Share

50. Lidah Kebas Karena Dia

(Gracia, maaf. Kedai lagi rame nih. Kamu boleh kesini nggak? Sekalian kamu makan juga disini.)

Stanley mengetik dengan cepat. Semenjak Nicho ada disini dari tadi, kedai menjadi lebih ramai.

(Mau nggak ya? Panas banget ini. Nanti agak lebih siang boleh kok!) Gracia membalas.

Tak ada balasan lanjutan dari Nicho.

"Biasa dia cepat balas deh. Ini benar-benar dia nggak bohong ya! Tumben siang-siang gini ramai. Nggak apa kali ya? Sesekali cewek yang samperin. Udah lama juga nggak kesana!"

(Aku kesana ya.)

Ana mengganti setelan pakaian rumahnya dengan setelan santai. Baju kaus oranye dan celana panjang berbahan kain hitam. Ia mengikat rambutnya model ekor kuda.

"Ok. Ini sudah rapi."

Ia mengambil tas selempang. Memasukkan gawai, kunci rumah, beberapa lembar uang tunai, dan tidak lupa membawa kartu-kartu.

"Ma, aku keluar ya! Mau ke tempat Stanley. Nanti pulang mau sekalian nitip beli sesuatu nggak?" Ana keluar dari kamar. Mendapati mamanya sedang a
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status