Share

Bab 22. Bahaya di Depan Mata

Si Hitam, kuda kesayangan Juragan Karta terus dilecut oleh Candrawati agar terus melaju kencang, membuat Candrawati yang berada di atas pelana terpental-pental, mulai kehilangan kendali. Dia sebenarnya juga tak pandai berkuda, tapi mendengar Mbayang akan pergi, dia nekat menunggang si hitam untuk menyusul.

“Awaas!” teriak Candrawati mulai kehilangan kendali.

“Hoy! Hay!” maki orang yang lalu lalang kalang kabutan.

Orang-orang yang lalu lalang berhamburan menghindari terjangan kuda hitam yang melaju kencang, termasuk rombongan prajurit kota raja yang melintas di buat kocar kacir.

“Cari mati!” maki seorang prajurit yang berhasil menghindar.

Seorang berpakaian seperti perwira muda, menatap kesal pada bayangan kuda yang melintas cepat meninggalkan debu-debu yang beterbangan. Dia lantas menarik kudanya, berbalik mengejar kuda Candrawati.

“Hiya! Hiya!” Candrawati terus melecut kudanya, sambil berusaha menjaga keseimbangan agar tak jatuh.

Dari arah belakang, seekor kuda berwarna coklat yang m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status