Share

30. Kekesalan Vano

Vano mengernyitkan dahinya. Menjauhkan sejenak ponsel dari telinganya. Benar, dia sedang menelpon Mita si asisten pribadinya. Tetapi suara dentuman keras musik di sebrang telpon membuatnya merasa tertegun sebentar. Mita sedang clubbing?

"Kamu ada dimana?" laki-laki itu mengeraskan suaranya. Sebab tiba-tiba perasaan emosi kesal menguasainya. Karena telah menduga jika Mita sedang bersenang-senang di tempat seperti 'itu'.

"Clubbing ya? Ternyata nggak bener kamu," katanya sekali lagi. Dia meletakkan tabletnya di meja nakas. Kemudian turun dari ranjang.

"Apaan sih pak! Saya ini pingin pulang! Tadi diajakin sama teman, nggak tau kalau tempatnya seperti ini." Mita keras berbicara, berusaha mengalahkan suara dentuman musik yang memekakkan telinga itu.

"Bawa kendaraan sendiri nggak?"

"Hah? Apa pak? Nggak kedengeran!"

Vano menghela nafas. Mencoba sabar untuk menghadapi asistennya yang kadang-kadang kurang ajar. "Kamu bawa kendaraan sendiri nggak?" Dia kembali bertanya namun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status