Share

Menemui Gabriel

Author: Mrs. TM
last update Last Updated: 2023-07-21 14:10:50

Hari ini adalah hari minggu, Aneta libur kantor dan Gabriel libur sekolah, sebenarnya hari ini di sekolah Gabriel ada ekstrakulikuler, namun Gabriel sengaja izin untuk tidak ikut karena ia ingin menemani Ibunya di hari libur ini.

Di hari pertama usia Ibunya genap dua puluh delapan tahun, ia mulai mempunyai pikiran untuk mencarikan Ibunya pendamping serta calon ayah yang baik untuk masa depan mereka nanti.

Memang pemikiran Gabriel sangat berbeda dengan anak seusianya, dan itulah perbedaan anak yang bisa dikatakan broken home itu dengan anak lainnya, ia begitu memikirkan Ibunya karena sedari kecil memang ia hanya kenal Aneta sebagai Ibu sekaligus Ayah bagi dirinya, dan ia sangat menyayangi Aneta.

Pagi ini seperti biasa Ibunya memasak di dapur dengan bahan seadanya, tapi untung lah Gabriel bukan tipe anak yang memilih dalam hal makan, ia selalu memakan apa saja yang dimasakkan Aneta untuk dirinya, walau kadang hanya satu butir telur yang dicampur dengan setengah plastik terigu lalu digoreng, ia sudah sangat bersyukur karena lauk itu bisa dibagi dua dengan Ibunya, itulah Gabriel, Aneta jelas sangat beruntung memiliki anak sepertinya.

Sebenarnya bisa saja Aneta membelikan ayam goreng kesukaan Gabriel setiap hari, tapi ia tidak bisa melakukan itu karena kurang sedikit lagi, ia bisa membayar DP untuk rumah minimalis di komplek perumahan dekat Gabriel bersekolah, karena sebagai orang tua, ia juga ingin memberi tempat tinggal yang layak untuk Gabriel, walaupun harus mencicil tapi ia pikir itu akan mudah selama ia bisa tetap bekerja di perusahaan tempat ia bekerja sekarang, karena disana gajinya lumayan besar bagi seorang Aneta.

"Apa pekerjaan Mama di kantor berjalan lancar?'' tanya Gabriel yang sedang duduk di atas tikar sambil menunggu Ibunya mengambil sarapan untuknya.

Aneta tersenyum memandang sejenak putra tampannya itu, ia sangat terharu karena Gabriel masih sempatnya sepengertian itu pada dirinya.

Ia mengambil nasi dan telur tepung goreng ala kadarnya dan menuju tempat Gabriel duduk memperhatikan segala gerak Ibunya.

Aneta mencubit hidung Gabriel gemas, ia tidak menyangka anak yang dulu pernah tidak ia inginkan hadir di kehidupannya itu membawa kebahagiaan tersendiri dalam hidup Aneta.

"Dimakan dulu, Briel ... katanya tadi ngajak ke taman.'' Aneta mengusap lembut kepala Gabriel.

"Beneran Ma?" Aneta mengangguk dan tersenyum lebar.

"Yeayy ....'' Gabriel mencium seluruh wajah Ibunya, baginya jalan-jalan walaupun hanya ke taman adalah suatu kebahagiaan untuk Gabriel karena ia jarang sekali bahkan hampir tidak pernah merasakan yang namanya jalan-jalan.

Gabriel segera menghabiskan sarapan yang tadi di buatkan oleh Ibunya.

Sementara Aneta sedang bersiap-siap di dalam kamar, datanglah seorang pria berkaos hitam dan memakai celana jeans yang mengetuk pintu kontrakan Aneta yang terbuka sedikit itu, karena ia pikir pintu itu tidak terkunci dan tidak ada orang yang menyahut ketukan pintu darinya, ia membuka pintu itu perlahan dan mencoba untuk melihat apa ada orang di dalam ataukah tidak.

Sejenak pria itu membuka kacamata hitamnya dan tertegun melihat seorang bocah makan dengan lahap tanpa menyadari ada seseorang yang memperhatikan dirinya dari pintu. 

Pria itu memandang seluruh ruangan disana,bukan seluruh ruangan, tepatnya hanyalah sebuah ruangan, ruang tamu sekaligus ruang keluarga dan dapur, di tempat itulah Aneta membesarkan anaknya seorang diri.

"Hai boy ....'' Sapaan itu mengejutkan seorang anak kecil yang sedang asyik menikmati sarapan paginya.

''Oh hai uncle baik hati, kau membuatku kaget ... ayo masuklah.'' Gabriel berdiri dan berlari ke arah Reksa.

Reksa menyambut tangan Gabriel dengan pelukan hangat, lalu menggendong anak itu dan berjalan masuk kedalam rumah.

Gabriel menyuruh Reksa duduk di hadapannya.

''Uncle, aku minta maaf tidak bisa memberikan makanan yang satunya ini padamu, karena makanan ini milik ibuku,'' seru Gabriel tidak enak hati pada paman baik di hadapannya itu.

Reksa tersenyum hangat mengagumi sifat anak kecil di hadapannya kini. ''Tidak masalah boy … tapi dimana ibumu?''

Belum sempat menjawab pertanyaan dari Gabriel, Reksa sudah mendapatkan telepon dari klien.

Reksa menepuk pelan jidatnya sambil mengambil handphone dari saku celananya, dia lupa kalau hari ini dirinya ada janji dengan klien penting untuk acara besok pagi yaitu acara ulang tahun perusahaan.

Reksa menempelkan handphone pintar itu ke kupingnya. ''Saya lupa maaf saya akan segera kesana.''

Reksa mematikan dan menyimpan handphonenya kembali, di lihatnya pria kecil dihadapannya yang juga sedang melihat pria matang itu.

''Apa ada masalah uncle?''

''Ya…dan maaf tidak bisa menemanimu di hari libur seperti janjiku kemarin.'' Reksa sangat menyesal.

''No uncle, aku tidak apa-apa, serius,'' ucap Gabriel meyakinkan seseorang yang ia pikir sangat cocok jika menjadi ayahnya.

''Tapi apa uncle tidak ingin menemui ibuku dulu?''

''Sebenarnya aku sangat ingin, boy.''

''Tapi maaf aku sedang buru-buru untuk saat ini.''

''Baiklah uncle, hati-hati dijalan....'' Gabriel melambaikan tangan pada Reksa yang sudah mulai berjalan keluar rumah.

Pintu kamar diruangan itu terbuka, muncul Aneta yang sudah siap memakai baju terbaik yang ia punya.

Aneta tersenyum pada putra tampannya itu.

''Ma, coba tebak siapa yang tadi baru saja datang?'' seru Gabriel saat melihat ibunya itu duduk di depannya dan mengambil piring makanan untuk dirinya sendiri.

''Memang siapa, Briel?'' tanya Aneta sambil mulai memasukkan nasi kedalam mulutnya.

''Kenapa mata mama merah?'' Seru Gabriel yang sontak membuat Aneta menghentikan kunyahannya, namun sedetik kemudian Aneta mencoba menetralkan raut wajahnya.

''Mata mama tadi kena debu, Briel....''

''Bohong….''

''Benar sayang, mama tidak bohong.''

''Sekarang lanjutkan makanmu Briel, lalu kita berangkat ke taman, oke....''

''Baiklah,'' jawab Gabriel lesu.

Sebenarnya Aneta tahu apa yang ada dipikiran Gabriel, ia tahu kalau anaknya itu tidak percaya pada Aneta, tapi Aneta memilih untuk mengalihkan pembicaraan mereka supaya Gabriel tidak memikirkan apa yang menjadi topik pembahasan mereka tadi, walau itu sangat sulit.

Dan tanpa Gabriel tahu siapa penyebab mata merah Aneta yang sebenarnya.

Aneta akui dirinya terlalu pengecut untuk mengakui semuanya di depan Gabriel, dia takut jika putranya itu membenci dirinya bahkan meninggalkan dirinya jika tahu om baik yang ia kenal selama ini adalah ayah kandungnya.

Apalagi Reksa punya segalanya yang Aneta tak punya.

Sebenarnya dia tak ingin menjadi manusia egois yang memisahkan anak dan ayah, namun semua itu ia lakukan demi menjaga Gabriel agar tetap menjadi anaknya. 

''Apakah mama tahu tadi om baik datang?'' Walaupun masih kecewa dengan Aneta yang tidak mau jujur, tapi Gabriel mencoba memulai pembicaraan.

Aneta susah payah menelan nasi yang masuk ke dalam kerongkongannya ketika Gabriel kembali membicarakan hal yang tidak ingin ia bicarakan, ia meraih gelas berisi air putih lalu meminumnya dengan cepat.

''Aku punya rencana untuk menjodohkannya dengan mama.''

Byurr … Aneta seketika menyemburkan air yang baru saja di minumnya di hadapan Gabriel.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 41

    Tanpa diduga, Karina bersama Felli tersenyum manis di depan pintu apartemennya. Sangat menyebalkan, pikir Reksa. Apakah sopan bertamu di jam saat ini? Sungguh sangat mengganggu bagi Reksa."Papa." Felli langsung memeluk Reksa.Dan dengan terpaksa Reksa merubah raut wajah yang tadinya cuek menjadi sedikit lembut, karena walau bagaimanapun Felli adalah anak kecil yang tidak tahu apapun tentang masalah yang saat ini ada."Pa, aku bermimpi sangat buruk. Aku takut, Pa." Felli mengadu dalam pelukan Reksa."Tidak apa-apa, Fell. Itu hanya mimpi.""Kenapa Papa tidak mau tinggal bersamaku. Aku ingin tidur ditemani Papa." Reksa melepas pelukan Felli, mencoba memberi penjelasan pada anak kecil itu."Tidak bisa, Fell. Jaraknya terlalu jauh dari kantor saya. Lagi pula saya banyak pekerjaan untuk saat ini.""Baiklah kalau begitu aku saja yang tinggal bersama Papa disini."Reksa sontak melotot pada Karina. Ia seakan memberi bahasa isyarat. Dan Karina terlihat seperti gugup dan salah tingkah. Namun ak

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 40

    Bagai bunga layu selama bertahun-tahun yang kemudian disiram air. Hati Gabriel sangat bahagia. Bagaimana tidak? Hal ini adalah hal yang paling di tunggunya. Gabriel adalah anak normal yang menginginkan keluarga lengkap. Namun binar bahagia yang tampak jelas di mata Gabriel kini redup saat Aneta mengatakan hal yang mematahkan mimpinya yang menginginkan sebuah keutuhan dalam hidupnya."Jika memang itu tujuanmu datang kesini, maka pergilah. Gabriel tidak akan pernah menanyakan hal itu padaku. Tolong jangan usik kami lagi." Sungguh kata-kata yang keluar dari mulut Aneta baru saja adalah sebuah kemunafikan. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang ada di hati dan yang ada di pikirannya.Bukan untuk dirinya, melainkan untuk kebaikan Gabriel nanti. Ia bisa menjamin masa depan Gabriel untuk kedepannya, jika hal itu tentang sebuah materi, entah itu uang jajan maupun uang sekolah, Aneta tetap akan selalu berusaha untuk memenuhinya, walau bagaimanapun caranya.Tapi untuk kasih sayang seorang a

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 39

    Setelah setengah jam perjalanan Calista berhenti di toko kue, dirinya mengambil dua buah kue blackforest dan menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Kemudian Calista keluar dan masuk kembali kedalam mobilnya. Calista melanjutkan perjalanan dan Reksa masih setia mengikuti mobil Calista dari belakang. Tidak berselang lama, Calista kembali membelokkan mobilnya ke sebuah taman. Reksa sumringah. Ia berpikir pasti Calista kesini karena ingin menemui Gabriel. Karena anak kecil itu sangat suka sekali dengan yang namanya jalan-jalan, walaupun hanya ke taman saja.Tidak lama berselang ada wanita paruh baya menghampiri Calista. Reksa bingung, siapa wanita itu? Tidak banyak orang di Indonesia yang ia kenal. Mereka tampak mengobrol sangat akrab, dan ketika menoleh ke samping, Reksa terkejut, bukankah itu adalah wanita yang kemarin ia temui di alamat yang dikirim oleh Alex.Tapi apa hubungannya Calista dengan wanita itu. Atau jangan-jangan ini hanya permainan Calista saja yang ingin menghambat di

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 38

    Setelah berhasil membuat Reksa pergi dari halaman rumah Aneta, bibi Ranti mengajak ibu tetangga sebelah itu untuk masuk kedalam rumah, sekedar minum teh sebagai ucapan terimakasih.Ketika ibu itu masuk kedalam rumah, ibu itu mendadak berhenti ketika melihat foto bayi terpampang di depannya ketika akan melangkahkan kaki ke dalam rumah. Menyadari ibu tadi hanya diam saja diambang pintu sambil melihat foto bayinya Gabriel, bibi Ranti menoleh kebelakang lalu memperhatikan kemana arah pandang ibu itu."Dia Gabriel, Bu. Cucuku. Sangat manis bukan? Dia sangat menggemaskan.""Oh ya, lalu dimana ibunya, Bu?""Itu yang bawahnya adalah fo …." Ucapan bibi Ranti terputus waktu tangannya menunjuk foto Aneta yang ternyata tidak ada di atas nakas."Ah, sepertinya foto itu dipindahkan ke dalam kamarnya. Lain kali ku kenalkan pada orangnya saja. Ayo, Bu, silahkan masuk. Ini adalah rumah baru yang dibeli oleh anakku dengan susah payah.walaupun sederhana tapi rumah ini lebih layak dari rumah sebelumnya.

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 37

    Merasa tidak akan ada pertolongan dari ibunya, Gabriel memilih berdiri sendiri dengan raut wajah yang bisa lah di lipat seperti kardus bekas. Kusut sekali. Gabriel berdiri dan membersihkan tangan dan celananya dari debu bekas tadi dirinya terjatuh.Anak kecil itu memperhatikan wajah ibunya. "Mama tidak apa-apa?"Kekhawatiran mulai ditunjukkan oleh Gabriel. Ia seperti melihat ibunya ketakutan. Berkali-kali dirinya memanggil nama ibunya, tapi ibunya sama sekali tidak merespon. Lalu Gabriel menarik tangan Aneta, dan disitulah Aneta baru tersadar ada Gabriel disampingnya."Mama kenapa?""Tidak apa-apa, Briel. Sepertinya Mama sudah selesai belanja dan sekarang kita bayar dulu di kasir. Ayo, Briel."Aneta langsung menarik tangan Gabriel. Dan tanpa sadar menyeret anak kandungnya itu untuk cepat mengikuti langkah kakinya."Pelan-pelan, Ma. Aku hampir saja terjatuh." Barulah Aneta menoleh kebelakang dan mendapati wajah Gabriel yang meringis menahan sakit. Aneta menunduk untuk memeriksa bagian

  • Ayah Putraku Ternyata CEO Kaya   Chapter 36

    Dengan pandangan marah dan kesedihan di wajahnya, Karina menarik tangan Reksa untuk keluar dari ruangan rawat inap putrinya, supaya Felicia tidak bisa mendengar pembicaraan kedua orang dewasa tersebut."Reksa, apa yang kamu lakukan? Apa kamu berniat memberitahukan hal itu pada Felicia? Kamu bukanlah ayah kandungnya dan dia tidak perlu tahu. Hal itu hanya akan membuatnya terus kepikiran lalu akhirnya drop kembali. Aku sungguh tidak ingin hal itu terjadi."Reksa menghela napas mencoba membuat alasan yang tepat supaya Karina mengerti tentang keadaannya, "Tapi aku rasa Felicia perlu tahu kebenarannya."Jawaban Reksa membuat Karina sedikit menahan emosinya. "Apa maksudmu Reksa? Apa kau mulai bosan dengan Felicia? Kenapa baru sekarang kau menunjukkan kalau sebenarnya enggan untuk dimintai pertolongan? Kalau tidak ingin melakukannya kenapa tidak jujur dari awal. Ini sudah setengah jalan Reksa, dan kau mau mundur? Maaf Reksa aku tidak bisa membiarkannya.""Tolong mengertilah, Karina. Aku sen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status