Share

2. Malam minggu

Malam minggu, kebetulan Mita ada janji untuk bertemu teman. Bukan cowok tapi cewek, yaitu Bianca. Temannya inilah yang akan membantu keberlangsungan riwayat pekerjaan.

Tanpa lelah Mita selalu bertanya tentang lowongan pekerjaan dengan Bianca. Kebetulan Bianca adalah staff HRD di perusahan yang cukup besar dan dia banyak kenalan serta koneksi yang mumpuni untuk mengetahui lowongan pekerjaan apa saja yang sedang di cari. Tapi memang dasarnya nasib Mita nggak mujur, jadi setiap kali Bianca memberi tau ada lowongan pekerjaan pasti ujung-ujung nggak berhasil.

Padahal Bianca sudah memberikan tips dan trik bagaimana membuat cv yang menarik perhatian perusahan.

Tetap saja.

Namun sebagai teman yang merasa punya hutang budi, Bianca tanpa lelah tetap membantu Mita sampai dapat pekerjaan, itu janjinya.

Dan sekarang Mita sedang memantaskan diri, memperhatikan dirinya di depan cermin, guna melihat apakah sudah rapi atau belum.

Karena Bianca akan memperkenalkan Mita dengan pacarnya yang bekerja di perusahaan elit berprofesi sebagai sekretaris CEO. Jelas berpenampilan rapih, sopan dan menarik perlu untuk memberikan kesan yang baik.

Tapi karena pertemuannya di luar kantor dan hari sabtu malam minggu, jadi Mita hanya memakai kemeja oversize bergaris yang dia masukkan ke celana jeans boyfriend. Menggunakan jelly shoes untuk menutupi ujung kakinya dan tas selempang kecil. Santai tapi sopan.

Dia kembali mematut dirinya di cermin. Melihat kedalam matanya yang sipit disana. Mita menghela nafas. Kali ini harus berhasil. Dia harus mendapat pekerjaan.

Harus!

"Mau kemana, Mbak?" Pertanyaan sopan menegur Mita ketika dia akan melewati ruang tengah.

Disana ada Bapak, Ibu dan Hansel yang sedang menonton acara TV. Yang tadi bertanya adalah Bapak.

Karena mendapat lirikan tajam dari Ibu Sri, Mita berdehem. Dia harus memberikan kabar baik lebih dulu walau hasilnya nanti nggak tau bagaimana.

"Mau ketemu Bianca Pak, katanya dia ada lowongan pekerjaan dan aku mau dikenalkan ke pacarnya yang kebetulan lagi cari pekerja."

"Asik, lo mau kerja Mbak?" Hansel menyahut.

Mita menampilkan senyum manisnya. Dan otomatis matanya semakin menyipit. "Do'ain geh ..." katanya.

Remaja laki-laki macho itu langsung menengadahkan kedua telapak tangannya tanda berdo'a. "Amin ..."

Dasar, kelakuan. Hansel dan Mita memang sebelas, dua belas. Gesreknya sering mirip.

Kemudian Mita menghampiri Ibu dan Bapak. Meminta restu agar pertemuan kali ini diperlancar dan menghasilkan kabar baik.

Sebengal-bengalnya Mita, dia masih percaya bahwa do'a orang tua adalah do'a yang terbaik bagi anaknya. Dulu ketika semasa kuliah dan sekolah, selain karna kerja kerasnya, berkat do'a ibu bapak juga Mita bisa wisuda dengan gelar cumlaude.

Hah, malam ini bersemangat sekali rasanya.

Mita mulai memakai helm bogo minions miliknya dan mulai menunggangi motor scoopy fi sporty keluaran tahun 2015. Lumayan lama dan sudah sering ngambek juga. Tapi bagaimanapun berkat motor itulah Mita berhasil wisuda dan mendapat gelar sarjana.

Dia berjanji jika sudah bisa mengumpulkan uang sendiri, dia akan membeli motor baru. Untuk sementara, pakai yang ada dulu.

Baiklah, dengan mengucap bismillah Mita menarik handle gas motor keluar dari halaman rumah sederhana di komplek Green Garden, Cilincing, Jakarta Utara.

Nampaknya malam minggu pertama di bulan Mei ini begitu cerah. Atau hanya perasaan Mita saja yang sedang berapi-api.

Gadis bermata sipit itu pun membuka kaca helm bogonya. Membiarkan angin malam menerpa wajah yang berkilau cerah.

Senyumnya terbit lebar. Dan Mita berteriak kencang diiringi laju motor yang semakin kencang. Hatinya sedang gembira, berharap jika hasilnya tidak zonk.

***

"Kenalin Mit, ini Kak Billy yang sering aku ceritain ke kamu."

Mita tersenyum ramah, mengulurkan tangannya terlebih dahulu ke hadapan pria dewasa dengan rambut klimisnya. Ia memakai kemeja kotak lengan panjang yang digulung dengan bawahan celana bahan. Terlihat sekali jika pria itu pekerja kantoran yang terpandang.

Sekretaris CEO, tentu profesi yang nggak bisa diremehkan.

"Halo kak, saya Mita temannya Bianca semasa SMA dan kuliah." Mita mendongak untuk menatap mata lawan bicaranya.

Tinggi banget. Mita hanya sebatas lengan pria itu dan Bianca lebih dibawahnya sedikit.

Sedangkan itu Billy menampilkan senyum manisnya. Pria maskulin itu menjabat tangan Mita dengan formal. "Hai Mita, saya Billy, akhirnya bisa ketemu, Bianca banyak cerita soal kamu."

Gadis sipit itu langsung melirik pada gadis berpenampilan feminim dengan dress bunga-bunganya. Tentang apa yang sudah diceritakan temannya itu. Apa soal dia yang cerewet minta lowongan pekerjaan atau tentang dirinya yang menyedihkan jadi pengangguran.

"Bianca sering bilang, kalau dia punya teman yang lucu, sering buat dia ketawa." Billy melanjutkan kalimatnya.

Lega. Mita bisa kembali mengulas senyum manisnya.

"Lucu dan jomblo juga," tegas Bianca tiba-tiba, memperjelas mengenai status Mita.

Tentu saja Mita berusaha melotot namun sia-sia, karena tetap sipit juga. Tetapi dia tetap berusaha, tandanya tidak terima sudah disebut jomblo di depan pria maskulin seperti Billy. Ya walaupun Billy adalah pacar Bianca, namun Mita merasa tersinggung jika ada yang mengatainya jomblo di depan pria. Lebih baik dibilang single saja. Itu lebih baik walau maknanya sama.

"Parah banget kamu Bi. Malesin lah ... nggak temen lagi ..."

Rajukan Mita terdengar dramatis. Bukannya kasihan, Bianca malah tertawa. Dia lalu menatap pacarnya untuk menilai kriteria pekerja yang dibutuhkan.

Dari sikap dan sifat, menurut Billy cocok. Mita terlihat seperti tipe seseorang yang ceria, mudah bergaul, bersemangat dan punya dedikasi tinggi menjalankan tugas. Pasti cocok dengan bosnya.

Maka dengan bahasa kerlingan mata, Billy kembali menatap pacarnya. Tandanya dia perlu sedikit waktu untuk mengobrol atau mendengarkan obrolan basa-basi dengan Mita.

Bianca pun paham. Wanita anggun itu mulai menyilahkan Mita untuk duduk bersama di sebuah cafe yang ramai akan pasangan muda-mudi.

Jelas, karena ini adalah malam minggu. Jomblo seperti Mita mah apa. Berhubung ada lowongan pekerjaan jadi dia keluar. Selain itu, tidak ada malam minggu yang bermakna.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Lilis Widyaningsih
menarik nih
goodnovel comment avatar
Fenny Anggreaini
jejakkkkkkk
goodnovel comment avatar
Sapar Khan
menarikkkkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status