Emely diam dalam gendongan pria sombong itu, sembari menahan ringisannya ketika luka yang semakin menyakitkan ini. Dirinya enteng saja dibawa oleh Aralt karena ia tidak perlu repot menuju tabib yang ia dengar kalau tidak salah.
"Wangimu semakin menjadi mate, aku menyukainya." Alpha itu semakin girang, apalagi wanita yang dia gendong tidak memberontak.
"Aralt, kenapa aku tak merasakan jika dirimu adalah mate-ku?" tanya Emely, masih heran dengan apa yang melandanya. Bertemu dengan pria konyol dan dibawa ke pack-nya sendiri, bukannya ini yang dia harapkan? Yah ... Emely senang akan kehidupan baru di Canavaro, juga bersama orang-orang baru yang semoga saja menerima kehadirannya.
Tak lama, Emely dibawa suatu ruangan yang begitu mewah, padahal dia tahu jika ruangan ini hanyalah tempat berobat, dan dia berpikir bahwa Aralt kemungkinan orang yang tidak pilih-pilih untuk memikirkan sebuah desain, baik siapa pun orangnya, jika dia mampu, mengapa tidak?
"Baiklah. Sekarang, diamlah dengan tenang dan biarkan tabib mengobati lukamu, okey?"
"Terima kasih."
"Tidak perlu berterima kasih, aku selalu memerhatikanmu," balasnya lembut, tapi Emely tidak luluh dengan begitu mudahnya, ia tidak mungkin percaya ketika dirinya tak merasakan apa pun dari dalam diri si alpha ini, yang mengaku sebagai mate-nya.
"Aku baru melihatnya, alpha. Siapa dia?" tanya wanita yang sedang membawa ramuan yang berbentuk layaknya jelli lalu mengusapnya ke lengan Emely. Emely tak merasa sakit, malah sensasi sejuk menerpa kulitnya, dan beberapa detik, luka tersebut menjadi hilang dengan kulit yang kembali semula beserta kemulusannya.
"Dia kutemukan di hutan saat aku berburu, dan tak sengaja ... dia terkena oleh anak panahku ketika aku membusur sembarang arah," jawab Aralt. Fasha yang mendengar itu, langsung menyubit lengan pria itu dan mengatakan, "Sudah berapa kali kuperingatkan, untuk tidak mengulangi hal itu, Aralt? Seperti inilah resikonya, bagaimana jika anak panahmu membuatnya meninggal?" Aralt terkesiap dan merasa bersalah penuh. "Ma-maaf, Bi, sungguh ... aku tidak tahu jika ini akan terjadi, dan, aku minta maaf Emely, aku takkan mengulanginya."
"Huft, ke mana keangkuhanmu alpha? Kenapa menjadi sedih seperti ini? Padahal aku telah memaafkanmu tanpa harus kau ucapkan kalimat itu," tanya Emely dan Aralt menggeleng, karena kata maaf tidak cukup untuk menggantikan rasa sakit itu.
"Dia memang anak yang angkuh dan jahil, kurangilah kedua sifatmu itu, Nak. Bahkan bibi sendiri pun jadi korban kejahilanmu," ucap Fasha dan Aralt tertawa membayangkan hal itu. Kemudian, si tabib yang mengobati Emely tadi, memberikan obat tersebut, dan mengatakan, "Obat ini sangat ampuh menyembuhkan luka kecil maupun parah dalam sekejap, kecuali luka yang diberikan oleh sebuah ilmu sihir, kemungkinan akan sedikit lama untuk bereaksi."
"Terima kasih, kujaga selalu obat ini."
The Red Moon Pack, sang beta yang bernama Glourius mengumumkan pesan lunanya bahwa ialah yang menjadi alpha di kerajaan tersebut.
"Mungkin ini berita yang mengejutkan, kemungkinan pula banyak yang tidak setuju jika aku menduduki tahta tersebut. Namun, aku tak bisa melanggar perintah luna dan aku tetap mengabdi padanya, walau ia telah kembali ke sini dan akan kuserahkan jabatan ini, ke dirinya lagi," ujar sang beta, menunjukkan wajah yang sedih, seluruh rakyat dari pack tersebut awalnya tidak percaya, tapi mendengar perkataan Glourius dan pandangan matanya, mereka menemukan bahwa dia sangat tulus.
Tak ada penerus alpha, kejadian 6 tahun yang lalu ketika nyawa dari mate Emely harus terenggut oleh beratnya sakit yang ia derita karena tak sengaja tergores oleh ranting yang beracun pada saat berburu. Seluruh kawanan pack, berinisiatif untuk menolong alpha, tapi sangat disayangkan, tiada yang berhasil menyelamatkan pria tersebut sehingga membuat sang luna begitu terpukul. Ketika mendengar perkataan Emely untuk pergi dari sini, Glourius sangat sedih, dan dia pun tak mungkin melarang, karena maksud dari kepergian lunanya, agar dapat melupakan perasaan itu atau berusaha untuk menyembuhkannya agar ia dapat kembali ke tempat ini dengan perasaan yang tenang.
"Kuperintahkan, tak ada yang protes, jika ada ... silakan naik ke sini dan paparkan pendapatmu, maka di detik itu pula, aku menandai kalian sebagai orang yang membangkangi perintah Luna Emely. Sekali lagi diriku bertanya, ada yang tidak setuju dengan keputusan ini?"
Tak ada sahutan atau cuitan sedikit pun, semuanya tampak menerima, bahkan melayangkan sebuah tepukan yang gemuruh untuk pemimpin baru The Red Moon Pack. Semua rakyat berharap, walau di keadaan genting sedang mengintai, semoga Glourius dapat mengembalikan kekuatan dari pack agar tak mendapatkan banyak ancaman lagi setelah alpha sebelumnya tiada.
Canavaro Pack. Aralt menawarkan Emely untuk tidur di kamarnya, dan kalian sudah tahu pasti bahwa apa maksud di balik penawaran itu. Emely memicingkan mata dan menatap pria di sampingnya dengan jengkel, "Maaf, aku tidak mau tidur denganmu, Aralt. Sebelum aku benar-benar merasakan jika kamu ini adalah mate-ku," ucapnya, ia tidak ingin jatuh dalam pelukan pria itu dengan hubungan yang kepastiannya berkisaran 30%. Aralt mendapatkan jawaban itu, langsung cemberut dan berkacak pinggang. "Lalu, bagaimana dengan dia? Dia terus meraung-raung kecewa atas penolakanmu, Emely. Tidakkah kau kasihan dengannya?"
Emely tidak akan bertanya, siapa yang Aralt maksudkan itu, tentu dirinya tahu jika dia adalah serigala Aralt, ia mengembuskan napas lalu membalas, "ujarkan maaf dariku padanya, karena aku belum bisa, bukan berarti tidak bisa, oke? Karena aku ingin semuanya jelas." Emely takut, takut jika yang sebenarnya, dia bukan mate dari pria itu, melainkan hanya sekilas perasaan saja karena sudah lama ia terus menyendiri yang tentunya merindukan bahkan membutuhkan sosok mate di sampingnya, apalagi dia seorang alpha.
"Huft, baiklah, aku akan terus bersabar dan terus membujuknya agar tidak cemberut berlama-lama, karena kau tidak tahu jika dia adalah serigala yang dingin dan sulit sekali berbicara denganku, kecuali dengan kata ya dan hm sebagai responnya," balas Aralt kemudian beranjak meninggalkan Emely yang langsung berteriak, "Hei, mau ke mana? Aku belum tahu di mana diriku akan tidur."
Aralt menjitak dahi, kenapa dia bisa lupa akan hal ini? Ia berbalik dan menatap Emely dengan wajah cengengesan. "Maafkan aku." Ia pun tertawa setelahnya ketika melihat Emely mendengus.
"Huft, dasar tidak peka, jika dirimu tetap melangkah menjauh, aku akan pergi dari sini," balas Emely, tapi menggumam. Namun, Aralt mendengarnya dan dia langsung menyanggah ucapan wanita itu.
"Tidak boleh, kau akan tetap di sini bersamaku, dan membuat penerus yang banyak dan lucu nan menggemaskan."
"Pikiranmu terlalu jauh alpha sombong!"
"Cukup jauh, sehingga aku akan membawamu ke duniaku yang jauh itu, dan kita akan hidup bersama selalu," balasnya dan Emely cukup terhibur mendengar ucapan pria itu.
"Jika benar aku takdirmu, dengan senang hati aku akan selalu mengikutimu, Alpha."
"Tentu sayangku."
"Heuft, mulai lagi."
"Ha ha ha."
Setelah mengantar Emely ke kamarnya, Aralt pun kembali ke kamarnya sendiri dan terus berpikir, mengapa Emely tak merasakan dirinya? Padahal Jason-Wolf Aralt-terus berteriak mate, ketika melihat Emely saat di hutan.
Jason, Emely belum merasakan mate dalam diri kita? Kenapa bisa?
Hm, tidak tau.
Kita lihat saja nanti.
Ya.
Mind link pun diputuskan oleh Aralt, dia membuka pakaian atasnya kemudian merebahkan diri di ranjang karena ingin cepat-cepat tidur lalu bertemu dengan Emely esok hari.
Dalam kamar mandi, Emely melepas pakaiannya, dan dia hanya mengenakan pakaian dalam, ia berniat untuk membersihkan diri dengan air hangat, tapi, mendengar sesuatu di luar sana, ia pun mengurungkan niat dengan kening yang mengerut karena penasaran dan ingin melihat, ada apa di sana?
Pintu ia buka dengan pelan-pelan dan melihat keadaan di luar yang ternyata tidak ada siapa pun."Hanya perasaanku saja." Saat ia ingin menutup pintu, pintu terbuka begitu saja dan ia terkejut seketika. "Kenapa ini? Pintu berasa ditarik keras, ada orang?" tanyanya dengan gumaman."Hm." Tengkuknya terasa dingin, samar-samar ia mendengar bisikan tersebut, saat dia berbalik, tak ada siapa pun, Emely merinding jadinya."Apakah hantu? Tapi ... masa hantu ada di sini?"Emely menggeleng berulangkali, menghapus segala pikiran buruknya atau ia tidak dapat mandi hangat malam ini.Badannya terasa bersih tak lengket, serta segar dengan pikiran yang rileks. Dirinya berganti pakaian kemudian berbaring di ranjang yang begitu luas, Emely perkirakan, empat orang pun muat dengan bebas untuk bergerak di sini."Kamar ini jauh lebih megah daripada kamarku di Red Moon Pack," ucapnya kemudian
"Maaf, bukan peraturan aneh, tapi pack kami memang terkenal akan rasa penyayangnya, jadi ... tidak ada ego saat memandang kasta, baik siapa pun itu, selama rasa hormat masih dijunjung," balas Emely, tak terima jika peraturan pack-nya direndahkan."Apa posisimu di pack itu, hm?""Aku seorang luna, tapi tidak lagi setelah meninggalkannya karena aku menyerahkan status alpha ke beta-ku," jawab Emely, raut wajahnya berubah sedih karena mengingat Glourius harus menanggung beban seorang diri.Maafkan aku, kumohon ... jika aku kembali di pack, tolong terima diriku dengan baik.Aralt seketika berpikir, menimbang-nimbang peraturan pack milik Emely yang terbilang menarik, sementara Reinard, dia cukup terkejut ketika mengetahui orang asing ini merupakan luna di pack-nya, tapi itu tiada arti ketika dia telah melepasnya."Luna atau apa pun itu, aku tak peduli, aneh tetap aneh."
Aralt Canavaro, pria yang telah kesepian ketika ia masih kecil-berumur tiga tahun-Fasha, wanita itu dipercaya oleh orang tua Aralt untuk menjaganya karena mereka harus pergi suatu tempat. Seiring tumbuh kembangnya anak tersebut, Fashalah yang memberinya kasih sayang dan terus menunggu kepulangan alpha dan lunanya. Namun, sampai sekarang, tak ada kabar baik maupun buruk yang diterima, bahkan orang-orang telah menganggap orang tua Aralt telah meninggal, sementara Fasha, terus mengatakan tidak dan memberitahu pria itu bahwa mereka akan kembali.Sewaktu Aralt berumur 17 tahun, pria itu dinobatkan sebagai alpha, bukan apanya ... walau terbilang begitu muda, Canavaro jelas membutuhkan alpha, maka terpaksalah Aralt menjadi pemimpin di pack tersebut. Dia tahu diri bahwa di umurnya seperti ini, ia belum cukup kuat ketika terjadi peperangan, tetapi Aralt terus bersyukur jika pack-nya sampai saat ini sudah tenang dan menjadi salah satu pack terkuat. Di umurnya yan
"Terima kasih, Bi. Aku menyayangimu." Ia memeluk Fasha dan wanita tua yang dipeluknya juga membalas dengan lembut.Emely pun keluar dari istana, mencari keberadaan Aralt yang tak ada di rumah tersebut. Ketika ia mencari-cari, banyak pasang mata yang memandanginya begitu lekat, ia sendiri menggaruk kepala karena terheran, apakah ada sesuatu yang salah dalam dirinya? Ataukah penampilannya aneh setelah memakai pakaian Bibi Fasha? Tidak dan tidak sama sekali! Karena pakaian Bibi Fasha adalah pakaian yang paling nyaman dipakainya dari semua pakaian yang ia coba, dan juga, pakaian Bibi Fasha seperti daster yang memiliki kain dingin.Yang membuatnya menjadi pusat perhatian adalah, pakaian yang ia pakai membuatnya terlihat imut, sekaligus seksi dikarenakan area di atas dadanya, terekspos begitu saja, apalagi dengan kulit putih dan mulus itu."Permisi, Nona. Apa Anda melihat Alpha Aralt di sekitaran sini? Atau Anda pernah meliha
"Pegang yang erat.""Eum, apakah tidak sakit kalau aku menarik bulumu ini?""Tidak, mate." Emely mengangguk mendengarnya kemudian berpegang erat, tak menarik bulu Jason, melainkan memeluk leher serigala tersebut sembari menikmati sisiran bulunya yang hangat.Sesampainya di Canavaro Pack, Jason memilih masuk ke kamarnya dulu karena tentu dia akan telanjang jika berganti shift di hadapan Emely, sebenarnya tidak masalah juga di depan mate-nya, hanya saja ... dia tidak ingin orang lain menikmati kegagahan tubuhnya selain Emely seorang.Fasha, dia memeluk Emely dengan erat dan terus bertanya mengenai keadaan wanita tersebut. "Astaga, Nak. Kamu buat Bibi khawatir, dari mana aja? Dan kamu gak apa-apa, kan?""Aku baik-baik saja, Bi. Walau sempat diriku ketakutan ketika tersesat di tengah hutan, untunglah Aralt segera datang dengan wujud serigalanya."Fasha
Iblis dalam dunia immortal, sering disebut demon, kekuatan mereka sangat besar dan beruntung Aralt dapat mengalahkannya ketika musuh tersebut sedang lengah karena menyombongkan diri."Kenapa kalian bisa bertarung?""Aku sedang berburu, dan dia menginginkan buruanku, tentu aku tidak mau, kebetulan pula dia bersama dengan temannya yang merupakan penyihir dan aku pun beruntung jika Reinard pun menemaniku di saat itu, lalu ... terjadilah sebuah pertengkaran yang hampir berakibat fatal pada diriku dan juga Reinard," jawab Aralt.Emely pun mengangguk, tangannya yang masih setia meraba perut Aralt, kini beralih ke dagu pria tersebut sembari mengusap-usapnya. "Hm, di dagumu ada sedikit rambut, ini menggelikan, tapi aku suka," kikiknya kemudian. Aralt terkekeh pelan, memejamkan mata sambil menikmati usapan mate-nya yang sangat lembut."Aralt, aku ingin tidur bersamamu," ucap Emely. Mata Aral
"Baiklah, cukup pembicaraannya Alpha Aralt dan King Sean. Silakan duduk."Setelah keduanya duduk. Hadley pun mengumumkan, "Kerja sama antara kedua pack dengan wilyah red blood dari kerajaan vampire, telah diresmikan."Berbagai jamuan telah disiapkan secara khusus, terutama kepada King Hadley bersama anggotanya yang disediakan darah sebagai pelega mereka."Bagaimana King Sean?""Terima kasih, Alpha Hadley, darah ini sangat segar, kami menyukainya," jawab pria itu, menjilat sisa-sisa darah yang masih melekat pada bibirnya. Reinard yang melihat moment tersebut, berusaha menahan kerutan dari keningnya agar kaum mereka tidak tersinggung.Berbicara mengenai perbincangan mereka, semuanya membahas mengenai belahan jiwa, tentu Aralt hanya terkekeh saja apalagi mengingat mate-nya yang begitu menggemaskan di pack."Bagaimana dengan Anda Alpha Aralt? Anda sudah menemukan
"Eum, kenapa mereka terus melihatku?""Kau tak sadar jika pakaianmu mengundang tatapan mereka yang siap menjelajahi keseksianmu sayang, lain kali, tidak usah memakai pakaian Bibi Fasha karena aku sendiri yang akan membelikanmu pakaian dan memasanginya.""Hei, enak saja. Lakukan jika kau ingin sesuatu yang buruk terjadi.""Sesuatu yang buruk? Ayolah sayang, jangan terlalu jahat kepada pria tampanmu ini, karena aku tak ingin tahu bahwa dirimu harus ke istana sekarang dan mengganti pakaian, mengerti?""Aralt, aku nyaman dengan pakaian ini, aku bebas bergerak dan selalu merasa dingin," balas Emely."Pakai saja jika kau berada di kamarku, tapi untuk keluar, aku jelas melarangmu sayang.""Ish, pokoknya tidak mau!""Harus, kalau tidak maka aku akan mengganti pakaianmu langsung, mau?""Tentu tidak.""Maka dari itu, menurutlah."