Calvin meraih handuk kecil yang ada di keningnya.
Aletta. Ia membuka matanya, dan yang ia temukan bukan Aletta melainkan Briella.
"Kau sudah bangun? Bagaimana kepalamu? Masih sakit?" tanya Briella khawatir.
"Sudah lumayan membaik." Calvin mengubah posisi berbaringnya jadi duduk.
"Aku akan meminta pelayan membuatkan bubur untukmu."
"Hm."
Briella pergi. Calvin melihat handuk kecil yang ia genggam. Perasaanya tiba-tiba menjadi sedikit hampa.
Kenapa ia mencari sosok Aletta? Calvin merasa mungkin ia sudah mulai gila karena banyak masalah yang ia hadapi.
Briella kembali dengan semangkuk bubur dan air minum di nampan. Ia duduk di ranjang dan menyuapi Calvin.
Kerongkongan Calvin tidak bisa menelan bubur itu. Perutnya menjadi mual ketika ia memaksa untuk makan. Rasa bubur itu tidak sama dengan yang sering Aletta masak ketika ia sedang sakit.
"Cukup." Calvin menolak untuk melanjutkan makan.
"Kau bar
Kenneth baru saja selesai melakukan operasi. Saat ini ia tengah memeriksa perkembangan pasiennya melalui komputer.Lagi-lagi Kenneth mendengar staf di rumah sakit membicarakan tentang Briella. Bukankah sudah lebih dari dua minggu? Apa mereka tidak bosan membicarakan topik yang sama setiap harinya?"Aku semakin penasaran dengan pria yang menjadi kekasih Briella. Dia haruslah tampan dan kaya." Seorang perawat sibuk melihat ponselnya.Sekilas mata Kenneth menangkap foto yang memperlihatkan Briella tengah mencium seorang pria di depan pintu hotel."Bisa aku pinjam ponselmu?" Kenneth fokus pada ponsel si perawat.Kikuk, perawat itu menyerahkan ponselnya. Jantungnya berdetak kencang hanya karena Kenneth bicara padanya.Kenneth tidak tertarik sama sekali dengan berita tentang Briella, ia hanya tertarik pada pria yang bersama Briella.Tidak mungkin. Kenneth mengenal postur tubuh pria itu. Terlebih jam tangan yang dikenakan olehnya. J
Jika alasan Aletta bunuh diri bukanlah karena perselingkuhan yang ketahuan, lalu apa?Mobil Kenneth menepi mendadak. Otaknya yang tajam bekerja dengan cepat.Mungkinkah Aletta bunuh diri karena mengetahui perselingkuhan kakaknya dan Briella? Dan mungkinkah kakaknya adalah orang yang membuat skenario mengerikan tentang alasan Aletta bunuh diri?"Apa yang kau pikirkan, Kenneth? Kau mengenal kakakmu dengan baik. Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu tentang kakakmu?" Kenneth menyangkal pikirannya lagi. Akan tetapi, seperti sebelumnya, semakin ia menyangkal maka semakin masuk akal pemikirannya.Kenneth cukup mengenal Aletta, wanita itu tidak akan bunuh diri tanpa sebab. Dan kakaknya? Tentu saja kakaknya tidak mungkin mengatakan bahwa Aletta bunuh diri karena mengetahui perselingkuhannya dengan Briella. Hal itu akan membuat nama baiknya hancur.Kenneth meringis. Benarkah kakak yang ia kenal dengan sangat baik mampu melakukan hal sekejam itu pada Ale
Ruang kerja Calvin kembali berantakan, beberapa barang pecah berserakan di lantai. Ia marah pada Kenneth yang semudah itu membencinya hanya karena seorang Aletta. Apakah persaudaraan mereka tidak artinya?Ia sama sekali tidak sadar bahwa alasan kemarahan Kenneth bukan hanya tentang Aletta. Ia bahkan lupa bahwa dirinya juga melakukan hal yang lebih buruk dari Kenneth, ia mengabaikan orangtuanya demi seorang Briella.Calvin menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Ia memijit pelipisnya untuk mengurangi denyut nyeri yang menyerangnya. Ia memikirkan bagaimana nanti reaksi Kenneth ketika tahu bahwa ia yang membunuh Aletta. Mungkin Kenneth akan benar-benar lupa bahwa mereka memiliki ikatan darah.Tidak! Calvin tidak akan membiarkan Kenneth atau siapapun tahu. Ia harus segera menemukan wanita yang menjadi saksi perbuatannya.***"Ini bayaranmu. Tidak perlu ikuti pria itu lagi." Kenneth meletakan amplop berisi uang di meja."Kau tidak perlu membayark
Mata Yuri berbinar ketika melihat pesan masuk di surelnya. Wanita berfitur wajah tegas itu segera membukanya dengan bersemangat.Ia penasaran berita besar apalagi yang akan diberikan padanya. Seorang pria dengan wajah babak belur di ruangan sunyi dan pengap terlihat di layar komputer Yuri. Ia mengerutkan keningnya, dan ingat bahwa pria ini adalah pria yang menjadi selingkuhan Aletta.Yuri memiliki ingatan yang tajam, terlebih tentang hal-hal yang berhubungan dengan orang yang ia sayangi.Dari matanya, pria itu menatap ke kamera dengan cemas. Ia terlihat gugup dan gelisah."Saya Tobby Dash ingin mengungkapkan kebenaran, bahwa saya telah membuat pernyataan palsu mengenai hubungan saya dengan Nyonya Aletta Evangellyn, istri dari Tuan Calvin McVille.Nyonya Aletta tidak pernah berselingkuh dengan saya. Foto yang tersebar adalah hasil rekayasa. Saya dibayar oleh seseorang untuk berpose tidur tanpa busana dengan Nyonya Aletta. Saat itu keadaan Nyonya Ale
"Kau sudah melihat artikel di way.com?" Dave yang sedang minum bersama Kenneth di sebuah club menatap temannya dengan seksama.Kenneth menyesap minumannya. Way.com? Apalagi kali ini? Apakah foto kakaknya dan Briella yang diposting di web itu? Memikirkan tentang kakaknya membuat Kenneth kembali kecewa dan marah.Berdasarkan kepribadian Kenneth yang cuek, Dave harusnya tidak bertanya. Temannya pasti belum melihat artikel yang ia maksud."Ini." Dave mengarahkan tabletnya ke Kenneth. Ia benar-benar ingin menunjukannya pada Kenneth karena ia pikir itu tentang orang yang Kenneth kenal.Mata Kenneth masih terlihat dingin seperti biasanya. Ia menonton video itu hingga habis."Apakah menurutmu ini ada hubungannya dengan babysitter keponakanmu?" Dave bertanya sembari berpikir.Kenneth melihat komentar di artikel itu. Dan senyuman pahit tampak di wajah rupawannya. Bagaimana bisa orang-orang memperlakukan kakaknya sebagai korban padaha
Satu jam lebih berada di dalam mobilnya, mengamati debur ombak yang menghantam bebatuan, Ken memutuskan untuk pergi. Ia tak mungkin kembali ke kediaman orangtuanya, jadi ia memutuskan untuk tinggal di tempat tinggal yang sudah disiapkan oleh rumah sakit. Saat hendak pergi, Ken melihat siluet wanita yang ia kenal. Qyra. Ken mengamati Qyra yang tengah berdiri di tepi tebing. Apa yang mau dia lakukan? Kenneth mengerutkan keningnya. "Dia mau bunuh diri!" Kenneth segera keluar dari mobilnya dan berjalan cepat menuju Qyra yang sudah maju selangkah. Kenneth tidak peduli pada Qyra, tapi hari ini ia tidak ingin melihat ada orang bunuh diri di depannya. Tangan Kenneth dengan cepat meraih lengan Qyra, menarik Qyra menjauh dari tepi tebing. "Kau mau mati?!" tatapan Kenneth terlihat sangat tajam. Qyra yang tersenta
Pementasan selesai. Qyra memperoleh banyak pujian dari orangtua murid serta staf yang bekerja di taman kanak-kanak kelas elit tempat Meisie menuntut ilmu.Wanita-wanita yang tadi menilai Qyra sombong juga tidak bisa untuk tidak mengakui bahwa permainan piano Qyra sangat luar biasa. Bagaimana bisa seorang babysitter memiliki kemampuan seperti itu. Jika Qyra melamar di sebuah orkestra, mereka yakin Qyra akan langsung diterima.Bukan hanya itu, jika Qyra melakukan debut solo, maka Qyra pasti akan menjadi pianis terkenal."Dari mana kau belajar melodi yang kau mainkan tadi?" Kenneth melihat ke kaca spion mobilnya, menatap Qyra yang mengarahkan pandangan ke Meisie yang sedang tidur di pangkuannya."Kau tidak perlu tahu," balas Qyra tak bersahabat.Kenneth menepikan mobilnya dan berhenti melaju. Ia kembali menatap Qyra, kali ini lebih tajam. "Katakan padaku." Ia memaksa.
Calvin nampak muram. Awan gelap menyelimutinya. Ia kembali dengan perasaan marah. Proposal yang ia tawarkan pada Mr. Hailey tidak diterima. Mr. Hailey bahkan menghinanya dengan kata-kata sarkas.Hanya ini yang bisa kau tawarkan untukku? Ckck, kau hanya membuang waktuku.Calvin telah membuat proposal itu sendiri agar ia bisa memuaskan Mr. Hailey, tapi siapa yang sangka bahwa proposalnya akan ditolak mentah-mentah. Ketika ia ingin menawarkan kesepakatan lain, Mr. Hailey sudah tidak ingin mendengar. Mr. Hailey memang sangat sulit didekati, jika ia berkata 'tidak' maka tidak akan ada yang bisa mengubahnya."Kau sudah kembali?" Briella menyambut Calvin. Ia bersiap untuk mengadukan sikap kasar Kenneth padanya."Aku sedang lelah. Kita bicara lagi nanti." Calvin melewati Briella begitu saja. Suasana hatinya sedang sangat buruk, ia butuh waktu untuk sedikit menenangkan diri.Briella terce