Share

BAB 60

Penulis: Cherry Whisper
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-17 19:26:10

Dengan perlahan dan hati-hati, Ren membaringkan tubuh telanjang Elena di atas ranjang yang terasa lembut di bawah kulitnya. Namun, ia tidak melepaskan pelukannya. Tubuhnya menindih sebagian tubuh Elena, menahan beratnya di atas kedua lengannya, membiarkan kulit mereka terus bersentuhan dalam kehangatan yang membakar. Tatapan matanya tak pernah lepas dari Elena, seolah ingin mengabadikan setiap ekspresi hasrat yang terpancar dari wajah wanita itu. Udara di sekitar mereka terasa panas, dipenuhi dengan aroma gairah yang tak lagi bisa disembunyikan.

Elena merasakan kelembutan sprei di bawah kulitnya yang telanjang, kontras dengan kehangatan tubuh Ren yang menindihnya sebagian. Meskipun begitu dekat, ia menyadari sepenuhnya perbedaan kondisi mereka. Ren masih terbalut pakaian, sementara dirinya benar-benar telanjang.

“Kau curang, Ren,” bisik Elena dengan nada merajuk, melihat pria itu masih berpakaian lengkap di atas tubuhnya yang telanjang. Ia mendongak, menatap mata Ren dengan senyum
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 62

    "Percayalah... jangan takut, Elena," bisik Ren lembut di kening Elena yang sedikit berkeringat, bibir pria itu mengecupnya dengan penuh kasih sayang. Ia merasakan tubuh Elena yang menegang di bawahnya dan berusaha memberikan ketenangan. "Aku akan melakukannya dengan perlahan, selembut mungkin. Percayalah padaku." Ren menatap mata Elena dalam-dalam, mata pria itu menyiratkan kejujuran yang mendalam. "Kau tahu, mungkin dalam mimpi-mimpi liar kita, kita sudah melakukan banyak hal hingga keintiman yang paling vulgar sekalipun. Tapi, menyentuhmu seperti ini, dan melakukan hubungan seksual adalah pengalaman pertama yang sesungguhnya bagiku juga, Elena. Kau adalah yang pertama bagiku untuk melakukan hal seperti ini." Dengan hati-hati, Ren mulai memposisikan penisnya di vagina Elena yang sudah basah. Ujung kepala penisnya yang besar dan keras menyentuh bibir vagina Elena, terasa begitu panas dan mengundang. Ren dengan sengaja menggesekkan kepala penisnya yang licin di se

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 61

    Ren melepaskan tautan bibirnya dari puting Elena yang memerah, meninggalkan jejak basah yang berkilauan. Tanpa jeda, kepalanya merendah terus menurun, napas pria itu terasa panas menerpa kulit perut Elena yang menegang. “Ah!” Seru Elena dengan kaget, akibat tindakan pria itu. Tangan Ren telah membuka lebar kedua paha Elena yang gemetar, memperlihatkan dengan lebih jelas lubang basah miliknya yang sudah berdenyut tak sabar. Lubang vagina Elena terbuka dan tertutup dengan cairan menetes yang keluar dari lubang sempit itu. Mata Ren menggelap oleh hasrat saat ia menatap keindahan yang tersembunyi itu. Elena menutup wajahnya malu, karena dilihat begitu intens oleh Ren. “Cukup melihatnya.” “Sial, kau lebih basah dari sebelumnya,” setelah mengatakan kata-kata cabul tersebut pria itu langsung membenamkan wajahnya di antara lipatan-lipatan lembut yang sudah basah oleh cairan kenikmatan miliknya. Elena menggeliat di bawah sentuh

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 60

    Dengan perlahan dan hati-hati, Ren membaringkan tubuh telanjang Elena di atas ranjang yang terasa lembut di bawah kulitnya. Namun, ia tidak melepaskan pelukannya. Tubuhnya menindih sebagian tubuh Elena, menahan beratnya di atas kedua lengannya, membiarkan kulit mereka terus bersentuhan dalam kehangatan yang membakar. Tatapan matanya tak pernah lepas dari Elena, seolah ingin mengabadikan setiap ekspresi hasrat yang terpancar dari wajah wanita itu. Udara di sekitar mereka terasa panas, dipenuhi dengan aroma gairah yang tak lagi bisa disembunyikan. Elena merasakan kelembutan sprei di bawah kulitnya yang telanjang, kontras dengan kehangatan tubuh Ren yang menindihnya sebagian. Meskipun begitu dekat, ia menyadari sepenuhnya perbedaan kondisi mereka. Ren masih terbalut pakaian, sementara dirinya benar-benar telanjang. “Kau curang, Ren,” bisik Elena dengan nada merajuk, melihat pria itu masih berpakaian lengkap di atas tubuhnya yang telanjang. Ia mendongak, menatap mata Ren dengan senyum

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 59

    Saat tali pakaian dalam Elena meluncur melewati bahunya, diikuti oleh tali satunya, kain lembut itu jatuh dengan lambat, mengungkapkan kulitnya yang kini sepenuhnya telanjang dari pinggang ke atas. Cahaya remang-remang ruangan seolah menari di atas lekuk tubuhnya yang halus, menciptakan bayangan yang menggoda dan semakin membakar hasrat Ren. Elena hanya bisa menahan napas, merasakan sensasi dingin udara menyentuh kulitnya yang kini terasa begitu sensitif, bercampur dengan kehangatan napas Ren di belakangnya. Ren mengulurkan tangannya, menyentuh lembut kulit punggung Elena yang terbuka. Jemarinya yang panjang dan hangat menyusuri tulang belakangnya, menciptakan jejak menggelitik yang membuatnya sedikit menggeliat. Kemudian, tangannya bergerak ke samping, merengkuh pinggangnya yang ramping, menariknya semakin merapat hingga tubuh mereka bersentuhan sepenuhnya dari belakang. Elena bisa merasakan panas tubuh Ren menembus tipis kain celana dalamnya, mengirimkan gelombang kejutan yang memb

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 58

    “Ugh...nngh...” Terjebak di antara tubuh Ren yang keras dan tak kenal ampun, Elena hanya bisa merespons dengan erangan tertahan yang keluar dari mulutnya. Serangan bibir pria itu bagai badai yang tak memberi jeda, bahkan untuk sekadar menarik napas. Setiap isapan kuat dari bibir Ren terasa seperti sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuh Elena, membuatnya limbung dan kehilangan kendali. Bibirnya terasa semakin membengkak dan berdenyut nyeri, namun anehnya, rasa sakit itu bercampur dengan gelombang kenikmatan yang membingungkan. Lidahnya terasa kaku dan kelu akibat sedotan ganas Ren yang tak henti-hentinya menjelajahi setiap sudut dan celah di dalam mulutnya. Ren benar-benar menguasai dan mengeksplorasi rongga mulut Elena dengan kejam namun memabukkan, seolah ingin mengambil setiap inci napas dan esensinya. Slruuup! Cup! Suara decapan basah yang panas, perpaduan antara ludah dan napas mereka yang bertautan, memenuhi udara di sekitar mereka seperti mantra erotis yang sem

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 57

    Bibir Ren yang awalnya menyentuh lembut, kini melumat ganas bibir Elena. Kepalanya miring, lidahnya menerobos masuk lebih dalam, menjamah setiap sudut mulut Elena dengan gerakan menghisap dan membelit yang rakus. Sesekali gigitan nakal di bibir bawah Elena menambah liar ciuman itu. Lidah Ren menjelajahi seluruh interior mulut Elena, membuatnya kehilangan kendali. Napas Elena tersengal, seolah ikut dihisap habis oleh ciuman Ren yang mendominasi. Jemarinya mencengkeram kuat lengan pria itu, satu-satunya yang bisa ia pegang di tengah badai sensasi yang menyerbunya. Tanpa melepaskan pagutan bibir mereka yang basah, Ren terus menciuminya sambil menaiki tangga. Ciuman itu adalah satu-satunya fokus mereka. Elena mencoba menarik kepalanya sedikit, mencari udara yang terasa begitu langka. “Ngh… Ren… tunggu… ini tangga…” desahnya di sela bibir mereka yang bertaut. Tanpa mengindahkan permintaannya, Ren tiba-tiba mengangkat tubuh Elena, menggendongnya erat. “Aaakh!” pekik Elena tertahan, ter

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 56

    Elena menyadari bahwa Ren terus menatapnya sejak mereka mulai berdansa. Tatapan itu bukan sekadar pandangan biasa—ada sesuatu yang dalam, seperti seseorang yang berusaha menyimpan setiap detik dalam ingatannya. Dengan sedikit canggung, Elena mengangkat alis dan tersenyum kecil. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya pelan, nyaris berbisik di tengah alunan musik. Ren masih tak memalingkan wajah, seolah tak ingin kehilangan momen itu. “Aku hanya...” Ia menghela napas ringan, mencoba merangkai kata. “Aku masih takjub kita benar-benar bertemu di dunia nyata. Dan sekarang, aku hanya ingin terus melihat wajah cantikmu ini… karena seringkali, saat terbangun dari mimpi, aku lupa seperti apa wajahmu.” Elena terkekeh pelan, meski pipi dan telinganya mulai memerah. “Berhenti… kau membuatku malu,” katanya sambil menunduk sedikit. Ren tersenyum, lalu bertanya, “Aku penasaran… saat pertama kali kita bertatapan, apa kau langsung mengenaliku?” Elena menatapnya sebentar, lalu menggeleng pel

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 55

    Elena mengganti pakaiannya dengan sesuatu yang lebih nyaman, memakai dress kasual, supaya terlihat lebih rapi walaupun ini hanya makan malam di rumah. Setelah menyisir rambutnya dengan cepat, Elena menuju dapur dan membuka kulkas. Pie yang tadi pagi ia buat masih tertata rapi dalam loyang, bagian atasnya berwarna keemasan dan menggoda. Ia mengangkat loyang itu dengan hati-hati, lalu membungkusnya dengan plastik wrap. Tangannya berhenti sejenak di atas pie itu, memikirkan betapa aneh dan ajaibnya malam ini terasa. Seperti sesuatu yang tak pernah ia rencanakan, tapi kini sangat ia syukuri. Saat ia melangkah keluar dan melewati beberapa tangga kecil menuju ke rumah Ren, pintu depan sudah terbuka sedikit, untuk memudahkan Elena masuk. Dari dalam, aroma bawang putih dan rosemary menyeruak ke udara. Ia bisa mendengar bunyi halus dari panci yang dipanaskan, dan suara musik jazz lembut mengalun dari speaker kecil di sudut ruangan. Ren muncul di ambang pintu, mengenakan celemek sederhana de

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 54

    Sejak kejadian ciuman semalam, Elena tak bisa memejamkan mata dengan tenang. Meskipun tubuhnya lelah, pikirannya terus berputar, memutar ulang setiap detik momen itu, tatapan mata Ren, bisikannya yang lembut, dan sentuhan bibir mereka yang masih terasa nyata di kulitnya. Jantungnya berdebar kencang semalaman, bukan karena rasa takut, tetapi karena gelombang emosi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Kini, di tempat kerja, rasa kantuk dan kelelahan mulai mengambil alih. Kelopak matanya terasa berat, dan kepalanya sedikit pening karena kurang tidur. Ia mencoba tetap fokus pada pekerjaannya. “Miss Hadley?” Suara seorang pria terdengar dari arah belakang, memanggilnya dengan nada sopan namun cukup tegas untuk menarik perhatian. “Ya?” Elena refleks menoleh, alisnya sedikit terangkat karena tidak mengenali suara itu. Di hadapannya berdiri seorang pria muda dengan wajah serius namun ramah. Dari pakaian outer putih yang dikenakannya, Elena langsung menyimpulkan bahwa pria itu ber

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status