Share

Foto Editan

Penulis: Vicka Villya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-22 12:36:38

"Kamu nampar aku, Mas?"

Suara Diana terdengar lirih tapi tatapan matanya cukup tajam menatap Diaz yang kini terdiam setelah ia melakukan kekerasan tersebut. Ia tidak menyangka jika tangannya sampai menampar wajah istrinya.

"Di, aku—"

Diana langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Ia menumpahkan tangisnya di dalam sana karena rasa kecewa, bukan rasa sakit dan perih karena tamparan tersebut. Diaz sudah sangat menyakiti hatinya dan kini ia bahkan berani main tangan.

Di atas tempat tidur Diaz termenung. Ia benar-benar kelepasan karena tidak terima saat Diana mengatakan bahwa ia jijik disentuh olehnya. Diaz bukannya sok suci, tapi selama ini Diana selalu pasrah setiap kali ia sentuh dan Diaz tahu, istrinya itu sangat mencintainya dan begitu mendamba cintanya. Hanya dengan melakukan penyatuan ia bisa membuat Diana percaya bahwa cintanya terbalas.

Diaz bukan orang yang bisa berkomitmen dengan suatu hubungan sejak dulu. Ia hanya mencari kesenangan semata. Beberapa kali dipaksa menikah dan ia membawa beberapa wanita sebagai calon tunangan, sampai bertunangan tetapi tidak menikah karena jiwa bebas Diaz enggan untuk diikat.

Sampailah hari itu, hari dimana ia meminta mamanya melamarkan Diana untuknya. Diana adalah anak magang di kantornya. Berkat wajah cantik alami dengan inner beauty yang terpancar di wajahnya serta sikap santun dan lemah lembutnya, Diaz memilihnya menjadi pendamping hidup. Dan itu juga karena mamanya yang juga menyukai Diana yang pernah menolongnya serta mendonorkan darahnya beberapa kali.

Waktu itu juga orang tuanya mendesak apabila Diaz tidak menikah dalam waktu dekat, maka kemungkinan besar perusahaan akan diambil alih oleh kakak iparnya sementara Diaz begitu tahu seperti apa sepak terjang sang kakak ipar yang begitu lemah lembut. Tentu saja tidak sesuai dengan kinerja keluarga Megantara.

Diaz menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran-pikiran buruk yang merasukinya. Ia harus pergi ke kantor dan membiarkan Diana untuk menenangkan dirinya sendiri.

"Maaf Di, maaf karena sudah menamparmu," lirih Diaz.

Diaz hendak berdiri dan meneruskan niatnya untuk pergi ke kantor tetapi ia tak sengaja melihat benda pipih yang terdapat di bawah bantal ketika ia hendak merapikan tempat tidur tersebut sebagai bentuk permohonan maaf kepada Diana. Itu adalah ponsel Diana dan entah mengapa Diaz tertarik untuk membukanya seban selama ini Diaz tidak begitu tertarik dengan kegiatan istrinya.

Mata Diaz membulat sempurna karena begitu ia membuka sebuah aplikasi pesan, ia menemukan sebuah pesan dari nomor tak dikenal dan di sana terdapat foto dirinya yang sedang tidur dalam satu selimut dengan seorang wanita yang sangat jelas dikenali olehnya.

"Kurang ajar! Berani sekali wanita sialan itu mengirim foto ini pada Diana dan berani sekali dia mengambil gambar saat aku tertidur. Dia rupanya ingin cari mati!"

Tangan Diaz terkepal kuat, ia sangat menyayangkan tindakan wanita yang berada di dalam foto bersamanya. Pantas saja Diana pagi ini menangis dan tidak lagi mampan dengan rayuan gombalnya, rupanya karena foto ini. Tentu Diana pasti tidak akan mempercayainya lagi.

Diaz merenung, tadinya ia ingin berangkat ke kantor akan tetapi sebuah pesan yang masuk di ponsel istrinya membuat Diaz mengurungkan niatnya. Ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Diana terlebih dahulu, ia tidak mungkin melepas dan tidak akan melepas istri sekaligus menantu sesempurna Diana.

'Aku memang bejat, tapi aku tidak bisa melepaskannya. Aku tidak mencintainya tapi aku membutuhkannya,' gumam Diaz dalam hati.

Orang yang pandai sepertinya, sangat tepat dalam mengambil langkah, serta memiliki jutaan taktik yang tiada habisnya tentu langsung mendapatkan ide agar bisa meluluhkan hati istrinya. Diaz tersenyum kemudian ia membawa ponsel Diana menuju ke depan pintu toilet. Dengan perlahan-lahan Diaz mengetuk pintu tersebut dan meminta Diana untuk keluar.

"Di kita perlu bicara please ... ada yang ingin aku jelasin sama kamu," panggil Diaz dengan suara yang begitu lembut.

Diana yang masih menangis di dalam toilet walaupun tidak bersuara langsung menghapus jejak air matanya yang mengalir di pipi. Ia membasuh wajahnya yang terlihat sembab kemudian ia keluar dari kamar mandi sebab ia juga masih ingin berbicara dengan Diaz —menyelesaikan rumah tangga mereka tentu saja.

Diana terkejut karena ia menabrak dada bidang Diaz yang rupanya masih berdiri di depan pintu toilet, sedangkan Diana keluar dengan kepala yang sedikit menunduk dengan perasaan dan pikiran yang begitu kacau.

Diaz tersenyum sembari berkata, "Di, apakah pesan yang masuk di ponselmu ini adalah penyebab dari air matamu pagi ini, juga dengan sikapmu yang begitu berani melawanku?" tanya Diaz dengan suara yang begitu lembut. Seperti biasa, ia selalu mampu memanipulasi istrinya, akan tetapi Diana tentu harus antisipasi karena suaminya ini adalah seorang pria yang manipulatif.

Diana kaget saat melihat ponselnya berada di genggaman Diaz. Suaminya itu kemudian meraih tangannya dan mengajaknya untuk duduk di tempat tidur.

"Kalau kamu sudah tahu, tidak perlu bertanya lagi Mas. Dan tidak perlu menjelaskan apa yang terjadi pada saat itu karena kita pun sudah sama-sama dewasa dan tahu apa yang baru saja dilakukan wanita dan pria dalam keadaan seperti itu," ucap Diana sedikit sarkas. Tidak ada toleransi lagi bagi suami manipulatifnya ini.

Diaz masih memasang wajah tenang, ia begitu percaya diri bisa menghasut istrinya untuk kembali mempercayainya. Bukankah ia sudah sangat pandai memainkan sandiwara selama hampir lima tahun belakangan ini?

"Apakah tidak kamu perhatikan, bukankah foto ini sama persis dengan foto kita waktu kita bulan madu di Paris? Coba deh kamu perhatiin," ucap Diaz memberikan ponsel Diana yang menampilkan gambar yang membuat mata Diana kembali memanas.

Diana menatap datar kepada Diaz kemudian ia menatap kembali gambar tersebut. Diana tidak begitu mengingat bagaimana bulan madunya dengan Diaz karena mereka pergi bukan hanya sekadar bulan madu, tetapi Diana menemani Diaz untuk perjalanan bisnis yang dirangkaikan dengan bulan madu mendadak.

"Maksud kamu gimana Mas?" tanya Diana yang malas berpikir karena baginya suaminya ini sekalinya pembohong pasti akan tetap menjadi pembohong.

Diaz kemudian merangkul bahu Diana, akan tetapi istrinya itu langsung mengambil jarak. Diaz tidak marah seperti tadi walaupun sebenarnya perasaannya begitu geram dengan sikap Diana yang ogah-ogahan disentuh olehnya. Tapi ia harus bisa menahannya karena ini adalah cara untuk bisa mengambil hati istrinya.

"Aku pernah mengupload foto kita di sosial media ketika malam itu kita baru saja melakukan sesi percintaan ... dan bisa kamu lihat sendiri ini adalah tempat tidur di mana kita menghabiskan malam bersama di sana," ucap Diaz.

"Dan kamu pasti tahu apa yang dilakukan wanita itu, dia sudah mengedit foto ini. Dia mungkin saja mengambilnya dari sosial mediaku. Aku baru saja mengingatnya lalu aku menghapusnya, aku tidak ingin ada wanita-wanita lain yang mengedit foto seperti ini lalu mengirimkannya padamu hingga rumah tangga kita hancur berantakan hanya karena orang yang begitu iri pada kita."

Diana terdiam, jujur saja ia kurang percaya kepada suaminya, apalagi ia tidak ingat sama sekali tentang hotel tersebut. Hati Diana sudah sakit walaupun ternyata itu adalah foto editan, pasti di luar sana ada banyak wanita yang dekat dengan suaminya hingga melakukan hal seperti ini untuk bisa menghancurkan rumah tangganya. Dan Diana sudah berkali-kali mendapatkan laporan seperti ini dari para wanita tersebut.

"Di bagaimana? Aku sudah menjelaskan padamu kalau aku tidak selingkuh. Ini hanya sebuah foto editan. Kamu tahu sendiri aku ini adalah pengusaha sukses, sangat banyak yang ingin menghancurkanku dan menghancurkan kita. Apakah kamu masih berniat untuk berpisah? Apakah kamu tetap ingin bercerai?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ayo Cerai Mas!   Bab 22

    Tubuh Diana menegang begitu tahu apa yang selama ini disembunyikan mertuanya. Dia menanti mulut itu terbuka lagi untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi."Diaz itu adalah anak Mama yang sangat nakal tetapi menyimpan kepedulian yang hampir tidak terlihat. Semua ini salah Mama, jika saja Mama bisa menegurnya dan membuatnya berubah ...."Indria mengambil tangan menantunya yang selama ini membuatnya banyak merasa bersalah karena secara tidak langsung sudah menjebaknya dalam pernikahan toxic bersama putranya yang tidak pernah serius dalam menjalin hubungan."Dulu Mama sudah pasrah karena Diaz berkata dia tidak akan pernah menikah. Semua itu karena pengalaman pribadi keluarga kami. Sebelum rumah tangga Mama dan Papa ini terlihat harmonis, kami dulu pernah berjuang melawan badai yang hampir menghancurkan rumah tangga ini. Semua karena godaan perempuan yang memanfaatkan kekuasaan Papa."Indria akhirnya memilih membuka tabir keluarga mereka di mana dulu dia dan mendiang suamianya pernah

  • Ayo Cerai Mas!   Ada Aku Ma

    Pesawat yang ditumpangi Diaz dan Diana kini telah mendarat. Dengan terburu-buru pasangan tersebut keluar dan masuk ke dalam mobil yang sudah menanti mereka. Sejak di dalam pesawat Diaz tak bisa tenang. Ia khawatir terjadi sesuatu yang begitu buruk pada wanita yang telah melahirkannya itu. Diaz telah kehilangan sosok Ayah, ia tak ingin kehilangan lagi sosok Ibu.Diana juga tahu kegelisahan suaminya, tak bisa ia pungkiri pun ia sangat gelisah. Ibu mertuanya menyayanginya begitu sangat, seakan mereka bukanlah pasangan anak menantu dan mertua. Diana diperlakukan bagaikan anak kandung sehingga rasa khawatir itu tak kalah dari yang dirasakan Diaz."Di, Mama," lirih Diaz, ia meremas tangan Diana, mencoba menyalurkan apa yang tengah ia rasakan."Kita harus tetap tenang, Mas. Lebih baik kita berdoa agar Mama baik-baik saja," ucap Diana mencoba menenangkan Diaz, padahal di sini ia juga tak kalah risau.Mobil yang ditumpangi Diaz dan Diana terasa begitu lamban padahal sopir sudah mengerahkan kec

  • Ayo Cerai Mas!   Kabar Buruk

    Arunika kembali menampakkan kehadirannya, debur ombak sayup-sayup terdengar menenangkan indera. Embusan angin dan sapuan lembut di pipi juga membantu Diana membuka kedua mata indahnya. Di hadapannya kini tampak seorang pria dengan pahatan wajah yang begitu sempurna mendeskripsikan bagaimana Tuhan sedang begitu bahagia saat menciptakannya. Alis tegas serta hidung mancung itu seakan begitu pantas diberikan padanya, belum lagi rahang tegas dan bulu mata uang yang lentik, semakin menambah kesan tampan padanya. Jangan lupakan senyum menawan dari bibir yang sering berkata manis tetapi menghasilkan empedu bagi Diana, ah jika mengingat semua itu rasanya ia ingin kembali tertidur dan bermimpi. Mimpi? Diana bahkan ingat yang terjadi semalam bukanlah sekadar mimpi belaka. Diaz begitu dekat dengannya seperti saat ini, saat suaminya begitu dekat dengan wajahnya. Mengingatnya membuat Diana tersipu."Selamat pagi My Wife, apakah tidurmu menyenangkan?"Sapaan Diaz tersebut semakin mempertegas keja

  • Ayo Cerai Mas!   Di bawah sinar rembulan

    "Mecca?"Diaz menyebut nama tersebut namun panggilan langsung berakhir. Sepertinya tebakannya benar, ia juga tidak akan lupa dengan suara itu. Wanita yang pernah begitu dekat dengannya."Mas," panggil Diana.Diaz terkejut, ia tidak tahu sejak kapan Diana duduk di hadapannya dan apakah ia mendengar nama yang tadi disebutkan olehnya. Oh semoga saja tidak. Diaz tidak ingin bertengkar di tempat ini dan yang pasti ia lelah jika harus memohon."Kamu sudah selesai?" tanya Diaz dan Diana mengangguk sebagai jawaban."Apakah kita akan tetapi di sini, Mas?" tanya Diana.Diaz tersenyum. "Tentu saja tidak, kita akan jalan-jalan untuk menikmati udara dan keindahan malam di sekitar sini. Oh ya, aku sudah memesankan sepatu flat yang bisa kamu pakai. Lepaskan lagi sepatumu itu," ucap Diaz seraya menyerahkan sebuah paper bag.Diana merasa tersanjung. Mengenai pakaian dan penampilan Diaz memang paling ahli. Kadang Diana bertanya dalam hati bagaimana bisa suaminya itu mengerti tentang fashion wanita dan

  • Ayo Cerai Mas!   Makan Malam Romantis

    Dahi Diaz mengernyit. Ia merasa heran dengan sikap Diana yang mendadak berubah dan kembali menolaknya. Entah apa yang ada di pikiran istrinya itu saat ini, tetapi Diaz tidak akan memaksanya, mungkin Diana sudah begitu lelah melayaninya yang seakan tiada hentinya melakukan pergulatan tersebut."Kamu lelah, Di?" tanya Diaz sambil memasang senyuman penuh kepalsuan. Ia adalah orang yang paling tidak suka mendapatkan penolakan, namun demi tetap menjaga keberadaan istrinya di sisinya, ia akan menahan segala rasa yang menurutnya merupakan sebuah penghinaan.Diana tersadar akan ucapannya dan pikirannya yang membuat ia teringat akan kejadian beberapa waktu yang lalu. Harusnya ia tidak melakukan itu sebab suaminya ini sudah terlihat berubah semenjak kematian ayah mertua. Diana hanya terbawa suasana saja."Bu-bukan, Mas. Aku hanya ingin menikmati suasana malam di tempat ini," jawab Diana terbata, susah payah ia mencari alasan yang masuk akal agar Diaz percaya padanya.Diaz menggulum senyuman. Ru

  • Ayo Cerai Mas!   Untuk Pertama Kali

    Diaz mengajak Diana bermain di pantai, sebelumnya mereka menikmati kelincahan lumba-lumba bermain dan itu membuat Diana merasa senang. Diaz tak pernah melepaskan genggaman tangannya, Diana merasa sangat dicintai oleh sang suami. Hatinya menolak merasakan bahwa ini adalah salah satu trik suaminya untuk kembali menarik simpati dan juga perhatiannya."Mas, terima kasih sudah mengajakku ke tempat ini. Benar apa yang dijelaskan di artikel itu, tempat ini sangat indah. Jika bukan karena menikah denganmu mungkin aku tidak akan pernah datang ke tempat ini," ucap Diana saat mereka sedang berjalan-jalan di tepi pantai. Ombak dan pasir yang terasa di kaki Diana membuatnya rileks. Belum lagi rasa nyaman dan hangat dari genggaman tangan Diaz. Kali ini, untuk pertama kalinya Diana merasa dicintai oleh sang suami. Ia ingin agar hal ini selalu dan selamanya terjadi. Tidak akan ada lagi Veronika selanjutnya. Diaz adalah suaminya dan sampai kapanpun Diana akan mempertahankannya."Ngomong apa sih, Di.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status