Pagi kembali tiba.
Di sekolah, Rani dan Rio saling terus mengakrabkan diri mereka, satu sama lain.Hari demi hari terus di mereka lalui dengan masih bercanda dan saling mengakrabkan. Namun hanya masih sebatas seperti biasanya, bercanda seperti biasa dan masih belum ada yg menguntarakan perasaan.
Keakraban yg semakin hari semakin erat terjalin antara Rio dan Rani, membuat beberapa teman Rio yg lain curiga dan sering menegur Rio secara langsung,
"Wahh..., Rio, kamu sama Rani sekarang benar-benar pacaran ya ?. Aku perhatikan, kalian berdua sekarang sangat begitu akrab dan dekat", Celoteh beberapa teman Rio, sama.
Dan Rio, Ia selalau menanggapi coloteh temannya dengan santai, "Ahh...,Itu tidak benar. Itu hanya prasangkamu saja. Aku dan Rani sama seperti aku ke teman-teman yg lain atau Rani ke teman-teman yg lain, tidak lebih dan tidak beda, kita teman seperti biasanya".
Sadar akan kecurigaan temannya itu, Rio malah takut dengan perasaannya sendiri. Ia takut, Rani kembali jadi bahan olok-olokan teman-temannya, sama seperti di waktu kelas 5 kala itu.
Dari situlah, Rio kemudian kembali menjaga jarak kedekatannya dengan Rani, Ia kembali berusaha untuk bersikap sewajarnya saja menanggapi hal-hal yg di berikan Rani kepada dirinya.
Di beberapa hari berikutnya, Rani terus memberi perhatian lebih kepada Rio. Namun Rani mulai menyadari sikap Rio terhadap dirinya, yg kembali terasa dingin atau tak seasyik biasanya ketika Rani memberi candaan atau perhatiannya. Sikap Rio itu membuat Rani berprasangka, 'seolah-olah Rio menjauhi dirinya dan perhatiannya'.
Rani heran dengan sikap Rio yg tak kunjung sadar dengan perhatian yang Rani berikan. Rani heran, kenapa Rio masih saja tak mau mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap Rani, dan justru malah bersikap 'seperti/seolah' ingin menjauhi Rani akhir-akhir ini.
Rani yang sudah terlanjur senang dengan perasaannya dan sudah mengetahui perasaan Rio yg sebenarnya terhadap dirinya, tak mau lagi Ia menyembunyikan perasaannya terhadap Rio dan membohongi dirinya sendiri.
Akhirnya, di suatu malam ketika Rani usai belajar, Ia kepikiran untuk membuat surat balasan kepada Rio tentang perasaanya.
Rani membuat surat balasan untuk Rio. Ia tulis surat itu dan Ia beri judul 'Surat Cinta'.
Rani mulai menulis, Ia mengawali tulisan di surat itu dengan kata 'Surat Cinta Untuk Tubagus Rio Prasojo Yang Tercinta'. Kemudian, dilanjutkan dengan curahan isi hati Rani, tetang perasaan Rani terhadap Rio yg sedari lama sudah Ia pendam. Setelahnya, Rani memberitahu lewat tulisannya bahwa Ia sudah tahu pemilik surat yg dulu Ia terima, yaitu milik Rio.Tak lupa, Rani juga menulis kekecewaannya atas perubahan sikap Rio akhir-akhir ini, dan kekecewaan itulah yg membuat Rani memberanikan diri untuk membuat Surat Cinta balasan kepada Rio. Di akhir Suratnya, Rani menutup dengan kalimat 'Dari aku yang Engkau Kagumi, Rani Tri Purnasari'.
Setelah selesai menulis surat, Rani kemudian memasukkan surat tersebut ke dalam tasnya, untuk besok bisa Ia berikan kepada Rio di sekolah.
Pagi tiba, Sesampainya di kelas, Rani tak langsung memberikan Surat Cinta-nya kepada Rio. Ia menunggu saat semuanya temannya tidak ada yg tahu atau saat ruang kelasnya kosong, karna Rani juga tak ingin membuat gaduh di dalam kelasnya.Di jam istirahat kembali, Rani tak menyia-nyiakan kesempatannya untuk memberikan Surat Cinta-nya kepada Rio, yaitu di saat semua teman kelasnya kelur ruangan, Ia kemudian memasukkan Surat Cintanya itu di antara buku Rio ke dalam tas Rio.
Detik demi detik berlalu, Rio dan Rani di hari itu sama-sama menunjukkan sikap yg dingin dan biasa saja terhadap satu sama lain di dalam kelas itu, sampai akhirnya waktu pulang pun tiba.
Malam hari di dalam kamarnya, Rio Prasojo seperti biasanya menunaikan kewajibannya untuk belajar malam.
Di waktu belajarnya itu, Rio menemukan kertas yg terlipat persegi di sela-sela buku di dalam tasnya, kertas itu bertulis 'Surat Cinta'.Rio membuka Surat itu. Ia terkejut, ada Surat Cinta yg benar untuk dirinya seorang yaitu 'Tubagus Rio Prasojo'. Perlahan nan pelan Rio mulai membaca isi surat itu.
Ekspresi wajahnya terlihat ketika Rio mulai membaca. Senyumnya merekah ketika awal Ia membaca, tanda kesengaan dalam hatinya. Karena, isi di awal surat tersebut berisi tentang perasaan si penulis terhadap dirinya.
Namun, Senyum senangnya tak bertahan lama, ketika Rio membaca isi surat berikutnya. Senyum Rio pudar membaca isi Surat itu, yg dimana, si penulis surat menulis kekecewaannya terhadap perubahan sikap Rio.
Sampai di akhir kata surat tersebut, perasaan Rio kembali bercampur aduk, antara Senang dan Menyesal. Setelah mengetahui si penulis Surat Cinta ini adalah Rani Tri Purnasari, Gadis Cantik yg Ia dambakan.
Setelah selasai membaca surat tersebut dengan perasaan yang campur aduk, yaitu senang dan sesal.
Senang karena mengetahui, bahwa sebenarnya Rani memiliki perasaan yang sama terhadap dirinya sedari lama. Dan menyesal, karena Ia dulu selalu bersikap acuh terhadap Rani dan akhir-akhir ini kembali Ia bersikap sedikit acuh terhadap Rani.
Kemudian, Rio kepikiran untuk membuat Surat Cinta balasan kepada Rani.
Rio mulai menulis Surat, Ia memulai Surat Cintanya dengan di awali kalimat 'Teruntuk Yang Terkasih, Rani Tri Purnasari'. Kemudian dilanjutkan dengan isi hati Rio yang Senang, karena telah mengetahui bahwa sebenarnya Rani memiliki perasaan yang sama terhadap dirinya. Pujian-pujian untuk Rani pun Ia sematkan setelahnya.
Berikutnya di Surat Cintan itu, Rio juga menulis tentang alasannya menyembunyikan identitasnya di Surat yg pertama Ia tulis untuk Rani, dan dilanjutkan dengan permintaan maaf dan alasan-alasan mengenai sikap Rio akhir-akhir ini. Sampai di akhir surat, Rio menutup tulisannya dengan kalimat 'Dari Pengagummu Yang Tak Lagi Rahasia, Tubagus Rio Prasojo'.
Setelah menyelesaikan Surat Cinta-nya dan mempersiapkannya untuk dibawa ke sekolah besuk, Rio mulai beristirahat di malam itu.
Tiba di jam pengumuman. Rio dinyatakan Lulus dari SMP-nya. Senang bukan main hati Rio, setelah mengetahui masa-masa SMP sudah benar-benar berakhir.Begitu juga dengan semua Anak Murid di SMP itu, semua mengekspresikan kegembiraan dengan cara mereka masing-masing, sebab semua murid kelas 3 di SMP itu dinyatakan Lulus 100%.Beberapa diantaranya, ada yg mengekpresikan kegembiraan dengan sujud syukur, ada juga yg berteriak dan lompat-lompat. Namun, hal sama dilakukan semua murid ketika itu adalah mencoret-coret baju mereka dengan pilox yg sudah mereka siapkan dan tanda tangan dari teman satu ke teman yg lain menggunakan Spidol Permanen.Setelahnya, masing-masing dari mereka mencari teman akrab mereka, untuk merayakan kelulusan ataupun sekedar mengobrol. Begitupun dengan Rio, setelah bercengkrama dengan Robi dan teman satu ruang kelasnya, kemudian Ia menemui Shinta, Ia sempatkan waktu yg singkat ini untuk bisa berdua dengan Shinta.Taman Sekolah, tempat
Tidak jarang ketika saldo pulsanya sudah menunjukkan 4000 rupiah, Rio mengabaikan SMS dari temannya, dengan cara tak membalas ataupun memberitahukan ke temannya. Sengaja Rio melakukan hal itu, agar supaya Ibunya dapat menggunakan HP dalam keadaan pulsa masih tersedia.Setelah pulsa habis, digunakan Ibunya, Rio akan membalas SMS dari temannya, setelah saldo pulsa kembali diisi ulang oleh orangtuanya.Rio berusaha untuk tidak lagi minta uang untuk membeli pulsa, selain karna sudah ditegur Sang Ibu, Rio juga teringat bahwa Sang Ayah yg saat ini sedang tidak bekerja.Namun, hal yg dilakukan Rio itu tak bertahan lama. Shinta Swastika, gadis yg sudah pernah menyatakan perasaan terhadap Rio itu sepertinya tidak tahan akan ketiadaan Rio di SMSnya. Mengingat, hampir setiap hari mereka berdua SMSan.Sering, ketika Rio memberitahukan bahwa SMSnya akan berakhir karna saldo pulsa yg habis, Shinta membalas, "Yahh... Rio. Huft... :'(".Dan ketika beberapa hari SM
Dirumah, Ayah dan Ibu Rio menyambut kepulangan Sang Anak dengan 'Ucapan Selamat', karena Rio baru saja telah menyelesaikan Ujian Nasional dan SMPnya (meski belum dinyatakan lulus).Ayah dan Ibu Rio tak ragu akan kelulusan Rio, Mereka yakin bahwa Rio akan lulus. Namun, Nilai atau hasil yg dikerjakan Rio yg membuat kedua orangtuanya sedikit was-was dan berharap.Ayah dan Ibu Rio berharap Rio mendapatkan nilai yg bagus, agar nanti ketika mendaftar ke SMK dapat diterima di SMK yg bermutu baik atau SMK favorit.Setelahnya, di jam makan malam. Ayah, Ibu dan Rio, berunding tentang Jurusan yg diminati Rio dan SMK yg akan jadi tujuan Rio.Ibu Rio bilang, "Pilihan Jurusan yg kamu senangi, yg sekiranya itu adalah sesuatu yg membuatmu tertarik dan ingin mempelajarinya. Jangan hanya karena ikut-ikutan teman, kamu memilih Jurusan dengan asal-asalan. Sebab, yg Ibu khawatirkan, nanti kamu gak akan sungguh-sungguh ketika belajar dan mudah bosan".Rio : "Rio b
Tak terasa kelas 3 SMP sudah di ujung waktu, Rio sudah harus menghadapi Ujian Nasional tingkat SMP. Kesibukannya dengan Sepak Takraw dan Berladang mebuat Ia terbiasa tanpa Tiara dan Asmara.Beruntung bagi Rio dan keluarga, Karena di penghujung SMP ini dibarengi juga dengan hasil ladang yg diprediksi akan panen Pass di waktu kelulusan Rio dan kepidahannya ke jenjang pendidikan yg lebih tinggi.Tenang hati Ibu Rio, ketika tahu singkong yg dipersiapkan di ladang untuk biaya sekolah Rio ke jenjang yg lebih tinggi (SMA) sesuai dengan yg diharapkan. Belum lagi Sang Suami yg sedang di luar kota bekerja juga memberi kabar, bahwa Ia akan segera pulang beberapa hari lagi, yg kemungkinan Sang Suami juga akan membawa uang yg lumayan.Lewat telepon, Ayah Rio juga memberitahu keluarganya di rumah, bahwa Proyek yg Ia kerjakan akan mandek dalam pengerjaannya untuk beberapa minggu, karena beberapa alasan. Sehingga para pekerja akan diliburkan dan entah kapan lagi akan mula
Di kelas 3 SMP ini Rio menemukan Hobi barunya, yaitu bermain Sepak Takraw.Di desa tempat Rio tinggal adalah desa yg termasuk kuat akan kegiatan keolahraganya. Di desanya, hampir semua warganya melakukan dan berbakat dalam olahraga, seperti : Sepak Bola, Volly, Badminton, Pingpong dan karambol. Demikian juga dengan Rio, Ia juga hobi berolahraga berkat tumbuh di lingkungan seperti itu.Sebenarnya bukan hal baru bagi Rio, permainan Sepak Takraw ini. Namun, saat Ilham dan Agus yg ketika itu sedang praktik bermain Sepak Takraw di jam pelajaran PenJasOrKes(Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Rio merasa tertarik melihat kedua teman sekelasnya itu memainkan bola Takraw dengan sangat piawai.Rio mencobanya, meminta dua temannya tersebut untuk mengajarinya dan ternyata menyenangkan. Alhasil setiap hari rabu dan sabtu sore, Rio kembali ke sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Sepak Takraw bersama kedua teman satu kelasnya tersebut yaitu Ilham dan A
Kegiatan baru di hari-harinya, kini Rio selalu menyempatkan waktu untuk dapat mengotak-atik, belajar menggunakan di rumah.Di sekolah pun Rio tak tenang, bukan karena pelajaran atau temannya melainkan Ia ingin segera pulang dan bermain HP. Ibunya pun tak pernah melarang Rio untuk bermain HP, karena memang Rio bisa memabagi waktu untuk belajar, membatu pekerjaa rumah dan bermain.Beberapa hari kemudian, Sang Ayah mendapat telpon dari Pak Mandor. Pak mandor mengabarkan akan ada proyek baru yg akan di mulai 3 hari lagi, Dan menanyakan kenapa Ayah Rio, "Apakah masih mau untuk ikut mengerjakan proyek tersebut bersama Pak Mandor?".Kepada Pak Mandor, Ayah Rio menjawab : "Oke Pak, Siap!!. Saya ikut lagi. H-1 Saya akan berangkat menuju lokasi proyek".Diberitahukanlah hal tersebut ke Anak dan Istrinya.Tak lagi terlalu cemas kini, Rio dan Kedua Adiknya dengan akan kepergian Sang Ayah. Selain karna sudah pernah jauh dan rindu ayah, kini setiap saat Keluarga