Share

Part 11

"Gak, ah. Ogah. Entar kalau kemasukan lintah bagaimana? Iiih..Geli!"

Susi bergidik. Mungkin tengah membayangkan bentuk lintah yang memiliki bentuk tubuh pipih di bagian dorsal dan kecil di bagian anteriornya. Ih...Aku saja mengingat bentuk lintah udah membuat bulu romaku meremang. Meski sebenarnya di bandar kecil ini belum pernah kami menemukan hewan licin itu kecuali belut dan sejenisnya serta ular sawah.

"Hanya ini yang ada, Sus. WC di rumah pada jorok semua. Bagaimana?"

Ia tampak menyerungut. Dan aku, sebenarnya sudah ingin terbahak menertawai nasibnya. Tapi, bibir ini masih bisa ku tahan. Salahnya saja yang terlalu banyak maunya.

Lama berfikir, akhirnya ia mengangguk setuju untuk berjongkok di atas potongan kayu yang terbentang di atas bandar kecil itu. Aku memutuskan menunggunya di halaman samping karena tak mungkin aku menontonnya membuang hajat. Apalagi, di situ sama sekali tidak ada penutupnya. Awalnya ia menolak ku tinggalkan dengan alasan takut karena matahari sudah hampir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status