Ramuan siap tepat pada tengah hari, di saat dapur mulai sibuk. Aranjo meninggalkan dapur dengan nampan berisi mangkuk ramuan. Kembali, Aranjo menyusuri koridor panjang menuju kamar tidur sang pangeran.
Saat Aranjo tiba, pintu kamar terbuka lebar dan kedua prajurit itu berlutut menghadap ke dalam. Pasti sang ratu berada di dalam kamar dan itu membuat Aranjo menghela napas. Akan sulit mempertahankan kesabaran, saat menghadapi sang ratu.
Namun, ramuan harus segera diminum oleh sang pangeran. Jadi, Aranjo menarik napas dalam dan melangkah masuk ke dalam kamar.
"Salam hormat kepada Yang Mulia Ratu," seru Aranjo dan membungkuk penuh hormat.
Ratu yang mendengar Aranjo melangkah masuk, langsung berbalik menatap ke arahnya dengan penuh murka. Aranjo dapat merasakan kemarahan sang ratu, maka dirinya tetap menunduk untuk tidak menambah masalah.
"Sungguh lancang! Siapa yang memberi dirimu izin untuk berduaan dengan pangeran?" ujar ratu
Di aula utama istana Luoyang.Pertemuan para Menteri dengan Raja sudah selesai dan semua bubar, meninggalkan sang Raja dan putera mahkota."Apakah ada masalah?" tanya sang Raja, menatap putra kebanggaannya.Wang Xue Min, putera mahkota pewaris tahta Kerajaan Luoyang. Sepanjang pertemuan, putranya itu terlihat tidak dapat berkonsentrasi. Raja yakin, ada sesuatu yang mengganggu putranya.Xue Min melangkah ke hadapan ayahnya, sang Raja. Lalu, berlutut dan berkata, "Ada yang hendak aku sampaikan, Ayah!""Katakan!" perintah sang Raja."Ayah, aku hendak membuat permohonan!" ujar Xue Min. Dirinya memutuskan untuk memohon kepada sang ayah akan wanita yang diinginkannya, yaitu Aranjo. Setelah ciuman kedua di gudang, membuat Xue Min semakin tergila-gila akan wanita itu. Setiap saat dirinya akan menginginkan wanita itu.Raja mengangguk dan berkata, "Kamu tidak pernah meminta apapun. Karena itu, apa yang kamu inginkan
Aranjo berusaha bertahan demi sisa harga dirinya. Namun, belaian lidah pria itu begitu lembut dan menggoda. Seakan-akan memohon padanya untuk bersedia membuka bibir dan menerima ciumannya.Kedua tangan Aranjo terkepal kuat, berusaha melawan dorongan hasrat yang mulai menguasainya. Tangan sang pangeran mengelus punggung Aranjo dan satu tangan lagi masih menggenggam tangannya, seakan takut Aranjo pergi meninggalkannya.Perlahan mata Aranjo mulai sayu, dengan bibir yang perlahan terbuka meyambut ciuman sang pangeran.Xue Huan terkesiap saat Aranjo menerima ciumannya. Bahkan wanita itu dengan handal menyerang bibirnya kembali. Tubuh Xue Huan bereaksi keras dan mengabaikan kenyataan bahwa wanita dalam pelukannya adalah seorang wanita suci.Kedua tangan Aranjo diletakkan pada dada bidang sang pangeran. Ciuman menggebu yang berusaha saling mengambil dan memberi kenikmatan. Seluruh tubuh Aranjo seakan terbakar, kewanitaan berdenyut nikmat. Begit
Keesokan harinya, saat langit masih gelap, Wang Xue Min beserta dengan pasukannya, berangkat menuju Kerajaan Dingxi. Pasukan utama Kerajaan Luoyang berderap menuju Dingxi yang berada di bagian Utara.Saat ini, Aranjo berada di dapur kediaman untuk merebus ramuan sang pangeran. Ini daun emas yang terakhir dimilikinya dan digunakan dalam ramuan. Ini artinya, Aranjo harus memanggil Griffin, tetapi ini belum satu minggu dari waktu perjanjian mereka. Ya, malam nanti Aranjo akan memanggil sahabatnya itu.Dapur begitu sibuk, para koki menyiapkan sarapan untuk Ratu dan putranya itu. Tidak lama, ramuan matang dan Aranjo membawanya ke kamar sang pangeran.Saat Aranjo melangkah masuk, Ratu berada di sana. Duduk dan sarapan bersama dengan putra kesayangannya itu. Aranjo meletakkan mangkuk ramuan ke atas meja dan hendak pamit dari kamar ini. Namun, langkahnya terhenti saat Ratu membuka suara."Temani Xue Huan!" perintah sang Ratu.Aranj
Pikiran Aranjo terganggu akibat perkataan Griffin. Ya, mengapa dirinya begitu patuh menjalani semua hukuman ini? Apakah, dirinya ingin menjadi sekuat Kaisar? Tidak, Aranjo tidak pernah menginginkan hal tersebut. Jadi apa alasannya? Apakah karena hukuman ini dijatuhkan oleh sang Kaisar, makanya dirinya patuh? batinnya. Buru-buru, Aranjo menggelengkan kepalanya dan mulai menyiapkan ramuan baru.Aranjo yakin, tidak lama lagi sang pangeran dapat berjalan dan itu bagus. Walaupun berusaha mengabaikan perkataan Griffin, tetapi Aranjo juga khawatir akan keselamatan Kaisar.Setelah berjam-jam berkutat di depan tungku, akhirnya ramuan itu matang. Kembali masuk ke dalam kamar sang pangeran dan meletakkan mangkuk itu di atas meja."Minumlah ramuan ini selagi hangat," ujar Aranjo."Itu ranjangmu!" ujar Xue Huan menunjuk ke sudut ruangan yang lain.Aranjo menatap ke arah yang ditunjuk sang pangeran dan cukup kagum. Ranjang yang baru itu cukup
Dimulai dengan kecupan ringan pada bagian paling atas. Kecupan ringan dan itu sudah membuat sang pangeran mengerang nikmat. Ini hal yang baru bagi Xue Huan dan betapa lancangnya wanita itu, membuat dirinya begitu terangsang.Setelah beberapa kecupan ringan, Aranjo mulai bermain dengan lidahnya. Itu membuat sang pangeran semakin memajukan pinggulnya ke arah wanita itu. Kedua tangannya mencengkram selimut yang diduduki olehnya, menahan keinginan untuk menyatukan tubuh mereka. Namun, apa yang dilakukan wanita itu membuatnya penasaran dan menginginkan lebih. Tangan Xue Huan tanpa sadar menyentuh kepala Aranjo dan mendorong lembut, meminta lebih dan lebih.Aranjo tersenyum kecil dan mulai melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Entah apa yang merasuki dirinya, semenjak menjalani hukuman ini, Aranjo cukup terkejut dengan sisi erotis yang muncul. Namun, itu juga memberikan kepuasan baginya, apalagi saat melihat pria yang dilayani begitu terpuaskan.A
Aranjo terus melangkah maju dan berhenti tepat di hadapan sosok tersebut. Aranjo menengadah menatap mata indah itu. Semua tidak lagi penting dengan sosok itu di hadapannya.Asmodus mengangkat tangannya dan membelai wajah Aranjo. Belaian itu membuat Aranjo memejamkan mata dan semakin mendekati kehangatan sosok tersebut."Hmmm, hukuman yang sulit. Dia membiarkanmu menjalani semua itu?" bisik Asmodus. Yang dimaksud dengan dia adalah sang Kaisar."Aku akan memperlakukan dirimu dengan baik dan selalu berada di sisimu. Kamu pengantinku!" janji mahluk itu."Hmmm." Aranjo mendesah. Sentuhan ini begitu memabukkan, apalagi semua janji itu, membuat dirinya merasa aman dan begitu dicintai."Namun, sebelum itu dapat terjadi, aku harus terlepas dari kurungan. Saat matahari, bulan dan bumi dalam poros sejajar, maka kamu harus menemukan pemilik pagoda itu yang masih terikat dengannya. Musnahkan pemilik itu, agar pagoda itu kembali kepadaku
Aranjo menyambut ciuman itu. Ciuman panas dan penuh gairah. Mereka tidak lagi malu-malu, tetapi berusaha saling memuaskan hasrat satu sama lain.Aranjo naik ke atas ranjang dan duduk di atas tubuh sang pangeran, dengan kedua kaki berlutut di antara tubuh pria itu. Bibir mereka masih saling bertautan dan tangan sang pangeran menyingkap rok hanfu sederhana yang dikenakan Aranjo. Menyelipkan tangannya kebalik gaun itu dan mulai membelai paha mulus milik Aranjo. Tangan Aranjo sendiri diselipkan kebalik lipatan pakaian sang pangeran, membelai dada bidang itu.Aranjo melepas bibir sang pangeran dan ciumannya membelai rahang, turun ke leher kokoh milik pria itu. Ciuman itu membuat sang pangeran mendesah nikmat. Satu tangan sang pangeran masih sibuk membelai paha kekasihnya itu dan satu tangan lagi diletakkan di belakang kepala Aranjo, mencengkeram lembut rambut indah wanita itu.Pagi hari diawali dengan percintaan yang membara. Aranjo kembali memegang
"Ingat pikirkan apa keputusanmu!" pesan Griffin kembali."Ya!" jawab Aranjo.Lalu, Griffin menghilang dan meninggalkan Aranjo sendiri, bingung. Nanti malam, dirinya akan memikirkan langkah apa yang akan diambil. Aranjo keluar dari gudang dan buru-buru menyusuri koridor, menuju dapur.Kembali, Aranjo menyiapkan ramuan dengan menggunakan tanaman herbal spiritual Alam Langit.Saat Aranjo kembali ke kamar untuk mengantarkan ramuan yang telah matang, dirinya dapat mendengar suara tawa sang Ratu dari balik pintu.Prajurit membukakan pintu dan Aranjo melangkah masuk. Setelah memberi salam kepada Ratu, Aranjo melangkah mendekati meja dan meletakkan ramuan tepat di hadapan sang pangeran. Namun, saat hendak berbalik pergi, sang pangeran menggenggam pergelangan tangan Aranjo dan menariknya cukup kuat. Tarikan itu membuat Aranjo terduduk di pangkuan sang pangeran.Aranjo terkejut dan hendak melompat turun dari pangkua