Gitaloka, Traveloka, Gigit, Gito, Gentong, apapun namanya yang jelas aku kesel sama dia. Kesel banget. Dia udah rebut perhatian Mas Dru semenjak bertemu tadi. Demi apaan sih, hari yang awalnya indah ini jadi segabut ini? Kayaknya tadi yang punya acara aku dan Mas Dru deh. Kok jadi mereka gini? Dari rencana awal kami yang pengen makan bakso jadi ketunda karena Gitaloka itu minta ke pantai. Sumpah bete! Akhirnya, Mas Dru terpaksa cancel acara makan bakso karena pukul udah menunjukkan 9 malam. Katanya dia sungkan melanggar jam malamku.
Bodoh amat! Mana aku ingat tentang jam malamku, ayah bunda lagi di Jakarta seminggu. Lagian, Bang Ranu juga lagi di Surabaya. Besok pagi baru pulang. Maka dari itu, aku gak kepikiran tidur di rumah malam ini? Lantas aku mau kemana gitu? Jawabnya, aku mau ngajak Mas Dru piknik dadakan di mobilnya. Mungkin menunggu sunrise dimana gitu. Gak masalah tidur semalamanMataku masih terpejam, tapi suara-suara berisik itu mulai masuk ke telingaku. Sesaat kudengar gemericik hujan yang turun dari genteng menuju tanah, menyejukkan. Sepertinya, aku sedang ada dimana gitu. Perlahan kutata pikiran yang acak kadul karena kepala ini terasa sakit. Aku habis bentur apaan sih tadi? Meteor ya, sakit amat! Tunggu, kayaknya aku tadi lagi jalan sama manusia ganteng dan parasit gengges deh. Kok sekarang aku jadi ada di atas kasur, WHAT KASUR!Iyaaa, ini di atas kasur ranjang di kamar kesayanganku. Buktinya ada aroma bebungaan mawar putih yang sedang mekar manja di atas meja itu. Mekarnya juga baru tadi pagi, ingat betul kok. Jadi, sejak kapan dan gimana bisa aku berpindah tempat dari hadapan manusia ganteng menuju kamarprincesskembang gini? Jangan bilang kalau tadi aku itu pingsan! Malu-maluin aja! Pikiran kepo dan cerdasku mulai mencari tahu.
Dadakan dalam pikiran Alana tidaklah sama dengan dadakan dalam pikiran Mas Dru. Walau dia bilang piknik ini dadakan, tapi persiapannya sudah komplit plit kayak jamu pegel linu. Di jok belakang mobilnya, dia mempersiapkan makanan ringan seperti mie cup, snack, air putih, buah yang sudah dipotong-potong, jaket dan selimut tebal, kupluk imut-imut, dan lain sebagainya. Tentu saja termasuk alat salat yakni mukena untuk diriku. Entah dapat darimana itu mukena.Tak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa tempat untuk beribadah sudah disiapkan. Tempat mandi? Ada juga dan tentu lengkap dengan alat mandinya.You know, alat mandi kami jadi satu kecuali sikat gigi. Huuuuum, berasa jadi pasangan manten baru deh gini nih. Padahal status kami apaan sih, cuman teman.Just friendyang saling mendekatkan diri. Entah gimana perasaannya ke aku, jujur hatinya luar biasa rapat.
Kebanyakan pepatah bilang ada pelangi sesudah badai, atau pelangi sesudah hujan atau apalah itu. Tapi, kali ini semua berasa kebalik deh. Menurutku pagi ini lebih kepada ada badai setelah pelangi.Oh God, why?Gimana gak badai kalau pelangi indah yang terangkai sejak kemarin bersama Mas Dru bergejolak gitu aja gegara kehadiran seorang manusia. Siapakah dia, Parasit itu? Salah, parasit lenyap justru mantan yang datang. Yes, DIKA mendadak muncul di tempat indah ini pas di kalasunrisemenyapa bumi.Oh God whyyyy?Oh Tuhan, kenapa sih harus Dika? Kenapa sih harus muncul? Susah payah aku menghalangi Gita Parasit ke sini dan berhasil, malah sekarang ditemuin sama Dika. Kupikir dia udah hilang ditelan ikan paus di Samudera Atlantik sana. Kupikir dia sudah jadi penghuni Laut Pantai Selatan. Ternyata dia masih ada, hidup, dan sehat wal’afiat. Buktinya dengan percaya diri dia men
Tampaknya aku bertemu dengan seorang pejuang baru yang penuh semangat bernama Dika. Yaps, semenjak menghancurkan pagiku saat itu, Dika terus saja hadir lagi dan lagi. Dengan cara halus, dia menyusup lagi dalam kehidupanku. Sebagai contoh, kadang ada sebuket bunga mawar teronggok di depan pagar rumah dinas ayah. Kadang dikasih bonekanya juga. Disertai dengan selembar puisi berisi cinta. Hoek, pengenvomitrasanya. Antara nekat dan tekad sih dia tuh.Kuakui aku telah mati rasa padanya. Aku tak lagi mencintai Dika, bahkan berpikir untuk mencintainya pun tidak. Di hatiku sudah ada Drupada, Drupada, dan Drupada. Ya walau aku tak tahu apa definisi hubungan kami, tapi ya sudahlah. Aku telah bangkit dari Dika dan jatuh cinta pada Mas Dru. Itu sudah terbukti dan tak perlu diteliti lagi. Yakinlah sumpah! Di suatu sisi, aku dan Mas Dru makin dekat. Tapi, di sisi lain Dika makin mendekat juga. Dia belum berani menampakka
Pernah gak sih kamu menemui situasi di mana harapan tak sesuai dengan kenyataan? Sama seperti halnya pengen makan Indomieversi komplet seperti di bungkusnya, tapi malah cuma dapat mie sama micin doang. Ya gitu deh perasaanku sekarang. Pengennya interogasi Mas Dru tentang hubungannya dengan Gita Gentong, eh malah dirusak sama kedatangan manusia bernama Dika.Kedatangan Dika dengan nekat ke depan rumahku membuat seisi rumah kacau balau. Bak baru saja kena badai tropis Ayah, Bunda, Bang Ranu, dan Mas Dru dalam situasi tegang. Kecuali Mas Dru mungkin yang lebih banyak diam tanpa ekspresi. Justru Ayah dan Bunda yang terlihat penuh emosi. Ayah yang biasanya dramatis dan melankolis jadi emosi setingkat dengan bunda. Sebuah pedang panjang yang biasanya dipakai upacara masih tergenggam di tangan beliau.“Beraninya seorang kriminal datang ke rumah saya! Menemui anak
Hari ini kacau. Kenapa kacau, karena tak sesuai dengan harapanku sama sekali. Harapanku apa jadinya apa. Hasil akhirnya malah aku sekarang patah hati berat setelah mencoba mengembangkan cinta. Hingga pukul 12 malam, aku masih terjaga. Dalam air mata patah hati dan kegundahan. Bingung harus berbuat apa selain hanya bisa menangis. Jadi itu alasan ayah dan bunda begitu memagari sifatku di depan Mas Dru. Karena dia telah jadi milik orang lain yang entah siapa namanya.Serasa aku ingin membedah hati Mas Dru dan menilik apa isinya. Aku penasaran dengan tindak tanduk Mas Dru yang begitu baik padaku. Bahkan, bisa dibilang dia sangat mengistimewakanku. Dia sangat lembut, sopan, dan memperlakukanku dengan baik, bahkan berbeda dengan Gita. Alasannya pun bagus, dia bilang terbiasa memperlakukan wanita dengan baik. Namun, tidak dengan caranya pada Gita. Bisa dibilang dia membedakan perlakuan antara a
Seminggu sudah aku tak bisa menghubungi Mas Dru. Itu artinya, sudah seminggu aku termakan dalam galau akut tak berujung. Bak makan duri duren setiap hari selama seminggu. Badanku kurus entah turun berapa kilo. Wajahku bertambah 10 keriput setiap harinya. Itu semua karena aku galau. Cintaku yang bukan jodohku tak bisa dihubungi hingga detik ini.Itu artinya, 100 pertanyaanku bertambah menjadi seribu pertanyaan selama seminggu ini. intinya sama, benarkah Mas Dru sudah punya calon istri? Siapakah calon istrinya? Lalu perasaannya padaku gimana? Ituuuu saja yang jadi seliweran pikiranku selama seminggu ini. Setiap selesai beribadah aku selalu berdoa, supaya Mas Dru tiba-tiba menghubungiku gitu. Hingga seribu pertanyaan itu bisa dijawab satu-satu.“Alana, tolong antarkan makanan ini ke rumah sakit dong!” buyar bunda saat aku asyik menggalau di ruang tamu rumah dinas ayah
Balada patah cinta itu tak seenak balado telor pedas. Keduanya beda rasa dan beda bentuk, ya iyalah Lana! Hahaha, ingin rasanya aku tertawa kosong ke udara kalau ingat gimana kondisiku saat ini. Ngenes akut, jones jomblo ngenes, di antara hati yang hancur berkeping-keping. BakChitatohabis kena geprek buldoser, ya gitu deh kondisi hatiku. Gak bentuk, gak ada rasanya lagi.Semua karena satu nama, Drupada Sadika Djati. Sebenarnya dua, Gita Gentong Cacing Pita juga. Tapi aku malas mengingat itu. Kedua manusia, pasangan manis itu telah berhasil menghancurkan hati seorang Alana. Sebenarnya sudah bisa disangka sejak awal sih. Pikiran orang normal juga udah sadar kalau kedua manusia itu punya ikatan khusus. Sayangnya kemarin-kemarin aku gak normal sih, iyalah gara-gara cinta buta ya gitu.Seharusnya aku sadar kalau Mas Dru hanya memperlakukanku biasa saja. Tak ada spesialnya termasuk pembelaannya di depa