Share

59. Malam Minggu Ananta

Ana membuka matanya perlahan. Pelan-pelan ia tersadar dari tidurnya.

"Aku ternyata benar-benar ketiduran ya. Sekarang jam berapa ya?" Ana memutuskan untuk duduk di pinggir tempat tidurnya. Kakinya dibiarkan tergantung ke bawah.

"Sudah pukul tujuh malam ya!" Ana kembali membuka pesan di gawainya. "Tidak ada balasan dari Gracia. Apa aku besok langsung ke rumahnya aja?"

Dengan sekuat tenaganya, ia turun dari tempat tidurnya. Energinya seperti terkuras habis. Masalah hati dengan Stanley saja belum ada jawabannya, sekarang ditambah Gracia.

"Ini adalah sakit hati paling parah, Cia. Aku masih memilih untuk diam dengan partner kerja lainnya dibandingkan sama kamu, Cia. Kamu yang paling ngerti aku. Kamu yang selalu ada untuk aku. Kamu satu-satunya partner kerja dan sahabat yang paling mengenal aku. Kenapa bisa gini sih?" Ana berjalan mondar-mandir di kamarnya yang masih gelap. "Kamu ada ngomong apaan ke Bu Lina sih Ana? Ingat-ingat dong!"

Ia mengacak-acak rambutnya. Ia mencoba untuk menerka-ne
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status