Share

#4. Kini Ku Tau Itu Engkau

Hari berganti, 

Dengan niat yang sudah di pikirkan tadi malam, yaitu berhenti berusaha untuk mendapatkan penuh perhatian Rani, Rio terus menerus melawan perasaan tersebut dalam batinnya di dalam kelas. Rio terus mencoba mengalihkan perhatiannya untuk Rani. Ia mencoba untuk selalu menghindari tegur sapa dengan Rani, dan fokus belajar serta bermain dengan teman-teman laki-laki di kelas tersebut.

Begitu juga dengan Rani, Ia sudah tak lagi memperdulikan surat yang Ia terima kemarin. Ia sudah tak lagi merisaukan surat dan perasaannya di depan teman-temannya, Ia pendam rasa penasaran dan perasaannya. Rani masih seperti biasanya, bercengkrama dengan teman-temannya di kelas. Pikiran Rani saat ini hanyalah Belajar dan Bermain di sekolah.

Tak seperti Rio, Rani lebih pandai dalam menyimpan perasaan dan tak pernah merisaukan hal tersebut. Karena, Rani sudah sedari lama menyimpan perasaannya, Ia selalu mencoba bersikap biasa terhadap perasaannya dan sudah beradaptasi.

Hari demi hari berlalu, Rio terus berusaha membiasakan diri dengan memendam perasaan dan selalu bersikap seperti biasanya, tak lagi menunjukkan sesuatu atau berusaha untuk mendapatkan perhatian Rani lagi. 

Sama dengan Rio, Rani pun Masih seperti biasanya, memendam perasaan kepada Rio yg sedari akhir kelas 5 SD sampai di kelas 6 ini Ia lakukan.

Namun dengan Surat yg masih Ia simpan, Rani masih sering penasaran dengan si penulis surat tersebut, dan terkadang memikirkannya di banyak kesempatan, di sela-sela belajar malamnya.

Sampai di suatu malam di kamarnya, seusai belajar, Rani kembali terpikir dan kepikiran untuk mencari tahu Penulis Surat tak bernama tersebut. Terbersitlah ide untuk mencari tahunya, yaitu dengan cara mencocokan goresan-goresan tulisan tangan di surat itu dengan goresan-goresan tulisan tangan di buku teman-temannya di kelas, satu persatu. Rani berharapan dengan cara itu, Ia bisa mengetahui siapa penulis surat tersebut yg menamai dirinya "Pengagum Rahasia".

Di malam itu setelah malam sudah mulai larut, Rani mempersiapkan diri untuk tidur dan tak lupa Ia juga menyiapkan kembali surat yg pernah Ia terima ke dalam tasnya untuk di bawa kembali ke sekolah. Dengan maksud, agar besok pagi di kelas bisa mencocokan tulisan tangan di surat itu. 

Pagi tiba. Setibanya di dalam kelas, Rani tak langsung melakukan apa yg Ia pikirkan tadi malam. Ia terus bersikap seperti biasanya, agar tak membuat kegaduhan lagi di kelas.

Rani ingin, saat Ia mencocokan tulisan tangan di surat itu dengan tulisan tangan di buku teman-temannya, semua temannya tidak menyadari, bahwa Ia sedang memeriksa tulisan tangan di buku-buku teman-temannya satu persatu.

Saat kegiatan belajar mengajar dimulai. Ketika semua anak murid sedang fokus memperhatikan guru yg sedang menyampaikan materi pelajaran, Rani membuka kembali surat yg Ia bawa untuk mengingat setiap goresan goresan huruf di surat tersebut.

Setelah itu, Rani melirik buku teman-teman di sekitar tempat duduknya, dengan maksud bisa memeriksa tulisan tangan di buku teman-temannya itu. Teman sebangku, 2 teman di bangku belakangnya, 2 teman di bangku depannya, 2 teman di bangku sebelahnya, Ia lirik dan periksa. Tak ada yg mirip atau cocok, apalagi sama dengan tulisan di surat yg sudah Ia terima.

Bell istirahat berbunyi, seluruh anak murid keluar kelas untuk beristirahat. Namun Rani memilih untuk beristirahat belakangan, dengan maksud agar supaya Ia dapat leluasa melakukan rencananya. Baiknya pula, di atas semua meja temannya tersebut terdapat buku masing-masing murid, tak perlu susah Rani repot membuka tas teman-temannya satu-satu.

Setelah semuanya keluar kelas, Rani memulai untuk memeriksa dan mencocokkan tulisan tangan itu, dari bangku ke bangku dan dari buku satu ke buku yg lain, milik teman-temannya.

Sampai akhirnya, Rani terkejut saat di hadapan buku Rio. Ia kaget, bahwa tulisan tangan Rio di bukunya sama persis dengan tulisan tangan di surat itu. Rani terhenti beberapa detik yg lumayan lama di bangku Rio, kemudian Ia kembali memeriksa buku-buku temannya yg belum sempat Ia periksa, untuk memastikan bahwa Rio adalah benar-benar pemilik surat yg Ia terima tersebut.

Setelah semua buku teman-temannya sudah selesai Ia periksa, Rani sangat senang dalam perasaannya, karna mengetahui si penulis surat ternyata adalah Rio. Yang dimana, Rani sudah sedari lama memendam perasaannya terhadap Rio. 

Di jam istirahat yg masih berlangsung, dalam keadaan hati yang sangat senang karna mengetahui Rio ternyata juga memiliki perasaan yang sama kepada dirinya, Rani kemudian keluar kelas untuk beristirahat menyusul teman-temannya di luar kelas yg sedang beristirahat.

Bell sekolah berbunyi, tanda kegiatan belajar mengajar dimulai.

Di dalam kelas, semua teman Rani tidak mengetahui bahwa Rani telah membuka semua buku mereka dan memeriksanya. Begitupun dengan Rio, Rio masih bersikap biasa saja dan masih terus menyembunyikan perasaannya terhadap Rani.

Setelah mengetahui pemilik surat itu adalah Rio, Rani kini terus memperhatikan Rio. Ia tak lagi ragu menunjukkan perasaannya, dalam benaknya "Toh si Rio juga memiliki perasaan yg sama".

Rani terus memperhatikan Rio di dalam kelas, sesekali Rani mencoba untuk mencari dan memberi perhatian kepada Rio, dengan terus bertanya dan basa-basi. Namun, Rani tetap diam dan enggang menyinggung, apalagi mengatakan fakta tentang surat yang pernah Ia terima.

Di sisi lain, Rio nampak heran dengan sikap Rani, yg tiba-tiba sering bertanya dan basa-basi terhadap dirinya. Rio heran, sikap yg ditunjukkan Rani terhadap dirinya sama persis dengan yg Ia tunjukkan setelah Tangisannya pecah di bangku kelas 5 dulu . Sikap itulah yg Rio rindukan dari Rani.

Dalam keheranan, perasaan Rio bercampur aduk, antara Senang dan Kesal. Senang, karna Rani mulai memperhatikannya lagi seperti dulu. Dan Kesal, karna Rio sudah mulai terbiasanya dengan menyembunyikan perasaannya tapi malah tiba-tiba Rani muncul dengan sikap yang sudah lama Rio rindukan.

Hal itu membuat Rio bergumam dalam batinnya, "Apakah Rani sudah mengetahui 'Pengagum Rahasia' dalam surat itu adalah aku. Ahh.., tapi sepertinya tidak, darimana mungkin dia tahu, sebab tak ada seorang pun yg tahu bahwa aku yg menulis dan memberikan surat itu" .

Rani dan Rio di hari itu kembali memulai keakraban mereka, sama seperti setelah Tragedi Tugas Kelompok Membatik di kelas 5 waktu itu.

Rani senang, karna mengetahui fakta, bahwa apa yg Ia rasakan sama dengan yg dirasakan Rio terhadap dirinya. Rio juga senang dengan sikap Rani yg sudah mulai meng-akrab-i dan memperhatikannya, walaupun Rio belum tahu sebab kembalinya perhatian Rani terhadap dirinya.

Bell sekolah kembali berbunyi, menandakan waktu kegiatan belajar mengajar telah usai. Sebelum keluar kelas dan pulang, setelah berdoa dan dipersilahkan gurunya untuk pulang, Rio melihat Rani yg sedang merapikan bangku dari buku-bukunya untuk dimasukkan ke dalam tas. Melihat itu, Rio sengaja tak keluar dari ruang kelas dan memilih menunggu Rani.

Akhirnya setelah di tunggu sekian lama, momen jalan berdua keluar kelas pun kembali Rio rasakan. Rio dan Rani jalan berdua keluar kelas, mereka asyik bercanda dan mengobrol sepanjang perjalanannya, sampai di pinggir jalan raya depan sekolah.

Di pinggir jalan, Rio menemani Rani menunggu Ayah Rani datang untuk menjemput Rani.

Mereka berpisah di pinggir jalan depan Sekolah Dasar tersebut. Rani di jemput Ayahnya untuk pulang. Sementara Rio, Ia berjalan kaki, sendiri menuju pulang.

Malam tiba.

Seperti biasanya, Rio dan Rani selalu belajar di waktu malam mereka, seusai makan malam di rumahnya masing-masing.

Rio di dalam kamarnya, disela Ia belajar, Ia terus teringat dengan apa yg terjadi tadi, di sekolah bersama Rani. Ia berharap, bisa terus-terusan bercanda berdua bersama Rani. Ingatan itu membuat Rio kembali bersemangat, untuk kembali berusaha mendapatkan perhatian Rani sepenuhnya.

Di tempat lain. 

Di dalam kamarnya, Rani juga demikian. Ia tak menyangka, Rio memiliki perasaan yang sama terhadap dirinya. Kini Rani tak perlu lagi menyembunyikan perasaannya terhadap Rio. Namun, Ia juga tak mau mengungkapkan perasaannya secara langsung kepada Rio, Rani malu. Rani berharap, Rio sadar dengan sikap dan perhatian yang akan selalu Ia berikan kepada Rio, kemudian Rio mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu kepada Rani dan tak perlu menyembunyikan identitasnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status