Share

Ide Gabriel

Author: Mrs. TM
last update Last Updated: 2023-07-29 06:33:58

Aneta masih tidak habis pikir, anak sekecil itu mau menjodohkan dirinya dengan pria asing yang sering Gabriel panggil dengan sebutan om baik.

Entah apa reaksi Reksa jika dia tahu kalau dirinya akan dijodohkan dengan wanita yang sebenarnya sudah ia kenal dari dulu itu.

Seperti sekarang di taman tempat tujuan mereka jalan-jalan, tak hentinya Gabriel selalu mempromosikan tentang Reksa dengan segala hal baik yang ia ceritakan pada ibunya saat ini.

''Sudah berapa kali kamu menceritakan tentang hal itu pada mama, Briel?'' ucap Aneta santai sambil menopang dagunya menggunakan tangan kanannya sambil membuang muka ke arah lain.

Gabriel berdecak, ia pikir akan sangat menyenangkan jika mempunyai ayah dan ibu lengkap, tapi melihat raut wajah ibunya, ia menjadi putus asa untuk mewujudkan mimpinya itu.

Gabriel terdiam, ia tidak lagi membicarakan om baik hati, dan Aneta paham akan suasana hati anaknya.

Aneta duduk mendekat Gabriel, merangkul pundak anak itu, dan mengusapnya pelan.

''Apa yang sedang kamu pikirkan?'' Aneta sebenarnya tahu yang ada di pikiran Gabriel, namun ia selalu menanyakan hal itu supaya Gabriel terbiasa terbuka padanya.

''Aku ingin punya ayah,'' ucap Gabriel singkat.

deg ….

Walaupun sudah tau apa yang ada di dalam pikiran Gabriel, tapi ketika mendengar langsung pernyataan itu dari mulut Gabriel, Aneta merasa sakit.

Satu hal yang tidak Aneta sadari, sekuat apapun ia mencoba menjadi ibu sekaligus ayah untuk Gabriel, itu tidak akan bisa menggantikan kasih sayang ayah yang sebenarnya untuk Gabriel, dan disitulah kelemahan Aneta, ia merasa tidak becus menjadi orang tua yang baik untuk Gabriel.

''Baiklah Briel, nanti kita cari ayah untukmu, oke,'' ucap Aneta asal karena sudah melihat wajah muram Gabriel.

''Bagaimana kalau aku saja yang mencari ayah untuk ibu,'' ucap Gabriel sangat antusias.

Aneta kaget mendengar pernyataan anaknya itu, namun sedetik kemudian ia tersenyum hangat sambil berkata. ''Ya, terserah kau saja Briel.''

Gabriel bersorak sangat gembira karena ini adalah langkah awal untuk dirinya supaya bisa mempertemukan Aneta dengan Reksa, yang tanpa anak itu ketahui kalau Reksa adalah ayah kandungnya sendiri.

***

Pagi harinya ketika di kantor, Aneta sudah disibukkan dengan berbagai file di mejanya, tiba-tiba konsentrasinya terpecah waktu ada teman di sampingnya mengajak Aneta rumpi.

''Net, kamu tahu tidak kalau pacarnya pak Reksa baru saja datang dari Singapore?'' kata Rianti membuat Aneta menoleh ke wajah teman barunya itu, namun bukan jawaban yang didapat Rianti tapi malah helaan napas dan gelengan kepala yang membuat Rianti yakin kalau teman barunya itu belum tahu tentang gosip terpanas hari ini.

''Beneran Net, aku tidak berbohong.'' Namun Aneta tetap tidak memperdulikan temannya itu berbicara.

Lalu satu menit kemudian gemuruh suara mengiringi langkah Calista yang datang dikawal oleh security di sana.

Dan hal itu membuat Aneta bertanya-tanya, apakah benar apa kata Rianti, Reksa sudah punya pacar, dan tanpa ia sadari hatinya sakit, sangat sakit mendengar kenyataan itu.

''Ada apa ini, dia bukan siapa-siapaku, tapi kenapa hati ini sangat sakit sekali,'' ucap Aneta dalam hati.

''Lihatlah, itu adalah pacar pak Reksa, cantik sekali ya? Beruntung sekali jadi dia,'' ucap Rianti tanpa memperhatikan raut wajah Aneta.

Sedangkan di ruangan  CEO, Reksa menghela napas panjang ketika mendapat kabar bahwa Calista menuju ruangannya.

Dan benar saja, saat ini Calista sudah berada di depannya dan dengan santai mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruangan tersebut.

''Sebelum kau bertanya, aku akan menjawab, aku ada seminar kedokteran mewakili ayah di Indonesia, dan berhubung aku sudah di Indonesia, aku menyempatkan diri untuk menemuimu di rumah, tapi kata penjaga rumahmu, kau sedang berada dikantor dan aku meminta alamat kantormu,'' jelas Calista panjang lebar setelah mendapatkan tatapan tajam Reksa sesaat setelah dirinya masuk keruangan itu.

''Jangan membuat kekacauan di kantorku.''

''Oh ayolah Sa, sampai kapan kau akan terus bersikap seperti itu padaku?'' Calista memasang wajah sedihnya, namun hal itu sama sekali tidak di hiraukan oleh Reksa yang sedari tadi fokus pada cctv yang berada di ruangan divisinya Aneta.

''Apa masih karena perempuan itu? Apa kau yakin anak itu adalah anakmu?''

''Aku bilang jangan membuat keributan di kantorku,'' bentak Reksa.

Calista memutar matanya jengah, sungguh menurutnya Reksa sangatlah menjengkelkan.

Bertahun-tahun ia rela jadi dokter, bahkan karena Reksa lah dirinya mengubah jurusan kuliah desain grafis menjadi kedokteran, dan hal itu demi mendekatkan dirinya pada Reksa.

Dan sekarang inikah balasannya?

Sungguh sangat tidak adil menurut Calista.

Tanpa mendengarkan semua yang dibicarakan Calista, Reksa menelpon Jasson untuk segera datang ke ruangannya.

''Ada apa Sa?'' tanya Jasson, tapi matanya mengarah pada sosok yang tengah duduk di sofa yang kini tengah memainkan ponsel pintar di tangannya.

''Kau panggillah manager divisi marketing, suruh dia untuk menjadikan Aneta Priscila sebagai assistenmu, karena kau akan sangat sibuk untuk menangani proyek terbaru kita, dan kau butuh seorang assisten.

Senyum Jasson pun mengembang, karena sudah sejak dulu ia meminta pada pimpinan sebelumnya yaitu pak Hendarto Anderson, tapi tidak pernah di kabulkan.

***

Pagi ini di sekolah Gabriel mengadakan kegiatan akhir tahun ajaran.

Semua orang tua diwajibkan datang untuk acara ini, tapi karena harus bekerja, maka ibunya Gabriel digantikan oleh bibi Ranti, dan bibi Ranti pun tidak keberatan karena beliau sudah menganggap Gabriel seperti cucunya sendiri.

''Briel, tunggu disini dulu ya … Oma mau ke toilet sebentar,'' ucap bibi Ranti setelah keluar aula tempat diadakannya acara tadi selesai.

''Baik, Oma.''

Bibi Ranti pun masuk pergi mencari tempat dimana toilet berada, sedangkan Gabriel memilih untuk duduk di bangku yang berada di lobi utama.

''Briel, katanya mau membawa ayahmu? Mana?'' tanya salah satu teman sekelas Gabriel.

''Ayahku tidak bisa datang karena masih sibuk bekerja,'' jawab Gabriel terdengar lesu.

''Jangan berbohong, Briel … ayah dan ibumu tidak datang ke sekolah karena ayah dan ibumu tidak menyayangimu,'' Rafi tertawa mengejek.

''Tidak, mereka menyayangiku … akan aku buktikan kalau ayah dan ibuku menyayangiku,'' jawab Gabriel berapi-api dan segera pergi dari tempat itu untuk menghindari Rafi.

Bibi Ranti sudah selesai dari toilet dan bingung ketika menyadari Gabriel tidak ada disana.

Bibi Ranti pun mencari dan bertanya pada orang yang berada disana, namun sayangnya  tidak ada satupun yang memperhatikan anak kecil yang ciri-cirinya disebutkan tadi, karena memang di sana di sekolah, jadi sulit mencari karena Gabriel juga memakai baju seragam sekolah.

Tidak menemukan Gabriel, akhirnya bibi Ranti yang kebingungan pun menelpon Aneta yang saat ini masih bekerja di kantor.

''Halo, Ta … Gabriel hilang,'' ucap bibi Ranti ketika telepon sudah terhubung dengan Aneta.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 41

    Tanpa diduga, Karina bersama Felli tersenyum manis di depan pintu apartemennya. Sangat menyebalkan, pikir Reksa. Apakah sopan bertamu di jam saat ini? Sungguh sangat mengganggu bagi Reksa."Papa." Felli langsung memeluk Reksa.Dan dengan terpaksa Reksa merubah raut wajah yang tadinya cuek menjadi sedikit lembut, karena walau bagaimanapun Felli adalah anak kecil yang tidak tahu apapun tentang masalah yang saat ini ada."Pa, aku bermimpi sangat buruk. Aku takut, Pa." Felli mengadu dalam pelukan Reksa."Tidak apa-apa, Fell. Itu hanya mimpi.""Kenapa Papa tidak mau tinggal bersamaku. Aku ingin tidur ditemani Papa." Reksa melepas pelukan Felli, mencoba memberi penjelasan pada anak kecil itu."Tidak bisa, Fell. Jaraknya terlalu jauh dari kantor saya. Lagi pula saya banyak pekerjaan untuk saat ini.""Baiklah kalau begitu aku saja yang tinggal bersama Papa disini."Reksa sontak melotot pada Karina. Ia seakan memberi bahasa isyarat. Dan Karina terlihat seperti gugup dan salah tingkah. Namun ak

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 40

    Bagai bunga layu selama bertahun-tahun yang kemudian disiram air. Hati Gabriel sangat bahagia. Bagaimana tidak? Hal ini adalah hal yang paling di tunggunya. Gabriel adalah anak normal yang menginginkan keluarga lengkap. Namun binar bahagia yang tampak jelas di mata Gabriel kini redup saat Aneta mengatakan hal yang mematahkan mimpinya yang menginginkan sebuah keutuhan dalam hidupnya."Jika memang itu tujuanmu datang kesini, maka pergilah. Gabriel tidak akan pernah menanyakan hal itu padaku. Tolong jangan usik kami lagi." Sungguh kata-kata yang keluar dari mulut Aneta baru saja adalah sebuah kemunafikan. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang ada di hati dan yang ada di pikirannya.Bukan untuk dirinya, melainkan untuk kebaikan Gabriel nanti. Ia bisa menjamin masa depan Gabriel untuk kedepannya, jika hal itu tentang sebuah materi, entah itu uang jajan maupun uang sekolah, Aneta tetap akan selalu berusaha untuk memenuhinya, walau bagaimanapun caranya.Tapi untuk kasih sayang seorang a

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 39

    Setelah setengah jam perjalanan Calista berhenti di toko kue, dirinya mengambil dua buah kue blackforest dan menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Kemudian Calista keluar dan masuk kembali kedalam mobilnya. Calista melanjutkan perjalanan dan Reksa masih setia mengikuti mobil Calista dari belakang. Tidak berselang lama, Calista kembali membelokkan mobilnya ke sebuah taman. Reksa sumringah. Ia berpikir pasti Calista kesini karena ingin menemui Gabriel. Karena anak kecil itu sangat suka sekali dengan yang namanya jalan-jalan, walaupun hanya ke taman saja.Tidak lama berselang ada wanita paruh baya menghampiri Calista. Reksa bingung, siapa wanita itu? Tidak banyak orang di Indonesia yang ia kenal. Mereka tampak mengobrol sangat akrab, dan ketika menoleh ke samping, Reksa terkejut, bukankah itu adalah wanita yang kemarin ia temui di alamat yang dikirim oleh Alex.Tapi apa hubungannya Calista dengan wanita itu. Atau jangan-jangan ini hanya permainan Calista saja yang ingin menghambat di

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 38

    Setelah berhasil membuat Reksa pergi dari halaman rumah Aneta, bibi Ranti mengajak ibu tetangga sebelah itu untuk masuk kedalam rumah, sekedar minum teh sebagai ucapan terimakasih.Ketika ibu itu masuk kedalam rumah, ibu itu mendadak berhenti ketika melihat foto bayi terpampang di depannya ketika akan melangkahkan kaki ke dalam rumah. Menyadari ibu tadi hanya diam saja diambang pintu sambil melihat foto bayinya Gabriel, bibi Ranti menoleh kebelakang lalu memperhatikan kemana arah pandang ibu itu."Dia Gabriel, Bu. Cucuku. Sangat manis bukan? Dia sangat menggemaskan.""Oh ya, lalu dimana ibunya, Bu?""Itu yang bawahnya adalah fo …." Ucapan bibi Ranti terputus waktu tangannya menunjuk foto Aneta yang ternyata tidak ada di atas nakas."Ah, sepertinya foto itu dipindahkan ke dalam kamarnya. Lain kali ku kenalkan pada orangnya saja. Ayo, Bu, silahkan masuk. Ini adalah rumah baru yang dibeli oleh anakku dengan susah payah.walaupun sederhana tapi rumah ini lebih layak dari rumah sebelumnya.

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 37

    Merasa tidak akan ada pertolongan dari ibunya, Gabriel memilih berdiri sendiri dengan raut wajah yang bisa lah di lipat seperti kardus bekas. Kusut sekali. Gabriel berdiri dan membersihkan tangan dan celananya dari debu bekas tadi dirinya terjatuh.Anak kecil itu memperhatikan wajah ibunya. "Mama tidak apa-apa?"Kekhawatiran mulai ditunjukkan oleh Gabriel. Ia seperti melihat ibunya ketakutan. Berkali-kali dirinya memanggil nama ibunya, tapi ibunya sama sekali tidak merespon. Lalu Gabriel menarik tangan Aneta, dan disitulah Aneta baru tersadar ada Gabriel disampingnya."Mama kenapa?""Tidak apa-apa, Briel. Sepertinya Mama sudah selesai belanja dan sekarang kita bayar dulu di kasir. Ayo, Briel."Aneta langsung menarik tangan Gabriel. Dan tanpa sadar menyeret anak kandungnya itu untuk cepat mengikuti langkah kakinya."Pelan-pelan, Ma. Aku hampir saja terjatuh." Barulah Aneta menoleh kebelakang dan mendapati wajah Gabriel yang meringis menahan sakit. Aneta menunduk untuk memeriksa bagian

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 36

    Dengan pandangan marah dan kesedihan di wajahnya, Karina menarik tangan Reksa untuk keluar dari ruangan rawat inap putrinya, supaya Felicia tidak bisa mendengar pembicaraan kedua orang dewasa tersebut."Reksa, apa yang kamu lakukan? Apa kamu berniat memberitahukan hal itu pada Felicia? Kamu bukanlah ayah kandungnya dan dia tidak perlu tahu. Hal itu hanya akan membuatnya terus kepikiran lalu akhirnya drop kembali. Aku sungguh tidak ingin hal itu terjadi."Reksa menghela napas mencoba membuat alasan yang tepat supaya Karina mengerti tentang keadaannya, "Tapi aku rasa Felicia perlu tahu kebenarannya."Jawaban Reksa membuat Karina sedikit menahan emosinya. "Apa maksudmu Reksa? Apa kau mulai bosan dengan Felicia? Kenapa baru sekarang kau menunjukkan kalau sebenarnya enggan untuk dimintai pertolongan? Kalau tidak ingin melakukannya kenapa tidak jujur dari awal. Ini sudah setengah jalan Reksa, dan kau mau mundur? Maaf Reksa aku tidak bisa membiarkannya.""Tolong mengertilah, Karina. Aku sen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status