Home / Romansa / Asmara di Atas Ranjang / Kunjungan ke Rumah Sakit

Share

Kunjungan ke Rumah Sakit

Author: 9inestories
last update Last Updated: 2025-06-14 19:24:16

Max mengetatkan rahang, ponsel yang menempel pada daun telinga tergenggam erat. Tatapan tajam menghunus pada pintu lift yang baru saja tertutup beberapa detik yang lalu, membuat dirinya urung untuk masuk. Sebuket bunga ia lempar ke lantai, hingga beberapa kelopaknya berhamburan. Brad yang berdiri di belakang Max, bergerak maju untuk mengambil buket tersebut. Beberapa tangkai mawar merah dan kuning yang dirangkai apik dengan kain satin halus berwarna hijau botol, menjadi sebuket bunga yang terkesan mewah. Selembar kartu ucapan terselip di depan. Bertuliskan; Cepatlah sembuh agar kita bisa melakukan makan malam yang sempat tertunda enam tahun silam - M. Braun.

Max Braun dan Bradley Reid hendak menjenguk Aya sebelum mereka mengejar jadwal keberangkatan ke Jerman jam dua siang nanti. Mereka berada di basement parkir, tepatnya di depan lift yang terletak di sudut area parkir belakang ketika dering ponsel menghentikan langkah mereka. Orang kepercayaan Max di Jerman menelepon. Ia mengatakan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Asmara di Atas Ranjang   Pada Rapat Terakhir

    Beau Prince mengamati gerak-gerik pria di hadapannya. Dua minggu yang lalu pada kencan pertama pria itu dengan Aya -di mana dirinya juga ikut serta- dia terlihat baik-baik saja. Kenapa mendadak jalannya tertatih?"Apa yang sebenarnya terjadi padamu Max?"Pertanyaan yang terucap dari bibir Hanz Smitz mewakili pemikiran Beau dan beberapa investor yang menghadiri rapat final kali ini. Rapat terakhir yang diadakan sebelum pembangunan gedung yang akan dilaksanakan akhir bulan depan."Saya melakukan satu kecerobohan, Hanz, dan membuat diri saya sendiri terluka. Tepat di bagian kaki dan tangan saya. Tidak apa-apa, dokter sudah melakukan pekerjaannya dengan baik, terima kasih telah perduli."Max bahkan harus dibantu dengan tongkat untuk dia berjalan sebelum Brad akhirnya mendapatkan sebuah kursi roda untuknya dari ruang kesehatan. Brad berkata mereka terburu-buru, belum sempat mempersiapkan semuanya termasuk materi rapat yang pihak PrincePages kirim sehari sebelumnya sebagai tolak ukur pembah

  • Asmara di Atas Ranjang   Kencan Pertama

    Aya duduk dengan canggung, ia berkali-kali mendesah pasrah. Dua pria duduk di samping kanan-kirinya. Terlihat tampan dengan setelan tuxedo mahal yang khusus mereka pesan untuk makan malam istimewa ini. Beau Prince dan Maximillian Braun.Beau mengijinkan Aya untuk melunasi hutangnya dengan syarat ia diperbolehkan ikut serta dalam perjamuan kencan. Aya memang belum memberitahukan keikut-sertaan Beau dalam 'kencan' mereka, ia sengaja. Aya berpikir apabila ia mengatakan ide gila Beau, pasti akan terjadi cekcok di antara keduanya. Alhasil, akan memperpanjang masalah. Aya ingin setidaknya satu makan malam bisa terlewati dulu. Untuk yang dua berikutnya, ia bisa pikirkan nanti. Mungkin membujuk Beau untuk tidak ikut serta? Atau sebaliknya, membujuk Max agar mengijinkan Beau terlibat."Apa kita akan dinner bertiga sampai kencan kita yang ketiga, Aya?"Aya terdiam. Ia lebih memilih untuk fokus pada sajian main course yang terhidang di atas meja. Menu yang Aya pilih untuk dinner pertama mereka a

  • Asmara di Atas Ranjang   Ijin dari Beau

    "Kau pernah mencintainya?""Rasa itu pernah terbersit, namun hilang dalam sekejap mata. Dan semakin tenggelam ketika aku mampu membayar seorang psikiater.""Tapi, setelah kau mengetahui kenyataan yang sebenarnya, apakah sebersit rasa itu kembali menyapa?""Dia hanya menginginkan makan malam, Beau. Tiga kali, lalu dia akan menghilang dari kehidupan kita. Ia berjanji tidak akan mencabut investasinya pada project W tapi Max membatalkan niatnya untuk menetap di Inggris.""Seberapa besar keinginanmu untuk makan malam dengannya? Aku suamimu, Aya dan aku berhak melarang mu!""Aku hanya memikirkan dampak ke depannya bagi PrincePages dan project W. Bradley Reid menyarankan untuk menyanggupi permintaannya. Aku telah berjanji padanya dan ia tidak menyukai orang yang ingkar. Seumpama dia mencabut investasi dari project W, kita pasti masih bisa menanggulanginya. Namun, bagaimana jika Max berbuat melebih batas? Melihat kekuasaan yang ia miliki, aku yakin ia sanggup melakukan apa pun. Pikirkanlah ha

  • Asmara di Atas Ranjang   Merelakan

    Cepatlah sembuh agar kita bisa melakukan makan malam yang sempat tertunda enam tahun silam - M. Braun.Aya mengusap permukaan kartu kecil itu, bertuliskan sebuah pengingat akan hutangnya di masa lalu. Kartu putih polos beraksen garis merah mengelilingi setiap tepi perseginya itu terselip di antara tangkai dan dedaunan mawar yang masih terlihat segar. Ia tersenyum saat mengingat memori mawar kuning yang mempertemukan dirinya dengan Max secara tidak sengaja. Pria rupawan yang telah mencuri ciuman pertamanya. Ia berbohong kepada Beau jika ia mempelajari teknik-teknik ciuman dari film-film Hollywood. Padahal, ia mempelajari French Kiss dari orang yang duduk termenung memandangi dirinya saat ini."Maafkan aku, Aya. Seharusnya aku langsung menemuimu tapi aku terlalu malu.""Ciuman kita waktu itu ..." Alih-alih menanggapi penyesalan Max, Aya justru terbenam dalam memori French Kiss mereka."Aku mengharapkan lebih dari sekedar ciuman," sambung Max.Pengakuan Max membuat jantung Aya berdegup k

  • Asmara di Atas Ranjang   Berebut Aya

    Dua orang pria dewasa bersitegang, berdiri berhadapan dengan sorot ingin membunuh satu sama lain. Yang satu bersikukuh ingin menagih hutang Aya, satunya lagi bersikeras hendak membayarkan hutang Aya. Dan Wiwid memandangi keduanya jengah. Wiwid terpaksa menyeret mereka ke ruang tunggu yang tersedia di ruang VIP tepat di depan area pintu masuk. Penjagaan diserahkan kepada Brad dan dua orang kekar yang baru saja datang. Max-lah yang membayar mereka untuk menjaga keselamatan Aya."Aku tidak mempermasalahkan uangnya, jika Aya ingin, aku bisa membeli project W untuknya. Aku menginginkan makan malam dengannya!"Beau berdecih. "Kau sadar tidak jika Aya itu sudah menjadi istri orang?!""Bagiku, hutang tetaplah hutang. Lagipula, itu hanya sekedar makan malam biasa, tidak lebih!""Aku pusing mendengar mereka, beruntung Liam tidak ikut nimbrung," batin Wiwid.Wiwid memijit keningnya. Niat hati ingin beristirahat sebentar, malah ia disibukan dengan berbagai insiden. Insiden tembakan dan insiden ad

  • Asmara di Atas Ranjang   Max dan Maxwell

    Sekujur tubuh Aya meremang saat bibir pria di depannya menyapu bibirnya. Ia menekankan kedua belah bibirnya, menyesap bibir bawah Aya. Kemudian menelengkan kepala ke sisi kanan dan berganti menyesap bibir atasnya. Lenguhan lolos dari bibir Aya, ia bisa merasakan lidah pria itu mulai memasuki rongga mulut. Cengkeramannya pada jas si pria pun kian erat dan tubuhnya kian terjepit di tembok.Ini adalah ciuman pertamanya yang dahsyat. Aya kerap melihat pasangan berciuman dalam film, tapi tidak pernah terpikir akan mengalaminya sendiri. Ternyata, memang semudah seperti yang tergambar, pikir Aya. Hampir dua menit berlangsung, sebelum si pria memutuskan untuk menyudahi French Kiss mereka.Si pria mengecup hidung Aya sebelum menjauhkan tubuhnya. Ia menggenggam tangan Aya dan menuntunnya ke sebuah sofa. "Duduklah," perintahnya lembut dalam bahasa Indonesia yang terbilang cukup fasih untuk ukuran pria bule.Aya mengangguk. Ia mengamati pria tersebut yang tersenyum kepadanya, kemudian pria itu be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status