Share

27. Di Antara 4 Hati

"Udahlah. Yuk! Semangat! Anak-anak lain juga nggak semangat kalau pemiliknya aja nggak semangat." Si barista menepuk lembut bahu Stanley.

'Siang nanti aku ke rumahnya Ana lagi deh!'

***

"Gimana ya anak itu? Temannya Gracia? Siapa tadi namanya. Oo ya Ananta. Aku coba telepon aja dulu deh." Nicho mengambil gawai. Mendekatkan pada telinga.

"Hallo Pak Nicho!"

"Gimana badanmu? Besok bisa masuk kerja kan?"

"Saya sudah mulai membaik pak. Tinggal istirahat lebih lama lagi. Besok sudah bisa masuk seperti biasa."

"Oke. Baiklah. Dan oh iya, Gracia tadi khawatir sama kamu. Kamu kabari dia dulu ya!"

"Oh iya Pak, Gracia. Maaf Pak. Saya akan segera mengabarinya. Terima kasih pak!

"Sama-sama."

Gawai dimatikan. Cuaca pagi ini terasa sejuk namun tidak untuk hati Ana maupun Stanley. Begitu juga dengan Nicho. Karena Gracia berulah, ia sudah terasa panas dari tadi. Berdiri di depan jendela super besar kini lumayan membuatnya tenang. Di luar sana terdapat taman kecil dengan pemandangan yang serba hijau da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status