Share

Chapter 7 : Oliver & Olivia II

Penulis: ×No Name×
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-30 21:22:21

'Sigh. Mengapa aku memberikan [True Eye] kepada Oliver.' pikir Van.

[True Eye] adalah mata yang diperoleh oleh Oliver karena memiliki garis keturunan Aurelius.

[True Eye] memiliki kemampuan untuk melihat hal sebenarnya dari dunia ini.

Untuk saat ini, [True Eye] milik Oliver hanya bisa mendeteksi aura milik seseorang.

Misalnya, Oliver dapat mendeteksi baik jahatnya seseorang melalui warna aura mereka yang berwarna hitam atau putih.

Semakin warna putih warna aura seseorang, maka semakin baik orang tersebut, dan begitupun sebaliknya.

Namun, ada juga campuran warna lain selain hitam dan putih. Warna lainnya berfungsi untuk menunjukkan emosi seseorang, seperti warna biru yang menandakan seseorang sedang sedih, warna merah yang menandakan seseorang sedang marah, dan warna-warna lainnya.

Entah warna apa yang dilihat oleh Oliver dari tubuhnya, sehingga dia terus mendekati Van.

Di novel aslinya, Oliver melihat aura yang dipancarkan Van berwarna hitam.

Oleh karena itu, Oliver selalu ketakutan ketika melihat Van dan tidak pernah bisa akrab dengannya.

Van kemudian menggoyang-goyangkan kakinya untuk menyingkirkan Oliver yang terus memeluk kakinya, tetapi hasilnya nihil. Anak kecil ini terus melekat di kakinya.

Akhirnya, Van melihat Olivia yang bersembunyi di balik Ibu.

Berbanding terbalik dengan sang kakak, Olivia justru ketakutan ketika melihatnya.

Namun, Van mengerti alasan di balik ketakutan Olivia padanya.

Olivia memiliki mata [Mana Eye] yang dapat mendeteksi kuantitas, kualitas, dan jenis [Mana].

Di sisi lain, Van memiliki jumlah mana yang sangat banyak untuk anak seusianya. Selain itu, atribut [Shadow] dan [Void] menambah kesan mengerikan pada [Mana] Van.

"Kalau begitu, aku pamit dulu, Ibu." ucap Van.

"Baiklah." balas Ibu.

Ibu kemudian menggunakan sihir gravitasi untuk menarik Oliver yang memeluk kaki Van.

"Ka-kak!" ucap Oliver seolah tidak ingin berpisah dari Van.

Van hanya menatap diam anak kecil yang terbang di depannya dan mencoba melihat [Status] miliknya.

[STATUS]

[Nama : Oliver Black]

[Level : 1]

[Ras : Human]

[ATTRIBUTE : Fire, Water, Thunder]

[STRENGTH : 2]

[AGILITY : 3]

[DEFENSE : 1]

[MENTAL : 100]

[MANA : 20/20]

[STAT POINT : 0]

[Skill :

- Hero (Passive)

- Tru Eye (Active)]

[Hero : Anak yang diberkati oleh para [Dewa]. Kemampuan akan meningkat super pesat seiring waktu]

[True Eye : Mata yang dapat melihat kebenaran dunia]

'Seperti yang kuduga. [Hero] itu masih sangat mengagumkan. Seperti yang kubayangkan dari seorang pahlawan masa depan.' pikir Van.

Van kemudian menoleh ke Olivia dan memeriksa [Status] miliknya.

[STATUS]

[Nama : Olivia Black]

[Level : 1]

[Ras : Human]

[ATTRIBUTE : All Attributes]

[STRENGTH : 1]

[AGILITY : 2]

[DEFENSE : 1]

[MENTAL : 100]

[MANA : 100/100]

[STAT POINT : 0]

[Skill :

- Daughter of Mana (Passive)

- Mana Eye (Active)]

[Daughter of Mana : Anak yang diberkati oleh [Mana] yang membuatnya dapat berteman dengan [Mana].

[Mana Eye : Mata yang dapat melihat kuantitas, kualitas, dan jenis [Mana] seseorang]

'Anak ini sejak kecil sudah memiliki afinitas yang tinggi dengan [Mana]. Memang layak untuk seorang penyihir terkuat di masa depan.' pikir Van.

Van akhirnya meninggalkan ketiganya dan berjalan menuju kamarnya.

----------------

P.O.V. Van.

Setelah selesai membersihkan diri, aku kemudian berbaring di kasurnya.

Ruang kamar yang kosong ini memberikan suasana yang terkesan sunyi.

Namun, hal ini bagus bagiku.

Lagi pula, diriku di kehidupan sebelumnya selalu membuat novel di dalam ruangan kosong dan sunyi agar lebih leluasa berpikir dan tidak terganggu oleh hal-hal lain.

'Sepertinya sudah saatnya untuk menjalankan rencanaku.' pikirku dengan serius.

Rencana yang kali ini kususun harus berhasil tanpa ada kegagalan.

Jika salah satu tahap gagal, maka nyawaku akan terancam.

"[Raja Iblis Gehenna]." gumamku.

Bahkan saat menyebut namanya, aku bisa merasakan perubahan suasana di dalam ruangan kamarku.

Rasanya suhu menurun beberapa derajat dan cahaya menjadi sedikit lebih redup.

Sungguh nama yang terkutuk hingga hanya menyebutnya saja sudah membuat suasana di sekitar berubah drastis.

[Raja Iblis Gehenna] adalah Raja Iblis yang disegel 1.000 tahun yang lalu.

Meskipun dikatakan sebagai disegel. Nyatanya, yang disegel adalah jiwanya.

Adapun tubuh [Raja Iblis Gehenna], mungkin sudah dijadikan pil steroid oleh organisasi [Kultus Gehenna].

[Kultus Gehenna] adalah organisasi yang bertujuan melepas segel [Raja Iblis Gehenna] agar [Raja Iblis Gehenna] bisa turun sekali lagi ke dunia.

Organisasi tersebut akan menghalalkan segala cara agar bisa melepas segel sang Raja Iblis.

Di novel aslinya, musuh utama Oliver selain Van adalah organisasi ini.

Tujuan akhir dari rencanaku adalah mencegah bebasnya [Raja Iblis Gehenna].

Jika [Raja Iblis Gehenna] lepas, besar kemungkinan dunia ini akan hancur dan aku juga akan mati.

Oleh karena itu, [Raja Iblis Gehenna] tidak boleh sampai turun ke dunia ini.

Namun, ada variabel tak terduga yang tidak bisa kumasukkan dalam rencanaku ini.

Variabel tak terduga tersebut adalah [Raja Iblis Gehenna] itu sendiri.

1.000 tahun telah berlalu dan tentunya segel tersebut semakin melemah.

[Raja Iblis Gehenna] akan melepas sebagian kecil jiwanya untuk ikut campur urusan duniawi.

Selain kuat, [Raja Iblis Gehenna] juga sangatlah pintar dan licik.

Kecerdasannya tiada banding dengan siapapun di dunia ini.

Beberapa aksi yang dilakukan oleh [Kultus Gehenna] justru direncanakan oleh [Raja Iblis Gehenna].

Bahkan Van termasuk bidak catur di atas papan catur yang dimainkan oleh [Raja Iblis Gehenna].

Namun, hal itu tidak akan terjadi lagi padanya di kehidupan kali ini.

Karena yang memegang kendali atas tubuh ini bukan lagi Van dari [Naive Hero], tetapi Van dari Bumi.

Aku unggul dalam informasi dibandingkan [Raja Iblis Gehenna].

"Akan kumanfaatkan informasi ini dengan sebaik-baiknya." gumamku.

Aku kemudian bangkit dari kasur dan mengaktifkan [101 Shadows].

"[Huginn & Muninn]." gumamku.

Setelah itu, bayangan tubuhku tiba-tiba bergejolak, lalu sepasang gagak hitam dan putih keluar dari bayanganku.

"Pergi. Cari orang itu." ucapku.

"Krakk krakk. Baik, Master!" ucap kedua gagak tersebut dan terbang keluar melalui jendela.

Mataku berkilat ketika melihat kepergian kedua gagak tersebut.

[Huginn dan Muninn] adalah [Shadow] ke-6 dari [101 Shadows].

[Huginn dan Muninn] adalah sepasang gagak peliharaan Odin dari mitologi Nordik.

Mereka dapat terbang dalam jangka waktu lama dan jauh, serta memiliki kecerdasan yang sangat tinggi.

Dalam mitologi aslinya, mereka terbang mengelilingi dunia dan membawakan informasi kepada Odin.

Pekerjaan seperti mencari barang atau orang tentunya akan menjadi pekerjaan mudah bagi sepasang gagak tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 17 : Royal Banquet I

    "Jadi saat ini kerajaan masih dalam tahap pasca-perang, sehingga kerajaan akan mengadakan pesta besok malam." ucap Ayah.'Ini dia!' pikir Van dengan terkejut sekaligus heran.[Perjamuan Kerajaan].Perjamuan yang diadakan oleh keluarga kerajaan dengan tujuan tertentu.Tujuan tersebut tidak pernah diketahui oleh siapapun dan hanya bisa diketahui saat perjamuan dilaksanakan.Di novel karyanya, setiap perjamuan pasti akan menghasilkan dampak yang mencengangkan, mengejutkan, dan menakjubkan.Bisa saja keluarga kerajaan tiba-tiba mendeklarasikan perang, mengumumkan keluarga bangsawan baru, dan topik-topik lainnya yang tak kalah menakjubkan.Namun bukan hanya hasil perjamuan saja yang bisa menjadi sangat menarik, tetapi selama perjamuan juga bisa terjadi hal-hal yang menarik.Ada para bangsawan saling berdiskusi dan membentuk aliansi.Ada para bangsawan yang awalnya baik tiba-tiba menjadi berselisih.Pada intinya, [Perjamuan Kerajaan] adalah sesuatu yang menarik."Persiapkan dirimu untuk [Pe

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 16 : Deep Talk

    Dua portal emas yang muncul di dekat Van bersinar terang dan memancarkan kemegahan tersendiri. Dua buah rantai menjulur keluar dari portal dan mengikat kedua lengan Oliver. *KLANG Oliver yang tangannya terikat langsung berhenti bergerak dan tergantung di udara. Dirinya tak berkutik dan tak bisa bergerak karena terikat kencang oleh rantai emas milik Van. "Tch." gumam Oliver dengan kesal karena tidak bisa menggerakkan lengannya. Meskipun dia sudah mengerahkan semua kekuatannya, rantai emas yang mengikatnya tetap tidak melemah. "[Enkidu]." gumam Van. Rantai emas yang mengikat Oliver akhirnya melonggar. Oliver yang menggantung di udara akhirnya terjatuh ke bawah. Untungnya, Van dengan sigap meraih kerah Oliver. Namun, Van langsung melempar Oliver ke samping seperti membuang sekantung sampah. "Olivia, jaga saudaramu." ucap Van dan terus berjalan ke depan tanpa memandang ke belakang. "Baik, Kak." Suara perempuan yang sangat indah melebihi suara penyanyi mana pun ber

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 15 : 5 Tahun

    Tanpa disadari lima tahun telah berlalu dalam sekejap mata. Van, Arthur, Oliver, dan Olivia mengalami perubahan drastis dibandingkan lima tahun yang lalu. Mereka berempat juga tumbuh secara fisik maupun spiritual. Fisik Van dan Arthur tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Keduanya sama-sama berusia 10 tahun dengan Van setinggi 142 cm dan berat badan 40 kg, sedangkan Arthur setinggi 135 cm dan berat badan 35 kg. Adapun Oliver dan Olivia sama-sama berusia 5 tahun dengan tinggi badan 110 cm, tetapi terdapat perbedaan berat badan pada keduanya di mana Oliver memiliki berat badan 26 kg, sedangkan Olivia memiliki berat badan 22 kg. Ukuran fisik untuk anak seusia mereka berempat membuktikan bahwa mereka berempat memiliki kehidupan yang layak. Selain fisik, mereka berempat juga menunjukkan betapa berbakatnya mereka. Van semakin handal dalam mengendalikan [101 Shadows] dan kuantitas [Mana] miliknya meningkatkan pesat dalam lima tahun terakhir. Bakat ilmu pedang Arthur tel

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 15 : Training

    Di sudut halaman, Van berdiri sendiri dengan tenang.Meskipun di permukaan Van nampak tenang, tetapi bayangan di bawah kaki Van bergejolak hebat seolah-olah ada sesuatu yang memaksa ingin keluar."Mari kita lakukan." gumam Van.Bayangan di bawah kaki Van akhirnya meledak dan memuntahkan sejumlah mahluk.Seekor kuda hitam sebesar 2 meter. Yang berbeda adalah 8 kaki pada kuda hitam tersebut. Selain itu, api biru di sekelilingnya membuat kuda hitam tersebut menjadi lebih agung dan anggun.Kuda hitam itu adalah [Sleipnir], [Shadow] ke-7 dari [101 Shadows].Di samping kanan [Sleipnir], terdapat seekor kuda dengan ukuran yang sama. Namun yang berbeda adalah kuda tersebut berwarna putih, sebuah tanduk di dahinya, dan bulu berwarna pelangi. Kuda putih itu adalah [Unicorn], [Shadow] ke-9 dari [101 Shadows].Di samping kiri [Sleipnir], seorang wanita setinggi 1,7 meter melayang di udarq. Wanita tersebut nampak seperti albino di mana rambut, bulu mata, hingga kulit berwarna putih. Meskipun begi

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 14 : Arthur III

    Mendengar ucapan sang ksatria yang sedang mabuk, Arthur hanya tersenyum ringan sebagai tanggapan.Namun, tangan Arthur yang bergetar hebat dan pembuluh darah yang timbul dapat menjelaskan emosi Arthur saat ini."Memangnya kenapa jika aku sombong?" tanya Arthur dengan mata yang menyipit dan berkilau dingin."Hah?" tanya ksatria yang mabuk, nada kesal dan ketus terdengar jelas dalam ucapannya.Ksatria tersebut kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Arthur dan berkata, "Ka-kau a-nak ke-cil harus be-belajar so-pan san-tun."Melihat wajah ksatria yang berminyak dan penuh jerawat, Arthur tanpa sadar menjauhkan wajahnya karena rasa jijik.Bau alkohol yang pekat membuat Arthur mengerutkan kening."Menjauhlah." ucap Arthur dengan dingin.Ucapan Arthur yang singkat dan dingin membuat ksatria tersebut menjadi kesal."Sombong sekali." ucap ksatria tersebut dan mengayunkan tinjunya.Namun sebelum ksatria tersebut bisa bertindak lebih jauh, sebuah tamparan mendarat wajahnya.Tamparan tersebut m

  • Author Yang Bereinkarnasi Menjadi Villain   Chapter 13 : Arthur II

    Aku kemudian mengayunkan kaki kananku ke arah pinggang kiri Arthur. Ayunan sederhana, tetapi terlihat seperti cambuk. Arthur yang tidak sempat beraksi langsung terkena tendangan di pinggang kirinya dan terhempas sejauh beberapa meter. Arthur yang melayang di udara langsung menstabilkan posisinya agar bisa mendarat dengan aman. Namun, aku tidak memberinya kesempatan untuk melawan. Sebelum dia bisa mendarat dengan kedua kalinya, aku telah muncul di hadapannya dengan tinju terkepal. Melihat tinjuku akan mendarat di wajahnya, Arthur langsung mengangkat pedang kayunya tepat di depan wajahnya. Samar-samar aku bisa merasakan lapisan [Mana] yang memperkuat pedang kayu tersebut. Sayangnya, usaha Arthur sia-sia di hadapan kekuatanku. Tinjuku mengenai pedang kayu Arthur dan menimbulkan hembusan angin kencang. Arthur yang masih melayang di udara langsung terhempas sekali lagi dan menabrak pohon tempatku berteduh sebelumnya. *BRAKK Arthur terkulai ke tanah dan bangkit perlah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status