Peralatan yang sudah aku siapkan bersama Serenada ada di laboratorium. Itu menjadi tanggung jawab Dova untuk membawanya. Kami juga mau membawa barang pribadi yang bisa dimasukkan ke dalam Dimension Pouch.Perjalanan ke Area X setidaknya memakan waktu yang cukup lama. Meski transportasi disini sudah terhitung cepat, karena kami tetap harus bekerja di pagi harinya dulu. Baru sore kami lakukan perjalanan menuju ke hotel di area G. Teletransporter belum mampu untuk langsung menjangkau sampai Area X."Seperti biasa aku akan melakukan perjalanan ke luar area. Tolong jaga rumah ini dulu, W115.""Ya, Tuan Artemis. Tapi, anda tidak apa-apa?""Kenapa kau bertanya begitu, W115?""Sistemku mengatakan bahwa badan anda sedang panas. Perlu saya bawakan obat?"Panas? Ah, ya! Aku baru tersadar saat mencoba menyentuh bagian leher. Memang sedikit hangat, tapi tidak panas. Anehnya, aku masih baik-baik saja."Tidak perlu! Bawakan saja air hangat ke kamar, W115. Selepas ini aku mau tidur saja.""Baik, Tuan
Serenada terus mengajak bicara aku dan Dova selama didalam X-Car. Sementara Dova mencoba untuk menyuruhnya untuk berhenti. Malah justru Serenada marah dan jadi sasaran empuk pukulannya lagi."Iya, ya. Tapi berhentilah bicara satu menit saja. Aku tidak tahan kalau mendengar kau terus saja bicara.""Artemis saja tidak mempermasalahkannya. Hanya kau yang ribut terus soal itu!""Iya, kau betah sekali menanggapi ocehannya, Artemis.""Obrolan Serenada masih lurus saja. Tidak ada yang salah! Kenapa?""Astaga! Aku saja tidak betah mendengarnya. Apalagi suaranya yang....""Kenapa? Suaraku jelek ya?""No comment! Aku tak mau lagi kena tinju darimu."X-Car yang kami tumpangi berhenti di station X-Car di Area X. Terdapat tulisan selamat datang di depan gerbang dari station ini. Aku dan Dova segera turun, hanya Serenada yang lambat membuka pintunya. Bagasi terbuka, aku hanya mengambil barang bawaanku saja. Kuambil juga Tas Ransel Dimensional milik Serenada."Ini tasmu!""Terima kasih, Artemis! Nah,
"Satu hal yang kucurigai terlebih dahulu setelah tersadar di tenda khusus darurat.""Apa itu Dova?""Ada seseorang atau bahkan kelompok tertentu yang mencoba membuat sebuah alat besar. Entah apa kegunaannya.""Tapi, darimana mereka mendapatkan bahan untuk membuat itu semua? Kita bertahun-tahun lamanya hidup dalam Dome ini.""Kurasa ada yang menjadi penyuplai khusus dari luar. Yaah... seketat apapun peraturannya disini. Manusia pasti mudah untuk menemukan celah agar bisa melanggarnya.""Jadi, peraturan dibuat untuk dilanggar?""Kurasa begitu, Artemis. Hahaha... baiklah kita disini dulu. Aku mau membuka komputer mini milikkku."Komputer mini milik Dova mungkin tidak ada bedanya dengan benda bernama laptop yang pernah dipakai manusia. Hanya saja ukurannya benar-benar mini dan bisa dimasukkan ke dalam saku celana sekalipun. Tulisan didalamnya bisa dilihat melalui layar kecil. Tetapi Dova sering mengeluarkannya dalam bentuk hologram."Biar kutebak, kau mau menjebol internet keluar bukan?""
Beberapa hari setelah peristiwa itu....Kondisi di dalam Dome dinyatakan pada level waspada. Semua petugas keamanan Dome ditugaskan untuk menyebar, mencari tahu tentang kelompok serba hitam. Rupanya aktivitas mereka sudah lama terendus oleh Dewan Keamanan.Peringatan disiarkan secara besar-besaran. Tuan Presiden melarang adanya kegiatan apapun selama seminggu. Jika ada kebutuhan mendesak, hanya diperbolehkan robot rumah tangga yang keluar. Supermarket hanya diijinkan beroperasi hingga jam tujuh malam. Termasuk aku yang saat ini berada di rumah bersama W115."Masih membekas lebamnya, W115. Ouch! Masih sakit kalau kusentuh.""Jangan terlalu banyak disentuh, Tuan Artemis. Saya sudah memberikan salepnya pagi ini.""Iya, aku tahu tapi...."Lebam bekas pukulan itu rasanya menganggu penampilanku saja! Aku tiba-tiba mendengar suara notifikasi dari komputer utama di rumahku. Ada email masuk, ternyata ini dari Dewan Keamanan. Tuan Qin selaku Ketua dari Dewan Keamanan memintaku untuk datang ke ka
Kondisi sudah dinyatakan aman oleh Dewan Keamanan. Berita itu langsung disiarkan oleh Tuan Qin, melalui layar besar yang ada di setiap sudut area. Aktifitas kembali normal, bahkan pagi ini aku menerima beberapa email dan telepon tentang penemuan barang di berbagai area."Kenapa tiba-tiba ada banyak sekali yang melaporkan penemuan barang peninggalan masa lalu?""Kita harus bagi tugas, Tuan Putri. Aku bisa ke Area J dan L. Sementara kau bisa ke Area U dan N.""Hei, lihat ini! Ada yang minta kalian datang ke area Y.""Area Y itu daerah industri bukan? Segala aktifitas produksi untuk barang kebutuhan manusia. Seharusnya tidak ada yang bertempat tinggal disana."Dova baru tersadar hal itu, lalu siapa orang yang meminta kita datang kesana? Namanya pun hanya tertulis singkat "Vanya". Menurut informasi yang dia berikan, ada beberapa barang yang ditemukannya. Kecurigaan dia masih ada barang yang tak sengaja tertimbun disana."Area Y seharusnya hanya ada robot dan mesin, Dova.""Tapi rasanya tid
"Area tempatku tinggal dulu tidak mendapat perhatian yang baik dari Tuan Presiden. Bahkan sudah banyak para pembelot berasal dari sana.""Jadi, area itu sangat berbeda dengan yang lainnya?""Ya, gelap dan sampah dimana-mana. Sebenarnya Dewan Kependudukan sudah menawarkan untuk pindah dari sana. Tapi kami tidak mau! Itu tanah kelahiran kami, kenapa harus pindah?""Hm... tapi kami memang tidak banyak mendapatkan kabar tentang Area Z.""Ya, karena untuk menutupi bahwa masih ada area tertinggal yang tak terurus sama sekali.""Tapi, kenapa kau memanggil kami? Sekalipun ada barang yang bisa kami teliti lebih lanjut."Tidak ada tanggapan dari Vanya sama sekali. Ia malah menghela napas panjang sambil memejamkan matanya."Sebelum Profesor Sanders pergi, beliau sempat menitipkan pesan padaku. Itu sebabnya aku berusaha bertahan agar terus hidup dan bertemu kalian. Sayangnya tidak ada yang namanya Dova Docovanesh diantara kalian.""Dova ada di Laboratorium Utama, dia memang tak pernah keluar. Ada
Baru saja kami membahas tentang Area Z minggu lalu di rumah Novan. Kini datang perintah langsung dari Tuan Presiden untuk menyelidiki area itu."Anda harus kesana, Tuan Artemis. Area itu bisa jadi sumber untuk mendapatkan benda masa lalu maupun dari luar dome bagi siapapun, termasuk kelompok serba hitam yang menyekap putriku dulu.""Saya tidak yakin tentang kondisi area itu, tapi....""Ada kemungkinan para pembelot mendapatkan benda apapun untuk membuat mesin besar yang meledak kemarin dari sana. Area itu penuh dengan sampah apapun termasuk logam bekas."Sejujurnya ini sama saja dengan misi bunuh diri. Aku tak tahu lagi harus berkata apa pada Tuan Presiden. Bagaimana caranya aku bisa melewati area itu tanpa perlu takut dikejar oleh Cyborg disana?"Maaf, aku lupa memberitahu sesuatu. Jangan ajak putriku kesana dan....""Ayah!""Kau mau membuat ayahmu khawatir lagi? Sudah cukup saat kau ditawan oleh kelompok serba hitam itu, putriku sayang.""Ayah jahat! Aku bukan anak kecil lagi sekaran
Aku reflek memeluk Serenada dan membuat kami berdua terjatuh lalu berguling entah kemana. Laser dari mata siberkinetik Cyborg itu sudah mengarah ke tempat dimana aku berdiri tadi. Terlambat satu detik saja mungkin aku sudah mati. Serenada nyaris berteriak tapi segera kututup mulutnya."Jangan memancing perhatiannya!""Hmph!""Lari saja! Ayo, cepat!"Aku ikut berlari di belakang Serenada. Dia sudah duluan berada didepan. Memang untuk urusan lari, sejak di sekolah dulu Serenada yang paling cepat. Aku berusaha menyusulnya."Gunakan benda yang diberikan ayahku itu! Kita tidak mungkin mengimbangi kecepatan lari Cyborg tadi."Astaga! Aku baru teringat benda itu. Ku keluarkan benda bulat yang diberikan oleh Tuan Presiden. Saat kutekan, tiba-tiba benda itu bercahaya dan menempel di telapak tangan kiriku! Seketika aku terjatuh, tapi aku tetap menyuruh Serenada berlari."Artemis!""Teruslah berlari, cari tempat aman! Aargh... kenapa dengan tanganku? Tidak...! Jangaaan!"Dalam waktu sekejap tanga