya, setelah itu aku mencoba untuk mendudukan tubuhuku dengan cepat Calvin membantuku. "Sekarang gimana perasaan kamu, ada yang sakit gak?"tanya bunda lagi.