"Area tempatku tinggal dulu tidak mendapat perhatian yang baik dari Tuan Presiden. Bahkan sudah banyak para pembelot berasal dari sana.""Jadi, area itu sangat berbeda dengan yang lainnya?""Ya, gelap dan sampah dimana-mana. Sebenarnya Dewan Kependudukan sudah menawarkan untuk pindah dari sana. Tapi kami tidak mau! Itu tanah kelahiran kami, kenapa harus pindah?""Hm... tapi kami memang tidak banyak mendapatkan kabar tentang Area Z.""Ya, karena untuk menutupi bahwa masih ada area tertinggal yang tak terurus sama sekali.""Tapi, kenapa kau memanggil kami? Sekalipun ada barang yang bisa kami teliti lebih lanjut."Tidak ada tanggapan dari Vanya sama sekali. Ia malah menghela napas panjang sambil memejamkan matanya."Sebelum Profesor Sanders pergi, beliau sempat menitipkan pesan padaku. Itu sebabnya aku berusaha bertahan agar terus hidup dan bertemu kalian. Sayangnya tidak ada yang namanya Dova Docovanesh diantara kalian.""Dova ada di Laboratorium Utama, dia memang tak pernah keluar. Ada
Baru saja kami membahas tentang Area Z minggu lalu di rumah Novan. Kini datang perintah langsung dari Tuan Presiden untuk menyelidiki area itu."Anda harus kesana, Tuan Artemis. Area itu bisa jadi sumber untuk mendapatkan benda masa lalu maupun dari luar dome bagi siapapun, termasuk kelompok serba hitam yang menyekap putriku dulu.""Saya tidak yakin tentang kondisi area itu, tapi....""Ada kemungkinan para pembelot mendapatkan benda apapun untuk membuat mesin besar yang meledak kemarin dari sana. Area itu penuh dengan sampah apapun termasuk logam bekas."Sejujurnya ini sama saja dengan misi bunuh diri. Aku tak tahu lagi harus berkata apa pada Tuan Presiden. Bagaimana caranya aku bisa melewati area itu tanpa perlu takut dikejar oleh Cyborg disana?"Maaf, aku lupa memberitahu sesuatu. Jangan ajak putriku kesana dan....""Ayah!""Kau mau membuat ayahmu khawatir lagi? Sudah cukup saat kau ditawan oleh kelompok serba hitam itu, putriku sayang.""Ayah jahat! Aku bukan anak kecil lagi sekaran
Aku reflek memeluk Serenada dan membuat kami berdua terjatuh lalu berguling entah kemana. Laser dari mata siberkinetik Cyborg itu sudah mengarah ke tempat dimana aku berdiri tadi. Terlambat satu detik saja mungkin aku sudah mati. Serenada nyaris berteriak tapi segera kututup mulutnya."Jangan memancing perhatiannya!""Hmph!""Lari saja! Ayo, cepat!"Aku ikut berlari di belakang Serenada. Dia sudah duluan berada didepan. Memang untuk urusan lari, sejak di sekolah dulu Serenada yang paling cepat. Aku berusaha menyusulnya."Gunakan benda yang diberikan ayahku itu! Kita tidak mungkin mengimbangi kecepatan lari Cyborg tadi."Astaga! Aku baru teringat benda itu. Ku keluarkan benda bulat yang diberikan oleh Tuan Presiden. Saat kutekan, tiba-tiba benda itu bercahaya dan menempel di telapak tangan kiriku! Seketika aku terjatuh, tapi aku tetap menyuruh Serenada berlari."Artemis!""Teruslah berlari, cari tempat aman! Aargh... kenapa dengan tanganku? Tidak...! Jangaaan!"Dalam waktu sekejap tanga
Kurasa rumah adalah tempat ternyaman bagiku untuk beristirahat. Maksudku daripada tidur di hotel. Bebas mau bersikap seperti apa disini. W115 menyambutku, tapi aku jadi teringat akan apa yang dilakukan oleh Novan. Haruskah aku mengembalikannya ke setingan pabrik?"Selamat datang, Tuan Artemis. Mau saya buatkan minuman?""Siapkan air hangatnya saja, W115. Aku mau mandi dulu, baru setelah itu kau boleh buatkan aku kopi hitam. Gulanya sedikit saja ya!""Baik, Tuan Artemis."Sementara waktu dia sibuk dengan pekerjaannya, aku mengikuti robot itu. Sebenarnya tak tega juga mau melakukan itu. Ada banyak kenanganku bersamanya. Dia sudah seperti sahabat bagiku sejak kecil.***Jadi teringat kembali masa itu. Saat aku bosan di usia lima tahun, kalau tidak salah. Jangan kalian suruh aku mengingat soal umur. Terkadang umurku saat ini pun lupa sudah berapa tahun."Hei, Artemis! Kemarilah... aku membawakan sesuatu untukmu.""Apa?"Max si Ketua Laboratorium tiba-tiba masuk ke kamarku. Semua anak-anak
Galau rasanya saat memutuskan harus mensetting W115 kembali ke pengaturan pabrik. Setelah pertemuan dengan Novan kemarin, dia sangat memaksaku untuk melakukan hal ini. Bukannya aku tak tahu caranya, tapi sulit untuk melakukan hal ini."W115, tolong buatkan sarapan dulu. Setelah ini aku mau pergi."Maaf, kali ini aku sengaja berbohong. Kurasa dengan begini lebih mudah untuk menekan tombol power cukup lama di bagian kepala robot pribadiku itu. Tapi sesuatu hal yang tak terduga cukup membuatku terkejut."Tolong jangan lakukan itu, Tuan Artemis.""Hah? Bagaimana kau bisa...."Robot ini sadar saat aku hendak mereset ulang dirinya. Ini robot atau bukan ya? Aku akhirnya berhenti melakukan hal tadi dan membiarkan dia menyiapkan sarapan untukku."Ini sarapannya, Tuan.""Baik, duduklah bersamaku dulu. Boleh aku bertanya satu hal padamu?""Saya akan jawab selama ada didalam sistem, Tuan Artemis.""Apakah selama ini kau pernah menemukan sesuatu di malam hari?""Ya, setiap malam saya menemukan dua
Aku berjalan menyusuri lorong Laboratorium Utama. Sesekali kumainkan benda bulat dari Tuan Presiden itu. Melemparnya keatas, lalu aku tangkap cepat dengan tanganku. Beberapa pekerja yang bertemu denganku di lorong ini menyapa diriku seperti biasanya.Aku jarang sekali bertemu dengan Max setelah tidak tinggal di kamar khusus itu. Terlebih lagi setelah mendapatkan pekerjaan, aku pindah ke rumah yang sekarang kutempati bersama W115. Langkah kaki ini terhenti di satu pintu bertuliskan "Ruang Ketua Laboratorium". Tato ID di tangan kiri kutunjukkan pada sensor di samping pintu."ID diterima! Silahkan masuk!""Pssh...!"Pintu itu terbuka dan kulihat Ketua duduk di kursi sambil menyangga dagu dengan kedua tangannya. Ku tunjukkan senyum sambil sedikit membungkuk hormat padanya. Baru aku masuk dan dia mempersilahkanku untuk duduk."Kemarikan barang-barang itu, Artemis!""Baik, Ketua."Satu per satu barang itu aku keluarkan dari Dimension Pouch. Bukan barang yang teramat besar, tapi karena jumlah
Aku dan yang lainnya masih di rumah Novan. Informasi tentang dunia luar terus kita kumpulkan. Sayangnya Serenada harus pulang lebih awal. Dia mau istirahat lagi, semoga saja kondisi badannya sehat saat berangkat nanti."Hei, apa yang kau beritahu dulu padaku itu memang benar!""Soal apa, Artemis? Ada banyak hal dan tak mungkin aku mengingat semuanya!""Tentang orang-orang suruhan Tuan Presiden. Ternyata mereka selalu datang di malam hari ke rumahku. Tapi bagaimana caranya mereka bisa menembus pintu utama tanpa ID-ku?""Haah... kau ini! Jadi orang jangan terlalu polos, Artemis!"Aku dan Novan menengok ke arah Dova. Apa maksudnya dengan perkataan dia tadi? Dengan santainya, Dova menjelaskan bahwa setiap pintu rumah di dalam Dome V-Corporation memang sudah diketahui celah untuk membukanya. Ini yang menjadi sebab kenapa tidak boleh ada orang memodifikasi bentuk penguncian pada pintu rumah maupun apartemen mereka."Kau tahu darimana, Dova?""Profesor Sanders pernah memberitahuku. Jadi, mau
Sebenarnya Dova sempat khawatir tentang Serenada. Pasti Tuan Presiden akan mencari anak satu-satunya itu. Serenada pun demikian, tapi dia tahu bagaimana menghadapi ayahnya."Semoga saja robot itu bisa bertahan meniruku lebih lama.""Kau punya robot semacam itu Serenada?""Eh, entahlah! Itu sudah ada sejak aku masih kecil di kotak mainan. Ayahku sepertinya tidak tahu akan hal itu. Dulu aku sering bermain dengan robot itu. Bahkan ayahku pernah tertipu dengannya."Keluarga Tuan Presiden sepertinya bisa mendapatkan gadget aneh yang khusus untuk mereka saja. Kenapa Serenada tak pernah bercerita tentang robot semacam itu? Cara kerjanya pun Serenada harus selalu berada di dekat robot itu. Maka segala kegiatan dan caranya melakukan sesuatu akan direkam. Termasuk suaranya!Semakin lama Serenada berada didekat robot tadi, maka akan lama juga robot itu bertahan untuk menirunya. Jika sudah siap, cukup tekan tombol hijau yang ada di bagian belakang dan robot itu secara ajaib berubah mirip seperti S