Aranjo tidak lagi ingin terkena masalah, jadi dirinya menuruti perkataan Dewi Angin dan tidak menginjakkan kaki ke kediaman utama.
Namun, tidak semua hal berjalan sesuai dengan kehendaknya. Keesokan harinya adalah hari terakhir di mana Aranjo berada di alam langit.
***
Di Kota Danzou, tepatnya di gubuk kumuh. Gemuruh petir menyambut kelahiran seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Dukun yang membantu kelahiran sangat terpukau dengan kecantikan bayi mungil itu.
“Seorang bayi perempuan, Nyonya!” ujar Dukun itu sambil membersihkan dan membungkus bayi kecil itu.
Nyonya Ji mengulurkan tangannya dan menyambut bayi yang sudah dibalut selimut lembut. Tidak masalah bayi ini perempuan ataupun laki-laki. Dirinya baru dapat hamil setelah berusia senja dan itu merupakan berkat paling indah yang diterimanya.
Nyonya Ji memeluk bayi itu, dan melihat bayinya memiliki rupa yang begitu rupawan.
“Aku akan panggilkan Tuan Ji!” Dukun itu keluar dari kamar untuk memanggil Tuan Ji.
Tuan Ji adalah seorang pria paruh baya dan berprofesi sebagai seorang petani. Pria itu berlari dan buru-buru membuka pintu kamar. Tuan Ji menghampiri Nyonya Ji dan menatap penuh sukacita ke arah bayi kecil itu.
Sepasang suami-istri itu saling berpelukan, mereka bersyukur karena Sang Dewa begitu murah hati, mempercayakan kepada mereka bayi perempuan ini."Kita akan memberi nama apa untuknya?" tanya Tuan Ji menatap Sang Istri.
Seperti mendapat bisikan, keduanya, Tuan Ji dan Nyonya Ji serentak menyebutkan satu nama.
"ARANJO!"
"ARANJO!"
Bayi cantik itu diberi nama Aranjo. Bayi itu memiliki tanda lahir di dadanya berbentuk sehelai bulu dan tanda lahir itu berwarna merah terang.
***
Di Alam Langit, Ara yang selama ini selalu tenang, tetapi tidak setelah mengetahui Aranjo di hukum. Bahkan, Dewi muda itu sudah menjalani hukumannya di dunia fana.
Ara tidak mengetahui apa yang terjadi, karena pada saat kejadian, Dewi Angin memintanya pergi mencari rumput spiritual. Ara menaruh rasa curiga, karena tempat di mana rumput spiritual itu tumbuh, berada di tempat paling jauh di alam langit.
Saat dirinya kembali, semua sudah terlambat, Aranjo telah menerima hukuman.
Ara berlari keluar dari kediaman Dewa Malam, dirinya berlari ke Aula Alam Langit.
Sosok yang ingin ditemui Ara ada di sana. Ara tidak repot-repot memberi hormat, dirinya sudah begitu merendahkan diri di Alam Langit ini demi Aranjo.
"Kaisar! Apa yang terjadi dengan Aranjo? Bukankah, Kaisar berjanji kepada Raja Iblis akan menjaga Aranjo!" Ara berseru keras.
"LANCANG!!!" teriak Kaisar Langit yang berdiri di hadapan Kaisar.
Mendengar kemarahan Kaisar Langit, membuat prajurit langit segera menghadang Ara menggunakan tombak.
Kaisar mengangkat sebelah tangannya, untuk meminta para prajurit itu mundur. Begitu juga dengan Kaisar Langit, beliau berbalik dan pergi meninggalkan Kaisar dan Ara.
"Kaisar! Aku mohon belas kasihan Kaisar! Biarkan Aranjo kembali ke Alam Langit!" Ara menumpahkan isi hatinya sambil bersujud di hadapan Sang Kaisar.
"Aranjo sudah setuju menerima hukuman! Jadi, tidak ada lagi yang dapat dilakukan!" ujar Sang Kaisar dingin, lalu berjalan keluar dari Aula.
Ara merasakan air mata membasahi wajahnya, dirinya sangat sedih. Ara yakin semua ini adalah jebakan saudarinya itu atau Dewi Angin.
Ara berlari dan menaiki begitu banyak anak tangga, untuk mencapai lubang portal.Setibanya di sana, Ara tidak lagi menemukan Aranjo. Ara sangat panik dan menghampiri Dewi penjaga portal.
"Kemana.. Kemana Dewi mengirim Aranjo?" tanya Ara dengan sangat cemas.
"Kota Danzou! Dirinya sudah terlahir menjadi manusia! Tidak perlu khawatir, Aranjo ditakdirkan untuk menyakiti perasaan para manusia yang berhati lemah yang mencintainya!" ujar Dewi itu.
"Apakah... apakah Sang Kaisar yang mengijinkan Dewi memberitahukan kepadaku tentang semua itu?" tanya Ara. Biasanya hal terkait penebusan di dunia fana sangat dirahasiakan, karena hal tersebut dapat merubah takdir Dewa atau Dewi yang menjalani penebusan.
"Kaisar berpesan, Ara dapat mengunjungi Aranjo di dunia fana, tetapi setelah Aranjo berusia 15 tahun!" jelas Dewi itu kembali.
"Mengapa?" tanya Ara penuh rasa ingin tahu."Karena setelah Aranjo berusia 15 tahun, maka ingatannya sebagai Dewi akan kembali!" jelas Dewi itu lalu menghilang, meninggalkan Ara sendiri.
Itu artinya, Kaisar membuat Aranjo akan mengingat semua penderitaan di dunia fana. Hukuman yang sangat kejam, Ara merasa takut dan memeluk diri sendiri.
Ara harus bersabar 15 hari lagi. 15 hari di Alam Langit sama dengan 15 tahun di dunia fana. Ara akan mengunjungi Aranjo setelah 15 hari.
***
"Aranjo! Aranjo!"
Teriak Nyonya Ji memanggil putri semata wayangnya.
Ha ha ha!
Aranjo tertawa bahagia, dirinya di kejar seekor angsa yang mengamuk. Aranjo mencabut bulu ekor angsa itu, dan dirinya berakhir di kejar-kejar angsa itu.
Aranjo tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Walaupun dirinya tidak dibesarkan di keluarga kaya, tetapi orang tuanya selalu memberikan yang terbaik untuk dirinya. Aranjo tumbuh menjadi gadis manja yang baik hati.
Setelah lelah, Aranjo memeluk angsa yang mengamuk dan berkata, "Maafkan aku! Aku hanya bercanda!"
Seketika angsa itu tenang dan melompat pergi meninggalkan dirinya. Aranjo tahu dirinya memiliki kemampuan merayu yang sangat ampuh. Setiap permohonan dan permintaan maafnya akan selalu dikabulkan. Aranjo, merasa dirinya sangatlah beruntung."Ada apa, Bu?" tanya Aranjo menghampiri Nyonya Ji.
"Besok ulang tahunmu yang ke 15! Cepat pergi ke kedai Nyonya Mu dan beli tepung! Ibu akan membuat kue untukmu besok!" ujar Sang Ibu.
Aranjo memeluk erat ibunya, seraya berkata, " Ibu adalah yang terbaik!"
Setelah mengecup lembut pipi ibunya, Aranjo pun berlari pergi ke kedai yang dikatakan oleh ibu.
Keluarga kecil dan sederhana, tetapi sangat hangat dan penuh perhatian. Beruntung Aranjo terlahir di keluarga ini, Aranjo dapat merasa kasih sayang dari kedua orangtuanya, batin Ara.
Ara selalu datang diam-diam untuk melihat Aranjo. Dirinya bersembunyi dibalik pohon dan melihat bagaimana Aranjo tumbuh besar. Besok Aranjo akan berusia 15 tahun dan di saat itulah, Ara akan menunjukkan diri.
Keesokan harinya, Aranjo bangun dan beraktivitas seperti biasa. Namun, hari ini Aranjo merasa kepalanya sangat berat, tetapi dirinya masih dapat menahan rasa yang mengganggu itu.Aranjo pergi ke sungai untuk mencuci pakaian. Saat tiba di tepi sungai, kepalanya tiba-tiba merasa pusing dan tubuhnya tercebur ke dalam sungai. Orang-orang yang berada di sekitar sungai panik dan meneriaki namanya.
Aranjo tercebur ke dalam sungai, air dingin seakan menggigit sekujur tubuhnya.Aranjo setengah sadar, perlahan ingatannya sebagai Dewi Alam Langit mulai kembali. Perlahan, tetapi pasti dirinya mengingat jelas, sampai saat dirinya melompat ke lubang portal.
Aranjo merasa seseorang menariknya ke permukaan air.Dirinya masih berusaha menerima ingatan yang menghampirinya bertubi-tubi.
Aranjo merasa tubuhnya di letakkan di atas rerumputan. Sinar matahari menyilaukan matanya, perlahan Aranjo menyesuaikan pandangannya, dan sosok pertama yang dilihatnya adalah Ara.
"A-ra!" bisik Aranjo tergagap.
Ara berjongkok di sampingnya dan membantunya berdiri. Banyak orang yang mengelilingi mereka, jadi mereka tidak berkata apapun.
Orang-orang pun kembali ke kegiatan masing-masing setelah memastikan dirinya baik-baik saja.
"Kamu mengingat diriku?" tanya Ara saat tinggal mereka berdua.
"Aku ingat semuanya!" ujar Aranjo dingin.
Aranjo tidak lagi peduli dengan seluruh tubuhnya yang basah kuyup. Ingatannya telah kembali, rasa benci dan marah menguasai dirinya.Aranjo menatap Ara dan bertanya, "Mengapa kamu kemari? Tidakkah hal itu akan membuat dirimu dalam masalah?""Kaisar mengijinkan aku mengunjungi dirimu! Namun, tidak bisa terlalu lama!". jelas Ara."Ka-isar...!" ujar Aranjo dan teringat kepada teman silumannya yang ternyata adalah Sang Kaisar. Selama ini, Aranjo selalu menganggap siluman itu adalah temannya, tetapi kenyataannya tidak seperti itu.Temannya itu tidak hanya tidak membelanya, tetapi juga menjatuhkan hukuman yang begitu keji."Apakah... Apakah teman yang kamu bilang membantumu keluar dari hutan kabut adalah Kaisar?" tanya Ara.Ara teringat, dulu Aranjo pernah menceritakan teman yang ditemuinya di hutan kabut. Siluman dengan rambut perak, hanya Sang Kaisar yang memiliki tampilan seperti itu di seluruh alam.Aranjo mengangguk, dan berkata, "D
"Kerajaan kalian menyerang salah satu desa pemukiman kami! Anggap saja ini balasan dan peringatan untuk Raja kalian!" jawab Sang Jenderal.Semua mata prajuritnya menatap penuh hasrat pada wanita yang ada di hadapannya. Jenderal melihat jelas hal itu dan mengerti, karena dirinya juga sangat terpengaruh akan kehadiran sosok cantik ini.Sang Jenderal melepaskan jubah miliknya dan meletakkan jubah itu di atas kepala wanita itu dan mengikatnya di bawah leher."Siapa namamu?" "Aranjo!"Aranjo, nama yang asing, tetapi enak di dengar. Jenderal tidak bisa menyerahkan wanita ini ke penjagaan prajurit, jadi dirinya yang akan menjaga wanita itu dan membawanya sebagai hadiah untuk Sang Raja.Jenderal mengangkat tubuh Aranjo dan mendudukkannya di atas kuda putih, lalu Jenderal juga naik dan duduk di belakangnya."Kita kembali!" seru Sang Jenderal kepada prajuritnya. Semua prajurit patuh dan menaiki kuda masing-masing untuk kembali ke Kerajaan Qiyang."Apakah kamu akan menyerahkan diriku kepada Raj
Aranjo mencium dalam Sang Jenderal. Tangan Aranjo yang awalnya memeluk leher pria itu berpindah ke belakang kepala Sang Jenderal. Aranjo menarik lembut rambut panjang yang terikat ke belakang kepala pria itu.Sang Jenderal dengan Aranjo yang berada dalam gendongannya, berjalan ke arah meja tadi. Lalu, mendudukkan wanita itu di atas meja. Sang Jenderal membuka kaki Aranjo dan berdiri di antara kedua kaki itu.Sang Jenderal melepaskan ciumannya, akal sehat yang tinggal sedikit kembali mengingatkan dirinya, bahwa dirinya telah berkeluarga dan wanita itu adalah hadiah untuk Raja.Aranjo merasa kehilangan saat pria itu melepas ciumannya. Perlahan Aranjo membuka mata dan menatap ke arah Jenderal yang berada tepat di hadapannya. Wajah Sang Jenderal terlihat ragu, di samping hasrat yang telah menggelora.Aranjo mendekatkan wajahnya dan dirinya kembali mengulum bibir tipis Sang Jenderal. Ciumannya tidak dibalas, pria itu hanya berdiri membeku. Aranjo tidak peduli, dir
Setelah percintaan yang begitu panas, Aranjo tertidur di dalam pelukan Ming Hao, Sang Jenderal.***Keesokan paginya, Aranjo terbangun dan mendapati dirinya sendirian di atas ranjang bulu hewan. Aranjo turun dan mengenakan pakaiannya kembali.Area intimnya terasa sedikit sakit, tetapi hal tersebut membuatnya teringat kembali permainan cinta mereka yang begitu panas.Hanya dengan memikirkannya, Aranjo sudah mulai menginginkannya kembali.Aranjo berjalan ke arah meja dan membasuh wajahnya dengan air yang sudah tersedia di dalam baskom kuningan. Lalu, mengeringkan wajahnya dengan kain yang sudah tersedia di sana. Di mana Sang Jenderal? batinnya.Jenderal Ming Hao masuk ke dalam tenda bersama dengan seorang prajurit. Aranjo tersenyum dan ingin memeluk pria itu, tetapi raut wajah Sang Jenderal sangat buruk dan hal itu membuat Aranjo mengurungkan niatnya. Apakah ada sesuatu yang terjadi?"Jenderal Ming Hao terima titah Raja!" ujar prajurit itu sam
"Buka gerbang!"Aranjo mendengar teriakan prajurit dan membuka tirai tandu untuk melihat apakah dirinya sudah tiba di Kerajaan Qiyang? Apakah Kerajaan itu sama hebatnya dengan rumor yang tersebar?Gerbang raksasa adalah hal pertama yang dilihatnya. Banyak prajurit berzirah lengkap menjaga gerbang masuk ke dalam Kerajaan Qiyang. Setiap orang yang hendak masuk di periksa dengan amat teliti.KLANGGG!!!Suara besi beradu memekakkan telinga, gerbang raksasa perlahan terbuka. Tandu di mana Aranjo duduk, kembali melaju perlahan ditarik oleh sepasang kuda hitam.Aranjo menutup tirai tandu dan membuka tirai jendela kecil di sampingnya. Aranjo terpana melihat keramaian kota ini. Semua warga terlihat berkecukupan dan begitu banyak toko-toko, yang Aranjo tidak tahu apa yang dijual di setiap toko itu.Suasana sangat berbeda dengan tempat di mana Aranjo berasal.Aranjo dibesarkan di desa kecil yang merupakan bagian dari Kerajaan Danzou. Kerajaan Danzou sendi
Raja menatap seorang wanita yang baru memasuki kamarnya. Raja terpana dengan kecantikan wanita di hadapannya itu."Tidak disangka, ternyata dirimu sama persis yang dikatakan oleh si pembawa pesan." Raja berkata sambil menghampiri Aranjo.Jantung Aranjo berdebar, saat Sang Raja menghampirinya. Raja adalah pria yang sangat tampan, usia Raja di atas Jenderal Ming Hao.Namun, kata tua tidak pantas untuk menggambarkan Sang Raja. Pria itu begitu dewasa dan matang, tatapan matanya mematikan. Pria penuh percaya diri sangatlah menarik.Postur tubuh Raja bahkan lebih tinggi dan kekar dibandingkan dengan Jenderal Ming Hao. Siapa yang menyangka, Raja yang selalu berada di singgasananya akan memiliki tampilan seperti itu. Mata seperti rubah dengan alis hitam, tulang hidung yang tinggi sedikit bengkok dan bibir tipis. Semua itu diperindah dengan pahatan wajah yang sempurna.Raja mengenakan hanfu putih sederhana dan terbuka, pria itu tidak repot mengikat pakaian
Aranjo dan Sang Raja mencapai klimaks bersamaan dan itu membuat tubuh mereka seakan meledak karena rasa nikmat yang menggetarkan jiwa.Sang Raja yang perkasa, terkulai lemas di pelukan Aranjo. Perlahan, Aranjo merasakan kekuatan sihirnya meningkat, bahkan lebih banyak dibandingkan dengan saat bercinta dengan Jenderal Ming Hao.Saat inilah, Aranjo merasa bahwa menjalani kehidupan di dunia fana dan menjalani penderitaan cinta, tidaklah buruk. Selain dapat merasakan kenikmatan bercinta, kekuatan sihirnya juga meningkat pesat.Akhirnya, Aranjo tertidur dengan wajah yang tersenyum.Satu hal yang tidak disadari Aranjo, jiwanya juga akan terikat dengan pria yang bercinta dengannya.Walau saat ini Aranjo tidak merasakan cinta terhadap kedua pria itu, tetapi perlahan dan pasti Aranjo akan mencintai kedua pria itu. Jadi, saat kedua pria itu tersakiti dan mati, Aranjo juga akan merasakan sakit yang teramat sangat di dalam hatinya.***Keesokan pagi, terse
Kabar tentang Aranjo yang masuk ke ruang kerja Sang Raja, tersebar luas di kalangan Istana. Orang-orang tidak peduli apa alasan Aranjo dapat masuk ke ruangan itu. Mereka mengatakan Aranjo keterlaluan, karena kasih sayang Sang Raja menjadikan dirinya tidak tahu batasan.Namun, tidak ada yang mampu menemui Aranjo, karena Aranjo masih tinggal di kamar Sang Raja. Ratu sendiri, sudah sangat murka dan ingin segera melihat seperti apa tampang wanita istimewa itu.Ratu tidak mengambil langkah apapun, dirinya tidak ingin mendapatkan masalah. Begitu juga harem Istana, sangat kacau dan semua selir merasa Sang Raja tidak adil.Sudah hampir satu bulan, Aranjo berada di dalam Istana Qiyang.Dirinya dimanjakan penuh oleh Sang Raja. Mereka berdua lebih sering bercinta dibandingkan berbicara, tetapi hal itu membuat mereka berdua seakan tidak terpisahkan. Sampai pada suatu hari, Raja meminta Aranjo dipindahkan ke Paviliun Selatan."Kenapa?" tanya Aranjo."Karena